OLEH:
Kelompok 6
AULIA NOVERA ILMA (2301055)
KATRESYA MONICA (2301063)
KEYZIA NABILA MULYONO (2301065)
KHEISYA DIANDRA E.U (2301066)
ROZATUL JANNAH (2301088)
SELVINA JULIANI (2301091)
Dosen Pengampu:
Dr. Hanifal Yunis, M.H (Kes)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang dinamika
historis dan wawasan nusantara.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dan berbagai sumber referensi dalam penulisannya sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan akan kami jadikan tolak ukur dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah tentang dinamika historis dan urgensi wawasan nusantara sebagai
konsepsi dan pandangan kolektif kebangsaan Indonesia dalam konteks pergaulan dunia kami
susun dengan sebaik baiknya semoga bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi setiap
pembacanya sebagai bahan pembelajaran untuk kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara.............................................................2
B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis dan Politik tentang Wawasan
Nusantara..................................................................................................................2
C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan
Berbangsa-Negara Indonesia..................................................................................3
D. Pentingnya Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara...............................5
E. Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................9
B. Kritik dan Saran......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) bangsa
Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat wasantara. Wawasan nasional merupakan
cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa yang
bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya tersebut sangat
mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya. Bagi
bangsa Indonesia, wawasan nusantara telah menjadi cara pandang sekaligus konsepsi
berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan visional bangsa Indonesia. Konsepsi
wawasan nusantara, sejak dicetuskan melalui deklarasi djuanda tahun 1957 sampai
sekarang mengalami dinamika yang terus tubuh dalam praktek kehidupan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika historis dan konsep urgensi wawasan nusantara?
2. Apa pentingnya wawasan nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif
bangsa Indonesia dalam konteks pergaulan dunia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
terluar Indonesia. Dengan garis tutorial yang baru iini wilayah Indonesia menjadi
satu kesatuan wilayah. Sebelum keluarnya deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia
didasarkan pada territorial zee en maritime kringen ordinantie 1939 (TZMKO
1939) atau dikenal dengan nama ordonasi 1939, sebuah peraturan buatan
pemerintah hindia-belanda. Isi oedonasi tersebut pada intinya adalah penentuan
lebar laut 3 mil dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang
surut atau countour pulau/darat. Guna memperkuat kedaulatan atas wilayah negara
tersebut dibentuklah undang-undang sebagai penjabarannya. Setelah keluarnya
deklarasi Djuanda 1957 dibentuklah undang-undang No. 4 Prp Tahun 1960
tentang perairan Indonesia. Tidak hanya melalui peraturan perundang-undang
nasional, bangsa Indonesia juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara
berdasar deklarasi Djuanda ini ke forum international agar dapat pengakuan
bangsa lain atau masyarakat internasional.
3
Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi sangat
luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah itu.
Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga negara
untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya sebagai
satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
dalam kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenakan luas wilayah memunculkan potensi
ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan.
Wawasan nusantara telah menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia
guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus meneruis
dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan
yang selalu berkembang dan tantangan yang berbedavsesuai dengan perubahan
zaman.
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan
wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan
pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah tersebut. Tantangan yang berubah,
misalnya adanya perubahandari kejahatan konvensional menjadi kejahatan didunia
maya.
Wawasan nusantara pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa yang di
dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan
kondisi geografis dan sosial budayanya. Wawasan nasional, juga di artikan sebagai
cara pandang nasional yang merupakan salah satu gagasan falsafah hidup bangsa yang
berisikan dorongan-dorongan motivasi dan rangsangan di dalam merealisasikan dan
mencapai aspirasi serta tujuan nasional. Bangsa indonesia memiliki wawasan nasional
dan pada perkembangannya yang terakhir wawasan tersebut merupakan suatu
konsepsi kewilayahan dan konsepsi politik ketatanegaraan bagi bangsa indonesia dan
bukanlah semata-mata sebagai suatu konsepsi pertahanan keamanan belaka. Dengan
demikian maka konsepsi wawasan nusantara mencakup seluruh bidang kehidupan
sosial bangsa yang menjadi pedoman bagi pembinaan kelangsungan hidup bangsa
indonesia. Sebagai umat yang beragama kita percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa
telah menciptakan empat golongan mahluk, yaitu:
a) benda mati yang hanya mempunyai bentuk dan wujud.
b) flora yang mempunyai bentuk wujud dan kehidupan.
c) fauna yang mempunyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri.
d) manusia yang mempuntyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan
naluri dengan ahlak dan daya pikir.
Wawasan nusantara dalam peundang-undangan negara republik indonesia yang
merupakan suatu pandangan, sikap pendirian dan keyakinan bangsa imdonesia yang
telah lama dikenal dan dianutnya, dan bahkan telah mempunyai legalitas dalam
kehidupan kita sebagai bangsa dan negara yang telah merdeka dan berdaulat.
Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah wawasan nusantara
yang mencakup:
a) perwujusan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan politik.
b) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.
c) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
4
d) perwujudan kepulauan nusantara sebahai satu kesatuan pertahanan dsn
keamanan.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan nasional,Wawasan nusantara
dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola
tindakan yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan
republik indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.
5
untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam
aktifitas-aktifitas ekonomi yang di pilihnya sendiri. Lester Thurow menyatakan,
“Untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu
keseimbangan (balance) anatara paham individu dan paham sosialis”.
Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia tentang hak dan kewajiban
masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,dan kewajiban yang sama. Hak
dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Kesadaran Bela
Negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan
non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
memberantas KKN, menguasai Iptek, meningkatkan kuliatas SDM, transparan, dan
memelihara persatuan. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara sebagai
wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannnya
oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
6
Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010).
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011).
3. Memiliki keragaman ras.
4. Memiliki kergaman agama.
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman suku
bangsa..
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi serta
pertahanan dan keamanan atau dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara
sebagai satu kesatuan politik sosial budaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan.
Pandangan demikian penting sebagai landasan visional bangsa Indonesia terutama
dalam melaksanakan Pembangunan.
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik memiliki makna:
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra
seluruh bangsa serta menjadi modal dan miliki bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan
satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusatara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain
ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas
aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi Memiliki
makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
7
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya
Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah
segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang
termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah
bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan
demikian, bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung
pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum internasional, Indonesia
akhirnya diterima sebagai Negara kepulauan ( Archipelago state) berdasarkan
hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut
(UNCLOS) tahun1982.
3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi
keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam
keutuhan bangsa dan wilayah.
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah
dan persatuan bangsa.
5. Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanankeamanan. Wawasan nusantara
merupakan perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan
dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945,
Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan sebuah negara
kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur
negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah
menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah
potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme.
9
keterbatasan pengetahuan dan referensi,penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yangmembangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
10