Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI


GEOPOLITIK INDONESIA

1
K ATA P ENG AN TAR

P u j i s y u k u r a t a s k e h a d i r a t T u h a n Yan g M a h a E s a k a r e n a
limpahan rahmatnya sehingga kami diberi kesehatan walafiat. Dan
kami bisa menyelesaikan makalah yang menjadi tugas kami pokok
mata kuliah PPKN.

Makalah yang berjudul tentang Tentang Wawasan Nusantara


Sebagai Geopolitik Indonesia m e r u p a k a n a p l i k a s i d a r i k a m i s e l a i n
untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan
pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan tersebut.

Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai


pihak, baik itu dari dosen pengajar kami atau pun Pihak pihak yang
membantu lainnya yang turut serta membantu terselesaikan
makalah ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih karena
mereka semualah kami punya motivasi dalam merampungkan tugas
makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi


gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan
m e m p e l a j a r i S i s t e m Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia.
Dan jika ada suatu kekurangan atau kesalahan yang terkait makalah
ini kami mohon maaf, dan mohon pengertiannya. Sekian dari kami
terima kasih.

Situbondo, 1 Juli 2010

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia ................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................

1. Pengertian Hekakat dan Kedudukan Wawasan Nusantara ..............

2. Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusatara ...................................

3. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia ..........................

4. Perwujudan Wawasan Nusantara ......................................................

5. otonomi Daerah di Indonesia ............................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................

B. Saran .................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap


rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Pertahanan Keamanan. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi
pandangan atau visi bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa
memiliki wawasan nasional Inggris adalah salah satu contoh bangsa yang
memiliki wawasan nasional yang berbunyi Britain rules the waves. Ini berarti
tanah inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya. Adapun bangsa
Indonesia memiliki wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.

Apakah wawasan Nusantara itu? Secara konsepsional wawasan nusantara


(Wasantara) merupakan wawasan nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan
wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjtnya disebut Wawasan Nusantara
itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia.

Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia


yang terdiri dari daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangunatas pandangan geopolitik bangsa.
Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada konstelasi lingkungan tempat
tinggalnya yang menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan
nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan


berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang,

4
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakekat dan Kedudukan Wawasan


Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide
nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945
(Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiawai
tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai
konsepsi politik kewarganegaraan yang termaktub / tercantum
dalam dasar-dasar berikut ini :
- Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973
- TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978
tentang GBHN
- TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP
MPR 83 dalam mencapat tujuan pembangunan nasionsal :
- Kesatuan Politik
- Kesatuan Ekonomi
- Kesatuan Sosial Budaya
- Kesatuan Pertahanan Keamanan

5
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia pada
hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan (HANKAM). Dan sebagai Wawasan nasional Indonesia, Wawasan
Nusantara merupakan pencerminan dari : Kepentingan yang sama, tujuan yang
sama terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuamn wilayah
Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan nasionalnya Wawasan Nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka
menangani permasalahan yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

2.2 Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi


wawasan nusanatara adalah sebagai berikut :
Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan
menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah
karena dua hal yaitu :
a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang
terjajah dan terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang
terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan, kemiskinan
dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan
dalam diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera.
Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia justru
melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan
melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada
pengkhianat bangsa.

6
b. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara
historis wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan
Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini masih terpisah pisah
berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut
territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan
adanya ordonansi tersebut, laut atau perairan yang ada
diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku
sebagai perairan internasional. Sebagai bangsa yang
terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas merupakan
kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan tersebut
tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa yang
merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari
keadaan tersebut kita membutuhkan semangat kebangsaan
yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya untuk
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh
tidak lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah
Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda
mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya disebut sebagai
Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari
deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial
Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil
dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939. Dekrasi
Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960
tenatang perairan Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta
perairan pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi


wawasan Nusantara dimana laut tidak lagi sebagai pemisah,

7
tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia.

Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum


internasional. Melalui perjuangan panjanag akhirnya Konferensi
PBB tanggal 30 April menerima The United Nation Convention
On The Law Of the Sea(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi Hukum
Laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara dengan asas
Negara Kepulauan (Archipelago State).

Aspek Geografis dan Sosial Budaya


Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia
meruapakan negara bangsa dengan wialayah dan posisi yang
unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan
beragam budaya yang ada di Indonesia.

2.3 Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan


beserta lingkungannya menghasilkan wawasan nasional.
Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan atau visi
bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa
memiliki wawasan nasional Inggris adalah salah satu contoh
bangsa yang memiliki wawasan nasional yang berbunyi Britain
rules the waves. Ini berarti tanah inggris bukan hanya sebatas
pulaunya, tetapi juga lautnya. Adapun bangsa Indonesia memiliki
wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.

8
Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka
wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, laut dan udara
diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang
satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangunatas pandangan
geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan
kepada konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan
nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa
Indonesia.

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan


Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa)
yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang,
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang, cara melihat.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi


bangsa. Visi adalah keadaan atau rumusan umum mngenai
keadaan yang dinginkan. Wawasan nasional merupakan visi
bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi
bangsa Indonesia sesuaidengan konsep wawasan Nusantara
adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan
utuh pula.

2.4 Perwujudan Wawasan Nusantara

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan


Sosial dan Budaya, dalam arti :

9
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu,
perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai nilai
budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai
budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan


Pertahanan Keamanan, dalam arti :
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah
pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.]
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara
dan bangsa.

2.5 Otonomi Daerah di Indonesia

Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan


bangsa dan keutuhan wilayah nasional juga mengajarkan
perlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial,
sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan dalam lingkup
Negara Indonesia.

10
Kesatuan Republik Indonesia memilih cara
Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya bukan
sentralisasi. Hal ini disebabkan wilayah Indonesia yang sangat
luas dan memiliki kondisi geografis serta memiliki budaya yang
berlainan.
Negera Indonesia melaksanakan otonomi daerah karena
melaksanakan amanat UUD 1945 Pasal 18 yang berbunyi
sebagai berikut.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota.
Pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota
mengaturs sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi.
Setiap daerah kabupaten dan kota memiliki dewan
Perwakilan Rakyat yang anggota-anggotanya dipilih melalui
pemilihan umum.
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing
sebagai kepala pemerintahan.
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya.
Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah untuk melaksanakan otonomi.
Susunan dan tata cara penyelenggara
pemerintahan diatur dalam UUD.
Otonom adalah keputusan hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang,
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat.

11
PROVINSI-PROVINSI
1. Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD)

Rumah Adat : Rumoh Aceh atau Rumah Krong Bade

2. Provinsi Sumatera Utara (SUMUT)

Rumah Adat : Ruma Bolon atau Ruma gorga

3. Provinsi Sumatera Barat (SUMBAR)

Rumah Adat : Rumah Gadang

12
4. Provinsi Riau

Rumah Adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar

5. Provinsi Kepulauan Riau

Rumah Adat : Belah Bubung

6. Provinsi Jambi

Rumah Adat : Panggung Kajang Leko

7. Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL)

13
8.
9.
Rumah Adat : Rumah Limas
8. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BABEL)

10.
11. Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
9. Provinsi Bengkulu

12.
Rumah Adat : Bubungan Lima
10. Provinsi Lampung

14
13.
14.
Rumah Adat : Nuwou Sesat

15. Provinsi di Pulau Jawa


16. 11. Provinsi Banten

17.
18. Rumah Adat : Rumah Baduy

19.
20.
21.
22.
23.
24.
25. 12. Provinsi DKI Jakarta

15
26.
27.
Rumah Adat : Rumah Kebaya, Rumah Gudang,
Rumah Joglo Betawi, 13. Provinsi Jawa Barat
(JABAR)

28.
29.
Rumah Adat : Rumah Kasepuhan Cirebon
14. Provinsi Jawa Tengah (JATENG)

30.
31. Rumah Adat : Rumah Joglo, Rumah Padepokan
Jawa Tengah
15. Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta

16
32.
33.
Rumah Adat : Rumah Bangsal Kencono, Rumah Joglo

34. 16. Provinsi Jawa Timur (JATIM)

35.
36.
Rumah Adat : Rumah Situbondo, Rumah Joglo

37. 17. Provinsi Bali

38.
39.
Rumah Adat : Gapura Candi Bentar
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

17
40.
41. Rumah Adat : Rumah dalam Loka Samawa dan
rumah Bale
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

42.
43.
Rumah Adat : Mbaru Niang dan Sao Ria Tenda Bewa
Moni Koanara
Provinsi di Pulau Kalimantan
44. 20. Provinsi Kalimantan Barat (KALBAR)

