Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMAHAMI LEMBAGA KEUANGAN DALAM ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Agama Islam
Kemuhammadiyahan II
Dosen :Prof.Firman Feriza,M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 12
1.Era Permata Sari :2284202040
2.Nopi Agustianti :2284202023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,kamipanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan innayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Memahami Keuangan Dalam Islam.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Memahami Lembaga


Keuangan Dalam Islam ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Pagaralam,12 Juli 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian Lembaga Islam (Syariah).............................................................6
2.2 Landasan Hukum Lembaga Islam (Syariah)..................................................7
2.3 Prinsisp-prinsip Lembaga keuangan dalam islam(Syariah)...........................9
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Lembaga Dalam Islam (Syariah).....................12
2.5Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Islam(Syariah)...........................................14
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan syariah adalah badan usaha yang kegiatan ekonominya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan paling mendasar antara lembaga
keuangan konvensional dan syariah terletak pada segi tujuan, mekanisme, ruang
lingkup, dan tanggung jawabnya. Salah satu ciri khas dari institusi keuangan
berbasis syariat adalah badan tersebut bertujuan untuk membentuk masyarakat
agar mereka bisa mencapai tujuan sosial ekonomi.
Aset keuangan maupun non keuangan dari institusi keuangan syariah ini
harus berdasarkan prinsip syariah Islam sehingga tiap kegiatan operasionalnya
tidak bisa mengandung unsur riba ataupun unsur lain yang sifatnya haram
menurut asas syariat.
Setiap lembaga keuangan memiliki prinsip dan asasnya masing-masing.
Ada beberapa badan usaha dengan asas konvensional, negara, korporasi, dan juga
syariah. Lembaga keuangan syariah secara garis besar merupakan suatu institusi
keuangan dengan prinsip Islam.
Pada dasarnya lembaga yang satu ini didirikan untuk tetap menjaga nilai-
nilai Islam. Hal ini mengakibatkan setiap kegiatan ekonomi yang dilakukannya
tidak bisa melanggar prinsip keislaman.
Lembaga keuangan syariah menjadi salah satu pilihan sebagian orang
untuk melakukan transaksi yang sesuai dengan syariat Islam. Hal ini terbukti dari
data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat aset keuangan berbasis syariah
di Indonesia sudah mencapai Rp 1.836 triliun per Februari 2021 dan total tersebut
meningkat dibandingkan pada Desember 2020. Aset tercatat dari setiap transaksi
dalam lembaga keuangan syariah yang ada di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang perlu dikaji pada makalah Pembelajaran Dan
Pengembangan Kurikulum :
1. Apa Pengertian Lembaga keuangan dalam islam ?
2. Apa yang menjadi Landasan Lembaga Hukum keuangan dalam islam ?
3. Apa saja Prinsisp-prinsip Lembaga keuangan dalam islam ?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekuranga Lembaga keuangan dalam islam ?
5.Apa saja Jenis-jenis Lembaga keuangan dalam islam ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dituliskan tujuan dari
makalah ini, antara lain :
1. Mengetahui Pengertian Lembaga keuangan dalam islam.
2. Mengetahui yang menjadi Landasan Lembagahu hukum keuangan
dalam islam.
3. Mengetahui Prinsisp-prinsip Lembaga keuangan dalam islam.
4. Mengetahui Kelebihan dan Kekuranga Lembaga keuangan dalam islam.
5.Mengetahui Jenis-jenis Lembaga keuangan dalam islam.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Islam (Syariah)


Lembaga keuangan syariah adalah sebuah badan usaha yang kegiatannya
di bidang keuangan syariah dan asetnya berupa keuangan maupun non keuangan
berdasarkan prinsip syariah Islam. Setiap kegiatan operasional di dalamnya tidak
boleh mengandung unsur riba atau pun unsur yang dilarang dalam agama Islam.
Peran lembaga keuangan syariah saat ini semakin dibutuhkan untuk kegiatan
menabung, pembiayaan, investasi, asuransi dan lain-lain. Lembaga keuangan
syariah juga berperan penting dalam sistem keuangan ekonomi modern untuk
melayani masyarakat1

Lembaga keuangan syariah adalah badan usaha yang kegiatan ekonominya


berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan paling mendasar antara lembaga
keuangan konvensional dan syariah terletak pada segi tujuan, mekanisme, ruang
lingkup, dan tanggung jawabnya. Salah satu ciri khas dari institusi keuangan
berbasis syariat adalah badan tersebut bertujuan untuk membentuk masyarakat
agar mereka bisa mencapai tujuan sosial ekonomi.

Aset keuangan maupun non keuangan dari institusi keuangan syariah ini
harus berdasarkan prinsip syariah Islam sehingga tiap kegiatan operasionalnya
tidak bisa mengandung unsur riba ataupun unsur lain yang sifatnya haram
menurut asas syariat. 2

Lembaga Keuangan Syari'ah adalah sebuah lembaga keuangan yang


prinsip operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Operasional
lembaga keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir.

1
Sumber:” https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/apa-itu-lembaga-keuangan-
syariah-ini-jenis-dan-keunggulannya”
2
Sumber:” https://www.tanamduit.com/belajar/investasi/lembaga-keuangan-syariah”
2.2 Landasan Hukum Lembaga Islam (Syariah)
Peraturan yang mengatur mengenai bank syariah di Indonesia pertama kali
adalah UU No. 7 Tahun 1992. Bank syariah pada masa ini masih berbentuk bank
pengkreditan rakyat. Yang membedakan adalah, bahwa bank pengkreditan rakyat
yang satu ini menjalankan asas-asas serta prinsip-prinsip bagi hasil yang sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Prinsip bagi
hasil dalam hal ini disinyalir memiliki kesamaan dengan prinsip syariah.

Enam tahun selanjutnya, melalui UU No. 10 tahun 1998, dilakukan


penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan sebelumnya. Pada
landasan hukum yang satu ini, diberikan penjelasan yang terelaborasi mengenai
pengertian serta prinsip-prinsip bank syariah itu sendiri. Peraturan perundangan
ini pula lah yang telah menjadi cikal-bakal landasan hukum syariah yang cukup
kuat.

Landasan hukum bank syariah selanjutnya yang masih juga digunakan


hingga saat ini adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Peraturan perundangan yang satu ini, berupaya memberikan penjelasan
komprehensif mengenai operasional bank syariah. Di dalamnya secara jelas diatur
mengenai jenis-jenis usaha, ketentuan dalam melaksanakan prinsip syariah,
penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, serta beberapa hal yang harus
dihindari oleh sebuah Bank Syariah.

Adapun beberapa hal yang perlu dihindari dalam pelaksanaan kegiatan


bank syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 antara lain adalah kegiatan-kegiatan
dengan unsur:

1. Riba

Riba dalam kegiatan perbankan syariah menjadi suatu hal dilarang. Hal ini
terjadi karena dengan riba, terjadi peningkatan jumlah pendapatan dengan cara
yang tidak sah. Sebagai contoh, transaksi yang mengandung riba adalah
transaksi dalam pinjam-meminjam dimana nasabah dalam hal ini diminta
untuk membayar pinjaman dengan jumlah yang melebihi pinjaman pokok.
Sementara yang diharamkan di dalam Al-Quran hanyalah riba apabila
bunganya tinggi atau berlipat-ganda. Hal itu sebagaimana larangan dalam Al-
Quran berikut ini :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan


berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.(Ali Imran : 130)

2. Maisir

Maisir atau juga disebut Qimar, adalah sebuah transaksi dalam bentuk
permainan, dimana pihak yang menang akan mengambil keuntungan dari
pemain yang kalah. Transaksi ini dihindari karena sifatnya yang tidak pasti
dan cenderung untung-untungan. Praktik maisir yang mungkin sering
terdengar adalah praktik judi.

Hal ini diatur dalam surat Al Maidah ayat 90 tentang “Meninggalkan


segala bentuk usaha yang spekulatif atau perjudian” yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung.”

3. Gharar

Gharar adalah jenis transaksi yang dilarang, karena dalam hal ini, objek
yang ditransaksikan bersifat tidak jelas, sehingga objek tersebut tidak dapat
segera diserahkan ketika proses transaksi. Dampak yang berusaha dihindari
dari transaksi ini adalah adanya tindakan zalim yang mungkin dapat dilakukan
oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya.
4. Haram

Prinsip syariah dalam pelaksanaannya juga melarang transaksi haram.


Transaksi yang satu ini adalah jenis yang mentransaksikan suatu objek yang
terlarang dalam syariah Islam. Alasan pelarangan transaksi yang satu ini
mungkin sudah sangat jelas, karena objek-objek terlarang dalam hal ini hanya
akan menimbulkan mudharat yang lebih besar dibandingkan manfaat.

