Kelas: E
Disusun oleh:
1 Kalyalistu Hanarin Puanagari 122210019
2 Oktavia Fajriza Divatama 122210020
3 Nabilla Ghazana 122210036
4 Hasna Carisya Yusuf 122210077
5 Armelia Agustin 122210088
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas laporan mata kuliah
Perancangan Sistem Kerja.
Kami berharap laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Selain itu, kami juga berharap dengan laporan Pereancangan sistem Kerja ini
dapat membuka pikiran para pembaca dalam memperdalam perhitungan tidak langsung
pada Perancangan Sistem Kerja.
Melalui kata pengantar ini kami meminta maaf serta memohon segala toleransi
bila mana isi laporan yang kami tulis terdapat kekurangan atau menyingung perasaan
pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Intan Berlianty, selaku
dosen mata kuliah Perancangan Sistem Kerja dan berterimakasih kepada teman
kelompok dua yang sama-sama membantu menyelesaikan laporan Perancangan Sistem
Kerja.
Kami menyerahkan hasil laporan Perancangan Sistem Kerja penuh dengan
tanggung jawab dan rasa terimakasih kepada pihak-pihak terkait. Harapannya, hasil
studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 02
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam kegiatan perakitan Tripod ini dengan menggunakan 3 (tiga)
metode adalah untuk mengetahui pengukuran kerja secara langsung dan secara
tidak langsung.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Elemen standar pada Work Factors adalah elemen dasar gerak yang
didefinisikan oleh sistem faktor kerja, dan pekerjaan, yang mengabaikan beberapa
banyak gerakan yang sulit untuk diselesaikannya agar menjadi serangkaian elemen
standar (J. Frost William, 1985).
Simbol – simbol yang digunakan untuk menunjukkan anggota tubuh yang
dipergunakan dan faktor – faktor kerja yang distandarkan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Anggota Tubuh dan Faktor Kerja
Anggota Tubuh Simbol Faktor Kerja Simbol
Finger F Weight of W
Resistance
Hand H Directional control
Arm A Steer S
Forearm FS Care (Precaution) P
Trunk T Change Dicrection U
Foot FT Define Stop D
Leg L
Head Turn HT
Terdapat 6 faktor anggota badan yang digerakkan, yaitu:
1. Jari atau Telapak Tangan (F atau H) yang bersumbu pada pergelangan
tangan.
2. Putaran Lengan (LS) bila lengan bagian bawah berputar pada sumbunya
sementara siku tertekuk, bila seluruh lengan berputar pada sumbunya
dengan berpangkal pada bahu dan siku tidak tertekuk.
3. Lengan (A) Gerakan lengan bawah dengan sumbu siku, dengan sumbu
bahu atau kombinasi keduanya.
4. Badan Bagian Atas (T) Gerakan ke depan, kesamping, kebelakang,
berputar.
5. Telapak Kaki (F) Gerakan menginjak pedal atau yang lainnya.
6. Kaki (L) Gerakan seluruh bagian kaki.
Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi pergeseran waktu dalam metode
kerja faktor yang dapat menjadi pengendalian:
a. Weight/Resistance (W), dimana berat diketahui
b. Stoping (D), dimana harus melakukan kontrol untuk berhenti
c. Direction (S), dimana objek barang ≤ 5 cm
d. Attention (P), biasanya barang pecah belah
4
e. Direction (U), terhalang sesuatu dalam menjangkau
Notasi umum untuk setiap gerakan adalah a b c, dimana:
a = anggota badan yang bergerak
b = jarak yang ditempuh
c = faktor – faktor kerja yang tersangkut di dalam gerakan
2.1.2 Model Urutan Work Factor
Pada tahapan pengolahan data work factor, langkah yang harus dilakukan
antara lain:
