Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH DINAMIKA DAN TANTANGAN WAWASAN NUSANTARA

KELOMPOK 12 BK (B)

ANGGOTA:

1. Aninda Helmalia Putri 2113052062


2. Berlinda Putri Enly 2113052040
3. M. Fajar Rizki 2113052038
4. Qais Maunnah 2113052026
5. Rina Safitri 2113052078
6. Risa Dwi Cahyani 2113052014
7. Zaima Syifarani 2153052002

Dosen Pengampu:

Bu Nurhayati
KATA PENGANTAR

Terimakasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan beliau kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Semua itu hanya karena
berkat serta tuntutan Tuhan dalam kehidupan kami. Dalam makalah yang kami susun ini berisi
tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara
Kami mangucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang
kami tidak bisa sebut satu persatu.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah
selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung 19 Februari 2022

Kelompok 12
DAFTAR ISI

Halaman judul.........................................................................................

Kata Pengantar........................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................

BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar belakang..................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................
C. Tujuan masalah...............................................................................
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian Wawasan Nusantara
B. Latar Belakang Konsepsi Nusantara
C. Arah Pandangan
D. Fungsi dan Tujuan Nusantara
E. Dinamikan dan Tantangan Wawasan Nusantara
F. Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara
BAB III (PENUTUP)
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki sebuah negara adalah wilayah kedaulatan,di samping
rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah kepulauan telah diletakan melalui Deklarasi
Djuanda 13 Desember 1957.Deklarasi tersebut memiliki nilai yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia
karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka,negara Indonesia memiliki unsur-
unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang
strategis dan kaya akan sumber daya manusia(SDM).Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara dan satu tanah air.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan
lingkungan sekitar(regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia Wawasan Nasional
yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan
upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju
masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional sebagai konsep
pemikiran bersifat menerima pembaharuan masukan untuk kepentingan kemajuan bangsa. Oleh karena
itu,kelengkapan dan keutuhan Wawasan Nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan
nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Bagaimana latar belakang konsepsi wawasan nusantara?
3. Apa saja Arah Pandangan dari Wawasan Nusantara?
3. Apa fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
4. Bagaimana dinamika dan tantangan wawasan nusantara?
5. Sebutkan esensi dan urgensi wawasan nusantara!
C. TUJUAN MASALAH
1. Mendiskripsikan pengertian wawasan nusantara.
2. Mendeskripsikan arah pandangan wawasan nusantara.
3. Mendiskripsikan latar belakang konsepsi wawasan nusantara.
4. Mendiskripsikan fungsi dan tujuan wawasan nusantara.
5. Mendiskripsikan dinamika dan tantangan wawasan nusantara.
6. Mendiskripsikan esensi dan urgensi wawasan nusantara.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan secara berasal dari kata “wawasan” dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya melihat atau
memandang. Dengan penambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah berarti cara pandang atau cara
tinjau atau cara penglihatan. Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional
untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup,
keutuhan wilayah dan jati diri bangsa. Dengan demikian wawasan nasional adalah cara panadang suatu
bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dengan eksistensinya yang serba terhubung
dan dalam pembanguannya di lingkungan nasional, regional serta global. Dalam mewujudkan aspirasi dan
perjuangan, suatu bangsa perlu memperhatikan tiga faktor utama yaitu; Bumi atau ruang dmna bangsa itu
hidup; jiwa, tekad dan semangat manusianya atau rakyatnya; lingkungan sekitarnya.

Wawasan nasional yang dimiliki oleh indonesia yaitu wawasan nusantara, secara etimologis wawasan
nusantara berasal dari kata “wawasan” dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya pandangan, tinjauan,
atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau
melihat. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara.
Nusa artinya pulau atau kesatuan pulau. Antara artinya menunjukan letak antara dua unsur. Nusantara
artinya kessatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Australia dan dua
samudera yaitu Samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan
sebagai pengganti nama Indonesia. Secara terminologis wawasan nusantara diartikan sebagai berikut.
Pengertian wawasan nusantara menurut Prof. Wan Usman “Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam”.

B. Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara


Latar belakang atau faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya konsepsi wawasan nusantara adalah
sebagai berikut:
1. Segi Historis atau Sejarah
Bahwa dalam segi sejarah bangsa indonesia menginginkan menjadibangsa yang bersatu dengan wilayah
yang utuh karena dua hal yaitu:
a. Bangsa indonesia pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah.
b. Bangsa indonesia pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah.
Penjajahan telah menimbulkan perpecahan dalam bangsa ini. Politik pecah belah terhadap bangsa
Indonesia dikenal dengan Devide et impera. Dengan adanya sistem politik tersebut bangsa Indonesia
melawan bangsanya sendiri. Dalam suatu perjuangan pasti selalu ada saja unsur penghianatan bangsa.
Indonesia yang asalnya disebut dengan panggilan Hindia Belanda memiliki wilayah yang sangat terpisah
karena digunakannya ketetntuan bahwa laut teritorial indonesia hanya selebar 3 mil berdasarkan
Ordonansi 1939. Keadaan tersebut tidak mendukung upaya perwujudan bangsa yang merdeka dan
berdaulat.
Bangsa indonesia berupaya mengembangkan konsepsi tentang visi dari bangsa Indonesia yaitu sebagai
bangsa yang bersatu serta dalam eilayah yang utuh. Untuk bisa bangkit dari keterpurukan tersebut
dibutuhkannya semnagat nasionalisme agar terwujudnya bangsa yang memiliki wawasan nasionalnya.
Berikut secara terminologis perkembangan semngat kebangsaan Indonesia.
a. Zaman Perintis 1908, yaitu dengan kemunculan Pergerkana Nasional Budi Utomo
b. Zaman Pengeas 1928, yaitu dengan ikrar Sumpah Pemuda
c. Zaman Pendobrak 1945, yaitu dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Semangat tersebut mendorong terbentukanya wawasan nusantara yang semakin lama semakin terlihat
dampaknya. Bangsa Indonesia yang dulunya terpisah pisah dan juga terpecah belah menjadi bangsa yang
satu dan merdeka.

Ditambah lagi dengan pengeluaran pernyataan yang selanjutnya dikenal dengan Deklarasi Juanda 1957.
Isi pokok dari deklarasi ini adalah menyatakan bahwa laut teritorial bangsa indonesia bukan lagi selebar 3
mil tapi menjadi 12 mil dari garis pantai. Deklarasi Juanda 1957 menghasilkan dan melahirkan konsepsi
wawasan nusantara dimana laut tidak menjadi hal pemisah namun sebagai penghubung antar daerah.
Deklarasi Juanda merupakan tonggak sejarah dalam eksistensi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa dengan wialayah dan posisi
yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan dan heterogenitas menjadikan bangsa
Indonesia perlu memilikui visi menjadi bangsa yang satu dan utuh . Keunikan wilayah dan heterogenitas
itu anatara lain sebagai berikut:
a. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritime
b. Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang) b. Indonesia terletak pada garis
khatulistiwa
c. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
d. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik 52
e. Wilayah subur dan dapat dihuni
f. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
g. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam

h. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak 218.868 juta jiwa.

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang merupakan
wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Geopolitik adalah kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan berdasarkan pada pemahaman tentang
paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia. Geopolitik
memparkan dasar pertimbangan dari aspek geografi dalam menentukan kebijakan nasional untuk
mewujudkan suatu tujuan.

Prinsip-prinsip geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan wawasan nasional
bangsa. Orang yang pertama mengaitkan geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah Ir. Soekarno pada
pidatonya dihadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.

Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan bangsa dan wilayah senantiasa
satu dan utuh. Kepentinagn bisa dikatakan sebagai cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi
nasional. Cita cita Bangsa Indonesia seperti pada Pembukaan UUD 1945 Alenia ke 2.

Imperium dan Negara. Sebelum ada istilah negara, pada masa lalu lebih dikenal dengan istilah, imperium
dimana imperium itu adalah wilayah kekuasaan yang cakupannya luas yang terdiri dari kaula - kaula
negara. Imperium terdiri dari imperium Romawi, Yunani, Ottoman Dan Tiongkok.

