Anda di halaman 1dari 42

OPRASIONAL RISET

LINEAR PROGRAMING
TUGAS MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Oprasional Riset (Teknik Industri )

Disusun Oleh :
Adji Pangestu (221151005)
Arie Setya Rahmawan (221151024)
Asep Robiyana Tarmedi (221151027)
Desandra Aulia (221151038)
Hani Lulu (221151062)
Yogi Agustian (221151133)

PROGRAM STUDI TEKNIK


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA
PURWAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berkaitan dengan
Metode Grafik.
Makalah ini penulis dibuat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah Operasional Riset Disamping sebagai salah satu keterlibatan penulis dalam
menyediakan bahan perkuliahan, makalah ini berisi informasi atau uraian mengenai
segala aspek yang berkaitan dengan Metode Grafik pada Operasional Riset yang
kiranya dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurma karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran
yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan kedepannya. Akhir kata
penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam makalah
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

i
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
Daftar TabelDaftar Gambar......................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Maksud Tujuan..............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TEORI........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Riset Operasional.......................................................................................3
2.2 Pengertian Linear Progamming...................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................7
3.1 Metode Grafik................................................................................................................7
Menentukan Variabel.......................................................................................................10
Menentukan Fungsi Tujuan (Z).......................................................................................10
Menentukan Fungsi Batasan............................................................................................10
Minimalkan Z...................................................................................................................11
3.2 Metode Simpleks..........................................................................................................12
3.3 Metode Big M...............................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
3.1 Simpulan.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

ii
Daftar Tabel

iii
Daftar Gambar

iv
BAB I
1.1 Latar Belakang
Riset operasi, dalam arti luas dapat diartikan sebagai penerapan metode- metode,
teknik dan alat-alat terhadap masalah yang menyangkut operasi dari sistem,
sedemikian rupa sehingga memberikan penyelesaian optimal (Mulyono, 2004: 2).
Riset operasi sering diterapkan dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem,
mesin, bahan, dan uang dalam bidang industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan.
Tujuan penggunaan sistem riset operasi adalah untuk membentuk suatu model ilmiah
dari sistem, menggabungkan ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko.
Selain itu, riset operasi juga berfungsi untuk meramalkan dan membandingkan hasil-
hasil dari beberapa keputusan sehingga dapat diperoleh strategi yang tepat dan
tindakannya secara ilmiah dalam menentukan keputusan terbaik. Menurut Taha
(2007), istilah riset operasi sering diasosiasikan dengan penggunaan teknik-teknik
matematis untuk membuat model dan menganalisis masalah keputusan. Secara
spesifik, masalah-masalah keputusan selain dipengaruhi ketersediaan bahan-bahan
penunjang biasanya juga mencakup faktor- faktor manusia di hampir setiap
lingkungan keputusan.
Saat ini terdapat banyak teknik yang dapat digunakan dalam memecahkan
masalah riset operasi. Teknik-teknik ini dibedakan berdasarkan jenis masalah yang
ada pada kasus riset operasi. Pada optimasi suatu keuntungan, jumlah produksi. Hal-
hal yang terkait dengan sistem produksi dapat dikategorikan ke dalam masalah
pemrograman. Masalah pemrograman dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
bentuk model dalam kasus optimasi yaitu pemrograman linear dan pemrograman
nonlinear. Pemrograman linear dinyatakan dengan model yang memiliki fungsi
tujuan dan kendala yang linear atau secara matematis dapat ditunjukkan dengan
fungsi polinomial satu. Sedangkan pemrograman nonlinear dapat dinyatakan dengan
model yang memiliki fungsi tujuan yang nonlinear atau dapat dinyatakan dengan
fungsi polinomial lebih dari satu. Menurut Joko Luknanto (2003: 1), suatu
permasalahan optimasi disebut nonlinear jika fungsi tujuan dan kendalanya
mempunyai bentuk nonlinear pada salah satu atau keduanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menyelesaian dari Metode Grafik?
2. Bagaimana cara menyelesaian dari Metode Simpleks?
3. Bagaimana cara menyelesaian dari Metode Big M?

1.3 Maksud Tujuan


1. Mengetahui maksud Metode Grafik, Simpleks, dan Big M
2. Mengetahui tahapan Metode Grafik, Simpleks, dan Big M
3. Mengetahui aplikasi Metode Grafik, Simpleks, dan Big M

2
BAB II
TEORI
2.1 Pengertian Riset Operasional
Secara harfiah kata operation dapat didefenisikan sebagai tindakan-tindakan
yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesis. Sementara kata riset
(research) adalah suata proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan
masalah atau hipotesis tadi. Kenyataannya, sangat sulit untuk mendefenisikan
Operation Research, terutama karena batas- batasnya tidak jelas: Operation Reseach
memiliki bermacam-macam penjelasan, berikut ini beberapa kutipan defenisi
operation research yang dikemukan oleh para ahli operation research dalam berbagai
literature.
Riset Operasi adalah suatu aplikasi dari berbagai metoda ilmiah untuk tujuan
penguraian terhadap masala-masalah yang kompleks yang muncul dalam pengarahan
dan pengelolaan dari suatu sistem besar (manusia, mesin-mesin, bahan-bahan, dan
uang dalam bidang perindustrian. bisnis, pemerintahan, dan pertalianan Pendekatan
khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari system menggabungkan
berbagai faktor seperti kesempatan dan resiko untuk meramalkan don
membandingkan hasil-hasil dari beberapa kepitusan strategi atau pengawasan.
Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan menentukan kebijaksanaan dan
tindakannya secara ilmiah (Operation Research Society of Great Britain). Riset
Operasi berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang
dan menjalankan sistem manusia-mesin secara terbaik, biasanya membutuhkan
alokasi sumber daya yang langka. (Dari buku Operation Reseach Principiles and
Practice, karangan A.Ravindram dan Don T. Phillips dan James J. Solberg, dikutip
dari Operation Reseach Society of America).
Riset Operasional berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah
bagaimana merancang dan menjalankan sistem mannis-mesin secara terbaik, biasanya
membutuhkan alokasi sumber daya yang langka.
Operations research adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang
ditandai dengan penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar

3
disiplin yang bertujuan menentukan penggunaan terbaik berdaya yang terbatas
(Churchman. Ackoff dan Arnoll, 1957) Operations research dijelaskan sebagai suatu
metode, suatu pendekatan, seperangkat teknik, sekelompok kegiatan, suatu kombinasi
beberapa disiplin suatu perluasan dari disapilin-disiplin utama (matematika, teknik,
ekonomi), suatu disiplinbaru, suatu lapangan kerja balkan suatu agama OR mungkin
beberapa dari semia hal in. (S.L. Cook dalam Little Chud. 1977).
Berbagai defenisi diatas yang umcul dari berbagai ahli operation research-
karena begitu luasnya bidang dan kajian yang dapat dunasuki oleh disiplin ilm
operation reseach bedbug defensi diatas paling tidak ada ranglaman yang bisa diambil
mengenai arti kata riset oprasional yaitu
Riset Operasional mencakup dua kata yaitu riset yang harus menggunakan metode
ilmiah dan operasional yang berhubungan dengan proses atau berlangsungnya suatu
kegiatan (proses produksi, proses pengiriman barang/militer / senjata, proses
pemberian pelayanan melalui suatu antrian yang panjang).
Definisi lain adalah Riser Operasional adalah aplikasi metode ilmiah terhadap
permasalahan yang kompleks dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang
luas mengenai kehidupan manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri,
bisnis, pemerintahan dan pertahanan Tahapan Studi Riset Operasional Kegiatan yang
dilakukan pada tahap pertama terdiri dari penentuan tujuan optimasi identifikasi
alternatif keputusan dan sumber daya yang membatasi kegiatan atau aktifitas untuk
mencapai tujuan Merumuskan atau mendefinisikan persoalan yang akan dipecahkan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai berdasarkan keadaan objektif. Biasanya hann
memperhatikan nga hal yaitu Pertama, uraian yang tepat mengenai tujuan yang akan
dicapai, kedua identifikasi daripada adanya alternatif dalam keputusan yang
menyangkkut suatu system, ketiga, mengenali adanya pembatasan – pembatasan
(limitation, restrictation, dan juga persyaratan-persyaratan yang diperlukan sistem
yang bersangkutan dengan pemecahan persoalan).