1. Pembuatan peta tangan kanan dan tangan kiri
2. Menggunakan simbol untuk menunjukkan anggota tubuh dan faktor -
faktor kerja yang telah distandarkan
3. Mengkoversikan ke dalam tabel work factor.
4. Mengakumulasikan tiap waktu per unit 1 TMU = 0,006 detik
5. Melakukan perhitungan waktu normal
6. Melakukan perhitungan waktu baku
2.1.3 Tabel Perhitungan Work Factor
5
Gambar 2.1 Tabel Perhitungan Work Factor
2.2 Gambaran Umum MTM
2.2.1 Penjelasan
Dalam menganalisa gerakan kerja seringkali dijumpai kesulitan-kesulitan
dalam menentukan batas-batas suatu elemen gerakan dengan elemen gerakan
yang lainnya, karena waktu kerja yang terlalu singkat. Menurut Sutalaksana
(2006), untuk memudahkannya dilakukan perekaman atas gerakan-gerakan kerja
dengan menggunakan kamera film (video recorder). Hasil perekaman dapat
diputar ulang atau jika diperlukan bahkan diputar dengan kecepatan lambat
(slow motion), sehingga analisa gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti.
Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penerapan awal
waktubaku (predetermined time) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar
gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industriyang direkam dalam film.
MTM didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau
metode kerja(manual operation) kedalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan
untuk melaksanakan kerja tersebut dan kemudian menetapkan pebakuan waktu
6
dari masing-masing gerakan berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi
kerja yang ada (Laring, dkk., 2002) Methods Time Measurement adalah prosedur
yang menganalisis setiap rangkaian operasi manual sesuai dengan gerakan dasar
yang diperlukan (Curran, 2008).
MTM membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen gerakan
menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp),
mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata
(eye monement), dan beberapa gerakan anggota badan lain yang besaran waktunya
telah disediakan dalam tabel, yaitu Tabel THERBLIGS. Waktu untuk setiap elemen
gerakan ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”
(Maynard, dkk., 2012). Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan
perhentian, keadaan obyek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani
obyek atau kondisi-kondisi lainnya. Unit waktu yang digunakan adalah Time
Measurement Unit (TMU). Dalam hal ini 1 TMU adalah sama dengan 0.00001jam
atau 0.0006 menit atau sama dengan 0.036 detik.
2.2.2 Kelebihan MTM
Metode MTM mempunyai beberapa kelebihan dari metode pengukuran
waktu secara tidak langung lainnya. Kelebihan-kelebihan metode MTM yaitu:
• Setiap elemen gerakan MTM diketahui waktunya, sehingga waktu
penyelesaian dapat ditentukan sebelum pekerjaan dilakukan.
• Relatif singkat.
• Pengembangan metode kerja lama perancangan produk jika produknya
berpengaruh terhadap waktu kerja.
2.2.3 Model Urutan MTM
Pada tahapan pengolahan data methods time measurement, langkah yang
harus dilakukan antara lain:
1. Membuat peta tangan kanan dan tangan kiri
2. Membagi gerakan kerja atas elemenelemen gerakan
3. Mengkoversikan ke dalam tabel data MTM.
4. Mengakumulasikan unit satuan atau time measurement unit (TMU). 1
TMU = 0,036 detik
5. Melakukan perhitungan waktu normal
7
6. Melakukan perhitungan waktu baku
2.2.4 Tabel Perhitungan MTM
Berikut merupakan gambar dari tabel perhitungan MTM, yang dapat dilihat
pada Gambar 2.2, Gambar 2.3, Gambar 2.4, Gambar 2.5, Gambar 2.6, dan Gambar
2.7.
8
Gambar 2.4 Tabel Perhitungan Move
9
2.3 Gambaran Umum MOST
2.3.1 Penjelasan
Para Insinyur Teknik Industri terus berusaha mencoba mencari metode
pengukuran kerja yang lebih baik. Konsep yang ditemukan, kemudian dikenal
sebagai MOST (Maynard Operation Scquence Technique). Salah satu pakar Teknik
Industri, Kjell Zandin, yang bekerja pada perusahaan JIB. Maynard dan Company,
pada akhir tahun 1960 telah melakukan sebuah penemuan penting. Dalam
penemuannya itu, setelah mengamati data waktu gerakan MTM (Method Time
Measurement), mendeteksi adanya pola gerakan dari data waktu gerakan MTM.
Dengan hasil pengamatan tersebut di atas. Zandin dan pihak perusahaan
Maynard mempunyai dugaan bahwa gejala kesamaan pola itu bisa dikembangkan
untuk mendapatkan suatu metode analisa dan pengukuran operasi kerja yang baru.
Beberapa tahun kemudian, Zandin telah menemukan bahwa pada dasarnya
pekerjaan manual terdiri dari 3 jenis urutan gerakan. Hal ini menjadi titik pangkal
pembentukan konsep MOST, yang merupakan suatu sistem pengukuran kerja.
Kerja di sini sama artinya dengan kerja dalam ilmu fisika, yaitu perkalian antara
gaya dengan jarak (W = f x d). Dalam bahasa yang sederhana, kerja di sini berarti
perpindahan objek Perpindahan objek ini mengikuti pola pengulangan yang
konsisten (tetap), seperti menjangkau, memegang, memindahkan, dan
menempatkan objek Pola-pola gerakan itu diidentifikasikan dan disusun sebagai
rangkaian (urutan) kegiatan atau sub kegiatan yang terjadi dalam pemindahan
objek.
2.3.2 Kelebihan MOST
Metode MOST mempunyai beberapa kelebihan dari metode pengukuran
waktu secara tidak langung lainnya. Kelebihan-kelebihan metode MOST yaitu:
• MOST lebih cepat karena lebih sederhana, dengan membagai aktifitas
kedalam pekerjaan yang umum dan tidak terlalu mendetil.
• Dokumentasi yang diperlukan lebih sedikit, yang secara tidak langsung
menghemat biaya.
• Hasil pengukuran sangat valid dan dapat diterima secara statistik.
10
2.3.3 Model Urutan MOST
Model-model Urutan Dasar (Basic Sequence Model). Model ini terdiri dari
3 urutan gerakan:
a. Urutan Gerakan Umum (The General Move Sequence)
Model ini dipakai bila terjadi perpindahan objek dengan bebas. Maksudnya
dibawah kendali manual, objek berpindah tanpa hambatan. Contohnya sebuah
kotak diangkat (dipindahkan) dari bawah meja ke atas meja. Model urutan gerakan
umum adalah: A B G A B P A, dimana:
A = Action Distance (jarak tempuh untuk melakukan tindakan). Parameter ini
meliputi semua gerakan jari, tangan dan kaki bank dalam keadaaan membawa
beban atau tidak.
B = Body Motion (Gerakan badan). Parameter Ini berhubngan dengan gerakan
vertikal badan atau gerakan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan terhadap
gerakan badan.
G = Gain Control (Pengendalian atau mengendalikan objek). Parameter ini
mencakup semua gerakan manual yang dipakai untuk mengendalikan objek.
P = Place (Menempatkan). Parameter ini merupakan tahap akhir darn kegiatan
memindahkan yaitu dengan mengatur sebelum melepaskan kendali terhadap objek.
b. Urutan Gerakan Terkendali (The Controlled Move Sequence)
Model ini menggambarkan perpindahan objek secara manual dikendalikan
oleh satu jalur. Gerakan objek dibatasi satu arah karena kontak atau menempel
dengan objek lainnya. Contoh pekerjaan dengan gerakan terkendali adalah
mendorong kotak yang cukup berat di atas meja kerja. Model urutan gerakan ini
adalah: A B G M X I A, dimana parameter A, B, dan G sama dengan model urutan
gerakan umu Sedangkan parameter lainnya adalah:
M = Move Controlled (Gerakan terkendali). Parameter ini mencakup semua
gerakan manual yang diarahkan atau gerakan dan objek dalam jalur yang terkendali.
X = Process Time (Waktu proses). Parameter ini termasuk bagian dari kerja yang
terkendah karena diproses atau dimesin bukan aktivitas manual.
I = Gerakan Mengurut, mengatur, atan penyesuaian. Parameter ini berhubungan
dengan aktivitas manual yang termasuk juga gerakan terkendali atau akhir dari
waktu proses untuk mengatur objek yang sesuai dengan keinginan.
11
c. Urutan Pemakaian Peralatan (The Tool Use Sequence)
Model ini dipakai bagi gerakan yang memakai bantuan alat seperti tang,
kunci inggris, obeng dan lain lain. Model urutan ini adalah: A B G/ A B P / ... / A
B G/ A Ruang kosong pada model di alas merupakan tempat untuk mengisi
parameter parameter berikut :
C = Cut (Memotong). Parameter ini menggambarkan kegiatan memotong atau
membuang bagian dari suatu objek dengan menggunakan bagian yang tajam dari
perkakas tangan.
S = Surface Treat (Perlakuan pada permukaan, misalnya membuang material yang
tidak dikehendaki dari permukaan objek).
M = Measure (Mengukur). Parameter ini berhubungan dengan kegiatan untuk
menentukan karakteristik fisik tertentu dari suatu objek dengan
membandingkannya dengan alat ukur standar.
R = Record (Mencatat). Parameter ini mencakup kegiatan manual dengan pensil,
pena atau kapur atau alat tulis lainnya dengan maksud mencatat informasi
T = Think (Berpikir). Parameter ini berhubungan dengan kegiatan mata dan
aktivitas mental untuk mendapatkan informasi (membaca) atau memeriksa suatu
objek.
Tabel 2.2 Basic Sequence Model
Manual Handling
Activity Sequence Model Subactivities
General Move ABG ABPA A-Action
Distance
B-Body Motion
G-Gain Control
P-Place
Controlled ABG MXIA M-Move
Controlled
X-Process Time
I-Align
Tool Use ABG ABP ABPA F-Fasten
L-Loosen
C-Cut
S-Surface
R-Record
M-Measure
T-Think
12
Urutan Gerakan Terkendali (The Controlled Move Squance). Model ini
menggambarkan perpindahan objek secara manual yang dikendalikan oleh satu
jalur atau pergerakan objek ketika tetap dalam kontak dengan permukaan atau
melekat pada objek lain selama gerakan, dengan karakteristik :
ABGMXIA
Dimana:
M = Gerakan terkendali (Move controlled)
X = Waktu Proses (Process Time)
I = Kesejajaran (Alignment)
Urutan Pemakaian Peralatan (The Tool Use Sequence)
Model ini dikembangkan dari model gerakan umum dengan tambahan parameter-
parameter tertentu yang menunjukan kegiatan menggunakan peralatan atau untuk
kasus tertentu, dengan karakteristik:
ABG/ABP/…/ABG/A
Dimana:
F = Mengencangkan (Fasten)
L = Melepas (Loose)
C = Memotong (Cut)
S = Perlakukan Permukaan (Surface Treat)
M = Mengukur (Measure)
R = Mencatat (Record)
T = Berfikir (Think)
13
5. Memasang Brance diantara Legs dengan Center Colum yang berada pada
Center Colum Elevator dan memastikan Legs terpasang dengan benar
6. Memasang Tripod Head pada bagian atas Center Colum Elevator sampai
terpasang dengan kuat
7. Memasukan Side Tilt Locking Nut kedalam Tripod Head dengan gerakan
memutar hingga kencang dan memastikan hingga tidak kendur.
14
BAB 3
PENGUMPULAN DATA
3.1 WF (Work Factor)
Data pengamatan elemen gerakan work factor dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan WF
No Deskripsi Elemen Kerja Gerakan Waktu
1. Menjangkau center colum elevator
A4D 0.0038
4”
2. Membawa center colum elevator
A4D 0.0038
sejauh 4”
3. Menjangkau center colum 5” A5D 0.0043
4. Membawa center colum sejauh 5” A5D 0.0043
5. Memasang center colum kedalam
F2S 0.0017
center colum elevator sejauh 2”
6. Menjangkau legs 5” A5D 0.0043
7. Membawa legs 1 sejauh 5” A5D 0.0043
8. Memasang legs ke center column
F2S 0.0017
elevator 2”
9. Menjangkau legs 5” A5D 0.0043
10. Membawa legs 2 sejauh 5” A5D 0.0043
11. Memasang legs ke center colum
F2S 0.0017
elevator 2”
12. Menjangkau legs 5” A5D 0.0043
13. Membawa legs 3 sejauh 5” A5D 0.0043
14. Memasang legs ke center colum
F2S 0.0017
elevator 2”
15. Menjangkau brace 1 4” A4D 0.0038
16. Membawa brace 1 sejauh 4” A4D 0.0038
17. Memasang brace 1 pada legs 1” F1S 0.0016
18. Menjangkau brace 2 4” A4D 0.0038