Demikianlah penjelasan mengenai landasan hukum bank syariah yang wajib


diketahui. Saat ini, peraturan perundangan yang berlaku dan mengatur mengenai
bank syariah adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
SyariahDenganditerapkannya peraturan tersebut, maka peraturan perundangan
yang ada sebelumnya, adalah sudah tidak berlaku lagi. 3

2.3 Prinsisp-prinsip Lembaga keuangan dalam islam(Syariah)


Keuangan syariah saat ini memegang peran penting dalam perekonomian
di Indonesia. Bisa dilihat dari layanan perbankan syariah, investasi syariah, dan
lain-lain. Mari kenali lebih jauh apa saja prinsip keuangan syariah yang berlaku di
Indonesia sehingga kamu tak akan salah pilih instrumen keuangan di masa depan.

1. Ta’awun

Prinsip pertama adalah ta’awun atau kemitraan. Ini merupakan prinsip


yang dijalankan pada bank dan koperasi syariah. Hubungan antara bank dan
nasabah adalah mitra. Artinya tidak ada pemberian keuntungan yang bersifat riba.
Tujuan utama bank dan koperasi syariah adalah untuk memberikan bantuan
keuangan kepada masyarakat.

Prinsip keuangan syariah menunjukkan bahwa sistem keuangan syariah ini


lebih fokus pada manfaat. Masyarakat yang menjadi nasabah diharapkan bisa
menjadi mitra yang diuntungkan karena manfaat tersebut. Namun di sisi lain bank
3
Sumber” https://shafiec.unu-jogja.ac.id/2021/03/landasan-hukum-bank-syariah-yang-wajib-
diketahui/”
atau koperasi ini juga akan mendapatkan manfaat. Jadi sama halnya seperti
hubungan kemitraan pada umumnya yang menguntungkan 2 pihak.

2. Kemaslahatan

Prinsip berikut ya adalah kemaslahatan. Masih berhubungan dengan


prinsip sebelumnya, kemaslahatan ini artinya keuangan syariah akan
mengutamakan manfaat. Bank syariah misalnya yang lebih mengedepankan
adanya manfaat dari kegiatan yang dijalankan sesuai aturan Islam.

Bisa dikatakan bahwa lembaga keuangan syariah tidak akan


mengutamakan keuntungan. Fokusnya lebih ke manfaat dari pembiayaan yang
sudah dilakukan. Semakin besar manfaat yang bisa diberikan maka akan semakin
baik. Sama halnya seperti investasi yang konsepnya buka ke nominal namun ke
manfaat.

3. Tawazun

Prinsip keuangan syariah berikut ya adalah tawazun. Tawazun artinya


sebuah kesatuan. Ini menggambarkan bahwa lembaga keuangan dan nasabahnya
merupakan satu kesatuan. Jadi tidak ada dua pihak terpisah yang menjalin
hubungan sebagai nasabah dan bank. Keduanya dianggap satu dan saling bekerja
sama.

Itulah mengapa lembaga keuangan yang menganut prinsip syariah tidak


akan menawarkan profit apapun apalagi yang mengandung riba. Konsepnya
adalah bagi hasil karena kedua pihak sama-sama bekerja sama. Disebut bagi hasil
karena kedua pihak sama-sama berusaha untuk saling memberikan manfaat.

4. Keuangan Syariah Saling Ridho


Hubungan antara lembaga keuangan dan nasabah akan menerapkan prinsip
saling ridho. Nasabah dan bank sama-sama ridho menjalani perjanjian hubungan
yang sudah ditetapkan. Tidak ada paksaan dalam jalinan hubungan tersebut.
Semuanya punya posisi yang sama dan akan mendapat imbal dalam bentuk bagi
hasil.

Keridhoan ini menjadi prinsip penting yang membuat hubungan nasabah


dan lembaga untuk keuangan syariah tetap harmonis. Instrumen keuangan
syariah yang dipilih nantinya akan menjadi aset yang memberikan manfaat sesuai
dengan ketentuan tanpa ada unsur paksaan sedikitpun.

5. Rahmatan lil ‘Alamiin

Prinsip-prinsip syariah dalam dunia perbankan dan perekonomian memang


sebenarnya mudah tanpa paksaan. Salah satunya adalah rahmatan lil’alamiin atau
keuniversalan. Jadi perlu dipahami bahwa lembaga keuangan yang menggunakan
prinsip syariah Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam.

Siapa saja bisa menjadi nasabah atau menggunakan fasilitas dari lembaga
berbasis keuangan syariah. Hanya saja nasabah tersebut harus paham dan bersedia
mengikuti aturan yang berlaku. Lebih dari itu nasabah juga harus mengikuti dan
menghormati semua prinsip syariah yang ditetapkan. Prinsip keuangan
syariah pada dasarnya mengutamakan manfaat bagi masyarakat. Tentu saja besar
kecil manfaat yang bisa diperoleh sangat bergantung pada masing-masing orang. 4

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Lembaga Dalam Islam (Syariah)

4
Sumber” https://blog.amartha.com/5-prinsip-keuangan-syariah-yang-wajib-diketahui/”
Berikut akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan lembaga keuangan syariah di
Indonesia:. A.Kelebihan Lembaga Keuangan Syariah
:1. Akad Sesuai Dengan Syariat Islam
Nasabah maupun calon nasabah lembaga keuangan syariah yang ingin
menghindari transaksi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam maka tidak perlu
khawatir karena di dalam kegiatan transaksi lembaga keuangan syariah terdapat 2
akad yang ditawarkan. Pada dasarnya, kedua akad tersebut sudah sesuai dengan
syariat Islam yang berlaku yaitu (1) Akad mudharabah yang artinya nasabah
memberikan izin kepada bank untuk mengelola aset lancar nya di industri yang
menjamin kehalalan. (2) Akad wadiah yaitu nasabah hanya menyimpan uang saja.
Pihak bank tidak boleh menggunakan uang atau mengelola uang di suatu industri
apa pun.
2. Mempunyai Produk yang Tidak Tersedia di Bank Konvensional
Bagi anda yang ingin menabung dengan tujuan untuk beribadah haji dan
umrah bisa menggunakan jasa perbankan syariah sebagai wadah untuk
menyimpan dana. Selain itu, terdapat juga produk lainnya yang hanya ada di
perbankan syariah seperti tabungan qurban, wakaf, dan deposito syariah untuk
investasi.
3. Tidak Ada Bunga, Bagi Hasil Dijauhi dari Riba
Perbankan syariah tidak menerapkan adanya sistem bunga nasabah seperti
di bank konvensional melainkan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil yang
dimaksud yaitu membagi keuntungan bersih dari usaha atau investasi yang sudah
dijalankan. Besarnya keuntungan untuk pihak bank dan nasabah merupakan hasil
musyawarah pihak bank dan nasabah pada saat dilakukannya akad.

B.Kekurangan Lembaga Keuangan Syariah


Perbankan syariah mempunyai beberapa kelebihan yang telah dipaparkan. Selain
memiliki kelebihan, perbankan syariah juga memiliki beberapa kekurangan di
antaranya :

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Berkualitas


Pelayanan dalam perbankan syariah yang dilaksanakan secara profesional
harus diikuti dengan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang
pengetahuan akan perbankan syariah. Saat ini, wadah pendidikan berbasis syariah
masih terbilang minim. Beberapa di antaranya yaitu Institut Pertanian Bogor,
Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas
Padjajaran, Universitas Diponegoro, dan Universitas Pendidikan Indonesia
(Gustani, 2018). Minimnya jumlah akademi perbankan syariah membuat ekonomi
konvensional lebih diprioritaskan. Hal ini berdampak diabaikannya nilai-nilai
yang terdapat pada perbankan syariah dan ekonomi islam.
2. Literasi Keuangan Syariah yang Masih Minim
Literasi keuangan syariah per tahun 2019 berdasarkan data dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) mencapai angka 8,93%. Angka ini jauh berbeda dengan
literasi keuangan nasional yang mencapai 38,03%. Selain itu, inklusi keuangan
syariah juga baru mencapai angka 9,1%. Sedangkan, tingkat inklusi bank
konvensional berada di angka 76,19%. Peran dari para influencer muda sangat
diharapkan guna mendorong kaum milenial untuk melirik perbankan syariah
sehingga diharapkan bisa memberikan pengetahuan mengenai lembaga keuangan
berbasis syariah kepada para pengikutnya. Dengan cara ini, generasi muda akan
lebih mudah dalam mempelajari dan memahami perbankan syariah sehingga
generasi muda bisa bertransaksi pada sektor perbankan berbasis syariah.
3. Lembaga Keuangan Syariah Masih Sulit Berkompetisi dari Segi Pricing
Sebuah industri yang bergerak dalam bidang jasa sangatlah penting
menganalisis bentuk pasar. Bentuk pasar ini akan menentukan perilaku yang
diambil oleh konsumen (dalam hal ini nasabah dan calon nasabah) sehingga dapat
mempengaruhi penetapan harga, keputusan investasi, penggunaan faktor produksi,
dan perilaku manajemen dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Selanjutnya,
penyedia jasa perbankan akan bersaing untuk memberikan pricing terbaik kepada
penggunanya. 5

5
https://kumparan.com/maulana-yusuf-1647847299397801821/lembaga-keuangan-syariah-di-
indonesia-kelebihan-dan-kekurangannya-1xjc55JdQnF/full
2.5Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Islam(Syariah)

Di Indonesia ada berbagai macam jenis lembaga keuangan berprinsip Islam. Salah
satunya adalah bank syariah.
1. Bank Syariah
Di Indonesia sendiri peraturan mengenai bank syariah ditulis dalam
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank yang satu
ini merupakan bank yang menjalankan semua kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah yang melarang adanya riba, gharar, maysir, riba, zalim, serta objek-objek
haram. Adapun konsep penyaluran dana dengan prinsip keislaman bisa kita
bedakan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu pembiayaan dengan prinsip jual
beli, sewa, bagi hasil, dan akad pelengkap.
2. Pegadaian Syariah
Tidak hanya bank, tempat gadai juga menyediakan layanan pembiayaan
uang dengan jaminan barang atau surat berharga sebagai salah satu persyaratan
utama. Biasanya nasabah yang ingin meminjam uang ke suatu lembaga syariat
harus menyerahkan suatu aset agar bisa menjadi jaminan. Umumnya pegadaian
ini menerima aset-aset jaminan seperti perhiasan emas, logam mulia, barang
elektronik, logam mulia, barang elektronik, kendaraan, tanah, dan lain sebagainya.
3. Institusi Asuransi Syariah
Melansir dari Otoritas Jasa Keuangan asuransi syariah adalah badan usaha
dengan asas tolong-menolong dan saling melindungi dari para peserta berdasarkan
prinsip serta hukum sesuai dengan syariat Islam. Adapun niat dari lembaga ini
adalah demi ikhtiar persiapan untuk menghadapi hal-hal tidak terduga dengan
risiko yang cukup tinggi.
4. Lembaga Pembiayaan Syariah
Institusi yang satu ini menawarkan berbagai macam jenis pembiayaan
mulai dari pendidikan sampai kendaraan. Sama seperti pegadaian, lembaga ini
harus menyediakan layanan dengan jaminan sebagai salah satu persyaratan yang
nasabah harus penuh6
6
Sumber” https://www.tanamduit.com/belajar/investasi/lembaga-keuangan-
syariah
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lembaga keuangan syariah adalah badan usaha yang kegiatan ekonominya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan paling mendasar antara lembaga
keuangan konvensional dan syariah terletak pada segi tujuan, mekanisme, ruang
lingkup, dan tanggung jawabnya. Salah satu ciri khas dari institusi keuangan
berbasis syariat adalah badan tersebut bertujuan untuk membentuk masyarakat
agar mereka bisa mencapai tujuan sosial ekonomi.

Saat ini, peraturan perundangan yang berlaku dan mengatur mengenai


bank syariah adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
SyariahDenganditerapkannya peraturan tersebut, maka peraturan perundangan
yang ada sebelumnya, adalah sudah tidak berlaku lagi. Prinsip-Prinsip keuangan
lembaga islam(syariah)yaitu:Ta’awun,Kemaslahatan,Tawazun,Keuangan syatiah
saling ridha,dan Rahmatan lil ‘Alamiin

Berbagai pihak terkait mengemukakan pendapat mengenai kekurangan lembaga


keuangan syariah yang perlu dibenahi, salah satunya karena kurangnya
pengetahuan keuangan syariah di kalangan masyarakat sehingga membuat market
share perbankan syariah masih rendah. Di Indonesia ada berbagai macam jenis
lembaga keuangan berprinsip Islam adalah Bank Syariah,Pegadaian
Syariah,Institusi Asuransi Syariah,dan, Lembaga Pembiayaan Syariah.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat instruktif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/apa-itu-lembaga-keuangan-
syariah-ini-jenis-dan-keunggulannya.
https://www.tanamduit.com/belajar/investasi/lembaga-keuangan-syariah
https://shafiec.unu-jogja.ac.id/2021/03/landasan-hukum-bank-syariah-yang-wajib-
diketahui/
https://blog.amartha.com/5-prinsip-keuangan-syariah-yang-wajib-diketahui/
https://kumparan.com/maulana-yusuf-1647847299397801821/lembaga-keuangan-
syariah-di-indonesia-kelebihan-dan-kekurangannya-1xjc55JdQnF/full
https://www.tanamduit.com/belajar/investasi/lembaga-keuangan-syariah

Anda mungkin juga menyukai