Anda di halaman 1dari 11

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SARANA MEMAHAMI

INDONESIA

TUGAS 1

Nama : ALYA ZAHRA SEPTIANA


Nim : 051602568
Prodi : ILMU ADMINISTRASI BISNIS
Tugas : Pendidikan Kewarganegaraan
Upbjj : Upbjj Bogor
Pendahuluan

Wawasan Nusanata adalah pandangan nasional bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungan tempat hidup negara bangsa Indonesia. Cara pandang bnagsa Indonesia ini
memengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa Indonesia menuju tujuannya. Selain
sebagai cara pandang, Wawasan Nusantara menjadi landasan visional bangsa Indonesia.
Kata Nusantara sendiri secara historis bermula dari bunyi sumpah palapa dari Patih
Gadjah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya sebagai Malapatih di Kerajaan
Majapahit tahun 1336 M, Tertulis di dalam kitab pararaton. Penanaman Nusantara ini
berdasarkan sudut pandang Majapahit (jawa), mengingat pada waktu itu belum ada sebutan
yang cocok untuk menyambut seluruh kepulauan yang sekarang di luar Majapahit. Dalam kitab
Negarakertagama karangan empu tantular, arti Nusantara adalah pulau-pulau di luar jawa
dengan Majapahit sebagai ibu kotanya. Selanjutnya, kata Nusantara digunakan oleh Ki Hajar
Dewantara uuntuk menggantikan sebutan hindia belanda (Nederlandsch-Indie). Pada acara
kongres Pemuda Indonesia II tahun 1928 (Peristiwa Sumpah Pemuda) digunakan istilah
Indonesia sebagai pengganti Nusantara. Nama Indonesia berasal dari dua kata Bahasa Yunani,
yaitu indo/indu yang berarti Hindu/Hindia dan nesia/nesos yang berati pulau. Denngan
demikian, kata Nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata Indonesia yang merujuk pada
wilayah(sebaran pulau-pulau) yang berada di antara dua Samudra, yakni Samudra hindia dan
Samudra pasifik dan dua benua, yakni benua asia dan Australia.
Wawasan Nusantara mengandung beberapa pengertian yang bisa dirujuk dan pendapat
para ahli. Menurut Hasan Habib, Wawasan Nusantara merupakan kebulatan wilayah nasional,
termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum,
satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuaan ekonomi dan satu kesatuan hankam.
Pengertian wawasan Nusantara juga bisa dirujuk dari teks atau dokumen negara.
Merujuk Mjelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1998, Wawasan Nusantara, yakni cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, Menurut GBHN, Wawasan Nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa ndonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta wilayah dalam penyelenggaran kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Jika dilihat dari Sejarah, konsep Wawasan Nusantara lahir sejak deklarasi Djuanda pada
13 Desember tahun oleh perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Isi pokok deklarasi iini
adalah bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang
menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis teritorial yang baru ini wiayah
Indonesia menjadi satuu kesatuan wilayah. Laut diantara pulau bukan lagi sebagai pemisah
karena tidak lagi laut bebas, tetapi sebagai penghubung pulau. Dikemudian hari konsep
Wawasan Nusantara dikuatkan melalui keputusan politik negara dengan memasukkannya ke
dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945 yang menyatakan negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
Kajian Pustaka

Wawasan Nusantara adalah sebagai konsep.


Wawasan Nusantara mencakup kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial-budaya.
Keesatuan wilayah berati memandang wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sebagai
negara kepulauan dalam satu kesatuan wilayah. Kesatuan politik berarti memandang bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras mempunyai rasa persatuan dalam
satu organisasi negara. Kesatuan ekonomi bermakna kekayaan wilayah Nusantara baik
potensial maupun efektif adalah modal dan milik Bersama bangsa. Sedangkan kesatuan sosial-
budaya artinya beragam budaya Indonesia yang tidak menolak nilai-nilai budaya lain yang
tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa.

Konsep ini menekankan pentingnya pemahaman dan pengelolaan kesatuan wilayah


dan rakyat Indonesia di tengah keragaman ini.

Dalam konsep Wawasan Nusantara, ada dua kata kunci yang penting: wawasan
(pandangan) dan nusantara (kelompok pulau).

Integrasi Wilayah dalam Konteks Wawasan Nusantara

Integrasi wilayah adalah bagian penting dari konsep Wawasan Nusantara.

Hal ini terkait dengan pemahaman terhadap kepentingan strategis yang terkandung dalam
mengelola dan mempertahankan wilayah yang sangat luas dan beragam ini.

Agar tujuan nasional bisa dicapai maka negara turut membutuhkan tata kelengkapan
organisasi,antara lain aparatur negara, kesadaran politik Masyarakat, media pers, dan
partisipasi rakyat.

Dalam hal ini, Semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang berarti
berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.

Konsep geopolitik terdiri dari wardah dan isi. Unsur wadah merupakan ruang hidup bangsa
yang saling berinteraksi dalam kerangka hidup negara. Unsur isi merupakan citi-cita
geopolitik, sifat dan ciri geopolitik serta cara kerja geopolitik.
Pembahasan

Pengertian Wawasan Nusantara – Setiap bangsa mempunyai cita-cita tertulis maupun tidak
tertulis. Cita-cita tersebut sangat penting perannya bagi suatu bangsa karena dapat memberi
gairah hidup serta memberi arah dalam penentuan tujuan nasional. Cita-cita bangsa Indonesia
sendiri tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Bangsa Indonesia sadar bahwa
kemerdekaan bukanlah tujuan dalam perjuangan bangsa, melainkan alat untuk mewujudkan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Berdasarkan cita-cita tersebut, ditentukanlah tujuan nasional bangsa Indonesia yang


rumusannya tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Dalam upaya
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional tersebut, ada tiga faktor penentu yang harus
diperhatikan, yaitu faktor geografi, manusia, dan lingkungan.

Terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional bergantung dari bangsa Indonesia memanfaatkan
lingkungan geografis, sejarah, dan kondisi sosial-budaya, serta cara pandang masyarakat dalam
memandang diri dan lingkungannya. Wawasan Nusantara-lah yang menjadi cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, serta menjadi salah satu sarana dalam
pembentukan karakter bangsa.
Secara keseluruhan, pengertian wawasan Nusantara merupakan “cara pandang” bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Wawasan tersebut merupakan penjabaran dari
falsafah bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa serta sejarah yang
pernah dialaminya. Esensinya adalah pelaksanaan dari bangsa Indonesia itu sendiri dalam
memanfaatkan kondisi geografis, sejarah, serta kondisi sosial-budayanya dalam mencapai cita-
cita dan tujuan nasionalnya.
Dengan demikian, pengertian wawasan Nusantara juga dapat diartikan sebagai cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi
oleh Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat,
bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
nasional.
Basrie turut menambahkan bahwa wawasan Nusantara adalah cara pandang, cara memahami,
cara menghayati, cara bersikap, cara berpikir, cara bertindak, cara bertingkah laku bangsa
Indonesia sebagai interaksi proses psikologis, sosio-kultural, dengan aspek astagatra (kondisi
geografis, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk).

1. Unsur Dasar Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan fenomena (gejala) sosial yang dinamis dan memiliki tiga
unsur dasar, yaitu wadah, isi, dan tata laku.
a. Wadah
Untuk meninjau konsep wadah, perlu ditinjau pula mengenai asas archipelago, yaitu
kumpulan pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan wilayah. Artinya, antara
kepulauan dan wilayah perairan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
yang batas-batasnya ditentukan oleh wilayah laut. Dalam lingkungan tersebut
terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau yang menjadi satu kesatuan wilayah.

1) Bentuk Wujud
Bentuk wujudnya berupa kepulauan Nusantara yang memiliki kedudukan geografis
yang khas, yaitu yang berada di posisi silang dunia serta memiliki pengaruh besar
dalam tata kehidupan dan sifat peri kehidupan nasional. Adapun pengaruh-pengaruh
tersebut meliputi menjadi lalu-lintas aspek-aspek kehidupan sosial dunia, hubungan
antarbangsa akan lancar apabila kepentingan nasionalnya terpenuhi atau minimal
tidak dirugikan, wilayah Nusantara memiliki kekayaan alam yang melimpah,
sumber daya manusia yang melimpah dan murah yang merupakan daya tarik
tersendiri bagi negara-negara yang tidak memilikinya.
2) Tatanan Susunan Pokok/Tata Inti Organisasi
Salah satu sarana untuk mengetahui organisasi suatu negara adalah dengan
mempelajari UUD-nya. Demikian halnya untuk Indonesia harus dilihat pada UUD
1945. Tata inti organisasi yang dimaksud menyangkut hal-hal berikut ini:
Pertama, bentuk kedaulatan (Bab I Pasal 1) yang meliputi negara kesatuaan yang
berbentuk republik dan kedaulatan ada di tangan rakyat dan sepenuhnya
dilaksanakan oleh MPR.
Kedua, kekuasaan pemerintah negara (Bab III Pasal 4-15) yang berkenaan dengan
ketentuan bahwa presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD 1945.
Ketiga, sistem pemerintah negara (penjelasan UUD 1945) yang berkenaan dengan
ketentuan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka, pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi
dan tidak berdasarkan absolutisme (kekuasaan tidak terbatas), kekuasaan tertinggi
ada di tangan MPR, presiden adalah penyelenggara pemerintah tertinggi di bawah
MPR, presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR, menteri negara adalah
pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, dan
kekuasaan kepala negara tidak terbatas.
Keempat, sistem perwakilan (Bab VII Pasal 19) yang berkenaan dengan ketentuan
bahwa kedudukan DPR kuat, tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan anggota
DPR semuanya merangkap menjadi anggota MPR, sehingga dapat senantiasa
mengawasi tindakan presiden.
3) Tata Susunan Pelengkap/Kelengkapan Organisasi
Agar tujuan nasional dapat tercapai dengan tertib dan mantap, diperlukan suatu tata
kelengkapan organisasi, yaitu aparatur negara harus mampu mendorong,
menggerakkan dan mengerahkan usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah
ditetapkan untuk kepentingan rakyat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Selain itu, diperlukan pula kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari
masyarakat, organisasi negara harus mampu untuk meningkatkan kesadaran
politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat, serta menampung aspirasi
politik masyarakat, baik sebagai perorangan atau organisasi masyarakat dalam
rangka meningkatkan stabilitas politik.

b. Isi
Aspirasi bangsa Indonesia sebagai “isi” dari wawasan Nusantara dapat dirinci menjadi
cita-cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri, serta cara kerja. Cita-cita yang terkandung
di dalam wawasan Nusantara sebagaimana dirumuskan di dalam Pembukaan UUD
1945, yaitu “mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur”. Cita-cita wawasan Nusantara itu bertujuan untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tanah air, mewujudkan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Aspirasi bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai kesatuan yang utuh
dan menyeluruh memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut:
Manunggal, yaitu keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek
kehidupan sesuai makna sesanti “Bhineka Tunggal Ika”.
Utuh-menyeluruh, yaitu bahwa aspirasi bangsa dalam mewujudkan wawasan
Nusantara yang utuh dan menyeluruh (komprehensif dan integral) dalam seluruh aspek
kehidupan sesuai dengan makna Sumpah Pemuda “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu
Bahasa”.
Cara kerja bangsa Indonesia untuk mewujudkan wawasan Nusantara berpedoman
kepada Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan UUD 1945 yang memberikan
arah mengenai pengendalian hidup bermasyarakat serta penetapan hak asasi dan
kewajiban bangsa Indonesia.
c. Tata Laku
Tata laku sebagai unsur dari wawasan Nusantara adalah tindakan perilaku bangsa
Indonesia dalam melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai
kesatuan yang utuh dan menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional. Tata laku batiniah
berwujud pengamalan falsafah Pancasila yang melahirkan sikap mental sesuai kondisi
lingkungan hidupnya dalam mewujudkan wawasan Nusantara.
Tata laku batiniah terbentuk karena kondisi dalam proses pertumbuhan hidupnya yang
merupakan produk dari kebiasaan yang membudaya. Tata laku lahiriah sendiri
dituangkan dalam suatu pola tata laku yang dapat diperinci dalam tata-perencanaan,
tata-pelaksanaan, dan tata-pengendalian atau pengawasan.
Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era
globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial,
dengan sikap saling menghormati.
Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan nasionalnya
dalam kehidupan internasionalnya di semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial
budaya maupun pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional yang tertera dalam
UUD 1945.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap
aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.