19. Membawa brace 2 sejauh 4” A4D 0.0038
20. Memasang brace 2 pada legs 1” F1S 0.0016
21. Menjangkau brace 3 4” A4D 0.0038
22. Membawa brace 3 sejauh 4” A4D 0.0038
23. Memasang brace 3 pada legs 1” F1S 0.0016
24. Menjangkau tripod head 5” A5D 0.0043
25. Membawa tripod head sejauh 6” A6D 0.0047
26. Memasang kepala pada center
F1S 0.0016
colum elevator 1”
29. Menjangkau side tilt locking nut 4” A4D 0.0038
30. Membawa side tilt locking nut
A5D 0.0043
sejauh 5”
31. Memasang side tilt locking nut
F1S 0.0016
pada tripod head 1”
TOTAL 0.0967
15
3.2 MTM (Motion Time Measurement)
Data pengamatan elemen gerakan berdasarkan MTM dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tabel Pengamatan MTM
Tangan Kiri Kode TMU Kode Tangan Kanan
Menjangkau Center Menjangkau Center
R4A 3,4 R4A
Colum Elevator Colum
Membawa Center Membawa Center
M4A 3,1 M4A
Colum Elevator Colum
Memegang Center Memegang untuk
G4A 7,3 G1A
Colum Elevator memakai Center Colum
Memegang Center Mengarahkan Center
G4A 7,3 P1SE
Colum Elevator Colum
Memegang Center
G4A 7,3 R4A Menjangkau Legs 1
Colum Elevator
Memegang Center
G4A 7,3 M2A Membawa Legs 1
Colum Elevator
Memegang Center Memegang untuk
G4A 7,3 G1A
Colum Elevator memakai Legs 1
Memegang Center
G4A 7,3 R4A Menjangkau Legs 2
Colum Elevator
Memegang Center
G4A 7,3 M2A Membawa Legs 2
Colum Elevator
Memegang Center Memegang untuk
G4A 7,3 G1A
Colum Elevator memakai Legs 2
Memegang Center
G4A 7,3 R4A Menjangkau Legs 3
Colum Elevator
Memegang Center
G4A 7,3 M2A Membawa Legs 3
Colum Elevator
Memegang Center Memegang untuk
G4A 7,3 G1A
Colum Elevator memakai Legs 3
Memegang Legs G2A 5,6 R4A Menjangkau Brance 1
Memegang Legs G2A 5,6 M4A Membawa Brance 1
Memegang untuk
Memegang Legs G2A 5,6 G1A
memakai Brance 1
Memegang untuk
Memegang Legs G2A 5,6 G1A
memakai Center Colum
Memegang Legs G2A 5,6 R4A Menjangkau Brance 2
Memegang Legs G2A 5,6 M4A Membawa Brance 2
Memegang untuk
Memegang Legs G2A 5,6 G1A
memakai Brance 2
Memegang untuk
Memegang Legs G2A 5,6 G1A
memakai Center Colum
Memegang Legs G2A 5,6 R4A Menjangkau Brance 3
Memegang Legs G2A 5,6 M4A Membawa Brance 3
16
Tangan Kiri Kode TMU Kode Tangan Kanan
Memegang Center Memegang untuk
G4A 7,3 R4A
Colum memakai Brance 3
Memegang untuk
G1A 2,0 G3A Memegang Legs
memakai Brance
Memegang Center Menjangkau Tripod
G4A 7.3 R5A
Colum Elevator Head
Memegang Center
G4A 7.3 M2A Membawa Tripod Head
Colum Elevator
Memegang Center Memegang untuk
G4A 7.3 G1A
Colum Elevator memakai Tripod Head
Memegang Center Menjangkau Side Tilt
G4A 7.3 R4A
Colum Elevator Locking Nut
Membawa Side Tilt
Memegang Legs G2A 5.6 M5A
Locking Nut
Memegang untuk
Mengarahkan Center
P1SE 5.6 G1A memakai Side Tilt
Colum Elevator
Locking Nut
TOTAL TMU 192.5 TOTAL TMU
17
Keterangan Gerakan pada pengamatan MOST dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Keterangan Gerakan Pengamatan MOST
No Gerakan Kode Keterangan Index
1. Menjangkau center A1 Menjangkau center colum elevator 1
colum elevator sejauh 4”
B0 Badan tidak melakukan gerakan hanya 0
diam
G1 Pengontrolan Center colum elevator, 1
tidak membutuhkan tenaga dan
bendanya mudah dijangkau
A0 Tidak terdapat jarak karena center 1