C. Arah Pandangan
Dengan latar belakang budaya, sejarah, kondisi, dan perkembangan lingkungan strategis, arah
padandangan. Wawasan nusantara meliputi arah pandangan kedalam dan keluar.
1. Arah Pandang ke Dalam. Tujuannya adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Arah pandang ke dalam maksudnya bahwa
bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktorfaktor
penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan. 2. Arah Pandang ke Luar. Tujuannya adalah untuk
menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
serta kerjasama dan sikap saling menghormati. Maksud dari arah pandang ke luar adalah dalam
kehidupan internasional, bangsa Indonesia harus bisa mengamankan kepentingan nasionalnya dalam
segenap aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional sesuai dengan yang tertera pada Pembukaan UUD 1945. Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan
yang bebas. Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanbangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

D. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara


Secara umum fungsi dari wawasan nusantara adalah sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, tindakan, keputusan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah ataupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Fungsi wawasan nusantara dikelompokkan dalam beberapa pandangan, yaitu:


 Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah sebagai konsep dalam
pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilayahan.
 Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan politik, sosial dan
ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

 Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah pandangan geopolitik Indonesia
sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan negara untuk menghindari
adanya sengketa antarnegara tetangga.

Tujuan dari wawasan nusantara sama dengan tujuan nasional yang dapat dilihat dalam Pembukaan UUD
1945, bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial”.

Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan sosial, dapat disimpulkan bahwa
tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan
untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia
di seluruh dunia.
E. Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara
Dengan konsepsi Wawasan Nusantara, wilayah Indonesia telah berkembang pesat dengan sejumlah besar
flora, fauna dan penduduk di wilayah tersebut. Gagasan wawasan nusantara juga mengajak semua warga
untuk mempertimbangkan luasnya wilayah dan keanekaragamannya secara keseluruhan. Kehidupan
politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara adalah satu.
Wilayah Indonesia yang luas tentu saja merupakan tantangan bagi rakyat Indonesia. Ini karena area
tersebut merupakan ancaman potensial dan, sebaliknya, memiliki potensi untuk kinerja yang sangat baik
dan kemudahan penggunaan.

Ada tiga macam tantangan dalam wawasan nusantara, antara lain:

1. Pemberdayaan masyarakat
John Naisbit menyatakan dalam bukunya "Global Paradox" bahwa negara harus dapat memberikan
warganya peran yang paling besar. Pemberdayaan masyarakat dalam arti peran dalam bentuk kegiatan
masyarakat dan partisipasi dalam mencapai tujuan nasional hanya dapat dilakukan oleh negaranegara
industri dengan perencanaan yang luas, sedangkan negara-negara berkembang dengan perencanaan yang
luas karena terbatasnya kualitas staf, sehingga menjadi landasan diperlukan secara operasional oleh
GBHN.

Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata menyebabkan keterbelakangan, yang membahayakan
integritas. Penguatan masyarakat sangat dibutuhkan di daerah tertinggal. Keadaan ini menyebabkan
kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial di masyarakat. Jika situasi ini mempengaruhi orang-orang di

daerah yang kurang beruntung, pola pikir, sikap, dan pola tindakan akan berubah karena masyarakat tidak
berdaya di habitat mereka.
Ini adalah ancaman untuk tetap tegak dan utuh NKRI. Untuk memperkuat masyarakat, perlu memberikan
prioritas pada pengembangan daerah tertinggal agar masyarakat dapat berperan dan berpartisipasi aktif
dalam pembangunan di semua aspek kehidupan, seperti yang diterapkan oleh UU RI No. 22 Pemerintah
Daerah diatur pada tahun 1999.
2. Dunia tanpa batas
 Perkembangan IPTEK Perkembangan global saat ini sangat maju dan cepat, didukung oleh
pengembangan IPTEK, terutama di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transformasi,
seolaholah dunia telah bergabung menjadi desa global. Dunia menjadi transparan tanpa mengetahui
perbatasan nasional, sehingga dunia menjadi tidak terbatas.
Keadaan seperti itu memengaruhi kehidupan semua aspek kehidupan sosial, nasional, dan negara, yang
dapat memengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku semua orang Indonesia dalam aspek kehidupan
mereka. Terbatasnya kualitas SDM Indonesia di bidang IPTEK merupakan tantangan serius bagi
serangan global karena kontrol IPTEK merupakan nilai tambah untuk bertahan dalam persaingan global.

 Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of Nation State” berpendapat bahwa
dalam perkembangan masyarakat global, geografi nasional dan batas-batas politik masih relatif konstan,
tetapi tinggal di satu negara tidak dapat membatasi kekuatan global dalam bentuk informasi, investasi,
industri, dan konsumen menjadi semakin individual.
Untuk mengatasi kekuatan global suatu negara, peran pemerintah pusat harus dikurangi dan peran
pemerintah daerah dan masyarakat diperkuat. Perkembangan IPTEK dan perkembangan masyarakat
global yang terhubung dengan dunia tanpa batas dapat menjadi tantangan bagi wawasan nusantara,
karena perkembangan ini mempengaruhi penduduk Indonesia dalam pemikiran, sikap dan pola perilaku
mereka. bisa di masyarakat, bangsa dan negara.

 Kesadaran warga Negara

3. Era baru kapitalisme


a) Sloan and Zureker
Dalam bukunya "dictionary of economics" sebuah sistem ekonomi yang didasarkan pada hak
kepemilikan pribadi atas berbagai barang dan kebebasan individu untuk membuat perjanjian dengan pihak
lain dan untuk melakukan kegiatan ekonomi sendiri kepentingan dan kepentingan mendapatkan
keuntungan.
Di era baru kapitalisme, sistem ekonomi harus menghasilkan keuntungan dengan melakukan kegiatan
yang luas yang mencakup semua aspek kehidupan masyarakat, sehingga diperlukan strategi baru dalam
sistem ekonomi, yaitu keseimbangan.

b) Lester Thurow
Dalam bukunya "The Future of Capitalism" menekankan, antara lain, bahwa bertahan hidup di era baru
kapitalisme membutuhkan strategi baru yang mencari keseimbangan antara pemahaman individu dan
pemahaman sosialis. Bersamaan dengan era baru kapitalisme, yang tidak dapat dilihat secara terpisah dari
globalisasi, negara-negara kapitalis, yaitu negara-negara industri, untuk mempertahankan mata
pencaharian mereka secara ekonomi, menekankan negara-negara berkembang dengan masalah global
seperti demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup.
Strategi baru yang dikonfirmasi oleh Thurow pada dasarnya berakar pada filosofi Pancasila bangsa
Indonesia, yang membutuhkan keharmonisan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang antara
individu, masyarakat, bangsa, manusia dan dalam semesta serta penciptanya.

c) Kesadaran Warga Negara


1) Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban Bangsa Indonesia melihat bahwa hak terkait
erat dengan kewajiban, itulah sebabnya orang Indonesia memiliki posisi, hak, dan kewajiban yang sama
baik sebagai warga negara maupun sebagai warga negara. Hak dan kewajiban dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan dari semua hak yang mengandung kewajiban dan
sebaliknya, keduanya merupakan dua sisi dari mata uang yang sama.
Kepulauan Indonesia didasarkan pada konsep negara kesatuan dan berjanji sebelumnya bahwa
kepentingan publik atau masyarakat, bangsa dan negara memiliki prioritas di atas kepentingan pribadi
atau kelompok.
2) Kesadaran Bela Negara
Pada saat penaklukan dan pertahanan kemerdekaan Indonesia ada kesadaran optimal tentang pertahanan
negara, di mana semua orang telah berjuang bersama tanpa mengetahui perbedaan, tanpa terikat oleh
kondisi dan tidak mengetahui dalam semangat Dedikasi kepahlawanan dan patriotisme ditunjukkan.
Nasib yang sama dan teman setia yang sama melalui perjuangan fisik untuk mengusir penjajah
kemerdekaan. Menyelesaikan perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan non-fisik yang mencakup
semua aspek kehidupan, khususnya perjuangan melawan keterbelakangan, kemiskinan, ketimpangan
sosial, penghapusan korupsi, kolusi dan nepotisme, penguasaan IPTEK dan peningkatan potensi SDM
yang berkualitas untuk menjadi kompetitif, transparan dan menjaga serta memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.

Dalam perjuangan non-fisik, pertahanan negara yang sesungguhnya telah menurun secara signifikan
dibandingkan dengan perjuangan fisik. Ini dibuktikan dengan kurangnya rasa persatuan dan kesatuan
nasional dan bahwa ada beberapa daerah yang ingin memisahkan dari NKRI, yang mengarah ke integrasi
nasional.

F. Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara


Sejauh bahwa wilayah Indonesia terfragmentasi sebagai akibat dari hukum kolonial Belanda, Ordonasi
1939. Hanya setelah Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 adalah wilayah Indonesia satu kesatuan,
di mana laut tidak lagi mewakili dinding pemisah tetapi sebagai penghubung. Keunikan yang dimiliki
wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan, antara lain:
1) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.
2) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan laut seluas 3.166 juta
km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan / perairan
3) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
4) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
5) Terletak pada garis katulistiwa 6) Berada pada iklim tropis dengan dua musim
Wawasan, yang awalnya dikembangkan sebagai konsep regional menjadi konsep nasional. Ini berarti
bahwa wawasan kepulauan tidak hanya mencakup integritas teritorial tetapi juga kesatuan bangsa.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai oleh keragaman
etnis, agama, ras dan budaya. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus bisa bersatu. Bangsa
Indonesia sebagai kesatuan memiliki keunikan, yaitu:
1) Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010)
2) Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3) Memiliki keragaman ras
4) Memiliki keragaman agama
5) Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragaman suku bangsa

Konsep wawasan nusantara menciptakan kesan bahwa Indonesia sebagai unit regional adalah unit
kebijakan politik, sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Atau, dengan kata lain,
perwujudan wawasan nusantara sebagai unit politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Perspektif seperti itu penting sebagai dasar visual bagi masyarakat Indonesia, terutama ketika
melaksanakan proyek pembangunan.

a) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki makna:


1)Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa.

2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah
serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluasluasnya.

3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi,
membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

5) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

6) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam arti bahwa hanya
ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
7) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut menciptakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri
bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

Implementasi wawasan kepulauan Indonesia dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim untuk
mengelola negara yang sehat dan dinamis. Ini dapat dilihat dalam bentuk pemerintahan yang kuat,
aspirasional dan tepercaya yang dibangun sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.

b) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


Memiliki makna:
1) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah
tanah air.

2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan
ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.

3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial-budaya akan menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui semua bentuk perbedaan sebagai fakta kehidupan maupun anugerah Tuhan.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang harmonis dan bersatu
terlepas dari etnis, asal daerah, agama, atau kepercayaan, dan kelompok berdasarkan status sosial mereka.
Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

c) Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan


Memiliki makna:
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.

2) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan
negara dan bangsa.
Implementasi wawasan nusantara ke dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan meningkatkan
kesadaran akan cinta tanah air dan bangsa, yang selanjutnya membentuk sikap membela negara terhadap
setiap warga negara Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa, serta pembelaan negara ini, akan menjadi modal utama
yang akan memobilisasi partisipasi setiap warga negara Indonesia untuk menghadapi ancaman apa pun.
Kehidupan politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:
1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU
Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum
dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan
kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai dengan hukum yang
berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara,
tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan
kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku
secara nasional.
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku,
agama, dan bahasa yang berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk meningkatkan
semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatik sebagai
upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
Kehidupan ekonomi
1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut
yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memiliki penduduk dalam
jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada
sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah. Oleh sebab itu,
dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit
mikro dalam pengembangan usaha kecil.
Kehidupan sosial dan budaya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu:
1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi budaya,
status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program
wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan
pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
Kehidupan pertahanan dan keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu:
1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga
negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang
mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi
daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara
warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi
kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya Deklarasi Djuanda
tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di antara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau
lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian,
bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak milik Negara
Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah. Laut
bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di
forum internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan (Archipelago state)
berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS)
tahun 1982. 237
3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi keunggulan (positif)
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian juga mengundang potensi
negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan wilayah.
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan sebagai konsepsi politik
kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya
sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
5. Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan bangsa,
mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan dalam Pasal 25 A
UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya,
merupakan sebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan komitmennya untuk
mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi
bangsa Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di
tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan
antar negara, dan pendudukan oleh negara asing.

B. SARAN

Kami selaku penyusun makalah, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah di atas. Kami penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan pedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/403277815/Makalah-Membangun-Argumen-Tentang-Dinamika-Dan-
Tantangan-Wawasan-Nusantara

http://digilib.uinsgd.ac.id/35207/6/Fajar%20Tri%20Sakti_Pendidikan%20Pancasila%20dan%20Kewarga
negaraan.pdf

https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=172001

http://eprints.ipdn.ac.id/5511/1/Ismail%20Book%20-%20PKN%20%28Konsep%20Dasar%29.pdf

Mulyati (2020). "Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Pembangunan Nasional dan Pembentukan Karakter
Bangsa". Jantra. 15 (1): 43–50. ISSN 1907-9605.

Anda mungkin juga menyukai