Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA, KASUS DAN SOLUSI WAWASAN


NUSANTARA DAN DEVIDE ET IMPERA BELANDA

Disusun oleh :
FAJAR MANIK
F1D219005

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang diberikan kepada manusia
menjadikan kehidupan setiap manusia yang tidak pernah lepas dari sikap sosial
dan juga menjadi seseorang individu yang hidup secara sosial. Dalam menjalani
kehidupan yang dalam artian tidak bisa lepas dari pengaruh orang lain
menjadikan individu tentunya harus memiliki suatu sikap yang memiliki
pedoman. Dimana bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya sumber daya
alam, memiliki keistimewaan geografis yaitu di sosong oleh 3 benua sekaligus,
memiliki 2 jalur pengunungan dan di apit oleh dua lautan dangkal serta di lalui
khlustiwa menjadikan keberagamaan di Indonesia baik wilayahnya maupun
penduduknya. Memiliki 17 ribu pulau dan memiliki 3 ratus lebih bahasa dan
puluhan suku yang ada membuat Indonesia yang beragam. Tanpa adanya
suatu pedoman bahwa Indonesia adalah satu demi tujuan Indonesia dan cita-
cita bangsa tidak akan tercapai. Maka perlunya wawasan nusatara yang
menjadi suatu hakikat bagi bangsa Indonesia. Sebab dari semua kelebihan yang
telah disebutkan Indonesia memiliki kelemahan. Kelemahannya terletak pada
wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan
dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air. Dalam kehidupannya,
bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan interelasi dengan
lingkungan sekitarnya (regional atau internasional). Dalam hal ini bangsa
Indonesia memerlukan prinsip–prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak
terombang–ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk
mencapai cita–cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa
Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara
sehingga disebut Wawasan Nusantara. Karena hanya dengan upanya inilah
bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan
menuju masyarakat yang adil, dan sentosa.
Wawasan nusantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya
dalam eksistensinya mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-
tengah lingkungannya. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wawasan
nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia
yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan
nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang meningkat,
dalam "koridor" wasantara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari wawasan nusantara.
2. Hakikat dari wawasan nusantara.
3. Unsur – unsur dari wawasan nusantara.
4. Latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.
5. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara.
6. Faktor – faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara.
7. Implementasi yang berupa kasus dari wawasan nusantara dan solusi
8. Penjelasan devide et impera Belanda
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk mengerti dan memahami tentang ruang lingkup Wawasan
Nusantara
3. Untuk mengimplentasikan wawasan nusantara berupa kasus dan
solusinya
4. Menjelaskan Devide et Impera Belanda lakukan kepada bangsa
Indonesia disertai efek yang dirasakan sekarang ini.
BAB II
DASAR TEORI
Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) bangsa
Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat Wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup
bangsa yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya
tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu
menuju tujuannya. Bagi bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara telah menjadi
cara pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan
visional Bangsa Indonesia. Konsepsi Wawasan Nusantara, sejak dicetuskan
melalui Deklarasi Djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika
yang terus tumbuh dalam praktek kehidupan bernegara (Paristiyadi dkk, 2016).
Menurut Winarno (2008) Pengertian wawasan nusantara dapat diartikan
secara etimologis dan terminalogis. Secara terminalogis, wawasan nusantara
berasal dari kata wawasan dan Nusantara, Wawasan berasal dari kata wawas
(bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, menijau atau
melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggapan
indrawi. Wawasan berate pula cara pandang, cara melihat. Nusantara berasal
dari bahasa Nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan pulau. Antara
artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan benua
Australia dan dua samudera yaitu samudera Hindia dan Pasifik. Secara
terminologis, Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat sebagai berikut:
a. Pengertian menurut Prof. Wan Usman “ wawasan Nusantara adalah cara
pandangan bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam”
b. Pengertian menurut GBHN 1998 “ Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan perstauan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Pengertian menurut Kelompok Kerja “ Wawasan Nusantara untuk diusulkan
menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas 1999, Sebagai berikut:
“cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan perstauan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelengaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori Geopolitik bangsa
Indonesia Geopolitik Sebagai Ilmu Bumi Politik. Pertimbangan dasar bangsa
menentukan alternatif kebijakan dasar nasional untuk mewujudkan tujuan
nasional. Geopolitik adalah Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah –masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa. Maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan
atas keadaan atau tempat tinggal negara itu..
Frederich Ratzel Latar Belakang tumbuhnya Konsepsi Wawasan Nusantara :
1.Aspek Historis -Bangsa yang terjajah dan terpecah -Wilayah yang terpisah
Ordonansi (1939). Laut teritorial 3 mil Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 12
mil, dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960. UU.No. 6 Tahun 1996
UNCLOS. Archipelagic State ZEE 200 mil 2. Segi Geografis dan Sosial Budaya 3.
Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional Cita-cita Nasional :Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (Alenia II UUD 1945)
Tujuan Nasional salah satunya Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluuh tumpah darah Indonesia Kedudukan Wawasan Nusantara.
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan Visional : Wawasan Nusantara
4. Landasan Konsepsional : Ketahanan Nasional
5. Landasan Operasional : Propenas Unsur Dasar.
Wawasan Nusantara ialah Wadah Organisasi Kenegaraan sebagai wadah
kegiatan kenegaraan Isi aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat, cita-
cita dan tujuan nasional.Realisasi aspirasi bangsa (konsensus) serta Persatuan
dan Kesatuan (kebinekaan) Tata Laku Interaksi wadah dan Isi yaitu Tata Laku
Batiniah (semangat dan mentalitas) dan Tata Laku Lahiriah (tindakan dan
prilaku) (Budisantoso, 1997).
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah mengamati dan mempelajari mengenai wawasan nusantara ini secara
otodidak dapat diberikan suatu pembahasan dari yang didapat diberi tiga poin
utama yaitu
a. ruang lingkup Wawasan Nusantara
1.1. Pengertian Wawasan Nusantara.
Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang
merupakan visi bangsa yang bersangkutan meneju ke masa depan. Adapun
wawasan nasional bangsa Indonesia di kenal dengan Wawasan Nusantara.
Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan
nusantara. Wawasan berasal dari kata „wawas‟ yang berarti pandangan,
tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata „mawas‟
yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat
berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara
berasal dari kata „nusa‟ yang berarti pulau – pulau, dan „antara‟ yang berarti
diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta
dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia). Berdasarkan
teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah pancasila, latar belakang
pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan,
terbetuklah satu wawasan nasional indonesia yang disebut wawasan nusantara
dengan rumusan pengertian yang sampai ini berkembang sebagai berikut:
1. Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis
permusyawarahan rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah
sebagai berikut: wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional
yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua
Program S-2 PKN – UI ) “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.”. Hal tersebut disampaikannya saat
lokakarya wawsan nusantara dan ketahanan nasional di Lemhanas pada
Januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa wawasan nusantara merupakan
geopolitik indonesia.
3. Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan
nusantara, yang diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan
rakyat dan dibuat di Lemhanas tahun 1999 adalah sebagai berikut: “cara
pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
berseragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.” Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang
suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar
falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi
negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Sedangkan
arti dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai
dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam
mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan
nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam
penyelengaraan kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam
perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara
pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan dan cita – citanya

1.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara.


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara
diantaranya:
1. Wilayah (geografi).
a. Asas Kepulauan (archipelagic principle)
Kata „archipelago‟ dan „archipelagic‟ berasal dari kata Italia yakni
„archipelagos‟. Akar katanya adalah „archi‟ yang berarti terpenting, terutama dan
„pelagos‟ berarti laut atau wilayah lautan. Jadi archipelago adalah lautan
terpenting. Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi
perjanjian antara Republik Venezza dengan Michael Palaleogus (1268) yang
menyebutkan „arc(h) Pelego‟yang maksudnya adalah „Aigaius Pelagos‟ atau laut
Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh negara – negara yang
bersangkutan kemudian pengertian ini berkembang tidak hanya laut Aigia
tetapi juga termasuk pulau – pulau di dalamnya. Lahirnya asas archipelago
mengandung pengertian bahwa pulau – pulau tersebut selalu dalam kesatuan
utuh, sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau – pulau
berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah.
b. Kepulauan Indonesia.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu „Hindia
Timur‟, „Insulinde‟ oleh Multatuli, „Nusantara‟, „Indonesia‟, „Hindia Belanda
(Nederlandsch-indie)‟ pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama „Indonesia‟ walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi
ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, „Indo‟ berarti India dan „nesos‟ berarti
pulau. Sebutan „Indonesia‟ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam
Journal of The Indian Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell
(seorang ahli hukum) juga memakainya dalam kegemarannya mempelajari
rumpun melayu. Kata Indoneis semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian,
seorang etnolog yang menegaskan arti kepulauan ini dalam bukunya Indonesien
Order Die Inseln Des Malaysichen Archipels (1884 – 1889). Setelah cukup lam
istilah itu hanya dipakai sebagai nama keilmuan, maka pada awal abad ke-20
perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai
„Perhimpunan Indonesia‟. Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal
28-10-1928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan
bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada
tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara dan bangsa
Indonesia sampai sekarang.
c. Konsep tentang Wilayah Lautan.
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep
mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
- Res Nullius ? menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
- Res Cimmunis ? menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia
karena tidak dapat dimiliki oleh masing – masing negara. Mare Liberum ?
menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
- Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) ? menyatakan bahwa
hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara
sejauh yang dapat dikuasai dari darat (kira – kira sejauh 3 mil).
- Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) ? menjadi dasar dalam
konvensi PBB tentang hukum laut.
Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation Convention on the
Law of the Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib
hukum dan samudera yang dapat mempermudah komunikasi internasional,
mendayagunakan sumber kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi
dan pengkajian sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut. Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar
Bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan
Pedalaman, Zone Ekonomi Ekskusif dan Landasan Kontinen. ? Negara
Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan adalah
suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya. ? Laut
Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut
diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut
terendah sepanjang pantai. ? Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam
daratan atau sebelah dalam dari garis pangkal. ? Zone Ekonomi Eksklusif
(ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pagkal. Di dalam
ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak kedaulatan untuk keperluan
eksplorasi, ekploitasi, konservasi dan pengelolan sumber kekayaan alami hayati
dari perairan. ? Landasan Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut
dan tanah dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang
merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200 mil dari
garis pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh
melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.
d. Karakteristik Wilayah Nusantara.
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia
dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia,
yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb: Utara : ± 6°08‟ LU,
Selatan : ± 11°15‟ LS, Barat : ± 94°45‟ BT,Timur : ± 141°05‟ BT. Jarak utara-
selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan jarak barat-timur sekitar 5.110
Kemerdekaan. Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km², yang
terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163 km².
2. Geopolitik dan Geostrategi
a. Geopolitik
Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan
geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik
memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan
nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik
menjadi perkembangan suatu wawasan nusantara.
Geopolitik Bangsa Indonesia.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di
dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala
bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai denga peri kemanusiaan
dan peri keadilan. Bangsa yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut
faham perang dan damai : ” Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih
cinta kemerdekaan”. Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak
mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan dan adu domba, karena hal
tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran
wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : Ideologi digunakan
sebagai landasan idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada
kondisi dan konstelasi geografis Indonesia dengan segala aspek kehidupan
nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin
kepentingan bangsa dan negaranya ditengah-tengah perkembangan dunia.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham
kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan
dengan menolak pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk
menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling
menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan
ketertiban dunia yang abadi. Dalam menentukan, membina, dan
mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan
mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia
sendiri. Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman
kekuasaan bangsa indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan
pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis
sebagai pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia
ditinjau dari :
a. Latar Belakang Pemikiran beradasarkan Falsafah Pancasila
b. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahn Nusantara
c. Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa Indonesia
d. Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia
b. Geostrategi.
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana
mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan
keinginan politik. Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan
bangsa Indonesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek,
disamping aspek aspek geografi juga dari aspek . Aspek demografi, ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam. Posisi silang Indonesia tersebut
dapat di rinci sebagai berikut : 1) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara
dua benua, Asia dan Australia; serta si antara samudra Pasifik dan samudra
Hindia. 2) Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang
di selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang) 3) Ideologi
: ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan (
Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan
Korea Utara). 4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi
liberal di selatan dan demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara. 5) Ekonomi
: Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis di
utara. 6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat
individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara. 7) Budaya :
Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan budaya Timur
di utara. 8) Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam (Pertahanan dan
Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di selatan
dan wawasan kekuatan kontinental di utara. Dengan demikian geostrategis
adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan
konstelasi geografi sebagai faktor utama.
1.3. UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA.
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di
dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh
perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta
dihubungkan oleh perairan didalamnya. Setelah bernegara dalam negara
kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan
yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud
suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat
adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik. Letak geografis negara
berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia.
Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi,
sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
b. Tata Inti Organisasi

Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945
yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah,
sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sistem
pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan
bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum( Rechtsstaat ) bukan
Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).

c. Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan


kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup
partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh
aparatur negara. Yang dapat diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional
berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila.

2. Isi Wawasan Nusantara


Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi
menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian
cita-cita dan tujuan nasional.
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia
Indonesia meliputi :
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi :
1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan
dirgantara secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta
satu ideologi dan identitas nasional.
3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu
tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan
asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri
dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah
mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa
indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan , perbuatan,
dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan
yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki
rasa bangga dan cinta kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan
nasionalisme yang tinggi dalm segala aspek kehidupan nasional.
1.4. HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA,
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga
bangsa dan aparatur negar harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh
menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga
produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan
lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan dan orang per orang.
1.5. ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA.
1. Arah Pandang Ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun
sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangasa indonesia
harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan
tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan kesatuan dalam kebhinekaan.
2. Arah Pandang Ke Luar
Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional
dalam duna serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial, serta kerja sama dan sikap saling menghormati.
Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan internasionalnya,
bangsa Idonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam
semua aspek kehidupan demi tercapainya tujuan nasional sesuai tertera pada
Pembukaan UUD1945.
1.6. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA.
1. Kedudukan
a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan
ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi
penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan
cita- cita dan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan
sebagai landasan idiil.
2. Undang0undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3. Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan
visional.
4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai kebijaksanaan
nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
2. Fungsi
Wawsan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta
rambu-rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan,
tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah
maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan
kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan,
suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan
kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa,atau daerah.
1.7. IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA dan KASUS SERTA SOLUSI
YANG DAPAT DILAKUKAN
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi
wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara
menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional
untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas
aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal
tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya
yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di
samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab
pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat
antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal
dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah
Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh
daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan
sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi
kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk
perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini
juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan
bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau
kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia
pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang
menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak
nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa
sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang
lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara
Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini
menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara
indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut
serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan
negara dan bangsa.
3. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara.
Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di
forum internasional. Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial
Indonesia. Laut nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi
bagian integral dari wilayah Indonesia.
b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan
sumber daya alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional
terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang
dicapai.
d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai
bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana
ekonomi, komunikasi dan transportasi.
e. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk
menjadikan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa
sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.
f. Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada
kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai ancaman
bangsa dan Negara.
4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada
pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang
kokoh berupa konsepsi wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi bangsa
serta kepentingan dan tujuan nasional. Wawasan nasional bangsa Indonesia
adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses
pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa wawasan nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua
konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang
seterusnya.
Sebagai fungsi dari Wawasan Nusantara yaitu menjadi pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan danperbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah
maupun bagi seluruh rakyat indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dan tujuan Wawasan Nusantara Mewujudkan nasionalisme
yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang mengutamakan
kepentingan nasional. Nasionalisme tinggi demi tercapainya tujuan nasional
merupakan pancaran dari makin meningkatkan rasa, paham dan semangat
kebangsaan dalam jiwa kita sebagai hasil pemahaman dan penghayatan
wawasan nusantara. Sering sekali menimbulkan suatu kasus dalam
perjalannanya mendampingi kehidupan individu sebagai pedoman. Kasus yang
ingin saya bahas ialah mengenai kepemilikan laut serta pulau kecil yang ada
diperbatasan yang menjadi permasalahan sering sekali Negara-negara tetangga
menganggu kedulatan bangsa Indonesia. Hal ini mengarah bahwa kita sebagai
bangsa Indonesia yang masih belum mampu menguasai kawasan dan menjaga
tanah airnya merupakan salah satu kekalahan yang di miliki Indonesia yaitu
wawasan nusantara bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan tersebut.
Solusi yang dapat kita lakukan ialah lebih bersikap nasionalisme dan cinta
tanah air bangsa Indonesia yang kita cintai ini.