4
Tahapan ini akan dilakukan secara bersama-sama antara analis Riset
Operasional dengan pengguna atau pengambil keputusan. Jika identifikasi
permasalahan sudah jelas dan lengkap, model keputusan dapat dibangun salah satu
alasan pembentukan model dalam riset operasional adalah untuk menemukan
variabel-variabel apa yang penting dan menonjol yang berkaitan erat dengan
penyelidikan hubungan yang ada diantara variabel-variabel itu Teknik-teknik
kuantitatif seperti statistik dan simulasi bisa digunakan. Model dapat diklasifikasikan
dalam banyak cara, misalnya memurut jenisnya, dimensinya. fungsinya, tujuannya,
subyekarya atau derajatnya. Kriteria yang paling biasa adalah jenis model yang
meliputi scone (physical analogue (diagramatic) dan symbolic (mathematical).
Model yang paling tepat haris dignakan, karena kesalahan pembentukan idel
akan mengakibatkan kesalahan pencapaian solusi optimum. Pemilihan model juga
akan didasarkan pada waktu dan biaya yang tersedia. Tahapan penyelesaian model
dilakukan dengan memilih salah satu teknik yang tersedia di RO. Penyelesaian dapat
dilakukan menggunakan perangkat lunak komputer karena cukup tersedia perangkat
lunak dengan berbagai kemampuan di pasaran. Untuk model yang sederhana tentunya
dengan mudah dapat diselesaikan secara manual dengan atau tanpa bantuan
kalkulator
Model dinyatakan valid jika dapat memberikan prediksi yang masuk akal
akan kinerja sistem. Metode umum yang digunakan untuk memeriksa validitas model
adalah membandingkan solusi yang diperoleh dengan data lalu yang tersedia dari
sistem nyata. Model dikatakan valid jika pada kondisi input yang sama dengan sistem
nyata menghasilkan kinerja sistem: yang sama dengan sistem nyata. Dengan kata lain
bahwa model sah (valid) apabila dapat memberikan prediksi yang dapat dipercaya
dari hasil proses suatu sistem, disamping diakui adanya ketidaktepatan dari model
tersebut untuk mewakili keadaan yang sebenarnya terjadi (real world).

5
2.2 Pengertian Linear Progamming

juga persyaratan-
persyaratan yang diperlukan
sistem yang bersangkutan
dengan pemecahan
persoalan).
Tahapan ini akan
dilakukan secara
bersama-sama antara
analis Riset Operasional
dengan pengguna atau
pengambil keputusan. Jika
identifikasi permasalahan
sudah jelas dan

6
lengkap, model keputusan
dapat dibangun
Salah satu alasan
pembentukan model
dalam riset operasional
adalah untuk
menemukan variabel-
variabel apa yang penting
dan menonjol yang
berkaitan erat dengan
penyelidikan hubungan
yang ada diantara
variabel-variabel itu.
Teknik-teknik kuantitatif

7
seperti statistik dan
simulasi bisa digunakan.
Model dapat
diklasifikasikan dalam
banyak
cara, misalnya menurut
jenisnya, dimensinya,
fungsinya, tujuannya,
subyeknya, atau
derajatnya. Kriteria yang
paling biasa adalah jenis
model yang meliputi iconoc
(physical),
analogue (diagramatic) dan
symbolic (mathematical).
8
Model yang paling tepat
harus digunakan, karena
kesalahan pembentukan
model akan
mengakibatkan kesalahan
pencapaian solusi optimum.
Pemilihan model juga akan
didasarkan
pada waktu dan biaya yang
tersedia. Tahapan
penyelesaian model
dilakukan dengan memilih
salah satu teknik yang
tersedia di RO.
Penyelesaian dapat
9
dilakukan menggunakan
perangkat
lunak komputer karena
cukup tersedia perangkat
lunak dengan berbagai
kemampuan di
pasaran. Untuk model
yang sederhana tentunya
dengan mudah dapat
diselesaikan secara
manual dengan atau tanpa
bantuan kalkulator.
Model dinyatakan valid jika
dapat memberikan prediksi

10
yang masuk akal akan
kinerja
sistem. Metode umum
yang digunakan untuk
memeriksa validitas
model adalah
membandingkan solusi
yang diperoleh dengan
data lalu yang tersedia
dari sistem nyata.
Model dikatakan valid jika
pada kondisi input yang
sama dengan sistem nyata
menghasilkan

11
kinerja sistem yang sama
dengan sistem nyata.
Dengan kata lain bahwa
model sah (valid)
apabila dapat
memberikan prediksi
yang dapat dipercaya
dari hasil proses suatu
sistem,
disamping diakui adanya
ketidaktepatan dari model
tersebut untuk mewakili
keadaan yang
sebenarnya terjadi (real
world)
12
Linear Progamming adalah teknik optimasi matematika yang digunakan untuk
menemukan hasil terbaik dalam model matematika tertentu dengan hubungan linier.
Ini sering digunakan dalam penelitian operasional untuk memecahkan masalah
optimasi yang tujuannya adalah untuk memaksimalkan atau meminimalkan fungsi
tujuan linier, yang tunduk pada serangkaian batasan linier. Tujuan dari program linier
adalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas dengan cara yang seefisien
mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

13
BAB III
3.1 Metode Grafik
Metode grafik dalam riset operasional adalah pendekatan grafis yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear. Dalam metode ini,
masalah pemrograman linear direpresentasikan dalam bentuk grafik, dengan masing-
masing variabel ditampilkan pada sumbu x dan y. Kemudian, batasan-batasan juga
direpresentasikan sebagai garis-garis pada grafik.
Metode grafik membantu dalam memvisualisasikan hubungan antara variabel
dan batasan serta mempermudah identifikasi solusi optimal. Dengan memplot garis-
garis batasan dan garis-garis fungsi objektif, kita dapat menentukan area feasible
(memungkinkan) yang memenuhi semua batasan. Solusi optimal dapat ditemukan
pada titik ekstrim di dalam area feasible tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa metode grafik hanya efektif dalam
menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan dua variabel. Untuk masalah
dengan lebih dari dua variabel, metode grafik tidak praktis dan digantikan oleh
metode matematis yang lebih kompleks seperti Simpleks atau Dualitas.

Soal 1
Seorang penjahit mempunyai 60 meter kain wol dan 40 meter kain sutra,
dengan bahan yang tersedia penjahit membuat setelan Jas dan Rok untuk beberapa
orang pelanggannya. 1 stel Jas memerlukan 3 meter kain wol dan 1 meter kain sutra.
Kemudian 1 stel Rok memerlukan 2 meter kain wol dan 2 meter kain sutra.
Pendapatan setiap stel Jas dan Rok yaitu Rp. 120.000 dan Rp. 75.000. Berapakah
maksimum laba?
Tabel 1 contoh soal

Jenis Kain
Keterangan Laba
Kain Wol Kain Sutra
Rp
Jas (X) 3 1 120,000
Rp
Rok (Y) 2 2 75,000
Kendala / Batasan ≤ 60 ≤ 40

14
(Gambar 3.1.1)
Fungsi tujuan:

• 120.000x + 75.000y

Fungsi kendala:
• 3x + 2y ≤ 60
• x + 2y ≤ 40
• x, y ≥0

Mencari titik koordinat:


3x + 2y ≤ 60 x = 0, y = 30. Didapat koordinat (0,30)

y = 0, x = 20. Didapat koordinat (20, 0)


x + 2y ≤ 40
x = 0, y = 20. Didapat koordinat (0,20) y = 0, x = 40. Didapat koordinat (40, 0)
Mencari titik potong:
3x + 2y ≤ 60
x + 2y ≤ 40 X ≤ 20/2
2x ≤ 20
x <= 20/2
x <= 10
x + 2y <= 40
10 + 2y <= 40
2y <= 40 - 10
Y <= 30/2
y <= 15 Didapatkan titik potong: (10, 15)
(Jadi, laba yg di dapatkan penjahit adalah 2,400,000)

15
Total F(x,y) = 120.000x + 75.000y
A(0,0) F(0,0) = 120.000 (0) + 75.000(0) = 1
B(20,0) F(20,0) = 120.000 (20) + 75.000(0) = 2.400.000
C(10,15) F(10,15) = 120.000 (10) + 75.000(15) = 2.325.000
D(0,20) F(0,20) = 120.000 (0) + 75.000(20) = 1.500.000

(Gambar 3.1.2)

16
Soal 2

Perusahaan roti prima membuat 2 macam roti lapis Legit dan Legit Sekali,
yang mana dalam setiap pembuatannya disediakan Telur sebanyak 6kg, Gula paling
banyak 6kg, dan Terigu paling sedikit 2kg.Untuk membuat roti lapis Legit
dibutuhkan kompoisi Telur 2kg, Gula 3kg & Terigu 2kg. Sedangkan untuk membuat
roti lapis Legit Sekali dibutuhkan Telur 3kg, Gula 2kg, dan Terigu 2kg.Tentukan
berapa roti lapis Legit dan Legit sekali harus dibuat agar diperoleh biaya pembuatan
paling murah (MINIMAL), jika diketahui roti lapis Legit dijual Rp.4000,- dan lapis
Legit Sekali Rp.6000,- dengan keuntungan masing-masing Rp.1000,-

Penyelesaian

Menentukan Variabel

| Roti Lapis | Variabel |


|--------------|----------|
| Legit | X1 |
| Legit Sekali | X2 |

Menentukan Fungsi Tujuan (Z)

Z = … X1 + … X2

| Gethuk | Jual | Keuntungan | Biaya |


|--------------|-----------|------------|-----------|
| Legit | Rp.4000,- | Rp.1000,- | Rp.3000,- |
| Legit Sekali | Rp.6000,- | Rp.1000,- | Rp.5000,- |

Menyederhanakan dengan skala perbandingan;

Z = 3000 X1 + 5000 X2
Z = 3X1 + 5X2 → (Menggunakan skala 1:1000).

Menentukan Fungsi Batasan

| Bahan | Fungsi | Batasan |


|--------|-----------|---------|
| Telur | 2X1 + 3X2 | = 6 |
| Gula | 3X1 + 3X2 | ≤ 3 |
| Terigu | 2X1 + 2X2 | ≥ 2 |

17
Minimalkan Z

Telah didapatkan 3 fungsi batasan, diantaranya;

1. 2X1 + 3X2 = 6
2. 3X1 + 3X2 ≤ 3
3. 2X1 + 2X2 ≥ 2

1). 2X1 + 3X2 = 6


Jika, X1 = 0, maka X2 = 6/3 = 2
Jika, X2 = 0, maka X1 = 6/2 = 3
Jadi, (X1, X2) = (3, 2)

2). 3X1 + 3X2 ≤ 3


Jika, X1 = 0, maka X2 = 6/2 = 3
Jika, X2 = 0, maka X1 = 6/3 = 2
Jadi, (X1, X2) = (2, 3)

3). 2X1 + 2X2 ≥ 2


Jika, X1 = 0, maka X2 = 2/2 = 1
Jika, X2 = 0, maka X1 = 2/2 = 1
Jadi, (X1, X2) = (1, 2)

