1
K ATA P ENG AN TAR
P u j i s y u k u r a t a s k e h a d i r a t T u h a n Yan g M a h a E s a k a r e n a
limpahan rahmatnya sehingga kami diberi kesehatan walafiat. Dan
kami bisa menyelesaikan makalah yang menjadi tugas kami pokok
mata kuliah PPKN.
Tim penyusun
2
DAFTAR ISI
.............................................................................................................................iii
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia pada
hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan (HANKAM). Dan sebagai Wawasan nasional Indonesia, Wawasan
Nusantara merupakan pencerminan dari : Kepentingan yang sama, tujuan yang
sama terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuamn wilayah
Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan nasionalnya Wawasan Nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka
menangani permasalahan yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
6
b. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara
historis wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan
Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini masih terpisah pisah
berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut
territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan
adanya ordonansi tersebut, laut atau perairan yang ada
diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku
sebagai perairan internasional. Sebagai bangsa yang
terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas merupakan
kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan tersebut
tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa yang
merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari
keadaan tersebut kita membutuhkan semangat kebangsaan
yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya untuk
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh
tidak lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah
Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda
mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya disebut sebagai
Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari
deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial
Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil
dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939. Dekrasi
Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960
tenatang perairan Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta
perairan pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis dasar.
7
tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia.
8
Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka
wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, laut dan udara
diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang
satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangunatas pandangan
geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan
kepada konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan
nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa
Indonesia.
9
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu,
perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai nilai
budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai
budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.
10
Kesatuan Republik Indonesia memilih cara
Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya bukan
sentralisasi. Hal ini disebabkan wilayah Indonesia yang sangat
luas dan memiliki kondisi geografis serta memiliki budaya yang
berlainan.
Negera Indonesia melaksanakan otonomi daerah karena
melaksanakan amanat UUD 1945 Pasal 18 yang berbunyi
sebagai berikut.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota.
Pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota
mengaturs sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi.
Setiap daerah kabupaten dan kota memiliki dewan
Perwakilan Rakyat yang anggota-anggotanya dipilih melalui
pemilihan umum.
Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing
sebagai kepala pemerintahan.
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya.
Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah untuk melaksanakan otonomi.
Susunan dan tata cara penyelenggara
pemerintahan diatur dalam UUD.
Otonom adalah keputusan hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang,
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat.
11
PROVINSI-PROVINSI
1. Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD)
12
4. Provinsi Riau
6. Provinsi Jambi
13
8.
9.
Rumah Adat : Rumah Limas
8. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BABEL)
10.
11. Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
9. Provinsi Bengkulu
12.
Rumah Adat : Bubungan Lima
10. Provinsi Lampung
14
13.
14.
Rumah Adat : Nuwou Sesat
17.
18. Rumah Adat : Rumah Baduy
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25. 12. Provinsi DKI Jakarta
15
26.
27.
Rumah Adat : Rumah Kebaya, Rumah Gudang,
Rumah Joglo Betawi, 13. Provinsi Jawa Barat
(JABAR)
28.
29.
Rumah Adat : Rumah Kasepuhan Cirebon
14. Provinsi Jawa Tengah (JATENG)
30.
31. Rumah Adat : Rumah Joglo, Rumah Padepokan
Jawa Tengah
15. Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta
16
32.
33.
Rumah Adat : Rumah Bangsal Kencono, Rumah Joglo
35.
36.
Rumah Adat : Rumah Situbondo, Rumah Joglo
38.
39.
Rumah Adat : Gapura Candi Bentar
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
17
40.
41. Rumah Adat : Rumah dalam Loka Samawa dan
rumah Bale
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
42.
43.
Rumah Adat : Mbaru Niang dan Sao Ria Tenda Bewa
Moni Koanara
Provinsi di Pulau Kalimantan
44. 20. Provinsi Kalimantan Barat (KALBAR)
45.
46.
Rumah Adat : Rumah Betang, Rumah Baluk, Rumah
18
Melayu, Rumah 21. Provinsi Kalimantan Tengah
(KALTENG)
47.
48.
Rumah Adat : Rumah Betang
50.
51.
Rumah Adat : Rumah Banjar Bubungan Tinggi
53.
54.