3. Devide et Impera Belanda lakukan kepada bangsa Indonesia


disertai efek yang dirasakan sekarang ini.

Dengan jalan Devide et Impera mereka berhasil mengalahkan banyak


kerajaan dan perlawanan tokoh-tokoh masyarakat di nusantara. Melalui
politik devide et impera ini pula banyak penguasa di daerah-daerah nusantara
yang lebih memihak ke penjajah ketimbang bangsanya sendiri. Pada masa
pemerintahan kolonial, kekuasaan-kekuasaan kerajaan di Nusantara menurun
karena adanya intervensi dari pemerintah kolonial, lewat devide et
impera (politik adu domba). Melalui devide et impera, pemerintah kolonial
Belanda berhasil memengaruhi penguasa-penguasa di daerah untuk tunduk
terhadap kekuasaannya.
Berhasil membuat penguasa daerah tunduk, berarti juga dapat “mengatur”
beberapa kebijakan baru, seperti:
1. membagi wilayah Hindia Belanda khususnya Jawa menjadi
9 prefektur dan 30 regentschap.
2. Tiap prefektur dipimpin oleh prefek yang merupakan orang Eropa
sedangkan tiap regentschap (kabupaten) dipimpin bupati yang berasal
dari orang pribumi bangsawan.
3. Prefektur dan regent berada di bawah Gubernur Jenderal yang
berkedudukan sebagai pemimpin tertinggi pemerintah kolonial Belanda.
4. Gubernur Jenderal dibantu oleh enam departemen yaitu kehakiman,
keuangan, dalam negeri, kebudayaan dan kepercayaan, ekonomi serta
kesejahteraan rakyat.
5. Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan
politik Pax Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20.
Pax Nederlanica adalah perubahan sistem pemerintahan dari administrasi
tradisional ke sistem administrasi modern. Sistem ini diterapkan untuk
menggantikan posisi penting pemerintah daerah ke tangan pemerintah Belanda
dengan cara mengangkat dan menggaji pegawai yang menduduki jabatan
struktur birokrasi. Dalam sistem tersebut jabatan tertinggi yang bisa dipegang
oleh masyarakat pribumi adalah bupati dan di bawahnya terdapat wedana dan
patih. Berikut bagan dari struktur pemerintahan kolonial Hindia Belanda:

Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari


penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial
Belanda. Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial
Belanda membagi badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan
masyarakat di Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari peradilan
untuk orang Eropa, peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang
pribumi. Dalam badan legislatif, pemerintah kolonial Belanda
membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun 1918.
Bidang Budaya
Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara memengaruhi kebudayaan bangsa
Indonesia. Pengaruh tersebut mulai dari kosakata bahasa, musik, seni tari,
pakaian, arsitektur hingga cara berpikir. Dampak dalam bidang budaya yang
pertama adalah adanya kata-kata serapan. Kamu bisa lihat kata-katanya di
bawah ini:

Selain itu, kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan berbagai hal baru ke
bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu berbagai musik internasional ataupun
tarian seperti dansa. Selain itu, ada juga bangunan-bangunan yang menjadi
saksi bisu terhadap segala peristiwa masa lampau. Semua bangunan tersebut
punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan yang bisa kita
temui di Kota Tua, Jakarta. Dulunya, Kota Tua merupakan pusat pemerintahan
Batavia. Gaya arsitektur pada bangunan zaman belanda menjadi dampak
kedatangan Bangsa Eropa yang masih bisa kamu nikmati di masa kini.
Bangsa Eropa, terutama Belanda, juga banyak mendirikan benteng-benteng
untuk menghalau serangan dari Inggris. Kamu bisa lihat benteng Fort de
Kock di Bukittinggi, di Sumatera Barat, Benteng Marlborough di Bengkulu,
Benteng Spellwijk di Banten, Benteng Vredeburg di Yogyakarta, dan lain-lain.
Bidang Sosial
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang
sosial ataupun ekonomi. Salah satu dampak dalam bidang sosial
adalah munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik dan Kristen
Protestan. Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G memengaruhi
penyebaran agama Kristen dan Katolik di Indonesia.
Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah
Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun
1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan
juga turut tersebar di Indonesia.

Fransiskus Xaverius, yang ditetapkan menjadi orang suci oleh gereja Katolik
Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa pemerintahan
Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands
Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama
Kristen Protestan berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung dalam
NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian
Qanckaarts.
Bidang Ekonomi
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada
mata uang di masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah.
Diperkenalkannya uang kertas dan logam mendorong munculnya perbankan
modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de Javasche Bank, bank
modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di Batavia
pada tahun 1828. Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian
akibat pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan
infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi khususnya kereta api
yang muncul dan berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan kereta
api muncul dan berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran
hasil perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta transportasi masyarakat.
Munculnya sistem transportasi ini merupakan dampak kedatangan Bangsa
Eropa bagi Indonesia yang masih bisa kamu gunakan hingga hari ini.
Bidang Pendidikan
Masuknya bangsa Eropa ke Nusantara juga membawa pengaruh besar
dalam bidang pendidikan. Pendidikan dari Eropa pertama kali masuk ke
Nusantara bersamaan dengan masuknya agama Kristen Katolik. Kala itu
dibangun sekolah yang mengajarkan ajaran agama Katolik untuk para pribumi
dari daerah Timur Indonesia di sekitar daerah Maluku.
Pendidikan mulai dianggap penting saat kebijakan Politik Etis dilakukan oleh
pemerintah kolonial. Perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap
pendidikan dikarenakan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-
sektor swasta dan pemerintahan. Sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah
menganut sistem pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh kalangan
bangsawan. Beberapa contoh sekolah yang didirikan pada masa awal
pemerintah kolonial Belanda, antara lain:

(Sumber : https://blog.ruangguru.com/ )
Pendidikan selanjutnya yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda adalah
sekolah-sekolah kejuruan seperti sekolah calon pegawai negeri sipil yaitu
OSVIA (Opleidingschool voor Inlandsche Ambtenaren). Ada pula dua sekolah
kejuruan medis selevel dengan tingkat universitas yaitu School Tot Opleiding van
Inlandsche Artsen (STOVIA), dan Nederland Indische Artssenschool (NIAS).
STOVIA didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda untuk melahirkan
dokter-dokter demi mengatasi berbagai penyakit berbahaya di wilayah
jajahannya. Sekolah ini didirikan untuk mendidik masyarakat pribumi,
sehingga setelah mengenyam pendidikan di STOVIA mereka mendapat gelar
“Dokter Jawa”.

STOVIA, akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Indonesia dan


Fakultas Kedokteran UI. (Sumber: fk.ui.ac.id).

Kemudian muncul kembali pendidikan tingkat universitas Technische


Hoogeschool (THS, Sekolah Tinggi Teknik). Melalui sekolah-sekolah bergaya
pendidikan barat yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda nantinya
melahirkan golongan elite baru dalam masyarakat Indonesia. Golongan elite
baru inilah yang membawa perubahan dalam perjuangan bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan.
BAB IV
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Wilayah Indonesia yang
sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah kelemahan
yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia.
Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan
yang cukup ketat. Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh
pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya
mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin
bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya
wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk
Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika. Wawasan nasional bangsa
Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses
pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia.
Dalam menjalankan konsep wawasan Nusantara di Indonesia tidak akan
lepas dari kasus yang akan timbul nanti seperti yang dirasakan bangsa
Indonesia dimasa era kololiasisme dan imprealisme yang mengakibatkan bangsa
Indonesia yang tepecah belah.
1.2 Saran
Semoga kita sebagai anak bangsa dapat lebih menjungjung sikap
nasionalisme yang dapat terlihat dari sikap dan pengetahuan kita terhadap
bangsa kita ini. Hal ini dapat tercipta jika kita sebagai anak bangsa terus
menyongsong sikap solidaritas serta nasional berbasis Wawasan Nusantara
yang tetap menjungjung tinggi falsafah bangsa indonesia yaitu Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, 1997. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalam


Kehidupan Nasional dan Perencanaan Pembangunan. Ketahanan
Nasional 2(1):16-18

Paristiyadi dkk, 2016. BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia

Winarno, 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai