di kerjakan oleh :
Kelompok 3
TPKP – B
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
2019
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui bahan baku pembuatan
produk karet dari lateks pekat dengan metode casting.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui peralatan yang
digunakan untuk membuat produk karet dari lateks pekat dengan
metode casting.
3. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui proses pembuatan
produk karet dari lateks pekat dengan metode casting.
B. Dasar Teori
Karet alam diperoleh dari getah pohon karet (Hevea brasiliensis) yang
disebut lateks. Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet yang
terdispersi dalam air, yaitu fraksi karet 30% sampai dengan 40%, air 58%
sampai dengan 68%, dan sisanya bahan-bahan bukan karet yang terdiri dari
protein, lemak, ionion logam, dan lain-lain. Lateks kebun mengandung kadar
karet kering (KKK) berkisar antara 20% sampai dengan 40%. Untuk
pembuatan barang-barang dari lateks, misalnya sarung tangan, kondom,
tensimeter, dan lainlain, lateks kebun perlu diolah terlebih dahulu menjadi
lateks pekat agar diperoleh KKK yang lebih tinggi, sehingga produk barang
jadi karet mempunyai sifat-sifat yang lebih baik (Sugianto 1983).
Bahan pemantap digunakan untuk menjaga kompon lateks tetap stabil atau
tidak terpisah. Bahan pemantap yang dapat digunakan adalah Kalium laurat,
Kalium Hidroksida, dan jenis surfaktan lainnya.
5). Antioksidan
Barang jadi karet yang meliputi sarung tangan, kondom, balon udara, dan
karet untuk tensimeter adalah barang karet yang dibuat dari lateks alam
maupun sintetis dengan cara pencelupan. Barang jadi karet yang dibuat dari
lateks mentah mempunyai sifat fisika yang kurang baik, misalnya tidak tahan
perubahan suhu dan pelarut, kekuatan mekanik rendah, perpanjangan putus
terlalu tinggi, dan mudah lengket. Agar lateks alam dapat dibuat menjadi
barang-barang karet untuk keperluan industri, maka lateks karet alam harus
divulkanisasi terlebih dulu. Vulkanisasi terhadap lateks alam dapat
meningkatkan tegangan putus, perpanjangan putus, dan ketahanan terhadap
panas maupun pelarut.
Casting adalah proses manufaktur yang menggunakan logam cair atau
dalam praktikum ini adalah kompon lateks dan cetakan untuk menghasilkan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Kompon lateks
akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga cetak
(cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Setelah kompon
lateks memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi, selanjutnya cetakan dibuka
dan hasil produk dapat digunakan untuk proses sekunder.
C. Alat dan bahan
a. Alat yang digunakan dalam produk dengan metode casting:
No. Nama Alat Jumlah Fungsi
8. Bentonit 5 Pelarut
9. Darvan 45 Pelarut
D. Cara Kerja
Sulfur 500 gr
Mixing bahan penggumpal
Bentonit 5 gr Sampai homogen
Darvan 45 gr
Aquadest 450
Dimasukan formulasi ke
dalam cetaan
Dikeringkan
Dicopot produk dari cetakan Produk Casting
Sampai kering di
bawah sinar
matahari
E. Formulasi
nama berat
bahan phr (gr) waktu keterangan
Lateks 100 8000 10 diamonisasi (menghilangkan amoniak
Ionol 0,96 76,8 5 antioksidan
ZDBC 0,96 76,8 5 accelarator
ZMBT 0,84 67,2 5 accelerator
KOH 1 80 5 stabilizer
Sulfur 3 240 5 vulkanizing agent
penggumpal
berat
bahan (gr)
CaCO3 500
Bentonit 5
Darvan 45
Air 450
jumlah 1000
berat
Bahan (gr)
Ca(NO3)2 500
Bentonit 5
Darvan 45
Air 450
Jumlah 1000
A. Perhitungan
1. Phr
2. Phr
= 76.8 gram
3.
= 67.2 gram
4.
= 76.8 gram
5.
= 240 gram
6.
= 80 gram
F. Data Pengamatan
2. Waktu ± 5 jam.
Pemanasan/Pengeringan
3. Berat Produk -
G. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan produk berupa cinderamata yang
dihasilkan dari bahan lateks dengan menggunakan metode casting atau cetak
tuang. Casting merupakan metode atau cara pembuatan produk dengan
menuangkan bahan cair ke dalam sebuah cetakan yang akan memberikan
bentuk pada produk akhir setelah bahan mengalami solidifikasi. Proses casting
atau cetak tuang pada praktikum kali ini adalah proses pembuatan barang jadi
karet dengan cara menuangkan campuran komposit lateks ke dalam cetakan
yang kemudian dipanaskan hingga mengeras.
Proses pembuatan produk cinderamata diawali dengan proses komponding
semua bahan- bahan yang telah ditentukan sesuai dengan formulasi. Bahan-
bahan yang digunakan yaitu lateks pekat, ionol, ZDBC, ZMBT, sulfur,
pigment, CaCO3, bentonit, Darvan, dan aquades 90 phr. Lateks sebanyak
8000 gram dimixer terlebih dahulu selama 10 menit hal ini dinamakan
diamonisasi, proses diamonisasi adalah proses penghilangkan aroma amonia
agar tidak terlalu menyengat, setelah itu lalu ditambahkan ionol 76.8 gram
sebagai antioksidan supaya kompon lateks tidak mudah teroksidasi
penambahan ionol dimixer selama 5 menit, selanjutnya menambahkan ZDBC
76.8 gram dan ZMBT 67.8 gram penambahan ZDBC Dan ZMBT berfungsi
sebagai pencepat atau pemersingkat waktu terjadinya proses vulkanisasi.
Penambahan ZDBC dan ZMBT dimixer masing- masing selama 5 menit.
Sedangkan penambahan sulfur batau bahan pemvulkanisasi sebanyak 120
gram bertujuan untuk membentuk ikatan silang pada molekul-molekul lateks
sehingga terbentuk ikatan tiga dimensi (crosslink) sehingga karet mentah yang
semula lunak dan plastis, akan berubah menjadi barang jadi karet yang kuat
dan elastis. Penambahan sulfur dimixer selam 5 menit dan ditambahkan
pigmen warna dan dimixer hingga warna homogen. Selanjutnya ditambahkan
bahan penggumpal dengan memasukan aquadest ke dalam mixer kemudian
ditambah CaCO3 500 gram sebagai filler dimixer selama 5 menit, lalu
ditambah bentonit 5 gram dan darvan 45 gram dimixer selama 5 menit,
sebagai pengikat dari bahan penggumpal.
Kompon produk casting lateks kemudian disimpan selama beberapa hari
dalam wadah yang tertutup hal ini berfungsi untuk menghilangkan busa atau
gelembung yang dihasilkan pada saat proses mixing. Pencetakan produk
dimulai dengan menuangkan kompon lateks yang telah didiamkan selama
beberapa hari kedalam cetakan yang telah disedikan berbentuk asba. Kompon
lateks dituang kedalam cetakan hingga cetakan terisi penuh. Setelah itu
dilakukan proses pengeringan untuk mengeringkan produk casting. Proses
pengeringan ini disebut dengan proses vulkanisasi. Proses vulkanisasi
dilakukan dengan mengeringkan produk dibawah sinar matahari hingga
produk benar- benar dalam keadaan kering. Metode pengeringan dengan
menggunakan sinar matahari membutuhkan waktu yang cukup lama karena
suhu nya yang tidak konstan. Produk cinderamata dengan metode casting yang
terbentuk memiliki warna merah muda, bersifat lunak, sedikit berbau dari sisa
ammonia dan bahan aditif lain yang belum menguap dan berbentuk seperti
cetakan atau asbak yang diinginkan.
H. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan dan analisis yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Bahan baku/utama dalam proses pembuatan produk casting
merupakan lateks pekat seberat 8000 gr.
2. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan produk casting terdiri
dari mixer, mold, timbangan analitik dan wadah kompon lateks.
3. Tahapan proses pembuatan produk casting
• Proses kompounding
• Mixing bahan lateks
• Dispersi sulfur
• Dispersi pengumpal
• Proses casting (penuangan)
• Proses drying (pengeringan)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Nur Fadilah, dkk. 2015. Pengolahan Lateks Pekat. Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Jember.