45.
46.
Rumah Adat : Rumah Betang, Rumah Baluk, Rumah

18
Melayu, Rumah 21. Provinsi Kalimantan Tengah
(KALTENG)

47.
48.
Rumah Adat : Rumah Betang

49. 22. Provinsi Kalimantan Selatan (KALSEL)

50.
51.
Rumah Adat : Rumah Banjar Bubungan Tinggi

52. 23. Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM)

53.
54.
Rumah Adat : Rumah Lamin

19
55. Rumah Adat : Rumah Baloy Mayo

56. 25. Provinsi Sulawesi Utara (SULUT)

Rumah Adat : Rumah Pewaris, Rumah Bolaang


Mongondow
26. Provinsi Sulawesi Barat (SULBAR)

Rumah Adat : Rumah Mamuju, Rumah Tongkonan


27. Provinsi Sulawesi Tengah (SULTENG)

Ibukota : Palu
Rumah Adat : Rumah Tambi, dan Rumah Sou Raja atau

20
Banua Mbaso
Pakaian Adat : Pakaian Adat Nggembe
Tarian Tradisional : Tari Lumense, Tari Pule Cinde, Tari
Torompio, Tari Dero Poso, Tari Pamonte, Tari Mamosa, Tari
Kalanda, Tari Rumongi, Tari Pontanu, Tari Peule Cinde,
Tari Moraego
Senjata Tradisonal : Pasatimpo, Tombak Kanjae/Surampa,
Parang, Pisau, Perisai dan Sumpitan
Lagu Daerah : Tope Gugu
Suku : Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi,
Lore, Pamona, Saluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai,
Balatar, Mamasa, Taa, Baree, Dampal, Dondo, Pendau,
Dampelas, Daa, Wana, Seasea, Tadi, Daya
Julukan :
28. Provinsi Sulawesi Tenggara (SULTRA)

Ibukota : Kendari
Rumah Adat : Rumah Istana Sultan Buton atau Malige,
Rumah Laika
Pakaian Adat : Pakaian Babung Ginasamani
Tarian Tradisional : Tari Balumpa, Tari Lumense, Tari
Manguru, Tari Molulo, Tari Lantitiasi, Tari Kolega, Tari
Dinggu, Tari Lulo Alu, Tari Honari Mosega
Senjata Tradisonal : Keris, Pedang, Tombak, dan Sumpitan
Lagu Daerah : Peia Tawa-tawa, Tana Wolio, Wulele
Sanggula, Symponi Bahteramas
Suku : Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki,
Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, dan
Bugis
Julukan : Bumi Anoa
29. Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL)

21
Ibukota : Makassar
Rumah Adat : Rumah Tongkonan
Pakaian adat : Pakaian adat Bodo
Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas, Tari pakarena,
Tari Bissu, Tari Magellu, Tari Kalioso, Tari Pasulla, Tari
Pattenung, Tari Pajaga, Tari Ganrang Bulo, Tari
Maranding
Senjata Tradisonal : Badik, Peda, Sabel, Tombak, dan
Perisai
Lagu Daerah : Angin Mammiri, Pakerena, Ma Rencong,
Ganrang Pakarena, Ammac Ciang, Anak Kukang, Ati Raja,
Tondok Kadadiangku, Marendeng Marampa, Kilalai
Tondokmu, To Mepare, Sulawesi Parasanganta
Suku : Mandar, Bugis, Toraja, Sadan, Bugis, dan Makassar
Julukan : Kota Daeng
30. Provinsi Gorontalo

Ibukota : Gorontalo
Rumah Adat : Rumah Dulohupa, Rumah Bantayo Po Boide,
Rumah Malihe atau Rumah Potiwoluya dan Rumah Gobel
Pakaian Adat : Pakaian Biliu atau Paluawala dan Mukuta
Tarian Tradisional : Tari Polopalo, Tari Saronde, Tari Dana-
dana, Tari Langga, Tari Tulude, Tari Elengge, Tari Tanam
Padi, Tari Sabe, Tari Mopohuloo / Modepito, Tari Walimah,

22
Tari Saronde
Senjata Tradisonal : Wamilo, Bituo, Sabele, dan Travalla
Lagu Daerah : Binde Biluhuta, Moholunga, Tahuli Li Mama,
Dabu-dabu, Hulandalo Lipuu, Dana-Dana, Ati olo Ati
Mama, Tilola Malo Wolo Wololo, Molipu Ti? Opo
Suku : Gorontalo, Suwawa, Bolango, Atinggola,
Mongondow
Julukan : Kota Serambi Madinah
Provinsi di Kepulauan Maluku
31. Provinsi Maluku

Ibukota : Ambon
Rumah Adat : Rumah Baileo
Pakaian adat : Pakaian adat Cele
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele, Tari Saureka-
Reka, Tari Katreji, Tari Bambu Gila, Tari Peris, Tari Orlapei,
Tari Loliyana, Tari Kabaresi, Tari Panah
Senjata Tradisonal : Parang Salawaku
Lagu Daerah : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka
Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole,
Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, Tanase
Suku : Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon, Rana, Alifru,
Togitil, Furu-furu
Julukan : Kota Ambon Manise
32. Provinsi Maluku Utara

23
Ibukota : Sofifi
Rumah Adat : Rumah adat Sasadu dan Rumah adat
Hibualamo
Pakaian adat : Pakaian adat Manteren Lamo
Tarian Tradisional : Tari Soya-soya, Tari Lenso, Tari
Tidetide, Tari Dengedenge, Tari Cakalele, Tari Gumatere,
Tari Lelehe, Tari Nabar Ilaa, Tari Perang, Tari Ronggeng,
Tari Bara Masuwen, Tari Salai Jin, Tari Dadansa, Tari
Gala, Tari Caka Iba, Tari Tujuh Putri, Tari Pukul Sapu, Tari
Dona-Dona
Senjata Tradisonal : Parang Salawaku
Lagu Daerah : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka
Pintu, Burung Tantina,Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole,
Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande,Tanase
Suku : Module, Pagu, Ternate, Makian Barat, Kao, Tidore,
Buli, Patani, Maba, Sawai, Weda, Gne, Makian Timur,
Kayoa, Bacan, Sula, Ange, Siboyo, Kadai, Galela,Tobelo,
Loloda, Tobaru, Sahu,
Julukan :
Provinsi di Pulau Papua
33. Provinsi Papua Barat

Ibukota : Kota Manokwari


Rumah Adat : Mod Aki Aksa atau rumah kaki seribu
Pakaian adat : Pakaian Serui
Tarian Tradisional : Tari Perang, Tari Suanggi, Tari
Ular/Tari Magasa, Tari Snekala/Palu air, Tari Tifa, Tari Api,
Tari Selamat Datang, Tari Musyoh, Tari Wor, Tari Mayai
Marowa
Senjata Tradisonal : Pisau Belati, Busur dan Panah
Lagu Daerah : Yamko Rambe Yamko, Apuse, E Mambo
Simbo, Sajojo, Rasine Ma Rasine, Wesupe, Diru Diru Nina
Suku : Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentan
Julukan :
34. Provinsi Papua

24
Ibukota : Jayapura
Rumah Adat : Rumah Honai
Pakaian adat : Pakaian Koteka dan Sali
Tarian Tradisional : Tari Selamat datang, Tari Sajojo, Tari
Kreasi Balada Cenderawasih, Tari Yospan/Yosim Pancar,
Tari Seka, Tari Gale-Gale, Tari Pacul, Tari Balada
Senjata Tradisonal : Pisau Belati, Busur dan Panah
Lagu Daerah : Yamko Rambe Yamko, Apuse, E Mambo
Simbo, Sajojo, Wesupe, Rasine Ma Rasine, Diru Diru Nina
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat,
dan Tobati
Julukan : Mutiara Dari Timur

25
24. Kalimantan Utara (KALUT)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa
yang satu dan utuh dalam satu kesatuan republic Indonesia. Untuk
mencapai tujuan nasional maka diperlukan suatu paham geopolitik dan
dikembangkan menjadi wawasan nusantara dan diwujudkan sebagai
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan.
Kesatuan wawasan nusantara ini dilakukan dengan cara
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

B. Saran
1) Kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi yaitu
pemerataan ekonomi dan pembangunan di semua daerah.
2) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial
budaya yaitu mengeksplorasi ragam budaya dengan cara promo
budaya ke manca negara.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan


pertahanan dan keamanan diperlukan tindakan yang tegas jika terjadi
suatu ancaman daerah, misal dari yang terkecil, yaitu mengadakan
penjagaan desa secara bergilir, melakukan kerjasama antar negara
dengan cara latihan gabungan. Sehingga akan terciptanya suatu wilayah satu
kesatuan Indonesia yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai