Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERAN DAN TUJUAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Lembaga Keuangan

Dosen Pengampu : Hidayani, M.E

Disusun oleh :

Renaldi (2020.04.027)

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH

INDRALAYA (IAIQI)
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini dengan baik dan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu saja kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepda junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Sebelumnya kami
mengucapkan banyak syukur kepada ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat
dan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun aka pikiran, sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah dari mata kuliah yang berjudul Manajemen Lembaga Keuangan. Bahwa
kami tentu menyadari makalah sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan yang ada didalamnya. Untuk
itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk
pembenahan makalah ini selanjutny, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Makalah..............................................................................2
C. Tujuan Makalah..................................................................................2
BAB II............................................................................................................ 3
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Pengertian Lembaga Keuangan..........................................................4.
B. Fungsi dan Peranan Perbankan Syariah..............................................4
C. Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank.........................................5
D. Landasan Pelarangan Riba di Lembaga Keuangan Syariah...............7
E. Fungsi Lembaga Keuangan Syariah..................................................,8

BAB III...........................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lembaga keuangan bank dan non bank memiliki peranan penting dalam
sistem keuangan suatu negara. Salah satunya adalah menjaga stabilitas
keuangana dalam perekonomian suatu negara. Karena itu lembaga keuangan bank
dan non bank menjadi salah satu pilar stabilitas ekonomi keuangan. Pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi syariah di indonesia, secara otomatis ikut memacu
perkembangan lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank. Oleh karena
itu banyak inovasi-inovasi dari lembaga keuangan baik bank maupun non bank.
Baitul mal wa tamwil dan koperasi syariah sebagai sebagai lembaga keuangan
mikro berperan sangat penting dalam perkembangan ekonomi masyarakat. Karena
lembaga-lembaga tersebut langsung bersentuhan dengan industri mikro yang
dijalankan oleh masyarakat luas.

Begitu juga dengan peran lembaga keuangan bagi kalangan menengah ke


bawah. Salah satu masalah kronis yang banyak menyita perhatian dunia adalah
mengenai kemiskinan. Berbagai seminar dan pertemuan dilakukan dengan tujuan
mengurangi atau bahkan menghilangkan kemiskinan di muka bumi ini.

Lembaga keuangan syariah dibentuk sebagai perwujudan dari adanya


kesadaran masyarakat terhadap aplikasi ajaran islam dengan menggunakan sistem
ekonomi islam, yakni sistem ekonomi yang dilaksanakan dalam praktik
(penerapan ilmu ekonomi) sehari-hari bagi individu, keluarga, kelompok
masyarakat maupun pemerintah atau penguasa dalam rangka mengorganisai faktor
Produksi, distribusi dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk
dalam peraturan atau perundang-undangan islam. Sehingga lembaga keuangan
syariah merupakan lembaga keuangan yang menggunakan prinsip-prinsip islam
(syariah) sebagai landasan operasionalnya, dengan demikian semuatransaksi yang
dioperasionalkan tidak lepas dari aturan syariat dan tidak bertentangan dengan
aturan syariat.

Lembaga keuangan non bank merupakan salah satu jenis perusahaan


keuangan. Fungsi dari lembaga ini hampir sama dengan slembaga perbankan yaitu
dalam dalam menghimpun dana dari masyarakat atau menyalurkan dana kepada
pihak yang memerlukan. Manfaat dari lembaga keuangan non bank adalah untuk
membantu menggerakkan sistem perekonomian masyarakat, khususnya untuk
melayani kebutuhan ekonomi masyarakat yang tidak bisa dijangkau oleh fungsi
lembaga perbankan. Lembaga keuangan non bank syariah juga merupakan salah

1
satu jenis perusahaan keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat atau
menyalurkan dana kepada pihak yang memerlukan namun berlandaskan pada
prinsip syariah (Al- Qur’an dan Al- Hadits).

B. Rumusan masalah

1. apa yang dimaksud pengertian lembaga keuangan syariah ?

2. apa fungsi dan peranan bank syariah ?

3. apa yang dimaksud pengertian lembaga keuangan non bank ?

4. apa itu pelarangan riba di lembaga keuangan syariah ?

