Buku Ajar
Kuliah Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja 1
Program Studi Teknik Industri
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
Ketentuan Pidana
Pasal 113
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2) Setiap Orangyang dengan tanpahak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3) Setiap Orangyang dengan tanpahak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
Perancangan dan Pengukuran Kerja | iii
Perancangan dan Pengukuran Kerja
Buku Ajar
Kuliah Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja 1
Program Studi Teknik Industri
Dian Mardi Safitri
Novia Rahmawati
Arnes Faradilla
Image Cover
Freepik.com
............................................................................................................... 79
Peta Pikiran 23. 24. Lembar
Pengamatan Pengamatan
dalam Studi WorkWork SamplingSampling...........85
.................. 81
Gambar 1. 1 Ergosystem.............................................................. 4
Gambar 1. 2 Analisis Proses dan Operasi dalam Lingkup
Methods Engineering............................................... 7
Gambar 1. 3. Proses Standarisasi dalam Lingkup Methods
Engineering.............................................................. 8
Gambar 1. 4 Pengukuran Kerja dalam Lingkup Methods
Engineering.............................................................. 9
Gambar 1. 5 Program Pelatihan dalam Lingkup Methods
Engineering.............................................................. 9
Gambar 1. 6 Penggajian dan Insentif dalam Lingkup Methods
Engineering............................................................ 10
Gambar 2. 1 Diagram Pareto Permasalahan Pempek Ikan
Tenggiri .................................................................. 23
Gambar 2. 2 Contoh Check Sheet pada Kerusakan Produk ..... 24
Gambar 2. 3
4 Diagram
HistogramFishbone
Nilai Statistika
Kue Tidak
Mahasiswa
Laku....................... 27
................... 28
Gambar 2. 5 Pie Diagram Proporsi Kegiatan Produktif dan
Non Produktif dari Hasil Pengamatan ................... 97
Gambar 3. 1 Jenis Produktivitas................................................ 39
Gambar 3. 2 Manfaat Ergonomi Untuk Meningkatkan
Produktivitas .......................................................... 43
Contoh Soal
Seorang pekerja perakitan mainan Tamiya memiliki jam
kerja 8 jam/ hari dan upah per jam nya Rp 70.000,00. Perusahaan
memiliki target produksi per jam sebanyak 200 buah atau 1.600
buah per hari. Pekerja akan memperoleh insentif tambahan sebesar
10% dari upah standar. Sehingga akan terjadi penambahan upah
yang diterima pekerja seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1. 1 Upah Harian Metode Piecework
Unit Output per Upah yang Diterima Jenis Penerimaan
hari per Hari
1.000 Rp 70.000,00 Upah dasar
1.500 Rp 70.000,00 Upah dasar
2.000 Rp 98.875,00 Upah dasar + insentif
Persamaan 2 Efisiensi
Waktu baku
Yw = X =
Waktu aktual
Insentif = Yw1 = X − 1
Waktu Aktual
C. RANGKUMAN
D. LATIHAN SOAL
1. Bagaimana insentif dapat meningkatkan motivasi pekerja untuk
meningkatkan hasil kerja yang lebih baik?
2. PT Makmur Jaya merupakan perusahaan pembuatan kopi
kemasan. Perusahaan menetapkan jumlah produk yang harus
diproduksi pekerja selama 1 minggu yaitu 500 pcs sachet kopi.
Pekerja bekerja 1 minggu selama 8 jam dan 5 hari kerja (senin
jumat). Upah standar yang ditetapkan yaitu Rp. 25.000,00/
minggu. Jika pekerja mampu memproduksi kopi melebihi 500
pcs sachet kopi/ minggu maka akan ditambah insentif 20% dari
upah standar.
a. Berapakah total upah yang diterima masing-masing karyawan
jika dapat memproduksi kopi sachet seperti pada Tabel
berikut!
b. Berdasarkan dari total upah (a) berapakah upah per sachet
kopi yang diterima karyawan dalam 1 minggu?
Nama Jumlah Produk/ minggu
Intan 500
Adi 600
Udin 510
Tara 525
Pertanyaan:
a. Berapakah total upah yang akan diterima oleh Tono, Tini
dan Tunu pada bulan September 2020?
b. Berapa persenkah masing-masing perubahan upah Tono,
Tini dan Tunu dari bulan sebelumnya?
c. Siapakah yang akan diberhentikan antara Tono, Tini dan
Tunu?
E. RUJUKAN
Niebel, B., & Freivalds, A. (2014). Methods, Standards, and Work
Design. Boston: McGraw-Hill.
Barnes, R. (1980). Motion And Time Study. John Wiley & Sons, Inc.
B. PENYAJIAN MATERI
1. Flowchart
Flowchart dapat mendeskripsikan secara jelas dan detail tentang
tahapan dan proses secara grafis. Dalam Flowchart dimungkinkan
untuk mengetahui adanya perbaikan atau pemilihan hasil dan
proses. Tabel 2. 1 berikut ini menunjukkan macam simbol Flowchart
beserta fungsinya.
Tabel 2.1 Simbol Flowchart dan Fungsinya
Simbol Fungsi
Input/Output
Alur proses
Diagram Pareto
9 120%
8
100%
7
6 80%
5
60%
4
3 40%
2
20%
1
0 0%
Cepat basi Ukuran Kadang Plastik Cuka Rasa tidak
tidak sama keasinan bungkusan kurang stabil
kurang pedas
menarik
Histogram
Histogram merupakan grafik yang menggambarkan
distribusi frekuensi, sehingga kita dapat mengetahui permasalahan
apa yang paling sering terjadi. Sumbu X mewakili rentang suatu
kelas sedangkan sumbu Y mewakili nilai frekuensi. Untuk dapat
lebih memahami penggunaan histogram, berikut contoh soal yang
akan diselesaikan.
