Anda di halaman 1dari 34

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

Wawasan nusantara adalah wawasan nasional bangsa nasionalnya bangsa indonesia.


Perumusan wawasan nasional bangsa indonesia yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara itu
merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.

A. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

1. Pengertian Wawasan Nusantara


Istilah Wawasan Nusantara dapat di artikan secara etimologis dan terminologis :
a. Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata kata Wawasan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata wawas (bhs.Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata wawas yang berarti memandang, meninjau,
atau melihat.

Secara etimologi, kata nusantara tersusun dari dua kata, nusa dan antara. Kata
nusa dalam bahasa Sansekerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa
latin, kata nusa berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjungan, bahkan suatu
bangsa.

Kata kedua yaitu antara memiliki padanan dalam bahasa latin , in dan terra dan berrarti
antara atau dalam suatu kelompok. Antara juga mempunyai makna yang sama dengan
kata inter dalam bahasa inggris yang berrati antar dan relasi. Sedangkan dalam bahasa
sanskerta , kata antara dapat di artikan sebagai laut, seberang, atau luar . bisa ditafsirkan
bahwa kata antara mempunyai makna anata (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari
penjabaran di atas, penggabungan kata nusa dan antara menjadi kata nusantara dapat di
artikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang pisahkan
oleh laut.
Perkataan nusantara pertama kali ketahui dari bunyi sumpah palapa dari patih gajah mada
yang di ucapakn dalam upacara pengangkatan menjadi patih di kerajaan majapahit tahun
1336 M, tertulis di dalam kitab pararton (kitab raja-raja ).Bunyi sumpah tersebut sebagai
berikan.

Sira Gajah Mada pepatih Amangkubami tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada:
Lamu huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kala ring Gurun, ring Seran,

1 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Tanjungpura, ring Haru ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang Tumasik,
samana ingsun amukti palapa. (artinya , gajah mada patih amangkubumi tidak ingin
dilepaskan puasa. Ia gajah mada, Jika telah mengalahkan Nusantara, baru akan
melepaskan puasa. Jika telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang,
Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru akan melepaskan
puasa.

b. Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut bebrapa pendapat.


1) Menurut Prof. Dr. Wan Usman:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
2) Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3) Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi
Tap.MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999
Cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana Wawasan Nusantara berarti cara


pandang bangsa indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang di maksud adalah
diri bangsa indonesia sendiri, serta nusanta sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

Pengertian yang dimaksud belumlah menjawab apa itu Wawasan Nusantara secara tuntas.
Diibaratkan diri kita masing-masing, kita memiliki wawasan diri yang dapat diartikan
sebagai cara pandang diri kita terhadap diri beserta lingkungan tempat tinggal kita
sendiri. Sebagai wawasan diri maka kita harus memandang diri kita itu sebagai apa?
Selanjutnya untuk diri bangsa Indonesia, bahwa kita memiliki Wawasan Nusantara. Lalu
kita memandang diri bangsa Indonesia beserta nusantara sebagai lingkungannya itu
sebagai apa? Jawaban akan hal itu adalah hakikat dari Wawasan Nusantara.

2 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


2. Hakikat Wawasan Nusantara
Jawaban atas pertanyaan di muka menjadi hakekat dari Wawasan Nusantara. Kita
memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi hakikat
Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional. (Ingat!
Rumusan dalam GBHN persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah ).
Dengan kata lain hakikat Wawasan Nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah. Bangsa Indonesia yang dari aspek social budaya beragam, serta dari segi
kewilayahan bercorak nusantara, kita pandang merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan


menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi,
satu kesatuan sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan keamanan.

Menurut Hasnan Habib (1970), inti pokok Wawasan Nusantara adalah:

a. Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad
perjuangan, dan satu kesatuan hukum,
b. Satu kesatuan sosial budaya,
c. Satu kesatuan ekonomi, dan
d. Satu kesatuan hankam.

3. Kedudukan Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan atau
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan. Wawasan nasional merupakan visi
bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai
dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah
yang satu dan utuh pula.
Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaraan Republik
Indonesia dapat dilihat pada bagan sebagai berikut.

3 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Pancasila / Pembukaan UUD 1945
Landasan
Idiil
Ketahanan Nasional
UUD Landasan
194 Konstitusional

Wawasan Landasan
Nusantara Visional

Landasan
Konsepsional
Dokumen Rencana Pembangunan
Landasan
Operasional

Gambar 6.1 Paradigma Ketanegaraan Republik Indonesia

B. LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA


Mengapa bangsa Indonesia memandang diri dengan lingkungan tempat tinggalnya sebagai
satu kesatuan yang utuh? Mengapa Indonesia harus kita pandang sebagai bangsa yang satu,
dengan wilayah yang satu pula? Mengapa perlu memiliki cara pandang yang demikian?

Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan latar belakang akan lahirnya konsepsi Wawasan
Nusantara.

Latar belakang atau faktor-faktor yang memengaruhi tumbuhnya konsepsi Wawasan


Nusantara adalah:

1. Aspek historis,
2. Aspek geografis dan sosial budaya, dan
3. Aspek geopolitics dan kepentingan nasional.

4 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


1. Segi Historis atau Sejarah
Dari segi sejarah, bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan
wilayah yang utuh adalah karena dua hal, yaitu:
a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah, dan
b. Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah.

Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa lain terutama di benua Asia dan Afrika sama-sama
pernah mengalami masa penjajahan bangsa Barat. Bangsa Barat yang pernah menjajah
Indonesia adalah Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Selanjutnya dalam kurun
waktu menjelang kemerdekaan, bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan Jepang.
Tidak kurang dari 350 tahun kita hidup dalam jaman penjajahan. Kehidupan sebagai
bangsa yang terjajah adalah penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, dan kebodohan.

Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik pecah
belah penjajah terhadap bangsa Indonesia dikenal dengan politik Devide et Impera.
Dengan adanya politik pecah belah ini, orang-orang Indonesia justru melawan bangsanya
sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada
pengkhianat bangsa. Demikianlah bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah bangsa yang
terjajah dan dipecah belah oleh bangsa lain.

Secara historis, wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda atau eks
Hindia Belanda. Wilayah Hindia Belanda yang berbentuk kepulauan merupakan wilayah
yang terpisahkan oleh laut bebas. Bukti bahwa wilayah Hindia Belanda adalah terpisah-
pisah dan bukan merupakan satu kesatuan adalah digunakannya ketentuan bahwa laut
teritorial Hindia Belanda adalah selebar 3 mil, berdasarkan Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie tahun 1939 disingkat Ordonansi 1939. Dengan adanya Ordonansi
1939 maka laut atau perairan yang berada lebih dari 3 mil dari wilayah Indonesia adalah
di luar wilayah teritorial. Perairan itu menjadi lautan bebas dan berlaku sebagai perairan
internasional. Peta wilayah Republik Indonesia berdasar Ordonansi 1939 tersebut dapat
dilihat pada peta 566.