18
3.2 Metode Simpleks
Metode Simpleks adalah salah satu metode yang digunakan dalam riset
operasional untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear. Metode ini
dikembangkan oleh George Dantzig pada tahun 1947 dan telah menjadi salah satu
metode yang paling populer dan efektif untuk menemukan solusi optimal dalam
masalah pemrograman linear.
Metode Simpleks bekerja dengan mewakili masalah pemrograman linear
dalam bentuk bentuk standar dan menggunakan Simpleks Tableau untuk melakukan
iterasi dan memperbaiki solusi secara bertahap. Langkah-langkah dalam metode ini
melibatkan tahap inisialisasi, iterasi, dan menguji kriteria optimalitas untuk mencapai
solusi yang optimal.
Dalam setiap iterasi, metode Simpleks menganalisis Simpleks Tableau dan
memilih variabel yang akan menjadi asas (basis). Kemudian, metode ini menghitung
nilai baru untuk variabel basis dan mengupdate Simpleks Tableau sesuai dengan
aturan terkait dengan pergerakan basis. Prosedur ini diulang sampai kondisi
optimalitas terpenuhi dan solusi optimal ditemukan.
Metode Simpleks sangat fleksibel dan dapat diterapkan pada masalah
pemrograman linear dengan banyak variabel dan batasan. Namun, kompleksitasnya
meningkat dengan jumlah variabel dan batasan yang lebih besar. Oleh karena itu,
untuk masalah yang sangat besar dan kompleks, metode Simpleks mungkin tidak
efisien, dan metode lain seperti metode Interior-Point atau Algoritma Dualitas dapat
menjadi alternatif.

Soal 1

Persamaan matemas suatu program linier adalah sebagai berikut:

Minimasi : Z = 6X_{1} + 7.5X_{2}

19
Dengan pembatas:

7X_{1} + 3X_{2} >= 210

6X_{1} + 12X_{2} >= 180

4X_{3} >= 120

x_{1}, x_{2} >= 0

Carilah harga X, dan X, ?

JAWABAN

Pada kasus ini kita akan menggunakan metode simplex M BIG-M)hal ini dikarenakan
pada kasus ini perdk samaan pembatasnya menggunakan 2 (lebih dari sama
dengan)Persamaan Tujuan: Z-6x-7,5x,-OS, OS; -OS= 0 Baris 0 Persamaan Kendala
7x+3x-5+A, = 210 Baris 1

6x+12x-5 A_{2} = 180 Baris 2

4x,-5,+ A, 120 Baris 3 Bagi kendala perdaksamaan jenis s, maka variabel slack
ditambahkan untuk menghabiskan sumber daya yang digunakan dalam kendala. Cara
ini dak dapat diterapkan pada kendala perdaksamaan jenis 2 dan kendala persamaan
(=) persamaan diatas diperoleh karena tanda 2 harus mengurangi variable surplus.

20
3.3 Metode Big M
Metode Big M dalam operasional riset adalah sebuah teknik yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan yang melibatkan pemrograman linier dengan
menggunakan konsep variabel buatan (artificial variables) dan tujuan tambahan yang
mengarah pada solusi yang layak atau memaksimalkan keuntungan.
Dalam metode Big M, kita memperkenalkan variabel buatan (artificial
variables) yang memiliki implikasi kuat bagi pengoptimalan solusi dalam
permasalahan yang memiliki kendala tidak setara dan kendala kelebihan kapasitas.
Variabel buatan ini biasanya diwakili oleh huruf 'M' dan ditambahkan ke dalam
tujuan fungsi objektif dengan koefisien yang besar (M) untuk memberikan hukuman
atau biaya besar pada penambahan variabel buatan ke solusi optimal.
Tujuan dari metode Big M adalah memperoleh solusi layak (feasible solution)
yang dapat menjadi landasan untuk mencari solusi optimal dengan menggunakan
metode Simpleks.

Persamaan matematis suatu


program linier adalah sebagai
berikut :
Minimasi : Z = 6X
1
+ 7,5X
2

Dengan pembatas :
7X
21
1
+ 3X
2
≥ 210
6X
1
+ 12X
2
≥ 180
4X
2
≥ 120
X
1
,X
2
≥0
Carilah harga X
1

22
dan X
2
?
JAWABAN
Pada kasus ini kita akan
menggunakan metode simplex
M (BIG – M), hal ini
dikarenakan pada kasus
ini pertidk samaan
pembatasnya menggunakan ≥
(lebih dari sama dengan).
Persamaan Tujuan : Z - 6x
1
- 7,5X
2
- 0S
1

23
- 0S
2
- 0S
3
= 0 Baris 0
Persamaan Kendala : 7x
1
+ 3x
2
-S
1
+A
1
= 210 Baris 1
6x
1
+ 12x
2
-S
24
2
+A
2
= 180 Baris 2
4x
2
-S
3
+A
3
= 120 Baris 3
Bagi kendala pertidaksamaan
jenis ≤, maka variabel slack
ditambahkan untuk
menghabiskan sumber
daya yang digunakan dalam
kendala. Cara ini tidak dapat

25
diterapkan pada kendala
pertidaksamaan
jenis ≥ dan kendala
persamaan (=) persamaan
diatas diperoleh karena tanda
≥ harus mengurangi
variable surplus.
Untuk mengarahkan artifisial
variabel menjadi nol, suatu
biaya yang besar ditempatkan
pada A
1
,A
2
,
dan A
3

26
sehingga fungsi tujuannya
menjadi :
Z = 6x
1
+ 7,5X
2
+ 0S
1
+ 0S
2
+ 0S
3
+ MA
1
+ MA
2
+ MA
3

27
Table simplex awal dibentuk
dengan A
1
,A
2
, dan A
3
sebagai variable basis, seperti
table berikut :
Basis
X
1

X
2

S
1

S
2

S
3

28
A
1

A
2

A
3

NK
RASIO
Z
13M-6
19M-7,5
-M
-M
-M
0
0
0
510M
CONTOH SOAL 1

Minimumkan 2 = 2x1 +3X2


dengan kendala
2x1+x244
-x1+x21

29
Bentuk kanonik
2 = 2X₁+ 3x₂-oe₁+oS2 +Ma₁
2-2x1-3x2+0е1-052-Ma₁ = 0
2x1+x2-e, +a,=4 -x1+x2 +52 =1
Tablo awal
basic Z X₁ X₂ e₁ S₂ a₁ rhs
b0 Z 1 -2 -3 0 0 m 0
b1 a₁ 0 2 1 -1 0 1 4
b2 S₂ 0 -1 1 0 1 0 1

Bo baru = b0+M.b1
=[1 -2 -3 0 0 -M 0]
+M[0 2 1 -1 0 1 4]
=[1 2M-2 M-3 -M 0 0 4M]
tablo 1
basic Z X₁ X₂ e₁ S₂ a₁ rhs rasio
Z 1 2M-2 M-3 0 0 4M -
a₁ 0 2 1 -1 0 1 4 2
S₂ 0 -1 1 0 1 0 1 -

B1=2/2.B1
B2=B2+B1
B0=B0+(-2M+2).B1
B1 → 0 1 ½ -1/2 0 ½ 2
B2 → 0+0 -1+1 1+1/2 0+(-1/2) 1+0 0+1/2 1+2
0 0 3/2 -1/2 1 ½ 3
B3 → 1+(-2M+2)0 2M-2+(-2M+2).1 M-3+(-2M+2)1/2 -M+(-2M+2)(1/2) 0+(-2M+2).0
0+(-2M+2)1/2
1 0 -2 -1 0
-M+1
4M+(-2M+2).2
4

30
basic Z X₁ X₂ e₁ S₂ a₁ rhs
Z 1 0 -2 -1 0 -M+1 4
X₁ 0 1 1/2 -1/2 0 1/2 2
S₂ 0 0 3/2 -1/2 1 1/2 3

Solusi optimal
X₁=2
X₂=0
Z=4

CONTOH SOAL 2
MAX Z = 50A+80B
Kendala
A ≤ 40
B ≥ 20
A + B = 50
A,B ≥ 0
Bentuk kanonik
MAX Z = 50A + 80B + 0S₁ - 0S₂ - MA₁ - MA₂
Kendala
A +S₁ =40
B -S₂ +A₁ =20
A+B + A₂ =50
A,B,S₁,S₂,A₁,A₂ ≥ 0
Selanjutnya, definisikan A₁ dan A₂
A₁ = 20 -B + S₂
A₂ = 50 – A – B
Sehingga, diperoleh:
Z = 50A + 80B + 0S₁ - 0S₂ - MA₁ - MA₂
= 50A + 80B + 0S₁ - 0S₂ - M(20 – B + S₂) - M(50 – A - B)
=(M + 50)A + (2M + 80)B + 0S₁ - MS₂ - 70M
Maka pindah ruaskan:

31
Z – (M + 50)A – (2M + 80)B - 0S₁ + MS₂ = -70M
MaxZ – (M + 50)A – (2M + 80)B -0S₁ + MS₂ = -70M
kendala :
A +S₁ =40
B -S₂ +A₁ =20
A+B + A₂ =50
A,B,S₁,S₂,A₁,A₂ ≥ 0
basic Z A B S₁ S₂ A₁ A₂ rhs
Z 1 -(M+50) -(2M+80) 0 M 0 0 -70M
S₁ 0 1 0 1 0 0 0 40
A₁ 0 0 1 0 -1 1 0 20
A₂ 0 1 1 0 0 0 1 50

Karena pada baris Z masih ada yang negative


A = 0, B = 0, z = -70M
S₁ = 40, S₂ = 0,A₁ = 20, A₂ =50
basic Z A B S₁ S₂ A₁ A₂ rhs
Z 1 30 0 0 0 M M+80 4000
S₁ 0 1 0 1 0 0 0 40
B 0 1 1 0 0 0 1 50
S₂ 0 1 0 0 1 -1 1 30

B0 = b0+(M+80)b3
b₁ = b₁
b₂ = b₂ + b3
b3 = b3

32
1

7
3
-1
0
0
1
0
0
210
210 : 3 = 70
A
2

6
12
0
-1
0
0
1
0
180

33
180 : 12 = 15
A
3

0
4
0
0
-1
0
0
1
120
120 : 4 = 30
Dari table diatas kita ketahui
bahwa semua BFS belum
optimal. Hal ini dikarenakan
seluruh NBV

34
masih mempunyai koefisien
yang berharga positif. Oleh
karena itu Untuk x
2
terpilih sebagai entry
variable karena x
2
memiliki nilai koefisien
positif yang paling besar, dan
A3 menjadi Leaving Variable.
Dan yang akan menjadi pivot
adalah baris 2 karena memiliki
rasio paling kecil.

35
BAB IV
PENUTUP

3.1 Simpulan
Riset Operasional adalah aplikasi metode ilmiah terhadap permasalahan yang
kompleks dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai
kehidupan manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri, bisnis,
pemerintahan dan pertahanan, Tahapan utama dalam studi Riset Operasional adalah:
identifikasi permasalahan. pembangunan model, penyelesaian model, validasi model,
dan implementasi hasil akhir.
Dalam permasalahan yang kompleks pengambilan keputusan tidak lagi
ditunjang hanya oleh intuisi pimpinan (management) melainkan didukung oleh hasil
analisis dari kumpulan data yang ada.
Pendekatan terbaik bagi model riset operasional adalah melakukan integrasi
antara peramalan dan analisis risiko.

36
DAFTAR PUSTAKA

https://idoc.pub/documents/contoh-soal-program-linear-dengan-metode-simpleks-
d4pq5mj9mrnp

https://idoc.pub/documents/contoh-soal-program-linear-dengan-metode-simpleks-
d4pq5mj9mrnp

https://id.scribd.com/document/481116858/Kuliah-4-Big-M

https://www.coursehero.com/file/72807272/70834199pdf/

https://bundet.com/d/1752-contoh-penyelesaian-soal-metode-grafik

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/advanced-
accounting/makalah-riset-operasional/44751243

https://www.bachtiarmath.com/2020/07/soal-dan-pembahasan-program-linear-
metode-grafik.html?m=1

http://zakharakha.blogspot.com/2017/06/tugas-ke-4-riset-operasi-metode.html?m=1

https://www.bachtiarmath.com/2020/07/soal-dan-pembahasan-program-linear-
metode-grafik.html?m=1

37

Anda mungkin juga menyukai