50-55
56-60
61-65
66-70 1
2
71-75 2
76-80
81-85 4
2
2
50-55 40,5 55,5
56-60 55,5 60,5
61-65 60,5 65,5
66-70 65,5 70,5 1
71-75 70,5 75,5 2
76-80 75,5 80,5 2
81-85 80,5 85,5 4
C. RANGKUMAN
• Tahapan Problem Solving ada beberapa tahapan yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah, menemukan
alternatif-alternatif pemecahan masalah, melakukan analisis
setiap alternatif pemecahan masalah, memilih alternatif
pemecahan masalah, melakukan alternatif tersebut dan
evaluasi hasil
• Flowchart dapat mendeskripsikan secara jelas dan detail
tentang tahapan dan proses secara grafis.
• Prinsip dari diagram Pareto yaitu 80% permasalahan
berdasarkan dari 20% penyebabnya. Biasanya, permasalahan
yang sering terjadi dapat menjadi prioritas untuk diselesaikan.
• Check sheet berupa lembar periksa yang memuat beberapa
variabel yang akan dinilai oleh pekerja.
• Fishbone diagram atau sering disebut dengan cause and effect
diagram merupakan salah satu tools identifikasi masalah untuk
menemukan hubungan sebab akibat.
D. LATIHAN SOAL
1. Pak Surya merupakan salah satu pekerja di PT Akasia.
Perusahaan ini bergerak dibidang pengepresan besi. Pak Surya
ditempatkan di departemen Quality Control yaitu departemen
khusus mengecek apakah besi yang disudah dipres memiliki
ketebalan dan ukuran yang sesuai standar atau tidak. Beberapa
bulan terakhir, pak Surya mendapat masalah bahwa banyaknya
pres besi yang dikategorikan Not Good (NG) sehingga harus
diperbaiki ke proses sebelumnya yang mengakibatkan waktu
A. PENDAHULUAN
Kemampuan Akhir yang Diharapkan
2. Pengukuran Produktivitas
Banyak orang menganggap pengukuran poduktivitas
dikaitkan dengan bertambahnya produksi suatu barang dan jasa.
Sehingga dilakukan penambahan sumber daya besar-besaran
untuk meningkatkan hasil produksi. Pengukuran produktivitas tidak
hanya melihat dari jumlah produksi yang dihasilkan tetapi juga
berdasarkan penggunaan sumber daya secara efisien.
Produktivitas dinyatakan sebagai rasio dari hasil produksi dengan
sumber daya yang digunakan untuk proses produksi. Jenis
Produktivitas dijelaskan pada Gambar 3. 1.
Beberapa indikator dalam peningkatan produktivitas yaitu jika :
1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan jumlah
sumber daya yang sama
2. Jumlah produksi yang meningkat atau sama, dengan
menggunakan sumber daya yang kurang
3. Jumlah produksi yang meningkat tinggi dengan menggunakan
sumber daya yang relatif kecil
Sumber daya yang paling mudah untuk dihitung adalah
sumber daya manusia, dalam hal ini pekerja. Tetapi jika berbicara
tentang manusia sebagai pekerja, tentu tidak lepas dengan berapa
upah yang harus diterima dan berapa jam kerja yang efektif agar
terciptanya produktivitas yang baik. Ada beberapa jenis
produktivitas, yaitu produktivitas total dan produktivitas parsial.
Pengertian dan contoh soal akan dibahas pada bab masing-masing.
3. Produktivitas Total
Produktivitas total adalah rasio total output atau keseluruhan
dari input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Hal
ini berarti bahwa adanya gabungan nilai bersama dari semua faktor
input untuk menghasilkan output. Terdapat 2 rumus untuk
menghitung produktivitas total, yaitu berdasarkan produk yang
dihasilkan, dan hasil penjualan dan persediaan.
Rumus 1 :
Total Output
Produktivitas Total = Total Input
����������
������������
=
������������
����������+����������
��������+������������+����������
Penjualan+Persediaan
= Tenaga kerja+bahan baku+penyusutan+investasi
4. Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial sering disebut juga produktivitas faktor
tunggal yaitu perbandingan antara output dengan salah satu faktor
input. Faktor tersebut berupa produktivitas bahan baku,
produktivitas tenaga kerja, produktivitas material, produktivitas
energi, dan produktivitas modal. Gambar 3.1 merupakan gambaran
tentang masing-masing produktivitas.
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung
produktivitas parsial misalkan jika ingin menghitung produktivitas
bahan baku yaitu:
������������
Produktivitas Bahan Baku = ����������
����ℎ����
��������
Contoh Soal
PT Trisakti Jaya merupakan perusahaan mainan kayu yang memiliki
jumlah pekerja sebanyak 100 karyawan. Perusahaan ini memiliki
Pertanyaan:
a. Berapakah produktivitas total?
b. Berapakah produktivitas parsial dari semua produktivitas?
3.600.000
=
1.800
= 2.000
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh
produktivitas total sebesar Rp 2.000 yang artinya setiap penggunaan
input total sebesar Rp 1.000 akan menghasilkan output bersih
sebesar Rp 2.000.
3.600.000
= 8��50��100
D. LATIHAN SOAL
1. Buatlah poster dengan mencari kasus bagaimana ergonomi
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
2. PT Merapi View merupakan salah satu perusahaan di bidang
pembuatan ban mobil. Selama 2 tahun terakhir, perusahaan ini
mengalami peningkatan produksi. Data produksi menyebutkan
bahwa hasil produksi pada tahun 1 mencapai 4.000 ban mobil,
sedangkan pada tahun ke 2 mencapai 6.500 ban mobil. Hasil
produksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor input yaitu
tenaga kerja, bahan baku dan bahan bakar/energi seperti pada
tabel berikut:
Input Tahun 1 Tahun 2 Biaya/Unit
Tenaga Kerja 20.000/jam 30.000/jam 10.000/jam
Bahan Baku 15.000/jam 20.000/jam 8.500/kg
Bahan Bakar 17.000/jam 20.000/jam 7.000/jam
B. PENYAJIAN MATERI
1. Waktu Baku
Waktu Baku didefinisikan sebagai waktu yang wajar bagi
pekerja yang bekerja dalam tempo yang normal (wajar) untuk
melaksanakan tugas yang spesifik dalam suatu sistem kerja yang
terbaik. Tugas spesifik yang dimaksud adalah untuk menyelesaikan
satu unit produk. Waktu baku dihasilkan dari suatu studi
pengukuran waktu. Dalam menentukan waktu baku atau waktu
standar, pengukur tetap harus mempertimbangkan keterbatasan
manusia. Oleh karena itu salah satu kata kunci dalam definisinya
adalah wajar. Sebuah standar harus ditetapkan secara wajar agar
dapat dipenuhi oleh semua pekerja. Wajar berarti alamiah, natural,
tidak dibuat-buat. Standar waktu tidak boleh membuat pekerja
bekerja dengan cara yang tidak alami atau dibuat-buat. Dalam hal
ini, bahasa tubuh pekerja saat mengerjakan tugas spesifiknya harus
menjadi perhatian kita sebagai perancang dan pengukur kerja.
=
∑X2 - X2
N
∑X
Karena X
= N
Maka, ∑X2 - ⎛││ ∑X ⎞ 2
σ
=
│
N │
⎝ N ⎠
2
XN∑ 2 - (∑ X )
=N
1
1 2
N XN∑ 2 - (∑ X )
σx =
N′
Persamaan 8. Jumlah Pengamatan
Sp = pp
)1(
-
a) N
p = 25/100 = 25%
)1(
-p )25.01(-
2
N =Z 2
= 4• = 4800
pS 25.005.0
•
b) p= 125/400= 31.25%
Sp = Z pp
)1(
-
N
)1(
-p
N = Z2 = 4• = 3520
pS2 3125.005.0
)3125.01(-
2•
)1(
-p
ZS
=
Np
•
)314.01(-
S=2 ≈ 05.0
314.0 • 3500
memenuhi tingkat ketelitian yang diinginkan
Metode Westinghouse
Metode Westinghouse memberikan nilai penyesuaian
bardasarkan analisis pada faktor keterampilan, usaha, kondisi kerja
dan konsistensi. Pengamat menentukan kelas untuk masing
masing faktor tersebut dan menentukan besarnya penyesuaian
dengan cara menjumlahkan nilai penyesuaiannya. Jumlah total nilai
penyesuaian dari empat faktor tersebut kemudian ditambah dengan
angka 1.
Sebagai contoh, untuk seorang operator diberikan nilai
sebagai berikut:
Keterampilan : B1 : + 0,11
Usaha : C1 : + 0,05
Good C + 0,02
Average D 0,00
Fair E - 0,03
Poor F - 0,07
Konsistensi Perfect A + 0,04
Excellent B + 0,03
Good C + 0,01
Average D 0,00
Fair E - 0,02
Poor F -0,04
Metode Objektif
Penyesuaian
Keadaan Lambang
(%)
Anggota Terpakai
Jari A 0
Pergelangan tangan dari jari B 1
Lengan bawah, pergelangan
C 2
tangan dan jari
5
8
Lengan atas, lengan bawah, dst D
Badan E
Mengangkat beban dari lantai
E2 10
dengan kaki
Pedal Kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal
F 0
dengan sumbu dibawah kaki
Satu atau dua pedal dengan
G 5
sumbu tidak dibawah kaki
Penggunaan Tangan
Keadaan tangan saling bantu
H 0
atau bergantian
Kedua tangan mengerjakan
gerakan yang sama pada saat H2 18
yang sama
Koordinasi Mata Dengan Tangan
Sangat sedikit I 0
3
5
Perlu penanganan dan hati-hati Q
Mudah pecah dan patah R
Berat Beban (Kg)
Tangan Kaki
0,45 B-1 2 1
0,90 B-2 5 1
1,35 B-3 6 1
1,80 B-4 10 1
2,25 B-5 13 1
3
5 6
4
2,70 B-6 15
3,15 B-7 17
3,60 B-8 19
4,05 B-9 20
4,50 B-10 22 7
4,95 B-11 24 8
5,40 B-12 25 9
5,85 B-13 27 10
6,30 B-14 28 10
Metode Shumard
Metode Shumard memberikan nilai penyesuaian untuk
kecepatan kerja yang normal sebesar 60. Penentuan besarnya
penyesuaian dengan metode ini adalah melalui rasio pembagian
nilai yang kita tetapkan untuk menilai kecepatan kerja seorang
operator dengan nilai kecepatan kerja normal. Sebagai contoh, jika
kita menetapkan bahwa seorang operator berada di kelas fast,
berdasarkan tabel Shumard (Tabel 4. 4) nilainya adalah 90. Maka
besarnya penyesuaian adalah sebesar 90/60=1,5.
Menentukan Kelonggaran
Kelonggaran dapat ditentukan dengan menggunakan teknik
observasi dan Work Sampling. Secara umum kelonggaran
4
Personal allowance 5
Basic fatigue allowance
B Variable allowances
1 Standing allowance 2
2 Abnormal position allowance
Slightly awkward 0
Awkward (bending) 2
Very awkward (lying, stretching) . . 7
3 Use of force, or muscular energy (lifting, pulling, or
pushing):
Weight lifted, lb:
5 0
10 1
15 2
20 3
25 4
30 5
35 7
40 9
45 1
50 13
60 17
70 22
4 Bad light
2
Slightly below recommended 0
Well below
Quite inadequate 5
5 Atmospheric conditions (heat and humidity)— 0-100
variable
6 Close attention
Fairly fine work 0
Fine or exacting 2
Very fine or very exacting . 5
7 Noise level:
5
2
Continuous 0
Intermittent—loud .
Intermittent—very loud
High-pitched—loud . 5
8 Mental strain
Fairly complex process 1
Complex or wide span of attent 4
Very complex 8
9 Monotony
Low 0
Medium 1
High 4
10 Tediousness:
Rather tedious 0
5
Tedious 2
Very tedious .
Contoh
Faktor Kelonggaran (%)
Pekerjaan
9,00 - 12,0 -
4. Sedang Mencangkul 16,0 - 30,0
19,00 kg 19,0
Mengayun
19,00 - 19,0 -
5. Berat palu yang
27,00 kg 30,0
berat
6. Sangat Memanggul 27,00 - 30,0 -
berat beban 50,00 kg 50,0
7. Luar biasa Memanggul Diatas 50
berat karung berat kg
B. Sikap Kerja
Bekerja
Duduk 0,00 - 1,0
duduk, ringan
Badan tegak,
Berdiri diatas
ditumpu dua 1,0 -2,5
dua kaki
kaki
Satu kaki
Berdiri diatas
mengerjakan 2,5-4,0
satu kaki
alat kontrol
Pada bagian
sisi, belakang
Berbaring 2,5-4,0
atau depan
badan
Badan
dibungkukkan
Membungkuk bertumpu 4,0-10
pada kedua
kaki
C. Gerakan Kerja
Ayunan
Normal bebas dari 0
palu
Ayunan
Agak terbatas terbatas dari 0-5
palu
Membawa
beban berat
Sulit 0-5
dengan satu
tangan
Pada
Bekerja
anggota -
dengan
anggota 5-10
tangan diatas
badan
kepala
terbatas
Bekerja
Seluruh
dilorong
anggota
pertambanga 10-15
badan
n yang
terbatas
sempit
Pencahayaan
D. Kelelahan Mata *) Buruk
Baik
Pandangan
Membawa
yang terputus 0,0-6,0 0,0-6,0
alat ukur
- putus
Pandangan
Pekerjan -
yang hampir
pekerjaan 6,0-7,5 6,0 - 7,5
terus
yang teliti
menerus
Pandangan
terus
Memeriksa
menerus
cacat - cacat 7,5 - 12,0 7,5-16,0
dengan fokus
pada kain
berubah -
ubah
Pandangan
terus Pemeriksaan
menerus yang sangat 12,0 - 19,0
dengan fokus teliti 16,0 - 30,0
tetap
19,0 - 30,0
30,0 - 50,0
E. Keadaan
Temperatur
Temperatur
(Derajat Kelemahan Normal Berlebihan
Tempat
Celcius)
Kerja **)
Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12
Rendah 0-13 10-0 12-5
Sedang 13-22 5-0 8-0
Normal 22-28 0-5 0-8
Tinggi 28-38 5-40 8-100
Sangat
Diatas 38 Diatas 40 Diatas 100
Tinggi
F. Keadaan Atmosfer ***)
Ruang yang
berventilasi
Baik 0
baik, udara
segar
Ventilasi
kurang baik,
Cukup ada bau - 0-5
bauan (tidak
berbahaya)
Adanya debu -
Kurang Baik debu beracun, 5-10
atau tidak
beracun tapi
banyak
Adanya bau -
bauan
berbahaya
yang
Buruk 10 - 20
mengharuskan
menggunakan
alat
penapasan
G. Keadaan Lingkungan yang Baik
Bersih, sehat, cerah dengan
0
kebisingan rendah
Siklus kerja berulang - ulang
0-1
antara 5 - 10 detik
Siklus kerja berulang - ulang
1-3
antara 0 - 5 detik
Sangat Bising
0-5
1. Menentukan tujuan
��(��−��)
��.��
= ��√
��
Persamaan 10. Menentukan Jumlah Pengamatan
Dimana,
S : tingkat ketelitian
p : persentase atau peluang kejadian aktivitas yang diamati
N : jumlah pengamatan
k : nilai Z α/2 untuk nilai tingkat keyakinan yang ditetapkan.
8. Melakukan pengamatan
Pengamatan pada sampling pekerjaan dilakukan secara
langsung oleh pengamat dengan membawa perlengkapan studi
pada waktu yang telah ditentukan pada langkah kelima studi Work
Sampling. Pada saat pengamatan, pengamat mencatat dalam
lembar pengamatan apa yang sedang dilakukan oleh operator pada
saat waktu pengamatan. Sementara pekerja diminta untuk
beraktivitas seperti biasanya saja, untuk menghindari bias dalam
pengamatan. Keberadaan dan posisi pengamat tidak boleh
menggangu pekerja, baik secara fisik maupun psikologis. Berikut ini
Berikut ini pada Error! Reference source not found. adalah hasil
pengamatan yang dilakukan oleh Alvinda.
Tabel 4. 11 Hasil Pengamatan
LEMBAR PENGAMATAN STUDI WORK SAMPLING
Senin (12/10/2020)
4. 08:06 Memperbaiki √
Sinyal
(Zoom terputus)
5. 08:16 Memperhatikan √
Dosen
6. 08:17 Mengerjakan √
Tugas
7. 08:29 Mengerjakan √
Tugas
8. 08:39 Mengerjakan √
Tugas
9. 09:41 Mengumpulkan √
Tugas pada GCR
26 38 48 58 66
29 43 55 65 75
6 32 47 60 72 83
7 35 51 65 78 90
8 38 54 70 84 96
9 40 58 74 89 102
10 42 61 78 93 107
11 44 63 81 98 112
12 46 65 85 102 117
13 47 67 88 105 121
14 49 69 90 109 125
15 51 71 92 113 129
16 52 73 94 115 133
17 54 75 96 118 137
18 55 76 98 120 140
19 56 78 100 122 142
20 58 80 102 124 144
22 61 83 106 128 148
24 63 86 109 131 152
26 66 90 113 135 156
28 68 93 116 139 159
30 70 96 119 142 163
35 76 103 128 151 171
26 37 48 57 65
30 43 55 66 76
5 34 49 63 75 86
6 37 54 69 83 95
7 40 59 75 90 103
8 43 63 80 96 110
9 46 66 85 102 117
10 48 70 89 107 123
11 50 72 94 112 129
12 52 75 97 117 134
13 54 77 101 121 139
14 56 80 103 125 144
15 58 82 106 130 149
16 60 84 108 133 153
17 62 86 111 135 158
18 63 88 113 137 161
19 65 90 115 140 164
20 67 92 117 142 166
22 70 96 121 147 171
24 73 99 126 151 175
abc
dimana
a : elemen gerak yang bekerja
b : jarak yang ditempuh
c : kelas dari gerak yang bersangkutan
10 lb
Large – 8.4 10.5 12.3 14.4 16.2 18.3 20.4 22.2 24.3 26.1 28.2
10.1 to
35 lb
Apply pressure Class A = 10.6 TMU
Apply Pressure Class B = 16.2 TMU
5.6 Regrasp.
5.6 Transfer Grasp.
4A 7.3 Object jumbled with other objects so select and
search occur. Larger than 1”31”31”.
4B 9.1 Object jumbled with other objects so select and
search occur. ¼” 3 ¼” 3 1/8” to 1”31”31”.
4C 12.9 Object jumbled with other objects so select and
search occur. Smaller than ¼” 3¼” 31/8”.
5 0 Contact, sliding or hook grasp.
P1
G1BG1C
D
D 1D
E
1
D
,
A CA P1 NS Ca Motio
D2
, B , BC G P SS P2 se n
E
G2G5
m
4 1 P2 SS
S S P2NS
□□
��|��
��|��
��|��
��|�� ��|����|��
��|����|����|�� ��|��
□
□□
□□
xxx■
A,E
B
□x
□x
□ □ □ □ □ □x xx □
□
x■
□ □ □ Reach
□
□
□ □ □x xx x■ ■■ □x
x ■ □□
□
□x
■■
x ■■ x■ ■ ■■ ■■ ■■ x C,
■ ■ D
□□
□□
□□
□ □ □ □x xx □□ A,
□ □ Bm Move
□x
□ □□ □ 33 3■ ■■ □x B
□ ■
3
□
■■ □□
x x■ ■ ■■ ■■ x ■ C
■ ■ ■
□□
G1
□ □ □■ ■■ □ ■
□ A,
G2, Grasp
G5
■■
■■
G1B,G1C
■ x ■■ ■■ ■
■ ■
■
■ ■ ■■ ■■ ■ G4
■ ■ ■
■
x■ ■■ ■■ P1
S
■■ ■■ ■ P1 Position
SS,
□□
□ D1
E, Disen
D1 gage
D
□□
D2
Analisis : R15A
3. Merapikan baju tersebut.
Analisis : G1A
4. Meletakkan baju tersebut pada meja setrika.
Analisis : APA
6. Mengarahkan setrika sesuai posisi baju tersebut.
Analisis : P2Se
7. Menekankan gagang uap pada setrikaan agar uap panas keluar
dan melicinkan pakaian tersebut.
Analisis : M10A
Penentuan waktu untuk aktivitas tersebut dijelaskan pada Tabel 4.
33.
Index A B G P Index
3
Screwdriver 3
Fingers or Hand 1 (3) (6)
Ratchet
Pliers 1 (3)
T-Wrench 3
3
Scissors 1 (3) Wrench
3
3
Knife 1 (3) Power Tool
3
P Tool Placement
Tool Index
Writing Tool 1
Keyboard/Electric Typewriter 1
Keypad 1
Letter/Paper Handling 1
(6m
m)
13
CO6
6 3 2 3 6 2 1 3 3 1'
(25
mm
-
35
LO5
2 3
5 008
10 +8 5 3 10 4 5 8 10
6925
368
16 16 9 8 16 16
24 25 13 8 11 23 4 12 12 24
32 35 17 10 30 12 6 16 16 32
42 47 23 13 39 15 11 8 21 21 42
54 61 29 17 50 20 15 10 27 27 54
A B A B A B
G P * P A Equipment
Use Use
Get Put Equipment Aside Return
Total Indeks 8
TMU = Total Indeks x 10 80 TMU
C. RANGKUMAN
• Pekerja yang ideal menjadi standar adalah pekerja yang normal,
yang bekerjanya dengan tempo yang standar (rata-rata), tidak
terlalu lambat, juga tidak terlalu cepat.
• Sistem kerja yang terbaik adalah sebuah sistem kerja yang telah
diupayakan dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan
pekerjaan, serta kelebihan dan keterbatasan manusia.
• Penentuan performance rating ini memang sangat tergantung
kepada pengalaman, pelatihan dan judgement dari analis. Oleh
karena itu, seorang analis / pengukur waktu harus mempunyai
integritas terhadap tugasnya. Penentuan faktor penyesuaian /
performance rating ini akan menghasilkan waktu normal.
D. LATIHAN SOAL
1. Sebuah studi Work Sampling dilakukan untuk menentukan
besarnya kelonggaran. Objek yang diamati adalah seorang
petugas cleaning service rumah sakit rujukan Covid-19 di
Jakarta. Petugas kebersihan tersebut bekerja setiap hari di area
rawat inap pasien Covid-19 dengan sistem shift. 1 shift
berdurasi 8 jam. Hanya 1 jenis kelonggaran yang diamati dalam
studi ini, yaitu kelonggaran untuk menghilangkan fatigue.
Selama menggunakan hazmat, pekerja tidak diperkenankan
untuk minum/makan dan ke toilet karena risiko infeksi virus.
Sebuah studi pendahuluan dilakukan untuk menentukan
probabilitas petugas melakukan istirahat untuk menghilangkan
fatigue. Besarnya adalah 0,4. Gambar berikut ini adalah situasi
saat pekerja melakukan istirahat sejenak untuk menghilangkan
fatigue.
Keterangan :
A : Badan Bawah Steker
B : Badan Atas Steker
C : 2 Kaki Steker
D : Baut Pengunci
E : Obeng
Jarak : Semua satuan dalam inchi
Siklus ke 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu 18 19 21 18 20 22 19 20
Siklus
(menit)
Pertanyaan :
a. Jelaskan perbedaan cara menentukan tingkat penyesuaian
berdasarkan metode Westinghouse dan metode Objektif
disesuaikan dengan pekerjaan Mengganti Ban Mobil yang
elemen pekerjaannya sesuai dengan uraian di atas. Hitung
tingkat penyesuaian berdasarkan ke-2 metode tersebut.
(10%)
b. Tentukan % kelonggaran untuk fatigue dan kebutuhan
pribadi. Jelaskan singkat bagaimana cara menentukan %
kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan berdasarkan
sampling pekerjaan. (10%)
c. Apabila diketahui waktu siklus rata-rata pekerjaan
mengganti ban mobil adalah 30 menit, % kelonggaran untuk
hambatan tak terhindarkan adalah sebesar 5%. Hitung
waktu baku pekerjaan mengganti ban mobil. (5%).
4
5
6
5
4
16
17
18
19
20
21
22
23 7
24 4
25 4
5
45
5
7
6
26
27
28
29
30
31
56
32
33
34
4
4
6
35
36
37
38
39
40
E. RUJUKAN
Niebel, B., & Freivalds, A. (2014). Methods, Standards, and Work
Design. Boston: McGraw-Hill.
B. PENYAJIAN MATERI
Dalam analisis metode kerja, kita dapat berfokus pada
beberapa faktor di antaranya adalah lingkungan kerja, material,
mesin dan manusia. Pada faktor manusia, perhatian utama adalah
pada posisi kerja dan gerakan kerjanya. Operasi kerja yang terbaik
adalah operasi yang dilakukan dengan gerakan-gerakan yang
efektif dan efisien. Gerakan kerja yang tidak efiisien sedapat
mungkin dihindarkan karena akan dapat memperpanjang waktu
proses yang nantinya akan dapat menyebabkan tidak tercapainya
target produksi secara kuantitas dan kualitas. Peta Pikiran 22
merangkum definisi analisis metode kerja dan menunjukkan bahwa
C. RANGKUMAN
• Operasi kerja yang terbaik adalah oeprasi yang dilakukan
dengan gerakan-gerakan yang efektif dan efisien.
• Beberapa gejala yang terjadi di lantai produksi dapat
menunjukkan indikasi diperlukannya analisis metode kerja
diantaranya adalah meningkatnya ketdakhadiran pekerja pada
hari dan jadwal kerjanya, adanya perpindahan material jarak
jauh dengan frekuensi yang sering, munculnya titik-titik
D. LATIHAN SOAL
1. Pada akhir semester para dosen harus memasukkan nilai
mahasiswanya ke dalam sistem akademik. Banyak dosen
menyatakan kesulitan memasukkan angka nilai dengan
keyboard papan ketik pada laptop mereka karena tombol
nilai berada di barisan atas. Posisi tombol angka ini
membuat aktivitas entry nilai menjadi lebih menyulitkan.
Mereka sedang mempertimbangkan untuk membeli papan
ketik dengan tombol angka tambahan dan fitur Number key
agar kegiatan entry nilai menjadi lebih mudah. Sebagai
seorang methods engineer, apakah Anda
merekomendasikan penggunaan papan ketik dengan
number key khusus ini? Jelaskan jawaban Anda.
E. RUJUKAN
Niebel, B., & Freivalds, A. (2014). Methods, Standards, and Work
Design. Boston: McGraw-Hill.
Barnes, R. (1980). Motion And Time Study. John Wiley & Sons, Inc.
Terapkan Definisikan
solusi masalah
Evaluasi
Analisis
alternatif
masalah
solusi
Cari
alternatif
solusi
1. Operasi
2. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja
atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi
kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika kita
melakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau
membandangkan obyek tertentu dengan suatu standar.
Suatu pemeriksaan tidak menjuruskan bahan ke arah
menjadi suatu barang jadi, contoh-contohnya:
▪ Mengukur dimensi benda
▪ Memeriksa warna benda
3. Transportasi
4. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja
atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain
menunggu dalam keadaan sementara, misalnya:
▪ Obyek menunggu untuk diproses dari stasiun 1 ke
stasiun 2
▪ Peti menunggu untuk dibongkar.
▪ Obyek menunggu untuk diperiksa.
5. Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja
mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau
dilindungi terhadap pengeluaran tanpa ijin.
▪ Dokumen-dokumen/catatan-catatan disimpan dalam
brankas.
▪ Bahan baku disimpan dalam gudang.
6. Aktivitas Ganda
Lambang ini digunakan apabila antara aktivitas operasi
dan pemeriksaan dilakukan secara bersama-sama pada
suatu tempat kerja.
Peta Rakitan
Peta rakitan (assembly chart) merupakan salah satu
gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen serta rakitan
bagian (sub assembly) ke rakitan pada suatu produk.
Sub Assembly
(9 mm)
Assembly
Nomor Komponen (12 mm)
(6 mm)
Tinplate
#
1 Lacquer Bagian
# SA
Badan
DSS 1
#
3
Tinplate
#
Bagian Alas
SA A-1 Kaleng
Lacquer Sarden
# 2
5
Tinplate Bagian
# SA
Bawah
6 3
Final
Inspection
W I-N p
M ro
se
s
Ringkasan
Kegiatan Jumlah Waktu (menit)
Operasi 12 348
Pemeriksaan 3 -
Total 15 348
Ringkasan
Kegiatan Jumlah Waktu(menit)
335
Operasi 11
Pemeriksaan 3 -
Total 15 335
6.
Gambar 6 Contoh Peta Proses Operasi Kondisi Usulan
Bahan dibersihkan - - 2
- -
gergaji
- -
komponen lain
5
Bahan dibersihkan - - 2
- -
gergaji
Peta
Fasilitas Diagram
Aliran
Layout Aliran
Proses
Peta Pekerja–Mesin
Peta pekerja mesin merupakan peta kerja yang menunjukkan
hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan
siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani
oleh pekerja tersebut. Peta pekerja mesin menggambarkan
koordinasi waktu bekerja dan mengganggur serta kombinasi
aktivitas pekerja dan mesin. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan
idle pekerja dan mesin. Peta Pikiran 34 menggambarkan
rangkuman dari peta pekerja dan mesin. Kegunaan peta pekerja
dan mesin, antara lain :
a. Merubah tata letak tempat kerja
b. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja
c. Merancang kembali mesin dan peralatan
������
��2= (��+ ��).(��1+ ��2��2
)
Persamaan 13 Total Expected Cost untuk N2
Dimana,
K1 = Biaya tenaga kerja langsung Rp/jam
K2 = Biaya permesinan Rp/jam
Jumlah mesin yang dilayani ditentukan berdasarkan total expected
cost yang terkecil. Setelah jumlah mesin yang dilayani ditentukan,
maka peta pekerja mesin dapat digambarkan. Langkah-langkah
pembuatan peta pekerja dan mesin adalah sebagai berikut:
a. Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya dibagian
paling atas kertas dinyatakan “PETA PEKERJA-MESIN”
sebagai kepalanya. Kemudian diikuti oleh informasi-informasi
yang melengkapi.
b. Setelah semua identifikasi lengkap dinyatakan, langkah
berikutnya adalah menguraikan semua elemen pekerjaan yang
terjadi. Untuk itu tiga jenis kolom (bar) digunakan untuk
melambangkan elemen-elemen yang bersangkutan. Kolom
kolom tersebut dibuat memanjang dad atas ke bawah dengan
panjang masing-masing sebanding dengan lamanya waktu
pelaksanaan yang bersangkutan.
Keterangan :
6 Kerupuk dari Stasiun 1
6 7
7 Timbangan
8
8 Alat Jepret
9 9 Operator 2
Jarak
(cm) Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Lambang Tangan Kanan
(detik) (detik) (cm)
Mengambil plastik Mengambil plastik kerupuk di meja
50 8 8 50
kerupuk di meja transit transit
Memindahkan kerupuk Memindahkan kerupuk ke
20 2 2 20
ke timbangan timbangan
Menunggu timbangan 0 25 25 0 Menunggu timbangan
Mengambil kerupuk dari timbangan kerupuk dari
Mengambil
20 0,4 0,4 20
timbangan
Melipat packaging 0 10 10 0 Melipat packaging
Memegang packaging 0 0,35 0,35 15 Mengambil alat jepret
Memegang packaging 0 5 5 0 Menjepret packaging
Meletakkan packaging 0 0,3 0,3 0 Menunggu
Total 90 51,05 51,05 105 Total
Keterangan :
1 Kerupuk
1 7 2 Merek Kerupuk
3 4 3
Plastik Packaging
8 4 Sendok
2 5
5 Operator 1
7 Timbangan
8 Alat Jepret
Jarak Waktu Waktu Jarak
Tangan Kiri Lambang Tangan Kanan
(cm) (detik) (detik) (cm)
Mengambil plastik packaging 25 0,5 0,5 20 Mengambil Sendok
0 14 14 15 Menyendok Kerupuk
Memegang plastik packaging
0 0,45 0,45 15 Meletakkan ke plastik packaging
0 15 15 15 Menyendok Kerupuk
Memegang plastik packaging
0 0,8 0,8 15 Meletakkan ke plastik packaging
0 2,5 2,5 27 Mengambil Merek
Memegang plastik packaging Memasukkan merek ke plastik
0 3,15 3,15 30
packaging
Meletakkan kerupuk ke
17 0,8 0,8 17 Meletakkan kerupuk ke timbangan
timbangan
Menunggu timbangan 0 25 25 0 Menunggu timbangan
Mengambil kerupuk dari timbangan kerupuk dari
Mengambil
17 0,4 0,4 17
timbangan
Melipat packaging 0 10 10 0 Melipat packaging
Memegang packaging 0 0,4 0,4 22 Mengambil alat jepret
Memegang packaging 0 3 3 0 Menjepret packaging
Meletakkan packaging 0 0,3 0,3 0 Menunggu
Total 59 76,3 76,3 193 Total
D. LATIHAN SOAL
1. Peta Proses Operasi
Proses pembuatan produk botol obat tetes mata terdiri dari 3
part pembentuk, yaitu: badan botol, plug dan tutp/cap. Tahapan
prosesnya adalah sebagai berikut:
Badan botol:
1. Bahan baku Marlex HDPE Resin, Masterbatch White dan
Zinc Styrete ditakar jumlah dan ukurannya di meja kerja (7,2
menit)
2. Bahan baku tersebut kemudian dicampur dengan mixer
machine (5,8 menit)
Tutup/Cap:
1. Bahan baku HDPE Purell Hostalen sebanyak 8,195 kg dan
Masterbatch Remafin Green sebanyak 0,205 kg sebagai
pewarna cap tersebut ditakar sesuai keperluan produksi di
meja kerja (5 menit)
2. Bahan baku tersebut kemudian dicampur dengan mixer
machine (5,8 menit)
3. Bahan yang telah tercampur rata akan dilanjutkan ke tahap
injection menggunakan mesin JSW 55 AD (0,29 menit)
4. Inspeksi terhadap komponen cap (0,17 menit)
3. Peta Pekerja-Mesin
Sebuah perusahaan farmasi memerlukan bantuan untuk
menyelesaikan permasalahan di departemen pengujian. Di
departemen tersebut terdapat 3 mesin A dan 6 mesin B yang
digunakan untuk menguji produk obat. Setiap produksi obat akan
melalui proses pengujian di Mesin A dan Di mesin B secara
berurutan. Saat ini terdapat 2 orang pekerja yang siap ditempatkan
di masing-masing mesin.
Mesin A :
• Kegiatan persiapan pengujian oleh operator selama 4 menit
• Waktu running machine selama 11 menit
• Kegiatan unload setelah pengujian selama 2 menit
• Waktu pindah ke mesin lain selama 1 menit
Mesin B :
• Kegiatan persiapan pengujian oleh operator selama 3 menit
• Waktu running machine selama 5 menit
• Kegiatan unload setelah pengujian selama 1 menit
• Waktu pindah ke mesin lain selama 1 menit
8. Peta Pekerja
Ilustrasi:
Anda adalah seorang pelanggan jasa printing digital. Saat
Anda akan mencetak tugas, Anda terpaksa menunggu antrian lebih
lama dari biasanya. Setelah diamati, ternyata 8 dari 10 operator
cetak sedang melayani pelanggan yang mencetak file besar yang
terdiri dari ratusan lembar. Kedatangan pelanggan cukup tinggi
karena layanan cetak digital ini sangat dibutuhkan. Anda
merencanankan ingin membuka usaha jasa cetak digital serupa
sehingga Anda perlu melakukan perencanaan yang berkaitan
metode kerja untuk menghindari permasalahan antrian seperti yang
dihadapi oleh jasa cetak langganan Anda.
Buatlah perencanaan metode kerja untuk jasa cetak digital
yang akan anda bangun dengan melakukan perancangan:
E. RUJUKAN
Niebel, B., & Freivalds, A. (2014). Methods, Standards, And Work
Design. Boston: Mcgraw-Hill.
Barnes, R. (1980). Motion And Time Study. John Wiley & Sons, Inc.
Suhardi, B. (2008). Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi
Industri. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Barnes, R. (1980). Motion And Time Study. John Wiley & Sons, Inc.
Bures, M., & Pivodova, P. (2014). Comparison Of The
Predetermined Time Systems Mtm-1 And Basicmost In
Assembly Production. Ieee International Conference On
Industrial Engineering And Engineering Management,
(January), 546–550. Https://Doi.Org/10.1109/Ieem.2013.
6962471
Dewanti, G. K. (2020). Analisis Metode Kerja Perakitan Kipas Angin
Pada Proses Servis Kipas Angin Menggunakan Peta
Tangan Kiri Dan Tangan Kanan. String (Satuan Tulisan
Riset Dan Inovasi Teknologi), 5(1), 11. Https://Doi.Org/10.
30998/String.V5i1.5887
Niebel, B., & Freivalds, A. (2014). Methods, Standards, And Work
Design. Boston: Mcgraw-Hill.
Rizani, N. C., Safitri, D. M., & Wulandari, P. A. (2012). Perbandingan
Pengukuran Waktu Baku Dengan Metode Stopwatch Time
Study Dan Metode Ready Work Factor (Rwf) Pada
Departemen Hand Insert Pt. Sharp Indonesia. Jurnal
Teknik Industri, 2(2), 127–136. Retrieved From
Https://Www.Trijurnal.Lemlit.Trisakti.Ac.Id/Tekin/Article/Vi
ew/7023/5331
Sritomo Wignjosoebroto. (2003a). Ergonomi Studi Gerak Dan
Waktu (1st Ed.). Surabaya: Guna Widya.
Sritomo Wignjosoebroto. (2003b). Pengantar Teknik Manajemen
Industri. Surabaya: Guna Widya.
Lepas rakit : Gerak dasar yang terjadi ketika dua bagian rakitan
dipisahkan.