Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEORI DAN KONSEP DASAR KEUANGAN ISLAM

DI SUSUN OLEH:
Yahdillah (2020.04.014)

Dosen Pengampu:
HIDAYANI, M.E

PRODI PERBANKAN SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN
AL-ITTIFAQIAH (IAIQI)
Tahun Ajaran 2022 / 2023
Kata pengantar

Segalah puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiratTuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunianya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “Teori Dan
Konsep Keuangan Islam”.

kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teori Dan
Konsep Keuangan Islam. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu kami
berharap adanya kritik,saran,dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat.

Semogah makalah kami dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun
dari andademi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Daftar isi

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Tujuan pembahasan.................................................................................................5

Bab II Pembahasan..................................................................................................6

A. Ruang lingkup keuangan islam................................................................................6

B. Filosofi keuangan islam..........................................................................................9

C. Prinsip maqashid syariah keuangan islam..............................................................11

Bab III Penutup......................................................................................................21

A. Kesimpulan............................................................................................................21
B. Saran......................................................................................................................21

Daftar Pustaka.......................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan pertumbuhan ekonomi


dan keuangan Islam kian hari semakin signifikan. Hal ini ditandai dengan
banyak indikator. Mulai dari tumbuh dan berkembangnya industri perbankan
dan keuangan Islam, diakuinya ekonomi Islam sebagai mazhab ekonomi,
menjamurnya perguruan tinggi Islam maupun non Islam dalam mengkaji dan
memperdalam ekonomi dan keuangan Islam, penerapan sistem ekonomi dan
kuangan Islam dalam sistem moneter dan fiskal suatu negara, berlakunya
syariat Islam dalam berekonomi dan terakhir tumbuhnya halal industri dan
masih banyak lagi indikator yang menandai tumbuh dan berkembangnya
ekonomi dan keuangan Islam.

Ekonomi dan keuangan Islam dirasa lebih berkeadilan dan mampu


menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.
Hanya saja, Dunia masih tersipu malu untuk mengakui hal tersebut. Untuk lebih
mengenal ekonomi dan keuangan Islam, pada makalah ini akan dijelaskan
konsep dasar ekonomi dan keuangan Islam. Pembahasan mengenai konsep
dasar ekonomi dan keuangan Islam, mutlak diperlukan sebelum melangkah
lebih jauh dalam mengkaji ekonomi dan keuangan Islam. Hal ini guna
menggambarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki sistem ekonomi dan
keuangan Islam dibanding sistem ekonomi dan keuangan lainnya. Pembahasan
dalam makalah ini meliputi fondasi ekonomi Islam, tujuan penciptaan manusia,
falah tujuan hidup di dunia dan pilar-pilar ekonomi dan keuangan Islam.

Berbicara mengenai konsep dasar ekonomi dan keuangan Islam, maka


idealnya adalah berbicara mengenai fondasi dari ekonomi dan keuangan Islam.
Hal ini untuk mendapatkan gambaran secara utuh dari mana sumber ekonomi
dan keuangan Islam berasal dan supaya dapat memaknai secara mendalam
akan karakteristik ekonomi dan keuangan Islam. Ketidaktahuan akan sumber
ini akan menyebabkan adanya anggapan bahwa ekonomi dan keuangan Islam
merupakan sebuah sistem ekonomi dan keuangan konvensional yang
diislamkan atau adanya
anggapan bahwa sistem ekonomi dan keuangan Islam memiliki kesamaan
dengan sistem ekonomi keuangan lainnya.1

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ruang lingkup keuangan islam?

2. Bagaimana filosofi keuangan islam?

3. Bagaimana prinsip maqashid syariah keuangan islam?

4. Bagaimana hokum dan moral islam dalam keuangan islam?

5. Bagaimana implikasi hokum dan moral islam dalam aktivitas ekonomi


dan keuangan?

6. Bagaimana implementasi system keuangan islam?

7. Bagaimana infrastruktur system keuangan islam?

C. Tujuan

Untuk memecahkan dan mencari tau serta menjelaskan poin-poin yang


terdapat dalam rumusan masalah

1
https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/02/prinsip-sistem-keuangan-syariah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Islami

Ruang lingkup keuangan terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Financial service

Ini merupakan bidang keuangan yang berhubungan dengan pembuatan


desain dan konsultasi produk finansial, baik kepada individu, bisnis maupun
pemerintah. Bidang ini berkaitan dengan jasa keuangan yang meliputi, Loan
officers, Pialang dan juga Konsultan keuangan.

2. Managerial finance

Managerial finance yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas-


tugas manajer keuangan di perusahaan aktif dalam mengelola keuangannya.
Aktivitas tersebut meliputi penyusunan budge, peramalan keuangan,
manajemen kas, administrasi kredit, mencari dana dan investasi.

Kedua bidang dalam manajemen keuangan ini dalam praktiknya selalu


berjalan searah (berbanding lurus), saling mendukung, berkaitan dan
ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya. keduanya selalu dibutuhkan
dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Dalam hal keuangan, di Indonesia sendiri sudah banyak lembaga yang


menaungi keuangan Islami. Hal semacam ini dilakukan untuk menjauhkan
nasabah dari beberapa hal terkait riba. Dengan begitu, harta akan lebih aman
dan halal.

Adapun beberapa lembaga terkait, misalnya:

a) Lembaga Keuangan Bank Syariah

Manajemen keuangan Islami salah satunya melalui bank syariah.


Keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang
lengkap dan operasional dibina atau diawasi oleh bank indonesia. Sedangkan
pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah
dilakukan oleh MUI. Lembaganya terdiri dari :
o Bank Umum Syariah. Kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
o Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Khusus melayani masyarakat kecil
di kecamatan dan pedesaan. Sehingga, perekonomian lebih merata dan
terjangkau luas.

b) Lembaga Keuangan Non Bank

Jika didefinisikan, merupakan lembaga keuangan yang lebih banyak


jenisnya daripada bank. Pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan
manajemen keuangan Islami dan dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia.
Macam-macamnya antara lain sebagai berikut:

❖ Pasar Modal

Pasar modal memiliki pengertian sebagai tempat transaksi antara orang


yang mencari dana dengan semua penanam saham. Di sini, produk yang dijual
belikan meliputi bursa efek layaknya saham dan obligasi jangka panjang.Pasar
modal meliputi underwriter, broken, dealer, guarantor, trustee, custdian serta
jasa penunjang. Dalam pelaksanaanya di Indonesia, akan diawasi dalam lingkup
operasionalnya ole Bapepam LK serta dibarengi pemenuhan dasar syariah
bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI).

❖ Pasar Uang

Pasar uang sama halnya dengan pasar modal, yaitu pasar tempat
memperoleh dana dan investasi. Perbedaanya hanya terletak pada jangka waktu
berlaku serta pemanfaatannya saja ketika digunakan untuk bisnis. Di sini,
proses transaksi akan lebih sering menggunakan media elektronika atau digital.
Sehingga, customer bisa mengaksesnya dimanapun serta tidak perlu
kerepotan untuk datang langsung sendiri ke sana.

Pasar uang melayani banyak pihak, baik pemerintah, bank, perusahaan


asuransi dan lembaga lainnya. Bentuk syariahnya juga telah hadir melalui
kebijakan Operasi Moneter Syariah dengan instrumen-instrumen tertentu.
Instrumen tersebut antara lain Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar
Uang Antar bank Syariah (PUAS). Terdapat juga, sertifikat Investasi
Mudharabah Antarbank (IMA) yang secara operasional di bawah pengawasan
Bank Indonesia sedangkan prinsip syariahnya diatur MUI.
❖ Perusahaan Asuransi

Asuransi syariah atau dalam Islam disebut dengan ta’min, takaful dan
tadhamun, merupakan sebuah perusahaan yang mempunyai tujuan untuk saling
melindungi pihak-pihak tertentu melalui investasi berbentuk aset. Asuransi
syariah di sini tidak mengandung penipuan, perjudian, penganiayaan, suap serta
barang maksiat dan haram lainya. Perusahaan-perusahaan jenis ini sekarang
telah bersaing dengan bentuk konvensional.