5. apa itu fungsi lembaga keuangan syariah ?

C. Tujuan makalah

1. mahasiswa mampu menjelaskan dari pngertian lembaga keuangan syariah

2. mahasiswa mampu menjelaskan dari fungsi dan peranan bank syariah

3. mahasiswa mampu menjelaskan dari pengertian lembaga keuangan non


bank

4. mahasiswa mampu menjelaskan dari pelarangan riba di lembaga keuangan


syariah

5. mahasiswa mampu menjelaskan dari fungsi lembaga keuangan syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan syariah adalah badan usaha yang kegiatannya di


bidang keuangan yang di dsarakan prinsip-prinsip syariah atau dengan kata lain
bersumber dari ayat-ayat al-qur’an dan as-sunnah yang berkaitan dengan etika
bermuamalah dan transaksi ekonomi, dilarang demikian juga sebaliknya, tidak
semua transaksi ekonomi diperbolehkan. Hal yang terlarang dalam islam, salah
satunya adalah riba, riba adalah penetapan kelebihan atau tambahan jumlah
pinjaman yang dibebankan kepada si pinjaman, atau dalam dunia perbankan
diistilahkan dengan bunga.

B. Fungsi Dan Peranan Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam


pembukaan standar akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (accounting and
auditing organization for islamic financial institution), sebagai berikut:

1. Manajer investasi, bank syariah dapat mngelola investasi dana nasabah.

2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya mapun


dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3. Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.

4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta
dana-dana sosial.

Oleh karenanya, peran bank syariah sebagai lembaga bisnis keuangan,


dimana manajerial bank syariah memiliki tanggung jawab terhadap shareholder
dalam menjalankan modal untuk memperoleh laba, memiliki tanggung jawab
moral dalam membantu kalangan ekonomi lemah dan marginal, guna
mengurangi beban kehidupan yang dialami oleh masyarakat sekitar. Terlebih
lagi, bank syariah sebagai institusi keuangan masih di pandang sebagai dari sisi
kelas bisnisnya. Demikian juga para karyawan yang berada didalamnya,
dipandang sebagai individu yang memiliki kekuatan secara ekonomi di tengah

3
masyarakat. Sehingga, peran bank syariah sangat dibutuhkan oleh kalangan
masyarakat miskin dan marginal, yang lemah secara ekonomi, lemah secara
keilmuan dan juga lemah secara keberdayaan lainnya dalam upaya
meningkatkan kualitas hidupnya. Peran lembaga keuangan terdiri dari lembaga
keuangan bank, baik bank sentral, bank umum konvensional, bank umum
syariah, dan bank penkreditan rakyat syariah.

Fungsi bank syariah yang pertama adalah menghimpun dana dari


masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah mengumpulkan atau
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk dalam bentuk titipan dengan
menggunakan akad al-wadiah dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan
akad al-mudarabah dan menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah,
hibah atau dana sosial lainnya.

C. Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank

Pada pokonya, lembaga keuangan bukan bank mempunyai kegiatan


utama yang tidak jauh berbeda dengan bank. Secara umum, kegiatan utama
Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Lembaga Keuangan Bukan Bank
tidak menghimpun dana secara langsung dari masyarakat berupa simpanan
seperti tabungan, giro, dan deposito. Lembaga Keuangan Bukan Bank hanya
menghimpun dana secara tidak langsung terutama melalui kertas berharga
jangkah menengah dan panjang, serta juga dalam bentuk pinjaman/kredit, dan
penyertaan.

Peran-peran Lembaga Keuangan Bukan Bank antara lain: Membantu


dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang/jasa, memperlancar
distribusi barang dan mendorong terbukanya lapangan pekerjaan. Adapun
yang termasuk Lembaga Keuangan Bukan Bank yaitu sebagi berikut:

1. Asuransi

a. pengertian asuransi
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau
perlindungan resiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan resiko kepada
pihak lain.
b. manfaat asuransi
Pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung, antara lain:

1) Rasa aman dan perlindungan. Jika terjadi resiko atau kerugian,


maka pihak tertanggun berhak atas nilai kerugian sebesar nilai

4
polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung
dengan penanggung.

2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, pihak


penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan
kedua belah pihak.

3) Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh


kredit.

4) Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang


dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas
premi yang dibayarkan juga dan juga bonus sesuai perjanjian
kedua belah pihak.

5) Alat penyebaran resiko. Resiko yang seharusnya ditanggung oleh


tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan
imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.

6) Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang


dilakukan oleh para investor dibebani dengan resiko kerugian
yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab.

2. Leasing (sewa guna usaha)

a. Pengertian Leasing

Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan


perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu,
berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai dengan hak pilih
bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilai sisa yang telah disepakati bersama.

b. Manfaat Leasing

1) Pembiayaan penuh, dapat sampai 100% (full pay out).


2) Lebih fleksibel, jumlah sewa dapat disesuaikan dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh obyek leasing.

5
3) Arus dana, yaitu dengan adanya keluwesan pengaturan
pembayaran.
4) Proteksi inflas, karena sewa tetap.
5) Resiko keuangan, dapat diatas dengan operating lease yang
berjangka waktu relatif singkat.
6) Kemudahan penyusunan anggaran, karena jumlah sewa yang tetap
dan pembayaran secara berkala
7) Pembiayaan proyek skala besar, dapat diatasi melaui leasing.

3. Pegadaian
a. Pengertian Pegadaian

Perusahaan umum pegadaian merupakan satu-satunya badan


usaha yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai. Tugas pokoknya adalah memberi
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat
tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cendrung
memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.

b. Manfaat Pegadaian
Adapaun manfaat yang diharapkan dari perum pegadaian sesuai
jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:
1) Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana.
2) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan nasabah
memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian.
3) Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai suatu badan usaha milik
negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian
bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur
dan cara yang relatif sederhana
4) Berdasarkan peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang
diperoleh oleh perum pegadaian digunakan untuk:

 Dana pembangunan semesta (55%)


 Cadangan umum (20%)
 Cadangan tujuan (5%)
 Dana sosial (20%)

6
D. Landasan Pelarangan Riba Di Lembaga Keuangan Syariah

Salah satu masalah yang dihadapi oleh lembaga keuangan, baik itu bank
maupun koperasi simpan pinjam, selama ini hanya ‘menguntungkan’
keuntungan dari bunga. Bank manapun menetapkan berapa tinggi suku
bungannya. Misalnya, sebuah perbankan menetapkan 10% jika seorang
peminjam menerima pinjaman 100 juta rupiah, maka ia harus mengembalikan
110 juta dalam satu tahun. Jumlah 10 juta inilah yang dianggap sebagai riba
dalam islam. Larangan riba dapat dapat dilihat dari ayat berikut ini : “Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwa lah kamu kepada allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S.
Ali Imran: 130).

Ayat tersebut diatas melarang kita pinjam-meminjam uang berdasarkan


sistem riba, atau penambahan diluar hutang pokok. Asbabun Nuzul Surat Al
Baqarah : 278-279 berdasarkan atas sebuah kejadian, yaitu berhutangnya Bani
Mughira Kepada Bani Amr. Setelah Bani Mughirah pindah ke islam, mereka
tidak di perkenankan untuk melakukan transaksi pinjam meminjam berdasarkan
riba, baik itu hutang mereka kepada pihak lainnya (Termasuk Bani Amr),
maupun piutang yang mereka milik. Atas perselisihan ini, maka lewat surat
menyuratnya dengan pemimpin mekkah (setelah pristiwa fathul mekkah),
menurut Ibn Jarir Ath Thabari dalam bukunya Tafsir Ath Thabari hal seperti
diatas, Rosulullah menyuruh hanya membayarkan hutang pokonya, jika ditolak,
maka rosulullah mengultimatum perang. (Ibn Jarir Ath Thabari: Tafsir Ath
Thabari Vol. IV).

Idealnya, segala transaksi yang tidak diperbolehkan dalam islam tidak


dilakukan dalam islam tidak dilakukan dalam sistem perbankan ini. Bunga
adalah salah satu sumber pemasukan utama bagi perbankan, dan bunga dalam
kredit hukumnya haram. Pertanyaannya adalah bagaimana jika sebuah bank
menghapus bunga dari sistem operasionalnya? Dari mana mereka memperoleh
penghasilan selain dari cara tersebut?

Islam menawarkan sistem bagi hasil yang salah satu disebut dengan
Mudharabah, yaitu akad pembagian keuntungan yang dilakukan antara pemberi
modal dan penerima modal untuk usaha, dan pembagian dilakukan berdasarkan
keuntungan usaha. Mudharabah ini secara bahasa artinya adalah kerjasama,
dalam hal ini adalah kerjasama pemodalan.

7
E. Fungsi Lembaga Keuangan Syariah

Keberadaan lembaga keuangan sangat dibutuhkan di berbagai tempat


karena tidak hanya sebagai tempat menyimpan uang semata, melainkan juga
sebagai tempat dimana modal terhimpun dan dapat diakses. Fungsi lembaga
keuangan syariah sama seperti lembaga keuangan lainnya, yaitu :

1. Penghimpunan Dana
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan.
Dalam fiqh islam dikenal dengan barang wadi’ah dan dalam praktek
yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah dalam bentuk tabungan
wadi’ah. Tabungan wadi’ah dapat digunakan oleh pengelola keuangan,
untuk diinvestasikan pada usaha, dengan izin pemiliknya, atau biasa
disebut dengan wadi’ah yad dhamanah. Pihak lembaga keuangan syariah
(LKS) sebagai pihak yang dititipi barang, dapat menggunakan barang
tersebut untuk dikelola ke sektor yang lebih produktif. Wadi’ah dalam
sistem islam berbentuk apa saja, baik dalam bentuk uang, emas, perak
dan berbagai barang berharga lainnya.

2. Penyaluran Dana Ke Masyarakat


Setelah dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan telah
terkumpul, maka LKS kemudian menyalurkan kembali kepada
masyarakat yang membutuhkan. Dalam sistem perbankan islam, idealnya
dana tersebut disalurkan hanya kepada pihak yang memiliki usaha dan
pengembagan usaha. Sedangkan untuk kebutuhan non usaha, seperti
untuk pembayaran SPP, maka akadnya hanya pinjam tanpa adanya bagi
hasil ataupun bunga. Dalam sistem perbankan islam simpan pinjam ini,
sebagaimana telah disebutkan di atas, dinamakan dengan qirodh atau
mudharabah. Selain itu, perbankan syariah juga melaksanakan pelayanan
jasa lainnya, seperti wakalah, qardh al hasan, dan sebagainya.

3. Fungsi Sosial Kemasyarakatan


Yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Zakat,
Infaq atau Sedekah (Ziswaf), kemudian menyalurkannya kepada pihak
yang membutuhkannya, tanpa mengharapkan keuntungan atau imbalan.
Lembaga keuangan islam, sebagaimana aturan perundang-undangan,
berhak menghimpun dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh dari masyarakat
untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkannya. Perannya hampir
sama dengan pihak ‘amil’, dimana ketentuannya mendapatkan hak 1/5
dari jumlah dana ziswaf yang di himpun.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata bank dari kata banque dalam bahasa prancis, dalam bahasa italianya banco,
yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi
sebagai tempat menyimpan benda- benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti
uang dan sebagainya. Dalam al-qur’an, istilah bank tidak disebutkan dengan jelas, sperti
zakat, shodaqoh, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli), dayn (utang dagang),
mall (harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran
tertentu dalam kegiatan.

Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokonya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-
prinsip syariah. Oleh karena itu usaha, usaha bank akan selalu berkaitan masalah uang
sebagai dagangan utamanya.

Lembaga keuangan non bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di
bidang keuangan keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M.S. (2001). Bank syariah: Dari teori ke praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Smitro, W. (2004). Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Sudarsono Heri, (2004). Bank dan Lembaga keuangan syariah. Yogyakarta. Ekonisia.
Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain,
Edisi 2, 2006, Salemba Empat: Jakarta.

Chapra, M.U. (2000). Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Ikit. (2015). Akutansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Deepublish.

10

Anda mungkin juga menyukai