OLEH :
KELOMPOK B
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang .kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan Inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dinamika
Historis dan wawasan Nusantara.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak dan berbagai sumber referensi dalam penulisannya sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan akan kami jadikan tolak ukur dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana dinamika historis dan konsep urgensi Wawasan Nusantara
2. Apa pentingnya Wawasan Nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif
bangsa Indonesia dalam konteks pergaulan dunia
PEMBAHASAN
Secara etimologi, kata wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan dan
nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa Jawa) yang artinya Pandangan. Sementara kata
“nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau atau kepulauan. Sedangkan
dalam bahasa latin kata lusa berasal dari kata naesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan
suatu bangsa.
Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan tertera Yang
berarti antara atau dalam suatu kelompok. “antara” juga mempunyai makna Yang sama
dengan kata inter dalam bahasa inggris yang berarti antar (antara) dan Relasi. Sedangkan
dalam bahasa sanskerta. Kata “antara” dapat diartikan sebagai Laut
Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau. Dan antaranya berarti diapit
atau berada ditengah-tengah. Nusantara berati gugusan pulau yang diapit atau berada
ditengah-tengah antara benua dan dua samudra (Pasha, 2008) tersebut dikemukakan.
Pengertian termitologis umumnya adalah pengertian istilah menurut para ahli atau
tokoh dan lembaga yang mengkaji konsep tersebut. Pada uraian sebelumnya ,anda telah
mengkaji konsep wawasan nusantara secara terfonologis.
Ada sumber Historis (sejarah), sosiologis dan Politik terkait dengan munculnya
konsep wawasan Nusantara . Sumber-sumber ini melatarbelakangi berkembangnya wawasan
Nusantara.
1. Latar Belakang
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari perdana menteri Ir. H. Djuanda
kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya
dikenal sebagai deklarasi Djuanda. Isi deklarasi tersebut sebagai berikut: Isi pokok deklarasi
ini adalah bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang
mengubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis tutorial yang baru ini wilayah
Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah.
Selanjutnya secara politis , ada kepentingan nasional bagaimana agar wilayah yang
utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan, dan dipertahankan secara
terus menerus. Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional,
tujuan nasional, maupun visi nasional. sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945
alinea II mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur
sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tentang dalam pembukaan UUD 1945
alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi sangat luas
dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah itu. Namun
demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga negara untuk
memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya sebagai satu kesatuan.
Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan
bernegara merupakan satukesatuan.Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi
bangsa Indonesia untuk mengelolanya. Hal ini dikarenakan luas wilayah memunculkan
potensi ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Wawasan
nusantara telah menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia guna memperkokoh
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus dilakukan. Hal ini dikarenakan
visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan
yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman.
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah
dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya
perlindungan pelestarian diwilayah tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya adanya
perubahan dari kejahatan konvensional menjadi kejahatan didunia Maya.
Wawasan nusantara pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa yang di
dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan kondisi
geografis dan sosial budayanya. Wawasan nasional, juga diartikan sebagai cara pandang
nasional yang merupakan salah satu gagasan falsafah hidup bangsa yang berisikan dorongan-
dorongan motivasi dan rangsangan dalam merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan
nasional. Bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional dan pada perkembangannya yang
terakhir wawasan tersebut merupakan suatu konsepsi ke wilayahkan dan konsepsi politik
ketatanegaraan bagi bangsa Indonesia dan bukanlah semata-mata sebagai suatu konsepsi
pertahanan keamanan belaka. Dengan demikian maka konsepsi wawasan nusantara
mencakup seluruh bidang kehidupan sosial bangsa yang menjadi pedoman bagi pembinaan
kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Sebagai umat yang beragama kita percaya bahwa
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan empat golongan makhluk yaitu :
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintah yang diakui. Konsep dasar wilayah kepulauan
telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember1957. Deklarasi tersebut memiliki
nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan
nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan
nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Wawasan ialah cara pandang bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan
lingkungannya. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah wadah, isi, dan tata laku.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan interelasi
dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa
Indonesia dalam wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut
Wawasan Nusantara.
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi
wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan cita-cita
nasional. Unsur Dasar Wawasan Nusantara Wadah (Counter) Wadah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki
sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Isi
(Counter) Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi ini sendiri menyangkut dua hal yang
esensial, yakni : Relasi aspirasi bangsa Persatuan dan Kesatuan Tata Laku(Conduct) Tata
Laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari tata laku batiniah dan
lahiriah. Tantangan Implementasi Nusantara. Pemberdayaan masyarakat dalam arti
memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai
tujuan nasionak hanya dalam dilaksanakan oleh Negara Negara maju dengan Buton Up
Planing, sedangkan untuk Negara berkembang dengan Top Down Planing karena adanya
keterbatasan kualitas sumber daya manusiam sehingga diperlukan landasan Operasional
berupa GBHN.
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicaradalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagaiagama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakansatu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti
yang seluas luasnya.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dannegara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnyamerupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
B Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang samadalam
rangka pembelaan negara dan bangsa
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai1998 dan
dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia dijelaskan
dari apek kewilayahannya, merupakansebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang
berciri nusantara.
7. Berdasarkan Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagaisalah satu unsur negara sekaligus
ruang hidup (lebensraum) bagi bangsaIndonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga
mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografissebuah
negara akibat gerakan separatisme
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan,besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi,penulis menyadarimakalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yangmembangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA