Anda di halaman 1dari 7

Pada tanggal 10 Juni 218 telah berdiri sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur

peralatan kesehatan, perusahaan ini berdiri sejalan dengan kebutuhan pemerintah dalam
menangani masalah kesehatan Rakyat Indonesia. Perusahaan yang diberi nama PT. Vasination
Of Coronavirus (PT. VOC) awal berdirinya menggunakan peralatan mesin dengan nilai
investasi seharga Rp. 250 Juta dengan umur ekonomisnya 5 tahun dan nilai sisa Rp. 30 Juta,
diketahui ongkos operasionalnya Rp. 30 Juta Pertahun.

Pada saat ini perusahaan akan mempertimbangkan peremajaan mesin agar lebih efesien dalam
pengoperasiannya. Alat baru ditawarkan oleh PT. Rahayu Dianasari Perwira (PT. RDP),
perusahaan ternama di Indonesia dengan penawaran harga Rp. 100 Juta dengan masa pakai
diperkirakan 5 tahun. Nilai sisa alat Rp. 25 Juta dan biaya operasionalnya Rp. 4 Juta pertahun.
PT. RDP juga menawarkan kesempatan apbabila PT. VOC yang dihargai Rp. 80 juta dengan
standard perhitungan MARR 15%.

PT. VOC memprediksi pendapatan mesin awal yang dipakai selama 5 tahun memberikan
cashflow pendapatan sebelum pajak pertahunnya sebesar Rp.80 Juta, depresiasi asset peralatan
menggunakan metode garis lurus (Straigh line) untuk menghitung pajak.

Pada kasus ini beban pajak hanya diberikan untuk nilai buku (Book Value) asset saja sebesar 8%
sedangkan pendapatan bersih hasil produksi tidak dikenakan pajak. PT.VOC menetapkan MARR
12% minimal untuk disimpulkan bahwa produksinya memperoleh keuntungan.

Pertanyaan :

1. Apakah menurut saudara PT.VOC sebaiknya menerima tawaran peremajaan mesin dari
PT. RDP jika asumsinya depresiasi asset tidak diperhitungkan? Apa yang menjadi alasan
saudara?
2. Apakah PT. VOC dapat meraih keuntungan jika tetap menggunakan mesin lama denan
asumsi depresiasi asset maupun pajak tidak diperhitungkan?
3. Berapakah tingkat pengembalian (Rate of Return/ROR) pendapatan PT.VOC. jika tetap
menggunakan mesin lama dan depresiasi asset maupun pajak tidak diperhitungkan?
4. Jika pendapatan PT. VOC yang diperhitungkan untuk menghitung laba adalah
pendapatan setelah kena pajak maka menurut saudara apakah PT.VOC masih layak
beroperasi? Berikan alasan pendapat saudara?
Jawab :

1.

PT. VOC

Tahun B C S B-C
0 250.000.000 - 250.000.000
1 250.000.000 30.000.000 230.000.000
2 230.000.000 30.000.000 200.000.000
3 200.000.000 30.000.000 170.000.000
4 170.000.000 30.000.000 140.000.000
5 140.000.000 30.000.000 30.000.000 140.000.000

PT. RDP

Tahun B C S B-C
0 80.000.000 - 80.000.000
1 80.000.000 4.000.000 76.000.000
2 76.000.000 4.000.000 72.000.000
3 72.000.000 4.000.000 68.000.000
4 68.000.000 4.000.000 64.000.000
5 60.000.000 4.000.000 25.000.000 81.000.000

Diketahui : PT. VOC PT. RDP


Investasi Rp. 250 Juta Rp. 80 Juta
Biaya Tahunan Rp. 30 Juta Rp. 4 Juta
Nilai Sisa Rp. 30 Juta Rp. 25 Juta
Umur Ekonomis 5 Tahun 5 Tahun
Asumsi (i) 10% 10%
Alternatif A (PT. VOC)

NPV = -I + S(P/F, i, n) – Ac(P/A, i, n)


NPV = -250 + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 30(P/F, 10, 5) – 30 (P/A, 10, 5)

NPV = -250 + 30(0,621) – 30 (3,179)

NPV = -250 +18,63 -95,37 = -326,74

Alternatif B (PT. RDP)

NPV = -80 + 25(P/F, i, 5) – 4 (P/A, i, 5)

NPV = -80+25(P/F, 10, 5) – 4 (P/A, 10, 5)

NPV = -80+25(0,621) – 4(3,179)

NPV = -80 +15,525-12,716 = -77,191

Jika umur masing-masing alternatif sudah sama, analisis pemilihan alternatif dapat langsung
dilakukan dengan membandingkan masing-masing NPV perusahaan.

PT. VOC = -326,74

PT. RDP = -77,191

Artinya, PT.RDP > PT.VOC maka menurut saya PT.VOC sebaiknya menerima tawaran
peremajaan mesin dari PT. RDP dikarenakan nilai NPV dari PT. RDP lebih unggul dibandingkan
NPV dari PT. VOC. Alasan untuk memilih tawaran peremajaan mesin dari PT. RDP dapat
berkaitan dengan efisiensi biaya operasional yang lebih rendah, harga yang lebih murah, nilai
sisa yang lebih tinggi, dan NPV yang lebih menguntungkan jika mempertimbangkan aliran kas
masa depan dari mesin baru. NPV mesin baru lebih tinggi dari mesin lama, ini menunjukkan
bahwa peremajaan mesin akan menghasilkan nilai lebih besar untuk perusahaan.