Rumah Adat : Rumah Lamin
19
55. Rumah Adat : Rumah Baloy Mayo
Ibukota : Palu
Rumah Adat : Rumah Tambi, dan Rumah Sou Raja atau
20
Banua Mbaso
Pakaian Adat : Pakaian Adat Nggembe
Tarian Tradisional : Tari Lumense, Tari Pule Cinde, Tari
Torompio, Tari Dero Poso, Tari Pamonte, Tari Mamosa, Tari
Kalanda, Tari Rumongi, Tari Pontanu, Tari Peule Cinde,
Tari Moraego
Senjata Tradisonal : Pasatimpo, Tombak Kanjae/Surampa,
Parang, Pisau, Perisai dan Sumpitan
Lagu Daerah : Tope Gugu
Suku : Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi,
Lore, Pamona, Saluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai,
Balatar, Mamasa, Taa, Baree, Dampal, Dondo, Pendau,
Dampelas, Daa, Wana, Seasea, Tadi, Daya
Julukan :
28. Provinsi Sulawesi Tenggara (SULTRA)
Ibukota : Kendari
Rumah Adat : Rumah Istana Sultan Buton atau Malige,
Rumah Laika
Pakaian Adat : Pakaian Babung Ginasamani
Tarian Tradisional : Tari Balumpa, Tari Lumense, Tari
Manguru, Tari Molulo, Tari Lantitiasi, Tari Kolega, Tari
Dinggu, Tari Lulo Alu, Tari Honari Mosega
Senjata Tradisonal : Keris, Pedang, Tombak, dan Sumpitan
Lagu Daerah : Peia Tawa-tawa, Tana Wolio, Wulele
Sanggula, Symponi Bahteramas
Suku : Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki,
Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, dan
Bugis
Julukan : Bumi Anoa
29. Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL)
21
Ibukota : Makassar
Rumah Adat : Rumah Tongkonan
Pakaian adat : Pakaian adat Bodo
Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas, Tari pakarena,
Tari Bissu, Tari Magellu, Tari Kalioso, Tari Pasulla, Tari
Pattenung, Tari Pajaga, Tari Ganrang Bulo, Tari
Maranding
Senjata Tradisonal : Badik, Peda, Sabel, Tombak, dan
Perisai
Lagu Daerah : Angin Mammiri, Pakerena, Ma Rencong,
Ganrang Pakarena, Ammac Ciang, Anak Kukang, Ati Raja,
Tondok Kadadiangku, Marendeng Marampa, Kilalai
Tondokmu, To Mepare, Sulawesi Parasanganta
Suku : Mandar, Bugis, Toraja, Sadan, Bugis, dan Makassar
Julukan : Kota Daeng
30. Provinsi Gorontalo
Ibukota : Gorontalo
Rumah Adat : Rumah Dulohupa, Rumah Bantayo Po Boide,
Rumah Malihe atau Rumah Potiwoluya dan Rumah Gobel
Pakaian Adat : Pakaian Biliu atau Paluawala dan Mukuta
Tarian Tradisional : Tari Polopalo, Tari Saronde, Tari Dana-
dana, Tari Langga, Tari Tulude, Tari Elengge, Tari Tanam
Padi, Tari Sabe, Tari Mopohuloo / Modepito, Tari Walimah,
22
Tari Saronde
Senjata Tradisonal : Wamilo, Bituo, Sabele, dan Travalla
Lagu Daerah : Binde Biluhuta, Moholunga, Tahuli Li Mama,
Dabu-dabu, Hulandalo Lipuu, Dana-Dana, Ati olo Ati
Mama, Tilola Malo Wolo Wololo, Molipu Ti? Opo
Suku : Gorontalo, Suwawa, Bolango, Atinggola,
Mongondow
Julukan : Kota Serambi Madinah
Provinsi di Kepulauan Maluku
31. Provinsi Maluku
Ibukota : Ambon
Rumah Adat : Rumah Baileo
Pakaian adat : Pakaian adat Cele
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele, Tari Saureka-
Reka, Tari Katreji, Tari Bambu Gila, Tari Peris, Tari Orlapei,
Tari Loliyana, Tari Kabaresi, Tari Panah
Senjata Tradisonal : Parang Salawaku
Lagu Daerah : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka
Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole,
Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, Tanase
Suku : Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon, Rana, Alifru,
Togitil, Furu-furu
Julukan : Kota Ambon Manise
32. Provinsi Maluku Utara
23
Ibukota : Sofifi
Rumah Adat : Rumah adat Sasadu dan Rumah adat
Hibualamo
Pakaian adat : Pakaian adat Manteren Lamo
Tarian Tradisional : Tari Soya-soya, Tari Lenso, Tari
Tidetide, Tari Dengedenge, Tari Cakalele, Tari Gumatere,
Tari Lelehe, Tari Nabar Ilaa, Tari Perang, Tari Ronggeng,
Tari Bara Masuwen, Tari Salai Jin, Tari Dadansa, Tari
Gala, Tari Caka Iba, Tari Tujuh Putri, Tari Pukul Sapu, Tari
Dona-Dona
Senjata Tradisonal : Parang Salawaku
Lagu Daerah : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka
Pintu, Burung Tantina,Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole,
Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande,Tanase
Suku : Module, Pagu, Ternate, Makian Barat, Kao, Tidore,
Buli, Patani, Maba, Sawai, Weda, Gne, Makian Timur,
Kayoa, Bacan, Sula, Ange, Siboyo, Kadai, Galela,Tobelo,
Loloda, Tobaru, Sahu,
Julukan :
Provinsi di Pulau Papua
33. Provinsi Papua Barat
24
Ibukota : Jayapura
Rumah Adat : Rumah Honai
Pakaian adat : Pakaian Koteka dan Sali
Tarian Tradisional : Tari Selamat datang, Tari Sajojo, Tari
Kreasi Balada Cenderawasih, Tari Yospan/Yosim Pancar,
Tari Seka, Tari Gale-Gale, Tari Pacul, Tari Balada
Senjata Tradisonal : Pisau Belati, Busur dan Panah
Lagu Daerah : Yamko Rambe Yamko, Apuse, E Mambo
Simbo, Sajojo, Wesupe, Rasine Ma Rasine, Diru Diru Nina
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat,
dan Tobati
Julukan : Mutiara Dari Timur
25
24. Kalimantan Utara (KALUT)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa
yang satu dan utuh dalam satu kesatuan republic Indonesia. Untuk
mencapai tujuan nasional maka diperlukan suatu paham geopolitik dan
dikembangkan menjadi wawasan nusantara dan diwujudkan sebagai
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan.
Kesatuan wawasan nusantara ini dilakukan dengan cara
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
B. Saran
1) Kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi yaitu
pemerataan ekonomi dan pembangunan di semua daerah.
2) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial
budaya yaitu mengeksplorasi ragam budaya dengan cara promo
budaya ke manca negara.