❖ Dana Pensiun

Dana pensiun merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana


tua dari perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Pengumpulanya
melalui iuran dan potongan dari gaji karyawan saat mereka masih aktif bekerja.
Setelah dana tersebut terkumpul, maka oleh perusahaan akan diinvestasikan lagi
pada beberapa bidang dengan keuntungan jelas. Ini dilakukan supaya dapat
benar-benar berkembang serta menjamin hari tua bagi karyawannya.
Perusahaan yang mengelola dana pensiun dapat dilakukan oleh bank atau
lainnya. Di Indonesia, hal tersebut baru hadir dalam bentuk Dana Pensiun
Lembaga Keuangan dan diselenggarakan oleh beberapa DPLK bank serta
asuransi syariah.

❖ Perusahaan Modal Venture Syariah UU


Perusahaan modal venture merupakan sebuah sebuah sistem
pembiayaan dengan jenis usaha mengandung resiko sangat tinggi. Hal ini relatif
dan masih jarang keberadaanya untuk diterapkan di Indonesia. Dalam
menjalankan usahanya, perusahaan ini memberikan biaya atau dana pada
sesorang tanpa melibatkan jaminan yang notabene pasti tidak seperti sistem
lembaga lain. Selain itu, juga menjalankan usaha berdasarkan prinsip-prinsip
syariah.

❖ Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan merupakan sebuah perusahaan yang tidak


termasuk bank maupun non-bank. Ia secara khusus didirikan untuk mengelola
dan membawahi bidang usaha pada sektor-sektor berikut ini:

• Lembaga Sewa Guna Usaha (Leasing).

• Perusahaan Anjak Piutang (Factoring).


• Perusahaan Kartu Plastik.

• Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance).

• Perusahaan Pegadaian Lembaga Keuangan Syariah Mikro yang


meliputi Lembaga Pengelola Zakat (BAZ dan LAZ), Lembaga
Pengelola Wakaf, 2

B. Filosofi Sistem Ekonomi dan Keuangan Syariah

Ekonomi syariah dibangun di atas empat karakteristik, yaitu:

1) Dialektikanilai-nilai spritualisme dan materialism;


2) Kebebasan berekonomi;
3) Dualisme kepemilikan;
4) Menjaga kemaslahatan individu dan masyarakat.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa konsep dasar ekonomi dan


keuangan islam adalah terdapat pada Bangunan ekonomi Islami itu didasarkan
atas lima nilai universal, yakni:

o Tauhid (keimanan),
o ’Adl (keadilan).
o Nubuwwah (kenabian),
o Khalifah (pemerintah),
o Ma’ad (hasil).

Kelima ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposi-proposisi


dan teori-teori ekonomi Islami. Dalam operasionalnya, lembaga keuangan
syariah yang menerapkan keuangan Islam berada menerapkanprinsip-prinsip
keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi
dan resiko masing-masingpihak. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah
investor (penyimpan dana), dan pengguna dana, serta lembaga keuangan itu
sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk
memperolehkeuntungan. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan
memberikan laporan keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar
nasabah investor dapat mengetahui kondisidananya. Universal, yang artinya
tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam masyarakat sesuai
dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lilalamin.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan pertumbuhan ekonomi


dan keuangan Islam kian hari semakin signifikan. Hal ini ditandai dengan
banyak indikator. Mulai dari tumbuh dan berkembangnya industri perbankan
dan keuangan Islam, diakuinya ekonomi Islam sebagai mazhab ekonomi,
menjamurnya perguruan tinggi Islam maupun non Islam dalam mengkaji dan
memperdalam ekonomi dan keuangan Islam, penerapan sistem ekonomi dan
kuangan Islam dalam sistem moneter dan fiskal suatu negara, berlakunya
syariat Islam dalam berekonomi dan terakhir tumbuhnya halal industri dan
masih banyak lagi indikator yang menandai tumbuh dan berkembangnya
ekonomi dan keuangan Islam.
Menurut JM. Muslimin (2017) ada tiga asas filosofi ekonomi dan
keuangan Syariah, yaitu: Semua yang ada di alam semesta, langit, bumi serta
sumber-sumber alam lainnya, bahkan harta kekayaan yang dikuasai oleh
manusia adalah milik Allah, karena Dialah yang menciptakannya. Manusia
sebagai khalifah berhak mengurus dan memanfaatkan alam semesta itu untuk
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan lingkungannya.

Allah menciptakan manusia sebagai khalifah dengan alat perlengkapan


yang sempurna, agar ia mampu melaksanakan tugas, hak dan kewajibannya di
bumi. Semua mahluk lain terutama flora dan fauna diciptakan Allah untuk
manusia,agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup manusia dan
kehidupannya.

Beriman kepada hari kiamat dan hari pengadilan. Keyakinan pada hari
kiamat. merupakan asas penting dalam sistem ekonomi Islam, karena dengan
keyakinan itu, tingkah laku ekonomi manusia akan dapat terkendali, sebab ia
sadar bahwa semua perbuatannya termasuk tindakan ekonominya akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah. Pertanggungjawaban itu tidak hanya
mengenai tingkah laku ekonominya saja, tetapi juga mengenai harta kekayaan
yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia.
Filosofi ekonomi dan keuangan Syariah memiliki pandangan yang
holistik, terutama posisi dan peran manusia sebagai hamba
(abdullah) dan juga pengganti/ pengelola (khalifatullah) di alam semesta.
Oleh karenanya, ekonomi Syariah sangat memperhatikan stabilitas dan
kelangsungan ekosistem di alam semesta.

Selain itu, salah satu konsekuensi sebagai hamba dan pengelola tersebut
adalah pertanggungjawaban kepada Allah Swt, sehingga segala daya upaya
yang dilakukan dengan baik dan penuh tanggungjawab. Di era ini, hal ini
disebut dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development.5

Aktivitas suatu perusahaan sangat ditunjang oleh modal atau dana yang
dimiliki oleh para pendirinya. Dana tersebut digunakan untuk membelanjai
aktivitas-aktivitasnya. Dalam hubungan ini, maka perusahaan akan menghadapi
penentuan metode yang tepat untuk menggunakan dana secara optimal. Dana
perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya dari pendiri,
pasar uang, maupun pasar modal. Dalam kaitannya dengan manajemen
keuangan, teori umumnya selalu berbicara mengenai, cara perusahaan
mendapatkan dana dari pasar modal. Kegiatan dalam manajemen keuangan
mencakup kegiatan perencanaan keuangan, analisis keuanga dan pengendalian
keuangan. Orang melaksanakankegiatan manajemen keuangan disebut sebagai
manajer keuangan. Seorang manajer keuangan dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan mengenai securities and invesment analysis
(analisis bisnis, investasi dan surat-surat berharga).

Manajemen keuangan syariah bisa diartikan sebagai manajemen


terhadap fungsi-fungsi keuangan dengan bingkai syariah Islam yang berkaitan
dengan masalah keuangan perusahaan. Secara garis besar, fungsi-fungsi
perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam empat fungsi, yaitu;
(1) fungsi pemasaran, (2) fungsi keuangan; (3) fungsi produksi; (4) fungsi
personalia. Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi pokok suatu perusahaan.
Fungsi-fungsi manajemen bisa dipecah kedalam beberapa hal; perencanaan
(planning); pengorganisasian (organizing); staffing; pelaksanaan; dan
pengendalian. Dengan demikian, manajemen keuangan syariah dapat diartikan
Sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing, pelaksanaan, dan
pengendalian fungsi- fungsi keuangan yang dituntun oleh prinsip-prinsip syariah.

❖ Nilai-Nilai Ekonomi dan Keuangan Syariah

Sebagaimana filosofinya, nilai-nilai ekonomi dan keuangan Syariah juga


mengandung keselarasan peran dan fungsi manusia. Sebagaimana yang
dirumuskan oleh Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia (2018), ada
empat nilai-nilai ekonomi dan keuangan Syariah, yaitu:

1. Kepemilikan
Segala sesuatu adalah absolut milik Allah, manusia hanya
dipercaya untuk mengelolanya.

2. Berusaha dengan Berkeadilan


Mencegah penumpukan harta untuk melakukan perniagaan
atau investasi dan dorongan untuk menafkahkan sebagian hartanya
untuk kepentingan sosial dan publik.

3. Pertumbuhan yang Seimbang


Pengelolaan harta dengan tetap memerhatikan
keseimbangan spiritual dan kelestarian alam.

4. Bekerjasama dalam Kebaikan


Tolong menolong, bahkan dalam kompetisi sekalipun,
harus dilakukan untuk dan dalam kebaikan.

❖ Nilai-Nilai Dasar Ekonomi dan Keuangan Syariah

Selaras dengan filosofi dan nilai-nilai, prinsip dasar ekonomi dan


keuangan Syariah terdiri dari enam aspek (MUI dan Bank Indonesia, 2018),
yaitu:
1. Pengendalian harta individu agar mengalir menuju investasi.

2. Distribusi pendapatan untuk menjamin inklusifitas seluruh masyarakat.

3. Optimalisasi investasi (jual beli) dan berbagi resiko.

4. Transaksi keuntungan terkait erat sektor riil, melarang spekulasi tidak


produktif.

5. Partisipasi sosial untuk kepentingan publik.

6. Transaksi muamalah berdasarkan kerjasama berkeadilan,


transparan, tidak membahayakan keselamatan, tidak zalim dan tidak
mengandung zat haram.

Dari prinsip tersebut dapat dimengerti bahwa Islam menyelaraskan


kegiatan ekonomi dengan nilai-nilai akidah dan etika serta Kegiatan
perekonomian dibangun tidak hanya dengan nilai-nilai materialisme, namun
juga spiritualitas, sehingga bernilai ibadah.7

C. Prinsip maqashid dalam keuangan Syara'

Secara konseptual, sebagai sebuah sistem, ekonomi Islam merupakan


bagian dari tata kehidupan yang lengkap berdasarkan empat bagian nyata dari
pengetahuan yaitu; yang diwahyukan (al-Qur’an), tauladan Nabi (sunah),
deduksi analogik (qiyas), dan penafsiran masyarakat berdasrakan kesepakatan
para ulama (Ijma’). Sehingga, dalam penerapannya, ekonomi Islam tidak bisa
terlepas dari keempat hal di atas. Dalam aplikasinya, praktik ekonomi Islam
terimplementasi dalam lembaga keuangan dan perbankan berbasis syari’ah yang
tidak menjadikan bunga sebagai salah satu aset transaksi, lembaga pengelolaan
zakat, dan praktik bisnis Islami. Pun diadakannya kajian ekonomi Islam, baik
formal maupun nonformal untuk menghindari simbolisasi syariah semata
karena pelaku di dalamnya tidak memahami landasan, filosofi dan aturan yang
berlaku.

Pengembangan ekonomi Islam di bidang akademik dapat kita lihat


dengan dibukanya program studi khusus di beberapa perguruan tinggi
berkenaan dengan ekonomi Islam. Upaya ini tentunya bertujuan untuk
menghasilkan tenaga ahli yang diharapkan mampu mengembangkan sistem
ekonomi Islam di masa mendatang baik secara konseptual maupun
penerapannya di dunia kerja.

Maqasid al-syariah mempunyai peran penting untuk merumuskan dan


menafsirkan sesuatu yang mashlahah bagi umat manusia tanpa meninggalkan
inti dari ajaran Islam, karena maqasid syariah hendak menghubungkan antara
kehendak Allah dengan aspirasi atau keinginan manusia.

Tujuan utama dari ekonomi islam adalah maqashid al-syariahitu sendiri,


yaitu tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui tatanan
kehidupan yang baik dan terhormat. Itulah kesejahteraan hakiki yang untuk
sampai padanya harus ada perlindungan terhadap keimanan, ilmu, kehidupan,
keturuan, dan harta. Maqashid syariah bila diartikan secara bahasa adalah
tujuan syariah.

Tujuan utama dari maqashid syariah adalah merealisasikan kemanfaatan


untuk umat manusia (mashâlih al-'ibâd) baik urusan dunia maupun urusan
akhirat mereka. Maqashid syariah adalah jantung dalam ilmu ushul fiqh, karena
itu maqashid syariah menduduki posisi yang sangat urgen dalam merumuskan
ekonomi syariah, menciptakan produk-produk perbankan dan keruangan
syariah. Tujuan-tujuan syariah tersebut adalah untuk mewujudkan kemaslahatan
manusia di dunia dan di akhirat.

Setiap aktivitas pasti didalamnya mengandung tujuan. Begitupun sebuah


syariah. Maqashid syariah bila diartikan secara bahasa adalah tujuan syariah.
Tujuan utama dari maqashid syariah adalah merealisasikan kemanfaatan untuk
umat manusia (mashâlih al-’ibâd) baik urusan dunia maupun urusan akhirat
mereka.
Tujuan ini disepakati para ulama karena pada dasarnya tidak ada satupun
ketentuan dalam syarî’ah yang tidak bertujuan untuk melindungi mashlahah.
Terlebih syariah sangat mendorong untuk terciptanya maslahah dalam dua
dimensi yaitu dimensi dunia dan dimensi akhirat. Sehingga substansi dari
maqashid syariah sendiri adalah maslahah.Salah satu ulama yaitu Imam Asy-
Syatibi merumuskan maqashid syariah ke dalam 5 hal inti.

Apa saja 5 hal tersebut?

1) Hifdzun ad-diin (Menjaga Agama)

2) Hifdzun an-nafs (Menjaga Jiwa)

3) Hifdzun Aql (Menjaga Akal)

4) Hifdzun Nasl (Menjaga Keturunan)

5) Hifdzun Maal (Menjaga Harta)

▪ Menjaga Agama
Dalam konteks ini, agama tidak pernah melakukan pemaksaan
kehendak. Syari’ah Islam menjaga kebebasan berkeyakinan dan beribadah,
tidak boleh ada tekanan dalam beragama sebagaimana firman Allah dalam QS.
Al-Baqarah ayat 256 yang artinya, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat”

Menjaga agama dalam maqashid syariah juga bisa dimaknai sebagai


upaya untuk menjaga amalan ibadah seperti shalat, zikir dan sebagainya serta
bersikap melawan ketika agama Islam dihina dan dipermalukan.

▪ Menjaga Jiwa

Pernah mendengar sosok Irfan Bahri? Ia adalah sosok santri yang


berasal dari Bekasi. Ia viral karena videonya ketika melawan para begal. Sikap
yang diambil oleh Irfan Bahri ketika melawan begal adalah sikap yang tepat
terutama dalam poin maqashid syariah yaitu menjaga jiwa. Tindakan yang
diambil Irfan mencerminkan perwujudan dari menjaga jiwa.

Hal tersebut mengacu pada hadist Nabi SAW yaitu, “Siapa yang
terbunuh karena membela hartanya, maka dia syahid.” Selain itu, menjaga
jiwa juga erat kaitannya untuk menjamin atas hak hidup manusia seluruhnya
tanpa terkecuali. Hal ini tercantum dalam QS. Al- Maidah ayat 32 yang
artinya,

” barangsiapa yang membunuh seorang manusia,bukan karena orang itu


(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya“

▪ Menjaga Akal
Akal adalah sesuatu yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Inilah salah satu yang menyebabkan manusia menjadi makhluk
dengan penciptaan terbaik dibandingkan yang lainnya. Akal akan membantu
manusia untuk menentukan mana yang baik dan buruk.

Penghargaan Islam terhadap peran akal terdapat pada orang yang


berilmu, yang mempergunakan akal-nya untuk memikirkan ayat-ayat Allah.
Sebagaimana firman Allah, SWT dalam QS. Ali-Imran ayat 190-191 yang
artinya,

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190),
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka).

▪ Menjaga Keturunan

Salah satu poin penting dalam sebuah pernikahan adalah lahirnya


generasi penerus yang diharapkan dapat berkontribusi lebih baik.

Dalam Qur’an, Allah berfirman secara tegas mengenai zina yaitu pada
QS. An-Nur ayat 2 yang artinya,
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari
keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.”
▪ Menjaga Harta

Pembahasan perkara harta lebih ke arah interaksi dalam muamalah.


Menjaga harta adalah dengan memastikan bahwa harta yang kamu miliki tidak
bersumber dari yang haram. Serta memastikan bahwa harta tersebut didapatkan
dengan jalan yang diridhai Allah bukan dengan cara bathil sebagaimana
difirmankan Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 188 yang artinya, “Dan
janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”
Lebih kurang selain menjaga jiwa, Irfan Bahri juga melakukan pembelaan
dalam rangka menjaga harta dari sumber-sumber yang tidak diridhai alias
diharamkan dalam Islam.

❖ Hikmah Maqashid Syariah

Hikmah dari adanya maqashid syariah membuat lebih paham tentang


tujuan-tujuan dari sistem syariah. Kelima komponen yang telah dijelaskan
sebetulnya memberikan gambaran kehidupan secara keseluruhan. Komponen
tersebut lengkap dan maqashid syariah menjadi panduan untuk mengarahkan
rangkaian kehidupan ke arah yang lebih maslahah.

Kaidah di atas merupakan kaidah umum yang mencakup seluruh


satuan-satuan aktivitas ekonomi, selama tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip dari Al-Quran dan Hadist
Prinsip-prinsip dimaksud, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Tauhid Ayat-ayat al-Quran yang terkait dengan prinsip tauhid


dalam menjalankan kegiatan ekonomi antara lain adalah surat al-
Ikhlash yang artinya: “Katakanlah (Muhammad); Dia-lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q. S. Al-Ikhlas (112): 1-4)
b. Prinsip Amanah Amanah merupakan lawan kata dari khianat.
Amanah berasal dari bahasa Arab, amuna, ya’munu, amanah, artinya
dipercaya, jujur, lurus, setia. Dari akar kata yang sama terbetuk kata
amina, ya’manu, amnan, artinya aman, sentosa.

c. Prinsip Kebolehan Kaidah dalam persoalan ibadah mahz}ah sangat


berbeda dengan kaidah muamalah (ibadah ‘Ammah). Dalam persoalan
ibadah mahdzah berlaku larangan melakukan sesuatu jika tidak ada
landasannya dalam al-Quran atau hadis. Sebab suat ibadah harus
dilakukan berdasarkan tuntunan al-Quran atau hadis. Kaidah dalam
persoalan ibadah adalah: “al-Ashlu fi al-Ibadah al-Tawaqquf wa al-
Ittiba’,” (Prinsip dasar dalam ibadah adalah menunggu dalil dan
mengikutinya).

d. Prinsip Kerelaan Prinsip kerelaan menjadi bagian yang tidak


terpisahkan dari sistem Ekonomi Islam. al-Quran sendiri ketika
berbicara tentang jual beli menyebutkan kerelaan sebagai syarat
dalam melakukan aktivitas ekonomi. Firman Allah swt. dalam surah
anNisa’ ayat 29 yang artinya; “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu secara batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas dasar suka sama-
suka di antara kamu.” (Q. S. An-Nisa’ (4): 29

e. Prinsip Mashlahat Secara sederhana, mashlahat bisa diartikan


dengan mengambil manfaat dan menolak kemadaratan14 atau
sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, faedah atau
guna.

f. Prinsip Keadilan Di antara pesan-pesan al-Quran (sebagai sumber


hukum Islam) adalah penegakan keadilan. Kata adil berasal dari kata
Arab ‘Adl yang secara harfiyah bermakna sama. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia, adil berarti sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak, berpihak kepada yang benar dan sepatutnya.21 Dengan
demikian, seseorang disebut berlaku adil apabila ia tidak berat sebelah
dalam menilai sesuatu, tidak berpihak kepada salah satu, kecuali
keberpihakannya kepada siapa saja yang benar sehingga ia tidak akan
berlaku sewenag-wenang.9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keuangan Islam adalah sebuah sistem yang bersumber dari Al-Quran dan
Sunnah, serta dari penafsiran para ulama terhadap sumber-sumber wahyu
tersebut. Dalam berbagai bentuknya, struktur keuangan Islam telah menjadi
sebuah peradaban yang tidak berubah selama empat belas abad. Tujuan utama
sistem keuangan Islam adalah: menghapus bunga dari semua transaksi
keuangan dan menjalankan aktifitasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam,
distribusi kekayaan yang adil dan merata, kemajuan pembangunan ekonomi.
Sebagai bagian instrumen pengembang aktivitas di bidang ekonomi, beragam
tantangan dihadapi sistem keuangan Islam, seperti pada aspek teoritis,
operasional dan implementasi, Sistem risk-sharing telah lama hilang dari
khazanah sistem keuangan modern. Salah satu penyebabnya adalah sistem
perbankan modern melakukan intermediasi untuk menyediakan uang bagi
pelaku usaha dengan tingkat bunga sesuai kontrak.

Tantangan utama pengembangan sistem keuangan risk-sharing adalah


ketidakseimbangan keuangan secara fiskal, moneter, dan faktor eksternal yang
mempengaruhinya. Sehingga Untuk memberikan dampak yang lebih signifikan
terhadap ekonomi, sistem keuangan Islam perlu memiliki porsi yang lebih
signifikan terhadap total asset keuangan, yakni setidaknya 20 persen. Oleh
karena itu, pemerintah, bank sentral, dan agen-agen ekonomi yang peduli pada
sistem keuangan Islam perlu bekerja lebih keras.

B. Saran

Pemaparan materi ini, yang tentu tidak menutup kita hanya untuk
mengetahuinya dari tulisan. Banyak hal lain yang juga sangat penting untuk
mengupayakan perjuangan kita bisa berbangga atas perjuangan perjuangan kita
yang melewati jalan yang berliku namun berakhir dengan kejayaan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Kumedi Ja'far Jurnal, Peranan Hukum Islam Dalam Pembangunan Ekonomi


Di Indonesia
Asy-Syar’iyyah, Vol. 2, No.1, Juni 2017, KONSEP DASAR DALAM SISTEM
KEUANGAN SYARIAH, diakses pada tanggal 1 Oktober 2021

Dendy Herdianto- maqashid syariah, November 24, konsep-dan-


terminologi-lembaga- keuangan-syariah

Jamaludin Jamaludin, Vol 12 No 1 (2020): Januari-Juni 2020, Konsep Dasar


Ekonomi Menurut Syariat Islam, diakses pada tanggal 2 Oktober 2021

Lely Shofa Imama, Vol. II, No. 2, Desember 2008, Ekonomi Islam:
Rasional dan Relevan, diakses pada tanggal 2 Oktober 2021

Muh. Arafah, M.E, Al-Kharaj: Journal of Islamic Economic and Business


Vol. 1 No. 1, Juni 2019, SISTEM KEUANGAN ISLAM: SEBUAH TELAAH
TEORITIS,

M Luqman Hakim, Volume 1 Nomor 2 Maret – Agustus 2018, KONSEP


DAN APLIKASI MANAJEMEN KEUANGAN ISLAM, diakses pada tanggal 2
Oktober 2021

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta :


Salemba Empat. Jurnal Implementasi Prinsip Islam dalam Aktivitas Ekonomi:
Alternatif Mewujudkan Keseimbangan Hidup Mursal dan Suhad, Februari
2015

Samsul, S., Hamid, N. M., & Nasution, H. G. (2019). Sistem Pengendalian


Inflasi dalam Sistem Ekonomi Islam. Al-Azhar Journal of Islamic Economics,
1(1), 16-28.

Yuliyani, Iqtishadia, Vol 8, No. 1, Maret 2015,KONSEP DAN PERAN


STRATEGIS EKONOMI SYARIAH TERHADAP ISU KEMISKINAN

Anda mungkin juga menyukai