colum elevator diam
B0 Saat pemasangan center colum dengan 0
center colum elevator badan terdiam
P0 Tidak dilakukan pemasangan center 0
colum elevator diam dan tidak
dipasang
A0 Tidak ada pergerakan atau pemindahan 0
2. Menjangkau center A1 Menjangkau center colum sejauh 5” 1
colum dan B0 Badan tidak melakukan gerakan hanya 0
menempatkan ke diam
center colum ke G1 Pengontrolan Center colum, tidak 1
center colum membutuhkan tenaga dan bendanya
elevator mudah dijangkau
A1 Terdapat jarak lebih dari 5 cm namun 1
masi dalam jangkauan
B0 Saat pemasangan center colum dengan 0
center colum elevator badan terdiam
P3 Pemasangan dilakukan sesuai dengan 3
penempatannya dan dengan sedikit
tekanan
A0 Tidak ada pergerakan atau pemindahan 0
3. Menjangkau legs A1 Menjangkau brace sejauh 5” 1
sebanyak 3 buah (mengambil sebanyak 3 kali)
legs dan B0 Badan tidak melakukan gerakan hanya 0
menempatkannya diam
pada 3 lubang G1 Pengontrolan Center colum, tidak 1
center colum membutuhkan tenaga dan bendanya
elevator mudah dijangkau
A1 Terdapat jarak lebih dari 5 cm namun 1
masi dalam jangkauan (dilakukan
pengulangan sebanyak 3)
18
B0 Saat pemasangan brace ke legs tidak 0
dilakukan gerakan badan, badan hanya
terdiam
P3 Pemasangan dilakukan sesuai dengan 3
penempatannya dan dengan sedikit
tekanan
A0 Tidak ada pergerakan atau 0
perpindahan
4. Menjangkau brace A1 Menjangkau brace sejauh 4” 1
sebanyak 3 buah B0 Badan tidak melakukan gerakan hanya 0
brace dan diam
menempatkannya G1 Pengontrolan center colum, tidak 1
pada 3 legs membutuhkan tenaga dan bendanya
mudah dijangkau
A1 Terdapat jarak lebih dari 5 cm namun 1
masi dalam jangkauan (dilakukan
pengulangan sebanyak 3)
B0 Saat pemasangan brace ke legs tidak 0
dilakukan gerakan badan, badan hanya
terdiam
P6 Memasangkan brace ke legs dengan 6
harus presisi
A0 Tidak ada pergerakan atau 0
perpindahan
5. Menjangkau tripod A1 Menjangkau tripod head sejauh 5” 1
head dan B0 Badan tidak melakukan gerakan hanya 0
menempatkannya diam
pada center colum G1 Pengontrolan tripod head, tidak 1
elevator membutuhkan tenaga dan bendanya
mudah dijangkau
A1 Terdapat jarak lebih dari 5 cm namun 1
masi dalam jangkauan
B0 Saat pemasangan tripod head ke 0
center colum elevator tidak dilakukan
gerakan badan, badan hanya terdiam
P3 Pemasangan dilakukan sesuai dengan 3
penempatannya dan dengan sedikit
tekanan
A0 Tidak ada pergerakan atau 0
perpindahan
6. Menjangkau side A1 Menjangkau side tilt locking nut 1
tilt loocking nut sejauh 4”
dan
menempatkannya
pada tripod head
19
B0 Badan tidak melakukan gerakan hanya 0
diam
G1 Pengontrolan side tilt locking nut, 1
tidak membutuhkan tenaga dan
bendanya mudah dijangkau
A1 Terdapat jarak lebih dari 5 cm namun 1
masi dalam jangkauan
B0 Saat pemasangan side tilt locking nut 0
ke tripod head tidak dilakukan
Gerakan badan, badan hanya terdiam
P6 Memasangkan side tilt locking ke 6
tripod head dengan harus presisi
A0 Tidak melakukan Gerakan atau 0
perpindahan
20
• Faktor Konsistensi: pada faktor ini perakit dikategorikan kelas Good C
karena konsistensi dari perakit saat melakukan perakitan baik karena
konsisten melakukan perakitan.
21
• Faktor Gerakan kerja: pada faktor ini dikategorikan pada kategori normal
karena terjadi Gerakan ayunan bebas dari bahu.
• Faktor Kelelahan mata: pada faktor ini dikategorikan pada pandangan yang
hampir terus menerus karena pekerjaan ini memerlukan ketelitian.
• Faktor keadaan temperature kerja: pada faktor ini termasuk dalam kategori
normal karena suhu yang ada di lingkungan perakitan normal.
• Faktor keadaan temperature tempat kerja: pada faktor ini termasuk kategori
baik karena ruangan yang berventilasi baik dan udara segar.
• Faktor keadaan lingkungan yang baik: pada faktor ini lingkungan perakitan
bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah.
3.5 Pengolahan Data
1. Perhitungan WF
Perhitungan Waktu Siklus dengan WF
Diperoleh dari data pengamatan, waktu siklus WF adalah
Ws = 0.0967 Menit
Ws = 5.802 detik
Perhitunan Waktu Normal dengan WF
Wn = Ws x Rf
Wn = 5.802 x 1.3298
Wn = 7.7154996 detik
Perhitungan Waktu Baku dengan WF
100%
Wb = Wn 100%−𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
Wb = 7.7154996 100%−35.7%
Wb = 11.9992218 detik
2. Perhitungan MTM
• Perhitungan Waktu Siklus MTM
Ws = 192.5 x 0.036 =6.93 detik
• Perhitungan Waktu Normal dengan MTM
Wn = Ws x Rf
Wn = 6.93 x 1.2826
Wn = 8.888418 detik
22
• Perhitungan Waktu Baku dengan MTM
100%
• Wb = Wn 100%−𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
Wb = 8.888418 x 100%−35.7%
Wb = 8.888418 x 1.555
Wb = 13,821 detik
3. Perhitungan MOST
• Perhitungan waktu pengamatan dengan MOST
Waktu pengamatan = 69 x 10
Waktu pengamatan = 690 TMU
• Perhitungan waktu siklus dengan MOST
Konversi satuan (TMU ke detik)
1 TMU = 0,036 detik
690 TMU x 0,036 = 24,84 detik
• Waktu siklus
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Ws = ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
24,84
Ws = 1
Ws = 24,84 detik
• Perhitungan waktu normal dengan MOST
Wn = Ws x Rf
Wn = 24,84 x 1,3298
Wn = 33,0322 detik
• Perhitungan waktu baku dengan MOST
Allowance = 35,7%
100%
Wb = Wn 100%−𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
Wb = 33,0322 100%−35,7%
100%
Wb = 33,0322 64,3%
Wb = 51,372 detik
23
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melalui pengamatan proses perakitan tripod dari video, diperoleh
kesimpulan waktu siklus 5.802 detik, waktu normal 7.7154996 detik dan waktu
baku menggunakan metode WF sebesar 11.9992218 detik. Waktu siklus
menggunakan metode MTM sebesar 6.93 detik, waktu normal sebesar 8.888418
detik, dan waktu baku sebesar13,821 detik. Waktu siklus menggunakan metode
MOST sebesar 24,84 detik, waktu normal sebesar 33,0322 detik, dan waktu baku
sebesar 51,372 detik. Rating factor sebesar 1,3298 dan allowance sebesar 35,7%.
Maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan pengukuran kerja secara tidak
langsung memiliki nilai yang lebih kecil daripada perhitungan pengukuran kerja
secara langsung dan setiap metode menghasilkan waktu yang berbeda-beda. Tetapi
hasil metode MOST paling mendekati hasil dari perhitungan secara langsung.
Metode MOST sendiri lebih mudah karena menggunakan rumus sequence
sedangkan WF dan MTM lebih rumit karena elemen gerakannya dianalisis secara
putus-putus.
24
DAFTAR PUSTAKA
25