Fungsi Wawasan Nusantara


Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan Wawasan Nusantara sendiri
berada dalam Hirarki Paradigma Sosial, dimulai dari:
Dalam mewujudkan nasionalisme yang tinggi itu bukanlah hal yang mudah, dimana dengan
adanya globalisasi saat ini mengakibatkan liberalisasi serta dominasi pasar bebas. Buku
berjudul Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Indonesia: Sebuah Tantangan yang dibuat oleh
M. Azzam Manan berupaya mencari sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Hirarki I = Landasan Ideologi atau Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar negara
Hirarki II = Landasan Konstitusionalnya UUD 1945
Hirarki III = Landasan Visional adalah Wawasan Nusantara
Hirarki IV = Landasan Konsepsional merupakan Ketahanan Nasional
Hirarki V = Landasan Operasional adalah GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)
Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari wawasan
nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara.
Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:
Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik
Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah Indonesia
agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik, kesatuan
politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.
Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan penting
dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan nasional.
Aspek yang melatar belakangi wawasn Nusantara:
a. Falsafah Pancasila
b. Aspek kewilayahan Nusantara
c. Aspek sosial budaya
d. Aspek Sejarah
Kedudukan wawasan Nusantara:
Dalam paradigma nasional, kedudukan wawasam nusantra adalah sebagai berikut:
a. Pancasila berkedudukan sebagai landasan idil.
b. UUD 1945 berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
c. Sebagai visi nasional berdudukan sebagai landasan visional.
d. Ketahanan nasional berdudukan sebagai landasan konsepsional.
e. GBHN berdudukan sebabgai landasan operasional.
Asas Wawasan Nusantara
Asas wawasan nusantara merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang wajib dipatuhi,
dilakukan, serta dijaga oleh seluruh elemen masyarakat agar tercipta perdamaian serta
keseimbangan di Indonesia. Secara keseluruhan ada 6 asas wawasan nusantara yang wajib
kamu pahami, diantaranya:
1. Asas Solidaritas
Solidaritas adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan antar individu
atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya
kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.
Sikap solidaritas sendiri merupakan bentuk kepedulian terhadap orang lain. Sikap solidaritas
sudah selayaknya dijalankan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa membeda-bedakan dari
dan kepada siapa.
Kesetiaan menjadi tonggak utama dalam menciptakan persatuan serta kesatuan suatu negara.
Rasa setia kawan atau solidaritas dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk mewujudkan tujuan
dan cita-cita nasional.
2. Asas Kejujuran
Kejujuran dalam berpikir serta bertindak menjadi sebuah asas wawasan nusantara yang sangat
penting. Berani berpikir dan bertindak hanya yang sesuai dengan fakta serta kenyataan, wajib
dilakukan demi tercapainya kemajuan.
3. Asas Kesamaan Tujuan
Mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama. Sebagai contoh, di masa kemerdekaan saat
semua rakyat Indonesia melakukan berjuang bersama-sama mengusir para penjajah.
4. Asas Keadilan
Seluruh elemen masyarakat mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan keadilan dan
mewujudkan tujuan serta cita-cita nasional tidak boleh merugikan pihak tertentu maupun
mengutamakan kepentingan kelompok atau golongan sendiri. Hal ini berlaku dalam segala
aspek kehidupan bernegara, baik keadilan secara hukum, ekonomi, politik, serta sosial.
5. Asas Kerja Sama
Dengan adanya kesadaran pada tujuan serta kepentingan yang sama akan menciptakan
kerjasama antar elemen masyarakat. Kerjasama serta koordinasi tersebut dapat dilaksanakan
atas dasar kesetaraan agar terciptanya efektivitas dalam mencapai tujuan bersama.
Sebab kebersamaan dan gotong royong ini akan memudahkan serta meringankan suatu
pekerjaan termasuk dalam menghadapi tantangan terhadap implementasi wawasan nusantara.

Hakikat Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia pada hakikatnya merupakan
perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan (HANKAM). Dan sebagai
wawasan nasional Indonesia, wawasan Nusantara merupakan pencerminan dari kepetingan
yang sama, tujuan yang sama terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan
wilayah Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan nasionalnya wawasan Nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menangani
permasalahan yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikatnya wawasan Nusantara adalah hakikat yang selau utuh dengan menyeluruh dalm
lingkup Nusantara untuk kepentingan nasional, tanpa menhilangkan kepentingan lainnya sperti
kepentingan daerah, golongan, dan perorangan.
Dasar hukum wawasan Nusantara
Dasar hukum wawasan Nusantara diterima sebagai konsepsi politik kewarganegarraan yang
tercantum dalam dasar-dasar hukum antarra lain sebagai berikut:
a. Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973
b. Tap MPR. No.IV/1978/22/maret/1978/tentang GBHN
c. Tap MPR.No.II/MPR/1983/12/MARET/1983/Ruang lingkup tentang cakupan
wawasan Nusantara dalam mencapai tujuan Pembangunan nasional: kesatuan politik,
kesatuan ekonomi, kesatuan sosial budaya, kesatuan pertahanan dan keamanan.
PENUTUP

Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah pandangan bagi kita khususnya bagi bangsa Indonesia untuk
menjadi bangsa yang satu dan utuh dalam Kesatuan Republik Indonesia untuk mencapai tujuan
nasioanl yang tercantum pada pembukaan UUD 1945.
Wawasan Nusantara digunakan sebagai pedoman dalm menentukan kebijakan, keputusan, dan
Tindakan dalam penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.

Saran
Dengan adanya wawasan Nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
kejuangan, cinta tanh air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Sesuai dengan Sumpah
Pemuda kita selaku para penerus bangsa harus memperthankan apa yang sudah di pertahankan
para pahlawan bangsa kita serta wajib menanamkan sikap wawasan Nusantara sejak dini
sehingga kecintaan terhadap bangsa dan negara lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA

MKDU4111…………………………
https://www.bing.com/search?q=upaya+meningkatkan+wawasan+nusantara&qs=HS&pq=upaya+&sc
=10-6&cvid=3F3A40A0BBCC45D386685A2A47B721CC&FORM=QBRE&sp=1&ghc=1&lq=0

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sebelas-
maret/kewarganegaraan/makalah-wawasan-
nusantara/34051691#Bab%20I……………..
https://www.academia.edu/34700027/MAKALAH_KEWARGANEGARAAN_WAWASAN_NUSANTARA_

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-wawasan-nusantara/

Anda mungkin juga menyukai