2. Dik : Investasi PT. VOC = Rp. 250 Juta


Umur ekonomis = 5 Tahun

Nilai Sisa = 30 Juta

Ongkos Operasional = Rp, 30 Juta/Tahun

Pendapatan 80 juta

MARR 12%

Jawab :

Jika i = 3%

NPV = -250 + 80 (P/A, i, 5) + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 80 (P/A, 3, 5) + 30(P/F, 3, 5) – 30 (P/A, 3, 5)

NPV = -250 + 80 (4,580) + 30(0,8626) – 30 (4,580)

NPV = -250 +366,4+25,878 -137,4 = + 4,878

Jika i = 5%

NPV = -250 + 80 (P/A, i, 5) + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 80 (P/A, 5, 5) + 30(P/F, 5, 5) – 30 (P/A, 5, 5)

NPV = -250 + 80 (4,329) + 30(0,7835) – 30 (4,329)

NPV = -250 +346,32+23,505-129,87 = -10,045

Ternyata NPV= 0 berada antara i=3% dengan i=5%,

Maka, i = 4%

NPV = -I +Ab(P/A,i,n) + S(P/F, i, n) – Ac(P/A, i, n)

NPV = -250 + 80 (P/A, i, 5) + 30(P/F, i, 5) – 30 (P/A, i, 5)

NPV = -250 + 80 (P/A, 4, 5) + 30(P/F, 4, 5) – 30 (P/A, 4, 5)


NPV = -250 + 80 (4,452) + 30 (0,8219) – 30 (4,452)

NPV = -250+356,16+24,657-133,56= -358,903

Menurut perhitungan nilai NPV mendapatkan nilai (-) artinya mengalami kerugian
sehingga kesimpulannya adalah PT. VOC belum dapat meraih keuntungan jika tetap
menggunakan mesin lama dengan asumsi depresiasi asset maupun pajak tidak diperhitungkan.

3. Dik : Investasi PT. VOC = Rp. 250 Juta

Umur ekonomis = 5 Tahun

Nilai Sisa = 30 Juta

Ongkos Operasional = Rp, 30 Juta/Tahun

Pendapatan 80 juta

Jawab :

Untuk menghitung tingkat pengembalian (Rate of Return/ROR) pendapatan PT.VOC jika tetap
menggunakan mesin lama tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak, kita gunakan
rumus:

Cashflow pendapatan sebelum pajak


ROR= x 100 %
Nilai Investasi Awal

Dalam kasus ini:

Cash Flow Pendapatan Sebelum Pajak=80 Juta


Nilai Investasi Awal=250 Juta

Maka, tingkat pengembalian (ROR) pendapatan PT.VOC jika tetap menggunakan mesin lama
tanpa memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak adalah:

Rp . 80 Juta
ROR= x 100 %=32%
Rp . 250 Juta
Jadi, tingkat pengembalian pendapatan PT.VOC jika tetap menggunakan mesin lama tanpa
memperhitungkan depresiasi asset maupun pajak adalah 32%.

4. PT. VOC memprediksi pendapatan mesin awal yang dipakai selama 5 tahun memberikan
cashflow pendapatan sebelum pajak pertahunnya sebesar Rp.80 Juta, depresiasi asset
peralatan menggunakan metode garis lurus (Straigh line) untuk menghitung pajak.

S 30 juta
Nilai Buku Aset=I − =250 juta− =Rp . 244 juta
n 5

Beban Pajak = Nilai Buku Aset * Tarif Pajak = Rp. 244 juta * 8% = Rp. 19,52 juta

Pendapatan setelah pajak :

= Pendapatan sebelum pajak – Beban Pajak

= Rp. 80 juta – Rp. 19,52 juta = Rp.60,48 juta

Jadi, nilai pendapatan PT. VOC setelah pajak sebesar Rp. 60,48 Juta per tahun.

Untuk menentukan apakah PT. VOC layak beroperasi atau tidak berdasarkan tingkat
pengembalian internal (IRR) yang dihasilkan, kita perlu membandingkan tingkat pengembalian
internal (IRR) dari proyek dengan tingkat pengembalian minimal (MARR) yang telah ditetapkan.

Untuk menghitung tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR) dari


pendapatan PT.VOC setelah pajak, kita bisa menggunakan metode uang kas bersih (Net Cash
Flows). Dalam kasus ini, IRR adalah tingkat diskonto di mana nilai sekarang dari arus kas bersih
adalah nol.Arus kas bersih setiap tahun:

 Tahun 1: Pendapatan sebelum pajak - (Pendapatan sebelum pajak * Tingkat pajak)


 Tahun 2-5: Pendapatan sebelum pajak

Tahun 1 = 80 juta – (80 juta*18%) = 73,6 juta

Tahun 2 -5 = 80 Juta

Kita akan gunakan rumus IRR untuk mencari tingkat pengembalian internal dari arus kas
bersih tersebut:
Jadi, tingkat pengembalian internal (IRR) dari arus kas bersih setelah pajak PT.VOC

adalah sekitar 9.08%

Nilai IRR 9,08% < MARR 12% maka dapat disimpulkan PT. VOC tidak layak beroperasi

karena tidak memperoleh keuntungan yang memenuhi atau melebihi batas MARR.

Anda mungkin juga menyukai