Indikator:
1. Dapat Menyelesaikan masalah program linear dengan Metode Grafik yang terdiri dari 2
variabel kegiatan.
2. Dapat Menyelesaikan masalah program linear dengan Metode Grafik yang terdiri dari 3
variabel kegiatan.
Ringkasan Materi:
A. Pendahuluan
Sebuah organisasi harus membuat keputusan mengenai cara mengalokasikan
sumber-sumbernya, dan tidak ada organisasi yang beroperasi secara permanen dengan
sumber yang tidak terbatas, akibatnya manajemen harus secara terus menerus
mengalokasokan sumber yang langka untuk mencapai tujuan yang optimal. Tiap[
organisasi mencoba untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan batasan sumber
(tabungan, anggaran, bahan-bahan produksi).
Program linier merupakan model matematika untuk mendapatkan alternatif
penggunaan tgerbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linier digunakan untuk
menunjukkan fungsi-fungsi matematika yang digunakan dalam bentuk linier dalam arti
hubungan langsung dan persis operasional. Program menyatakan penggunaan teknik
matematik tertentu. Jadi pengertian porgam linier adalah suatu teknik perencanaan yang
bersifat analitis yang analisisnya menggunakan model matematis, dengan tujuan
menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan optimum terhadap persoalan.
Program linier merupakan metode riset operasional yang paling ampuh dan banyak
digunakan secara luas dalam pembuatan keputusan pada bidang bisnis. Perkembangan di
bidang komputer telah mendorong semakin berkembangnya programasi linier, sehingga
menyebabkan metode ini berkembang sebagai metode penyelesaian kasus-kasus baik
dalam bidang industri, pemerintahan, maupun militer.
Walaupun pada awal tahun 1823 matematikawan Prancis Jean Baptiste Fourier
sempat menyangsikan kemampuan atau potensi dari program linier, tetapi Geogre
Dantzig tetap mengembangkan programasi linier pada 1947. Ketertarikan pada
penerapan programasi linier ini sebenarnya dipelopori oleh matematikawan Rusia L.V.
Kantorovich pada sekitar tahun 1939, namun pada awal perkembangannya metode ini
sendiri baru dimulai selama Perang Dunia II ketikan angkatan udara Amerika Serikat
mulai mengenal potensi programasi linier sebagai alat untuk memecahkan suatu masalah.
T.C. Koopmans merupakan orang yang berjasa dalam membawa model programasi
linier, khususnya model transportasi, sehingga menjadi perhatian para ekonom.
Penerapan programasi linier dalam bidang ekonomi pertama kali dilakukan oleh ekonom
George Stigler pada awal tahun 1940-an melalui percobaannya dalam menentukan
jumlah kandungan vitamun dan mineral yang paling minimum dalam makasan sehari-
sehari yang harus dipenuhi dan yang dapat dihasilkan dengan biaya yang paling murah.
Jejak Stigler dalam ilmuwan di bidang maanajemen dlam pembuatan menu untuk rumah
sakit, penjaran, maupun sekolah.
Pihak militer juga masih menggunakan metode ini dalam berbagai kegiatannya ,
seperti pembuatan rencana penggunaan kendaraan dan peunugasan pasukan, penentuan
rute pesawa terbang dan sebgaianya.
Dengan batasan:
∑
Atau dapat ditulis secara lengkap sebgai berikut:
Optimumkan
Dengan batasan:
. . . .
. . . .
. . . .
Keterangan:
= fungsi tujuan yang dicari nilai optimalnya (maksimal, minimal)
= kenaikkan nilai apabila ada pertambahan nilai tingkat kegiatan
dengan satu satuan untuk atau sumbangan setiap satuan keluaran
kegiatan j terhadap Z
= banyak kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas yang
tersedia
= banyak batasan sumber atau fasilitas yang tersedia
= kegiatan ke-j
= banyaknya sumber ke i yang diperlukan untuk mengahasilak setiap
unti keluaran kegiatan j
= kapasitas sumber ke-i yang tersedia untuk dialokasikan ke setiap
unit kegiatan
Terminologi umum untuk model program linier di atas dapt dirangkum sebagai
berikut:
1. Fungsi yang akan dicari nilai optimalnya (Z) disebut fungsi tujuan (objective
function)
2. Fungsi-fungsi batasan dpat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Fungsi batasn fungsional, yatiu fungsi-fungsi batasan sebanyak m
b. Fungsi batasan non-negatif (non-negative contrains) yaitu variabel
3. Variabel-variabel disebut sebgai variabel keputusan (decision variabels)
4. Parameter model yaitu masukan konstan , , dan
Agar penggunaan model program linier di atas memuaskan tanpa terbentur pada
berbagai hal, maka diperlukan asumsi-asumsi dasar program linier sebagai berikut:
1. Proportionality, asumsi ini berarti naik turunya nilai Z dan penggunaan sumber atau
fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan.
Misal:
a.
Setiap 1 unit akan menaikkan Z sebesar . Setiap pertambahan 1 unit akan
menaikkan Z sebesar , dan seterusnya.
b.
Setiap 1 unit akan menaikkan penggunaan sumber daya/fasilitas ke-1 sebesar
. Dengan kata lain, setiap ada kenaikkan kapasitas riil tidak perlu ada biaya
persiapan (set-up cost)
2. Additivity, berarti nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi,a ta dalam
program linier dianggap bahwa kenaikkan suatu kegiatan dapat dtambahkan tanpa
mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain.
Misal:
Dimana sehingga
Andaikan bertambah 1 unit, maka sesuai asumsi pertama, nilai Z menjadi
. Jadi, nilai 4 karena kenaikkan dapat langsung ditambhakan pada
nilai Z mula-mula tanpa mengurangi bagian Z yang diperoleh dari kegiatan ke-( ).
Dengan kata lain, tidak ada korelasi antara dan .
3. Dvisibility, berarti keluaran yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa
bilangan pecahan.
Misalkan nilai
4. Deterministic (certainty), berarti bahwa semua parameter ( , , dan ) yang
terdapat pada program linier dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun dalam
kenyataannya tidak sama persis.
Jawab
Informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan ini dapat dirangkum dalam
tabel 2.1
Tabel 2.1 Informasi produksi PT Dimensi
Waktu yang dibutuhkan untuk Total jam
satu unit produksi (jam) tersedia
Meja Kursi
Perakitan 4 2 60
Pemolesan 2 4 48
Laba per unit $8 $6
Formulasi persoalan:
Misalkan: : jumlah meja yang dibuat
: jumlah kursi yang dibuat
: jumlah kontribusi laba seluruh meja dan kursi
Model program liniernya adalah
Maksimumkan laba: (fungsi tujuan)
Dengan batasan:
(fungsi batasan proses perakitan)
(fungsi batasan proses pemolesan)
dan
30
12
DP
15 24
E(0,12)
D(12,6)
DP
A(0,0) C(15,0)
Masalah
Sebuah pabrik mobil menghasilkan 3 jenis sedan. Harga jual ketiga jenis sedan tersebut
adalah 300, 500 dan 400 juta rupiah per unitnya. Sebut saja merknya Toyota, Honda dan
Ford. Kebutuhan proses produksi untuk ketiga sedan tersebut dapat di tabelkan sebagai
berikut:
MERK Toyota Honda Ford
Bahan Baku 10 20 15
Tenaga Kerja 15 15 30
Lainnya 10 30 30
Kapasitas yang tersedia untuk bahan baku = 15000 (satuan), tenaga kerja = 30000
(satuan) dan lainnya = 27000 (satuan).
Tentukan omset maksimum yang diperoleh pabrik mobil tersebut dengan menggunakan
Metode Grafik !
F. Tugas Individu
Seseorang ingin membuat 3 jenis barang dengan 3 bahan yang terbatas. Yang menjadi
permasalahan adalah beberapa masing-masing jenis barang harus dibuat agar diperoleh
penghasilan maksimal, jika fungsi penghasilan dalam ribuan rupiah dan kapasitas bahan
dalam kilogram, serta model matematika dari permasalahan sebagai berikut:
Maksimalkan
Batasan/kendala:
1.
2.
3.
4.