5 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Gambar 6.2 Peta wilayah Indonesia berdasarkan Ordonansi 1939.

Sebagai bangsa yang berjajah dan terpecah-pecah serta memiliki wilayah yang
terpisah-pisah merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Keadaan tersebut tidak
mendukung upaya kita mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan untuk
menuju bangsa yang adil dan makmur sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945. Berdasar keadaan historis demikian maka bangsa Indonesia berupaya
mengembangkan konsepsi tentang visi bangsa yaitu sebagai bangsa yang bersatu serta
dalam wilayah yang utuh. Konsepsi tersebut dalam kurun waktu berikutnya terumuskan
dalam Wawasan Nusantara.

Untuk bisa keluar dari keadaan bangsa terjajah dan terpecah, kita membutuhkan
semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan melahirkan visi sebagai bangsa yang
bersatu. Tumbuhnya semangat kebangsaan (nasionalisme) menjadi ideologi bagi
perjuangan bangsa Indonesia yang bertitik puncak pada proklamasi kemerdekaan bangsa
Indonesia 17 Agustus 1945. Munculnya semangat kebangsaan Indonesia ditandai dengan
era Kebangkitan Nasional, yaitu kemunculan berbagai organisasi perjuangan. Penegasan
akan semangat kebangsaan itu ditandai dengan adanya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

6 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


dan semangat kebangsaan menemukan hasilnya, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945.

Perkembangan semangat kebangsaan Indonesia dapat dikategorikan dalam kurun


waktu sebagai berikut :

a. Jaman Perintis 1908, yaitu dengan kemunculan Pergerakan Nasional Budi Utomo.
b. Jaman penegas 1928, yaitu dengan ikrar Sumpah Pemuda.
c. Jaman pendobrak 1945, yaitu dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan revolusi integratif dari


bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya terpecah belah dan terjajah, beralih
menjadi bangsa yang berbangsa Indonesia sejak dahulu dan akan senantiasa
dipertahankan setelah mengalami kemerdekaan.

Upaya untuk menjadikan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak lagi
terpisah adalah dengan mengganti Territoriale Zae en Maritieme Kringen Ordonantie
tahun 1939. Pada saat kita medeka tahun 1945, wilayah Indonesia masih dalam keadaan
terpisah-terpisah karena masih berlakunya Ordonansi 1939. Baru setelah 12 tahun
kemudian, yaitu 1957 terjadi perubahan pada wilayah teritorial Indonesia.

Perdana menteri Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan pernyataan


yang selanjutnya yang dikenal dengan Deklarasi Juanda 1957. Pernyataan (deklarasi)
mengenai wilayah perairan Indonesia itu berbunyi sebagai berikut :

Bahwa segala perairan di sekitar, diantara, dan yang menghubungkan pulau-pulau


yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya
adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan
dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di
bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan
pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak
bertentangan dengan/mengagganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia.
Penentuan batas landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis
yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara

7 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan selekas- lekasnya dengan
undang-undang.

Isi pokok deklarasi Djuanda menyatakan bahwa laut teritorial Indonesia adalah
sebesar 12 mil, tidak lagi 3 mil berdasar teori point to point. Berdasar Deklarasi Juanda
ini, menetapkan Indonesia sebagai negara kepulauan. Deklarasi Juanda dinyatakan
sebagai pengganti Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie tahun 1939 dengan
tujuan:

a. Perwujudan bentuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
b. Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas negara
kepulauan, dan
c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Keatuan Republik Indonesia.

Deklarasi Djuanda dilakukan dalam UU No. 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia, isinya antara lain :

1) Perairan Indonesia ialah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman


Indonesia.
2) Laut wilayah Indonesia ialah lajur laut selebar dua belas mil laut yang garis luarnya
diukur tegak lurus atau garis dasar atau titik pada garis dasar yang terdiri dari garis-
garis lurus yang menghubungkan titik-titik terluar pada garis air rendah dari pada
pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang terluar dalam wilayah Indonesia dengan
ketentuan bahwa jika ada selat yang lebarnya tidak melebihi dua puluh empat mil laut
dan Negara Indonesia tidak merupakan satu-satunya negara tepi, maka garis batas laut
wilayah Indonesia ditarik pada tengah selat.
3) Perairan pedalaman Indonesia ialah semua perairan yang terletak pada sisi dalam dari
garis dasar sebagai yang dimaksud ayat (2).
4) Mil laut ialah, seperenam puluh derajat lintang.

Keluarnya deklarasi Djuanda 1957 tersebut melahirkan konsepsi Wawasan Nusantara


dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung. Wawasan Nusantara

8 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


dibangun dari konsepsi kewilayahan. Negara Indonesia adalah satu kesatuan wilayah
yang berciri nusantara. Undang-undang mengenai perairan Indonesia selanjutnya
diperbarui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

Gambar 6.3 Peta Wilayah Republik Indonesia berdasarkan Deklarasi Djuanda 1957

Deklarasi Djuanda diperjuangkan terus dalam forum internasional agar pengakuan


Indonesia atas wilayah teritorial tersebut mendapatkan pengukuhan sekaligus kekuatan
hukum di mata internasional . Melalui perjuangan panjang, akhirnya Konferensi PBB
tanggal 30 April menerima The United Nation Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS). Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut, diakui asas Negara
Kepulauan (Archipealgo State) . Indonesia termaduk negara kepulauan . Berdasarkan
UU. No 17 Tahun 1985, Indonesia meratifikasi UNCLOS tersebut. Dalam perkembangan
selanjutnya, UU No.4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia diganti dengan UU
No.6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

Pada tahun 1969 negara Indonesia mengeluarkan deklarasi tentang landas kontinen
Indonesia. Deklarasi itu berintikan :

a. Kekayaan alam di landas kontinen adalah milik negara bersangkutan, dan


b. Batas landas kontinen yang terletak di antara 2 negara adalah garis tengahnya.

9 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Tentang landas kontinen dikuatkan dengan UU No.1 Tahun 1973 tentang Landas
Kontinen Indonesia Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1980 pemerintah Indonesia
mengeluarkan pengumuman tentang ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) Indonesia. ZEE
berintikan :

a. Lebar ZEE 200 mil diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia
b. Hak berdaulat untuk menguasai kekayaan sumber alam di ZEEI.
c. Lautan di ZEEI tetap merupakan lautan bebas untuk pelayaran Internasional.

ZEEI diterima oleh hampir seluruh peserta konferensi Hukum Laut Internasional di
Jamaika tahun 1982 dan dikukuhkan oleh Pemerintah RI dengan UU No.5 Tahun 1983 :

Gambar 6.4 Peta wilayah Republik Indonesia dengan wilayah ZEE

2. Segi Geografis dan Sosial Budaya


Indonesia memiliki keunikan wilayah dan bangsa yang heterogenyang menjadikan
bangsa Indonesia perlu memiliki visi untuk mejadi bangsa yang bersatu dan utuh.

Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut antara lain:


a. Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim (Archipelago State) dengan jumlah
sekitar 17.504 pulau.
b. Luas wilayah 5.170.053 km2 dengan perincian daratan seluas 1.922.570 km2 dan
lautan seluas 3.257.483 km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan atau perairan.
c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km.

10 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


d. Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e. Indonesia terletak pada garis katulistiwa.
f. Inonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim.
g. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan, yaitu Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik.
h. Berada pada 6 O LU-11 O LS dan 95 O BT-141O BT.
i. Wilayah yang subur dan habitable (dapat dihuni)

j. Kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam.


k. Memiliki banyak etnik (heterogenitas suku bangsa) sehingga memiliki kebudayaan
yang beragam.
l. Memiliki jumlah penduduk yang besar sekitar 241 juta (2012).

Posisi Indonesia yang demikian ini sering dinyatakan memiliki posisi yang strategis.
Seccara positif, dapat dijadikan modal memperkuat bangsa menuju cita-cita. Secara
negative dapat mudah menimbulkan perpecahan, serta infiltrasi pihak luar. Peluang ke
arah gerak sentrifugal (memecah) perlu ditanggulangi, sedangkan peluang gerak
sentripetal (menyatu) perlu diupayakan secara terus-menerus. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan mengembangkan konsepsi Wawasan Nusantara.

3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional


Geopolitik adalah istilah yang pertama kali ditemukan oleh Fredrich Ratzel sebagai
Ilmu Bumi Politik. Ilmu geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangkan dari aspek geografi dalam menentukan
kebijakan nasional untuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-prinsip geopolitik suatu
Negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan wawasan nasional bangsa Indonesia.
Orang yang pertamakali yang mengaitkan geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah
Ir. Soekarno. Pada pidatonya di hadapan siding BPUPKI tanggal 1 juni 1945, Soekarno
menyatakan hal sebagai berikut:

Marilah saya uraikan lebih jelas dengan mengambil tempo sedikit: Apakah yang
dinamakan bangsa? Apakah syaratnya bangsa?

Menurut Renan (Ernest Renan, pemikir orientalis Perancis-Ed.), syarat bangsa ialah
kehendak akan bersatu. Perlu orang-orangnya merasa diri bersatu dan mau
bersatu. Ernest Renan menyebut syarat bangsa: le desir detre ensemble, yaitu

11 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


kehendak akan bersatu. Menurut definisi Ernest Renan, maka yang menjadi bangsa,
yaitu gerombolan manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinya bersatu.

Kalau kita lihat definisi orang lain yaitu definisi Otto Bauer (pemikir dan teoritikus
Partai Sosial Demokrat Austria-Ed.) di dalam bukunya, Die Nationalitatenfrage,
di situ ditanyakan: Was ist eine Nation? Dan dijawabnya ialah: Eine Nation ist eine
aus Schiksalsgemeinschaft erwachsene Charaktergemeinschaft (bangsa adalah
satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib-Ed.). Inilah menurut
Otto Bauer satu natie. Tetapi kemarin pun, tatkala kalau tidak salah Prof.
Soepomo mensitir Ernest Renan, maka anggota yang terhormat Mr.Yamin berkata:
Verouderd! Sudah tua! Memang Tuan-tuan sekalian, definisi Ernest Renan sudah
verouderd, sudah tua. Definisi Otto Bauer pun sudah tua. Sebab tatkala Ernest Renan
mengadakan definisinya itu, tatkala Otto Bauer mengadakan definisinya itu, tatkala
itu belum timbul satu wetenschap baru, satu ilmu baru, yang dinamakan geo-politik.
Kemarin, kalau tidak salah, Saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo, atau Tuan
Moenandar, mengatakan tentang persatuan antara orang dan tempat. Persatuan
antara orang dan tempat, Tuan-tuan sekalian, persatuan antara manusia dan
tempatnya!

Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi
yang ada di bawah kakinya. Ernest Renan dan Otto Bauer hanya sekedar melihat
orangnya. Mereka hanya memikirkan Gemeinschaft-nya (persamaan atau
persatuannya, dalam bahasa Jerman-Ed.) dan perasaan orangnya, lame et le desir
(jiwa dan kehendaknya, dalam bahasa Perancis-Ed.) Mereka hanya mengingat
karakter, tidak mengingat tempat, tidak mengingat bumi, bumi yang didiami manusia
itu. Apakah tempat itu? Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu adalah satu
kesatuan. Allah s.w.t membuat peta dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat
peta dunia, kita dapat menunjukkan di mana kesatuan-kesatuan di situ. Seorang
anak kecil pun jikalau ia melihat peta dunia ia dapat menunjukkan bahwa
kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan. Pada peta itu dapat ditunjukkan satu
kesatuan gerombolan pulau-pulau di antara 2 lautan yang besar, Lautan Pasifik dan
Lautan Hindia, dan di antara 2 benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia.

12 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Seorang anak kecil dapat mengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo,
Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan lain-lain pulau kecil di
antaranya, adalah satu kesatuan. Demikan pula tiap-tiap anak kecil dapat melihat
pada peta bumi, bahwa pulau-pulau Nippon yang membentang pada pinggir timur
Benua Asia sebagai golfbreker atau penghadang gelombang lautan Pasifik, adalah
satu kesatuan. Anak kecil pun dapat melihat, bahwa tanah India adalah satu
kesatuan di Asia Selatan, dibatasi oleh Lautan Hindia yang luas dan Gunung
Himalaya. Seorang anak kecil pula dapat mengatakan, bahwa kepulauan Inggris
adalah satu kesatuan.

Griekenland atau Yunani dapat ditunjukkan sebagai satu kesatuan pula. Itu
ditaruhkan oleh Allah SWT demikian rupa. Bukan Sparta saja, bukan Athena saja,
bukan Macedonia saja, tetapi Sparta plus Athena plus Macedonia plus daeraha
Yunani yang lain-lain segenap kepulauan Yunani adalah satu kesatuan. Maka
manakah yang dinamakan tanah tumpah darah kita, tanah air kita? Menurut
geopolitik, maka Indonesialah tanah air kita. Indonesia yang bulat bukan Jawa
saja, bukan Sumatera saja, atau Borneo saja, atau Selebes saja, atau Ambon saja,
atau Maluku saja, tetapi segenap kepulauan yang ditunjuk oleh Allah SWT menjadi
suatu kesatuan antara dua benua dan dua samudera itulah tanah air kita!
(Sekretariat Negara, 1998)

Berdasarkan uraian pidato tersebut, bahwa geopolitik bangsa Indonesia adalah satu
kesatuan wilayah dari Sabang sampai Marauke yang terletak antara dua samudra dan dua
benua. Kesatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air itulah yang
membentuk semangat dan wawasan kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yang bersatu.

Prinsip geopolitik Indonesia sebagaimana tersebut diatas menandakan bahwa dalam


hal wilayah, bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk memperluas wilayah sebagai
ruang hidup.wawasan yang dianut bangsa Indonesia tidak didasarkan atas ajaran
organism biologis, yakni yang mengatakan pertumbuhan bangsa memerlukan pula
perluasan ruang hidupnya dan untuk memperolehnya diperlukan kekuatan.

13 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Kesepakatan para pendiri Negara Republik Indonesia adalah wilayah Inndonesia yang
merdeka hanyalah wilayah bekas jajahan Belanda yang harus kita satukan dan
pertahankan. Upaya membangun kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam satu wilayah
adalah dengan konsepsi Wawasan Nusantara. Upaya untuk membangun kesadaran untuk
bersatunya bangsa dalam satu wilayah adalah dengan konsepsi Wawasan Nusantara.ciri
nasionalisme Indonesia dalah nasionalisme yang tidak chauvisnime dan juga bukan
kosmopolitanisme. Nasionalisme Indonesia tumbuh dalam internasionalisme,
mengembangkan hubungan baik dengan bangsa lain secara sederajat.

Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan bangsa dan
wilayah ini senantiasa satu dan utuh, kepentingan nasional itu merupakan turunan dari
cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional nassional
Indonesia sebagainmana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alenia II adalah untuk
mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sedangkan tjuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945
Alenia IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Visi nasional Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat
Indonesia yang religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri,
serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.

Untuk mewujudkan persatuan dan keutuhan wilayah adalah dengan mengembangkan


wawasan nasional bangsa. Wawasan nasional bangsa Indonesia itu adalah Wawasan
Nusantara.

Sejalan dengan hal tersebut makan bangsa Indonesia berkepentingan untuk


mewujudkan hal-hal diatas. Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan wilayah
adalah dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan nasional bangsa
Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.

14 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


C. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
1. Geopolitik sebagai ilmu bumi politik
Geopolitik secara etimiologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi dan
tidak lepas dari pengatur letak, serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.
Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan Negara setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah-masalah geografis wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik
adalah ilmu yang mempelajari hubungan anatar factor-faktor geografi, strategi dan politik
suatu Negara, sedangkan impelementsinya diperlukan suatu strategi yang bersifat
nasional (Ermaya Suradinata,2001) berdasar hal ini maka kebijakan penyelenggaraan
bernegara didasarkan atas keadaan atau lingkungan tempat tinggal Negara itu. Istilah
geopolitik pertama kali diartikan leh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (political
geography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical politic,
disingkat Geopolitik.

2. Teori-Teori Geopolitik
a. Teori geopolitik Frederich Ratzel
Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat, Negara itu seperti organisme yang hidup.
Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompoki masyarakat (bangsa).
Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang
hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang
hidup maka Negara akan semakin bertahan, kuat dan maju. Oleh kerena itu, jika
Negara ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai
ruang hidup). Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.

b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen


Rudolf Kjellen (1864-1922), melanjutkan ajaran ratzel tentang teori organisme.
Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan Negara seperti organisme maka ia
menyatakan dengan tegas bahwa Negara adalah suatu organisme bukan hanya mirip.
Negara adalah suatu dan system politik yang menyeluruh meliputi bidang geopolitik,
ekonomi politik, demo politik, social politik dan krato politik.
Negara sebagai organsime yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan
dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme

15 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


dikembangkan. Batas Negara bersifat sementara karena dapat diperluas. Strategi yang
dilakukan adalah membangun kekuatan darat yang dilanjutkan kekuatan laut.

c. Teori geopolitik Karl Haushofer


Karl Haushofer (1869-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen, terutama
pendangan tentang lebensraum (ruang hidup) dan paham ekspansionisme. Jika
jumlah penduduk suatu wilayah Negara semakin banyak, tidak sebanding lagi dengan
luas wilayah maka Negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai
lebensraum bagi warga Negara.
Dalam mencapai maksud tersebut, Negara harus mengusahakan Autarki, yaitu cita-
cita untuk memenuhi kebutuan sendiri tanpa bergantung pada Negara lain. Hal ini
dimungkinkan apabila wilayah Negara cukup luas sehingga mampu memenuhi
kebutuhan itu. Untuk itu, politik ekspansi dijalankan. Berdasarkan asumsi demikian
Karl Haushofer membagi dunia atas beberapa wilayah (region) yang hanya dikuasai
oleh bangsa-bangsa yang dikatakan unggul, seperti Amerika Serikat, jerman, Rusia,
Inggris, dan Jepang.
Dari pendapat ini lahirlaah wilayah-wilayah yang dikuasai (panregional), yaitu:
1) Pan Amerika sebagai perserikatan wilayah dengan Amerika Serikat ebagai
pemimpinnya.
2) Asia Timur, mencakup bagian timur benua Asia, Australia, dan wilayah kepulauan
di mana Jepang sebagai penguasa.
3) Pan Rusia India yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa Timur, dan Rusia yang
dikuasai Rusia
4) Pan Eropa Afrika mencakup Eropa Barat- tidak termasuk Inggris dan Rusia
dikuasai oleh Jerman
Teori geopolitik Karl Haushofer ini dipraktikkan oleh Nazi Jerman dibawah
pimpinan Hittler sehingga menimbulkan perang dunia II

d. Teori Geopolitik Halford Mackinder


Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategi,
yaitu dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia sehingga pendapatannya
dikenal dengan teori Heartland. Barang siapa menguasai daerah jantung (Eropa,
Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai dunia (Eropa, Asia dan Afrika) yang pada
akhirnya akan menguasai dunia. Mengusai dunia dengan menguasai daerah jantung

16 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


membutuhka kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini
munculnya konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.

e. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan


Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut dari konsepsi
geopolitik dengan memerhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan
sumber daya laut, termasuk akses ke laut sehingga tidak hanya pembangunan armada
laut saja yang diperlukan, tetapi lebih luas dengan membangun kekuatan maritime.
Oleh karena itu, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan dilaut. Barang
siapa menguasai Bahari atau konsep kekuatan di laut. Baranf siapa menguaai lautan
akan menguasai kekayaan dunia.

f. Teori Geopolitik Guilio Duuhet, William Mitchel, Saversky dan JFC Fuller
Guilio Duuhet (1869-1930) dan William Mitchel (1878-1939) mempunyai pendapat
lain dibandingkan dengan para pendahuluannya, dimana ia lebih melihat kekuaatan
dirgantara sangat berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh.
Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan uadar
lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa
dibantu oleh angkatan lainnya. Disamping itu, angakatan udara dapat menghancurkan
musuh dikandangnya sendiri atau digaris belakang medan peperangan. Berdasarkan
hal ini, munculnya konsepsi Wawasan Dirganatara atau konsep kekuatan diudara.

g. Teori Geopolitik Nicholas J. Spykman


Nicholas J. Spykman (1879-1936) terkenal dengan teori daerah Batas, yaitu membagi
dunia dalam empat wilayah atau area:
1) Pivot area, mencakup wilayah daerah jantung
2) Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia
3) Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau diluar Eropa-Asia dan Afrika Selatan
4) New World, mencakup wilayah Amerika

Terhadap pembagian tersebut, spykman menyarankan pentingnya penguasaan


daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya, Pan Amerika merupakan daerah
yang ideal karena dibatasi oleh batas alamiah dan USA diperkirakan akan menjadi
Negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat wilayah ini, Spykman

17 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


memandang diperlukannya kekuatan kombinasi dari angkatan-angkata perang untuk
dapat menguasai wilayah-wilayah yang dimaksud. Pandangannya ini menghasilkan
teori garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasa Kombinasi.

3. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia


Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara.
Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan
faktor-faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Bagi
Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan
memanfatkan keuntungan letak geografis negara berdasakan pengetahuan ilmiah tentang
kondisi geografis tersebut.
Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra (india
dan pasifik) dan benua (asia dan australia), dibawah orbit Geostationary satellite
orbit(GSO). Indonesia merupakan negara kepulauan yang disebut nusantara (nusa
diantara air) sehingga bisa disebut sebagai benua maritim indonesia. Wilayah negara
indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam pasal 25A UUD 1945 yang
berbunyi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang. Atas dasar itulah indonesia mengembangkan paham geopolitik
nasionalnya, yakni wawasan nusantara.
Secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan
belanda yang dulunya disebut hindia belanda. Rakyat diwilayah Hindia Belanda memiliki
le desir dentre ensemble serta character-gemeinschaft yang sama akibat penjajahan
belanda. Oleh karena itu, mereka disebut satu bangsa wilayah Hindia Belanda yang
sekarang dinamakan Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan ruangan hidup
(lebensraum) bangsa indonesia yang harus disatukan atau dipertahankan.

Tidak ada keinginan bangsa Indonesia untuk memperluas wilayah sebagai ruang
hidupnya. Jadi bangsa Indonesia tidak mengembangkan paham ekspansionisme
sebagaimana teori-teori geopolitik Ratzel, Kejlen , dan Houshpfer.

18 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta apa
yang ada didalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau wawasan
nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara sebgai konsepsi geopolitik bangsa
Indonesia.

D. PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA


1. Perumusan Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan perundang-undang, yait dalam
ketetapan MPR mengenai GBHN. Secara berturut-turut ketentuan tersebut adalah
a) Tap. MPR No.IV/ MPR/1973
b) Tap. MPR No.IV / MPR/ 1978
c) Tap. MPR No. II/ MPR / 1983
d) Tap MPR No.II /MPR/1988
e) Tap MPR No.II /MPR/1993
f) Tap MPR No.II /MPR/1998

Dalam ketetapan disebut dinyatakan bahwa wawasan dalam penyelenggaran


pembangunan nasional untuk mencapai tujuan Pembangunan Nasional adalah Wawasan
Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber dari Pancasila
dan UUD 1945. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah
Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut tercakup :

a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik.


1) Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaanya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan mitra seluruh bangsa,
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan menyakini berbagai agama dan

19 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


kepercayaan terhadap tuhan yang Maha Esa harus merupakan kesatuan bangsa
yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam
mencapai cita-cita bangsa.
4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara,
yang melandasi , membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
5) Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi.


1) Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata diseluruh wilayah tanah air.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang diseluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam
mengembangkan ekonominya.

c. Perwujudan kepulauan nusantaras sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya


1) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata yang sesuai dengan kemajuan bangsa
2) Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada mengambarkan kekayaan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-
hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa indonesia.

d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan


1) Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman bagi
seluruh bangsa dan negara.
2) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam
pembelaan negara.

Masing-masing cakupan arti dari Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu


Kesatuan Poltik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Pertahanan Keamanan
(POLEKSOSBUDHANKAM) tersebut tercantum dalam GBHN.

20 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, meliputi masalah-
masalh :
1) Kewilayahan nasional
2) Persatuan dan kesatuan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional.
3) Kesatuan falsafah dan ideologi negara.
4) Kesatuan hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi meliputi masalah-


masalah :

1) Kepemilikan bersama kekayaan efektif maupun potensial wilayah nusantara.


2) Pemerataan hasil pemanfaatan kekayaan wilayah nusantara.
3) Keserasian dan keseimbang tingkat pengembangan ekonomi diseluruh daerah
dengan tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonomi.

c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Kesatuan Sosial Budaya, meliputi masalah-


masalah :
1) Pemerataan, keseimbangan dan persamaan dalam kemajuan masyarakat, serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.
2) Mempersatukan corak ragam budaya yang ada sebagai kekayaan nasional budaya
bangsa.

d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Kesatuan Pertahanan dan keamanan ,


meliputi masalah-masalah :
1) Persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara dalam rangka membela
negara dan bangsa.
2) Ancaman terhadap satu pulau atau daerah dianggap sebagai ancaman terhadap
seluruh bangsa dan negara.

Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi,


sistem sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan-keamanan dalam lingkup negara
nasional indonesia. Atas dasar itu dapat disimpulkan, sumber alam gas di Aceh bukan
hanya milik penduduk aceh, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia. Sebaliknya,
kemiskinan di Nusa Tenggara Timur harus dipandang sebagai kemiskinan Indonesia.

Akan tetapi, menurut Sayidiman Suryohadiprojo (mantan guberbur Lemhanas), untuk


mas sekaranf perlu interpretasi yang tepat mengenai ajaran itu. Kesimpulan yang hanya

21 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


seperti itu telah mengakibatkan pengusaan oleh pemerintah pusat atas kekayaan sumber
daya alam daerah secara berlebihan sehingga menimbulkan ketidakpuasan daerah, baik di

aceh, Papua, Riau, dan lainnya. Dengan mengajarkan bahwa gas di Aceh bukan hanya
milik penduduk Aceh, tetapi menjadi milik seluruh bangsa Indonesia yang dalam
kenyataan dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah pusat sebagai pemerintahnya seluruh
bangsa Indonesia. Jika dalam penguasaan oleh pemerintah pusat itu diadakan pengaturan,
agar daerah tempat sumber daya alam itu memperoleh bagian yang wajar dan adil dri
hasil pengolahannya sehingga dapat dimanfaatkan rakyat setempat untuk membangun
wilayahnya dalam berbagai aspek kehidupan, pasti tidak timbul ketidakpuasaan. Akan
tetapi, kenyataannyaz sejak pemerintahan presiden Soekarno dan Soeharto, pemerintah
pusat tampak mengabaikan pengaturan yang adil itu. Jangankan daerah luar Jawa, di
pulau Jawa pun begitu, titik berat pembangunan ada di Jakarta dan sekitarnya, dan
beberapa tempat lain yang disukai penguasa.

Oleh karena itu, interpretasi Wawasan Nusantara harus disertai catatan bahwa konsep
kesatuan politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan hankam memerlukan harmoni anatara
kepentingan pusat dan daerah, serta antar daerah. Tanpa itu konsep kesatuan akan sukar
terwujud, kecuali bila dipaksakan melalui kekuatan. Akan tetapi, itu hanya merupakan
kesatuan yang semu dan mengandung kerawanan bagi eksistensi NKRI. Kata kunci yang
tepat adalah dengan keadilan, bukan dengan kekuatan.

GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan Nusantara adalah GBHN
1998, yaitu dalam Tap. MPR No. II/MPR/1998. Pada GBHN 1999 sebagaimana tertuang
dalam Tap MPR No. IV/MPR/ 1999 tidak lagi ditemukan rumusan mengenai Wawasan
Nusantara.

2. Konsep Nusantara dalam UUD 1945


Pada saat ini, dengan tidak adanya lagi GBHN maka rumusan wawasan nusantara
menjadi tidak ada. Walaupun demikian, sebagai konsepsi politik ketatanegaraan Republik
Indonesia, wilayah Indonesia yang berciri nusantara kiranya tetap dipertahankan. Artinya,
nusantaraa merupakan ciri kewilayahan Negara Indonesia. Hal ini tertuang dalam

22 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


pasal 25A UUD 1945 yang berbunyi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan Undang-undang.

Adanya wilayah merupakan salah satu syarat berdirinya Negara. Konstitusi Negara
Indonesia merumuskan wilayah Negara dengan cara menjelaskan kondisi
kewilayahannya. Kondisi wilayah Indonesia digambarkan sebagai wilayah yang
bercirikan nusantara. Perumusan wilayah Indonesia dalam pasal tersebut menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur Negara,
sekaligus ruang hidup bagi bangsa Indonesia yang telah menegara. Keetentuan ini juga
mengukuhkan kedaulatan wilayah wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas
geografis sebuah Negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antar Negara,
dan pendudukan oleh Negara asing (MPR RI, 2012)
Undang-undang yang mengatur lebih lanjut ketentuan Pasal 25A UUD 1945 ini
antara lain UU No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara yang sebelumnya telah
berlaku juga UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia yang sampai sekarang
masih tetap berlaku.Dalam bagian konsiderans UU No. 43 Tahun 2008, dikatakan bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang berciri nusantara
mempunyai kedaulatan atas wilayahnya, serta memiliki hak-hak berdaulat di luar wilayah
kedaulatannya dan kewenangan tertentu lainnya untuk dikelola dan dimanfaatkan
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana
diamanatkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Bahwa
pengaturan mengenai wilayah Negara meliputi wilayah daratan, perairan,
pedalaman,perairan kepulauan, laut territorial beserta dasar laut, dan tanah di bawahnya,
serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di
dalamnya.

3. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


Berdasarkan UU No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia bahwa Negara
Indonesia merupakan Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan (archipelago state).
Negara Kepulauan (archipelago state) merupakan hasil keputusan Konvensi Perserikatan
Bangsa-bangsa tentang hukum laut (UNCLOS) tahun 1982 yang berarti suatu negara
yang seluruhnya terdiri dari satu gugus besar atau lebih kepulauan dan dapat mencakup

23 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


pulau-pulau lain. Dinyatakan dalam Bab IV Pasal 46 konvensi UNLOS sebagai berikut:
Archipelagic State means a State constituted wholly by one or more archipelagos and
may include other islands. Konvensi ini menentukan pula bahwa gugusan kepulauan
berarti suatu gugusan pulau-pulau termasuk bagian pulau, perairan di antara gugusan
pulau-pulau tersebut dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lainnya
demikian eratnya sehingga gugusan pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya
tersebut meruapak suatu kesatuan geografi dan politik yang hakiki, atau secara historis
telah dianggap sebagai satu kesatuan. Indonesia telah diakui sebagai Negara kepulauan
setelah meratifikasi UNCLOS 1982 melalui UU No. 17 tahun 1985.
Berdasarkan UU No. 43 tahun 2008, yang dimaksud wilayah Negara adalah salah
satu unsur Negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman,
perairan kepulauan dan laut territorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta
ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di
dalamnya. Berdasar hak ini, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi tanah
(daratan) dan air (lautan) dan udara di atasnya.
a. Wilayah daratan
Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi dan batas-batas tertentu dan di
dalam tanah permukaan bumi. Untuk menentukan batas wilayah daratan biasanya
dilakukan dengan Negara-negara yang berbatasan darat. Batas-batas dapat dibuat
dengan sengaja atau dapat pula ditandai dengan benda-benda alam, seperti gunung,
hutan, dan sungai. Indonesia memiliki wilayah daratan yang berbatasan dengan
Malaysia (Serawak dan Sabah), Papua Nugini, Timor Leste.

b. Wilayah perairan
Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial Indonesia, perairan kepulauan,
dan perairan pedalaman. Laut territorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 (dua
belaas) mil laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Perairan
kepulauan Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis
pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan keedalaman atau jaraknya dari pantai.

Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari
garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia , termasuk di dalamnya semua bagian
dari perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup. Penentuan batas
perairan khususnya yang berbatasan dengan Negara tetangga dilakukan dengan

24 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


perjanjian bilateral. Contoh, Indonesia dengan Malaysia dan Indonesia dengan
Filipina.

c. Wilayah udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan
(perairan) negara itu. Seberapa jauh kedaulatan negara terhadap wilayah udara di
atasnya terdapat beberapa aliran, yaitu:
1) Teori udara bebas
a) Kebebasan ruang tanpa batas, ruang udara dapat digunakan oleh siapapun.
Negara tidak berhak dan berdaulat di ruang udara.
b) Kebebasan ruang terbatas, terbagi dua:
(1) Negara kolong berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihara
keamanan dan keselamatan.
(2) Negara kolong hanya berhak terhadap suatu wilayah tertentu.

Teori yang menyatakan adanya kebebasan ruang terbatas, adalah:


(1) Teori Keamanan
Negara mempunyai kedaulatan di udara dibatasi untuk menjaga
keamanan. Pada tahun 1901 ditentukan dengan ketinggian 1500 m dan
pada tahun 1910 diubah menjadi 500 m.
(2) Teori penguasaan Cooper pada tahun 1950
Copper menyatakan kedaulatan udara ditentukan oleh kemampuan negara
yang bersangkutan menguasai ruang udara secara fisik dan ilmiah.
Misalnya, dengan kemampuan teknologi pesawat (Cooper).
(3) Teori udara Scahater
Scahater menyatakan wilayah udara hendaknya sampai pada ketinggian
dimana udara masih cukup mampu mengangkat pesawat. Ketinggian
tersebut lebih kurang 30 mil dari muka bumi.

2) Teori negara berdaulat di udara


Mengenai teori ini belum ada kesepakatan di forum internasional. Mengenai
ruang angkasa, masih timbul beda tentang batas jarak ketinggian, yaitu dari mana
mengukurnya. Apakah diukur dari permukaan laut ataukah dari titik tertinggi dari
negara tersebut. Misalnya, dari puncak gunung.

4. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara


a. Tujuan Wawasan Nusantara

25 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Hakikat Wawasan Nusantara adalah Keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia, yaitu keutuhan bangsa dan wilayah
nasional. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam
lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara. Akan tetapi, hal tersebut tidak
berarti menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan,
maupun orang-perorang.
Tujuan Wawasan nusantara terdiri atas dua, yaitu:
1) Tujuan ke dalam adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan, dan
2) Tujuan ke luar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba
berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta mengembangkan suatu kerjasama
dan saling hormat menghormat.
b. Manfaat Wawasan Nusantara
Manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi Wawasan Nusantara adalah sebagi
berikut.
1) Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini
membuktikan dengan penerimaan asas negara kepulauan berdasar Konvensi
Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai negara kepulauan diakui oleh dunia
internasional
2) Pertambahan luas wilayah territorial Indonesia. Berdasarkan Ordonansi 1939
wilayah territorial Indonesia hanya seluas 2 juta km persegi. Dengan adanya
konsepsi Wawasan Nusantara maka luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km
persegi sebagai satu kesatuan.
3) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber
daya yang besar bagi peningkatan kesejahtaraan rakyat. Sumber daya tersebut
terutama sumber minyak yang ditemukan di wilayah territorial dan landas
kontinen Indonesia.
4) Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan
wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa indonesia.
5) Wawasan nusantara menjadi menjadi salah satu sarana integrasi nasional.
Misalnya, tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika

26 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Perlu kiranya dikemukakan pula berbagai implikasi persoalan yang dapat timbul
dari penerapan konsep nusantara ini adalah sebagai berikut.

a. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain, yaitu batas darat,
laut, dan udara. Persoalan penarikan garis batas dapat menimbulkan konflik
dengan negara lain oleh karena negara akan saling klaim mengenai wilayah.
Misalnya, Indonesia dengan Malaysia mengenai pulau Sipadan dan Ligitan,
dean kasus Ambalat. Indonesia dengan Austrilia mengenai pulau pulau kecil
di sekitar kepulauan Roti, Nusa Tenggara Timur.
b. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridiksi indonesia yang tidak
terkendali dan terawasi. Misalnya, masuknya nelayan asing ke wilayah
perairan Indonesia, kasus perompakan di laut, keluarnya nelayan Indonesia ke
wilayah tetangga, dan melintasnya pesawat perang negara lain di wilayah
udara Indonesia.
c. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar di Indonesia. Pulau-
pulay ini potensial untuk dimanfaatkan sebagai daerah pencarian ikan secara
ilegal, tempat/ transit kejahatan lintas negara, daerah pendudukan asing,
keterbatasan komunikasi dan transportasi, serta rawan kemiskinan dan
ketidakadilan. Ada 12 pulau yang diidentifikasikan sebagi pulau terluar di
indonesia (Tempo, 2005), yaitu:
1) Pulau Rondo, ujung paling barat Indonesia berbatasan dengan
India dan Thailand.
2) Pulau sekatung, ujung utara berbatasan dengan Vietnam,
3) Pulau Nipah, berbatasan dengan Malaysia,
4) Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia,
5) Pulau Marore, berbatasan dengan Filiphina,
6) Pulau Mingias, berbatasan dengan Filiphina,
7) Pulau Merampit, berbatasan dengan Filiphina,
8) Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste,
9) Pulau Dana, berbatasan dengan Australia,
10) Pulau Fani, berbatasan dengan republik Palau, ujung utara Papua,
11) Pulau Fanildo, berbatasan dengan republik palau, dan
12) Pulau Bras, berbatasan dengan republik palau.
d. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang yang dapat melemahkan
pembangunan berwawasan nusantara. Misanya, suatu daerah tertutup bagi

27 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


pendatang, penolakan warga transmigran oleh penduduk lokal, pejabat publik
daerah haruslah putra daerah yang bersangkutan, dan lain-lain.

Berdasarkan pada kemungkinan persoalan yang muncul di atas, kiranya para


pengambil kebijakan perlu arif dalam mensikapi dan menjalankan roda
pemerintahan. Harus dihindari penerapan konsep Wawasan Nusantara yang justru
melahirkan pemerintahan terpusat sebagaimana pengalaman masa lalu. Perlu
diupayakan penerapan Wawasan Nusantara melalui serangkaian pembangunan
dan kebijakan yang mampu mengembangkan persatuan bangsa dan keutuhan
wilayah tanpa perlu menciptakan pemerintahan terpusat dengan tetap mengakui
keanekaragaman bangsa dan budaya di dalamnya.
Wawasan Nusantara dalam fungsinya sebagai wawasan dalam mencapai
tujuan pembangunan nasional, harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan
momentum kekuatan-kekuatan sentripetal untuk dapat terus mempertahankan dan
memelihara kemantapan kesetiakawanan sosial yang melandasi persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara. Wawasan Nusantara harus dapat meningkatkan
ketahanan nasional sehingga terjaminlah kelanjutan dan peningkatan
pembangunan nasional.

E. OTONOMI DAERAH DI INDONESIA


1. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Otonomi Daerah
Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah
nasional. Pandangan untuk tetap perlunya persatuan bangsa dan wilayah ini merupakan
modal berharga dalam melaksanakan pembangunan. Wawasan Nusantara juga mengajarkan
perlunya kesatuan sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem
pertahanan-keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia. Cerminan dari semangat
persatuan itu diwujudkan dalam bentuk negara kesatuan.
Meskipun demikian, perlunya semangat kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan itu
jangan sampai menimbulkan negara kekuasaan. Negara menguasai segala aspek kehidupan
bermasyarakat termasuk menguasai hak dan kewarganegaraan yang ada di daerah di
Indonesia. Tiap-tiap daerah sebagai wilayah (ruang hidup) hendaknya-nya diberi
kewenangan mengatur dan mengelola sendiri dalam rangka mendapatkan keadilan dan
kemakmuran.

28 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Oleh karena itu, NKRI menyelengarakan pemerintahannya menganut asas densentralisasi
bukan sentralisasi. Desentralisasi artinya penyerahan urusan pemerintah diatasnya kepada
pemerintah dibawah untuk menjadi urusan rumah tangganya. Negara Kesatuan dengan
sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan memberikan kesempatan dan
keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan kekuasaan. Kekusaan terbagi antara
pemerintah pusat dan daerah. Daerah memiliki hak otonomi untuk menyelenggarakan
kekuasaan. Desentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi di Indonesia.
Negara kita melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakan amanat UUD 1945
Pasal 18. Jadi landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah Pasal 18 UUD 1945
yang berbunyi sebagai berikut.
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan asas pembantuannya.
(3) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahnnya yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
daerah untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
(8) Untuk menyelenggarakan pemerintahan didaerah, dibentuk undang-undang organik
sebagai pelaksanaan dari pasal 18 UUD 1945. Undang-undang tersebut adalah UU
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. UU ini menggantikan UU No. 22
Tahun 1999 merupakan pengganti dari UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah.

29 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


2. Otonomi Daerah di Indonesia
Menurut Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945 Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia memilih cara desentralisasi
dalam penyelenggaraan pemerintahannya, bukan sentralisasi hal ini disebabkan :
a. Wilayah Indonesia yang sangat luas, dan
b. Daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi geografis dan budaya yang berlainan.

Dengan alasan demikian maka pemerintahan menyerahkan sebagian kekuasaannya


kepada wilayah atau daerah-daerah agar mengurus dan mengatur sendiri kekuasaanya.
Berdasarkan itu maka UUD 1945 memandang perlu adanya pemerintahan daerah.
Adanya pemerintahan daerah adalah akibat dari penerapan asas desentralisasi.

Dengan demikian, daerah memiliki hak atau kewenangan untuk mengurus dan
mengatur daerahnya sendiri karena sudah diserahi wewenang dari pemerintah pusat.
Daerah memiliki hak otonomi atau otonomi daerah. Otonomi daerah diartinya sebagai
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, otonomi daerah dapat juga diartikan sebagai hak dan kewenangan
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Yang dimaksud daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyrakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.
Daerah otonom selanjutnya disebut dengan daerah.

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahn Daerah, adalah daerah yang
bersifat otonom atau daerah otonom meliputi 3 daerah, yaitu :

a. Daerah provinsi,
b. Daerah kabupaten, dan
c. Daerah kota.

30 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Daerah otonom menganut asas desentralisasi, yaitu asas yang menyatakan adanya
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI.

Selain asas desentralisasi, daerah otonom dalam hal ini daerah provinsi, menganut
pula asas dekonsentrasi. Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan adanya
pelimpahan wewenang pemerintahan dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah dan atau kepada instansi vertical diwilayah tertentu.

Setiap daerha dipimpin oleh kepala daerah sebagai kepala eksekutif yang dibantu oleh
seorang wakil kepala daerah. Kepala daerah provinsi adalah gubernur. Kepala daerah
kabupaten adalah bupati, sedangkan kepala daerah kota adalah walikota. Sedangkan
perangkat daerah otonom terdiri atas Sekretaris Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga
Teknis Daerah lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

Menurut undang-undang otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada otonomi luas,


nyata,dan bertanggung jawab. Otonomi yang nyata adalah keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan kewenangan pemerintahan dibidang tertentu yang secara nyata ada
diperlukan, serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah. Otonomi yang luas adalah
keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan
semua bidang pemerintahan kecuali kewenangan pada bidang-bidang tertentu yang masih
ditangani dan terpusat oleh pemerintah pusat di Jakarta.

Dengan demikian, kewenangan daerah otonom sangat luas. Pemerintah daerah


berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakatnya. Urusan itu meliputi berbagai
bidang, misalnya :

a. Pendidikan,
b. Kesejahteraan,
c. Kesehatan,
d. Perumahan,
e. Pertanian, dan
f. Perdangangan, dan lain-lain.

Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, kabupaten atau kota banyak
sekali. Hal ini karena provinsi, kabupaten atau kota memiliki hak otonomi dari

31 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


pemerintah pusat. Pemerintah pusat menyerahkan sebagian wewenangnya kepada daerah
untuk mengurusinya sendiri.

Pemerintah pusat hanya menangani 6 urusan saja, yaitu :

a. Politik luar negri,


b. Pertahanan,
c. Keamanan,
d. Yustisi,
e. Moneter, dan fiscal nasional, dan
f. Agama.

`Sedangkan yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa
perwujudan pertanggung jawaban sebagai konsekuensi pemberian ak dan kewenangan
kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam
mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan,
pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah, serta antar
daerah dalam rangka menjada keutuhan NKRI.

Pada akhirnya, otonomi daerah tidak bertentangan dengan Visi Wawasan Nusantara.
Otonomi dan desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilih agar penyelenggaraan
NKRI ini dapat menciptakan pembangunan berkeadilan dan merata diseluruh wilayah
tanah air. Pengalaman penyelenggaraan bernegara yang dilakukan secara tersentralisai
justru banyak menimbulkan ketidakadilan di daerah. Keadilan adalah pasyarat bagi
terwujudnya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah sebagai hakikat dari wawasan
Nusantara.

Dengan demikian, asas desentralisai atau otonomi amat mendukung kelangsungan


wawasan nasional kita wawasan Nusantara. Kesadaran dalam persatuan bangsa dan

kesatuan wilayah Indonesia dapat terjaga dan terpelihara apabila rakyat mendapat
keadilan dalam pembangunan yang dilaksanakan. Sebaliknya, kita tentu sulit merasa satu
bangsa dan satu wilayah apabila justru ketidakadilan pembangunan yang didapatkan.
Oleh karena itu, keberlangsungan Wawasan Nusantara harus diiringi dengan

32 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


pembangunan yang berkeadilan.salah satunya melalui kebijakan otonomi daerah di
Indonesia.

Walaupun demikian, kebijakan otonomi daerah, yang telah berlangsung selama ini
harus mampu meminimalisir munculnya ekses-ekses yang justru dapat mencedarahi rasa
keadilan dan kebersamaan sebagai satu bangsa. Misalnya, kecenderungan tindak korupsi
yang mewabah hingga didaerah dan merebut sumber daya antar daerah.

DAFTAR PUSTAKA

33 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA


Winarno. 2013. Pradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi ketiga. Bumi Aksara: Jakarta

34 KWN | WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai