Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR TEHNIK INDUSTRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pengantar Tehnik Industri” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Ir selaku
Dosen mata kuliah Pengantar Tehnik Industri yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai tehnik industri. saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Gowa, Agustus 2016

Novita Chairani Solichah


DAFTAR ISI

BAB I. Sejarah Teknik Industri & Tokoh Teknik Industri

BAB II. Peranan teknik industri

A. Bidang keahlian teknik industri

B. Ilmu dasar teknik industri

BAB III. Organisasi teknik industri

A. Prospek kerja teknik industry

B. Tantangan Teknik Industri

BAB IV. KESIMPULAN

Rangkuman/kesimpulan hasil makalah dari bab 1 sampai bab 3.

BAB V. DAFTAR PUSTAKA


BAB 1

A. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi atau


pengetahuan baru serta pemahaman mengenai sejarah, definisi, tokoh-tokoh dan
prospek kerja tehnik industri sehingga mahasiswa dapat membuat suatu
kesimpulan dari semua informasi yang di dapat.

B. Latar Belakang

Sejarah singkat Tehnik industri lahir sejak zaman Pra Yunani kuno. Pada masa
itu, manusia menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan kerjanya. Alat-alat
yang digunakan mengalami perbaikan secara berkala, sehingga meningkatkan
produktivitas pada persoalan produksi. Hal ini terjadi sampai saat ini. Tehnik
industri sebenarnya berakar kuat pada masa revolusi industri. Revolusi industri
telah mengubah secara dramatis proses manufaktur dan membantu lainnya
konsep-konsep ilmu pengetahuan di kemudian hari. Inovasi teknologi yang terjadi
pada waktu itu ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa operasional
manual tradisional pada industri tekstil. Beberapa penemuan teknologi pada masa
revolusi industri, yaitu penemuan mesin pintal yang ditemukan oleh James
Hargreaves (1765), pengembangan water frame oleh Richard Arkweight (1769),
dan mesin uap oleh James Watt.

C. Pengertian dan definisi

Definisi Teknik industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang


desain/merancang, perbaikan, dan pemasangan dari sistem integral yang terdiri
dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan
sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika,
dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis
keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi
hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.Sementara, teknik industri menurut
Institute of Industrial Engineering (IIE) terkait dengan perancangan, perbaikan,
dan instalasi sistem terintegrasi seperti orang, material, informasi, peralatan, dan
energi dan dibangun atas pengetahuan dan keahlian khusus dalam bidang
matematika, fisika, dan ilmu sosial bersama-sama dengan prinsip dan metode
analisis rekayasa dan desain untuk menetapkan, memprediksi, dan mengevalusi
hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan definisi

Definisi Teknik industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang


desain/merancang, perbaikan, dan pemasangan dari sistem integral yang terdiri
dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan
sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika,
dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode dari analisis
keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi
hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.Sementara, teknik industri menurut
Institute of Industrial Engineering (IIE) terkait dengan perancangan, perbaikan,
dan instalasi sistem terintegrasi seperti orang, material, informasi, peralatan, dan
energi dan dibangun atas pengetahuan dan keahlian khusus dalam bidang
matematika, fisika, dan ilmu sosial bersama-sama dengan prinsip dan metode
analisis rekayasa dan desain untuk menetapkan, memprediksi, dan mengevalusi
hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.

B. Sejarah tehnik industri


1. Di dunia

Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda.
Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik
Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu
mungkin telah memengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah The
Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on
Population karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; Principles of
Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun
1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill,
dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan
paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi
Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. “Economic
Science” adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum
industrialisasi America muncul .

Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W.


Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University.
Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of
Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik
menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva
Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran
dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat
tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang
pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya
“analytical calculating machine” , untuk tujuan memecahkan masalah
matematika yang kompleks.

Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang


memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan
aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur
akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota
American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang
dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne
menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem
manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa “ASME
adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri”. Towne bersama Fredrick
A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk
mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah
meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos
produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat
dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif. Henry L. Gantt (juga anggota
ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti
juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya,
seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah
pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang
sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt
chart digunakan dalam bidang statitik untuk membuat prediksi yang akurat.
Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti
Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping
(CPM).

Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow


Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal.
Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan
menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan
istilah “Scientific Management” untuk menggambarkan metode yang dia bangun
melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik
seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja,
pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi
standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang
besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara
Amerika.

Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan


Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr.
Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan
(Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu
(Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi
yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga
Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik (“one best way”) untuk
melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah
pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada
gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel
Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan
bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig)
lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-
effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat
dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.

Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam


pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode
produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan
sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut
saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil
penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana
menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan
jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu
lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen
Operation Research dan mengkapitalisasikannya.

Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial


Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri
benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan.
Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai
mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada
kurikulum TeknikIndustri.Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode
Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisa, termasuk metode empiris
terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika
sebagaimana metode baru dalam analisa statistik membantu dalam mengisi
lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis.

Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan


kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital
dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik
Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara
cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan
bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program “sub-
routines”, perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah
dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya
menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan
dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri
menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila
terjadi perubahan.

2. Di Indonesia

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas


Sumatera Utara [USU] Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik
Industri ITB Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik
Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-
puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjanaTeknik mesinmerupakan kelanjutan dari
profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan
perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya
diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada


awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik
Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang
Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin
dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang
mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan
dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat
itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi
menjadi ekonomis, dan perawatan(maintenance) untuk menjaga kondisi mesin
supaya senantiasa siap pakai. Sedangkan sarjana Teknik Mesin tidak mempelajari
sistem pengoperasian tersebut secara keseluruhan. Sekitar tahun 1955, terdapat
gagasan untuk menambah perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik
Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena
terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak
pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi
vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang
semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang
keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di
Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik
Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak
baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu
mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik
Kimia dan Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai
menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen
produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan
bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata
Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak
Merusak, Perkakas Pembantu danKeselamatan Kerja cukup memperkaya
pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin


berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak
diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada
lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu
perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan
mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik
Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan
Operasional,Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier.
Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi
Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin
ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen
Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

C. Tokoh-tokoh tehnik industri

1. Frederic Winslow Taylor


Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915
pada umur 59 tahun) adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang
terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak
manajemen ilmiah" dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.
Frederic Winslow Taylor merupakan anggota dari The American Society of
Mechanical Engineers (ASME) dikenal sebagai Bapak Teknik Industri. Pada
tahun 1874 Taylor bekerja di perusahaan hidrolik menjadi seorang mekanik.
Frederic W. Taylor dikenal sebagai Bapak Teknik Industri karena beliau
merupakan ilmuwan yang mencetuskan tentang konsep teknik industri. Beliau
mengemukakan hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan,
penjadwalan maupun pengendalian kerja dalam proses kerja keilmuan teknik
industri.Pada tahun 1881, Taylor melakukan studi tentang pemotongan baja
selama 25 tahun dan dipublikasikan di Transaction of The American Society of
Mechanical Engineers pada tahun 1907 yang merupakan paper terpanjang.
Selanjutnya di Bethlehem Steeel, Taylor melakukan analisis tentang percobaan
penyekopan untuk mengangkat biji batubara dan biji besi. Dari kasus ini, Taylor
menyimpulkan bahwa jenis skop yang sama tidak cocok digunakan untuk semua
pekerjaan.
Hasil penelitian lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk
pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan
pemindahan besi gumbal untuk menentukan metode pemindahan, kecepatan,
waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu
istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja yang
dikembangkannya dikenal sebagai Work Design or Method Study. Taylor juga
dikenal sebagai pelopor aktivitas yang sekarang dikenal dengan pengukuran
kerja. System yang dikembangkan Taylor dalam upaya peningkatan efisiensi kerja
difokuskan pada perbaikan metode kerja, mengurangi jam kerja, dan
mengembangkan standar kerja.

2. Adam Smith
Adam Smith lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – meninggal di
Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf
berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Yang
merupakan Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap bagaimana
berproduksi secara efisien (production economics) dalam bukunya The Wealth of
Nations, mengemukakan konsep perancangan produksi untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan tenaga–tenaga kerja, yang menekankan pentingnya
spesialisasi. Dia melakukan perubahan besar dimana seorang pekerja dapat
menghasilkan 1000 pin per hari, setelah digunakan spesialisasi pekerja 10 pekerja
dapat menghasilkan 48.000 pin per hari dengan membuat 4 kelompok kerja.
Menurut Adam Smith ada 3 keuntungan yang diperoleh dari adanya
spesialisasi pekerja, yaitu :
Ø Bertambahnya kecakapan atau keterampilan seseorang, jika orang tersebut
mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang.
Ø Hemat waktu, yang biasanya hilang karena sering bergantinya pekerjaan, dari
mengerjakan sesuatu berpindah mengerjakan yang lain.
Ø Ditemukannya mesin-mesin atau alat – alat terspesialisir. Dengan
mengkombinasikan ketiga keuntungan tersebut, maka hal ini akan memberikan
efisiensi dalam suatu perusahaan yang mengadakan devision of labor karena
ongkos/ biaya rendah dan jumlah produksi meningkat.

3. Charles Babbage Charles Babbage (lahir 26 Desember 1791 – meninggal


18 Oktober 1871 pada umur 79 tahun) merupakan seorang ahli matematik dan
ilmuwan yang menyelidiki proses produksi lebih mendalam lagi. Setelah melalui
penyelidikan yang mendalam, dia berpendapat bahwa pada proses produksi
barang-barang terdapat keadaan yang tidak ekonomis, dalam hal pemakaian
mesin-mesin dan tenaga manusia. Dalam bukunya yang berjudul On The
Economy of Machinery and Mfg (1852) mengemukakan persoalan bagaimana
kita menggunakan mesin-mesin dan mengorganisir orang-orang untuk
memproduksi barang-barang dengan efisien dan efektif produsen menggunakan
“Scientific Methods“ (Mengkombinasikan faktor-faktor produksi sehingga
produksi meningkat dan biaya rendah). Selalin memperkuat pendapat Adam
Smith (Devision of Labor menguntungkan) Charles Babbage juga
memperkenalkan Limiting Skill sebagai dasar untuk pembayaran upah.
“ Time Studies”. Pada dasarnya Charles Babbage telah memperbaiki idea divison
of labornya Adam Smith dan mengajukan persoalan apa yang dinamakan “ fair
day’s wage, for a fair day’s work” (Upah yang layak untuk pekerjaannya satu
hari).Hal ini menunjukkan bahwa skills dan waktu yang diperlukan untuk setiap
pekerja harus ditentukan atas dasar penyelidikan yang rasional (Skill and Time
Studies ). Dalam hal ini Charles Babbage melakukan penyelidikan atas time
studies terhadap pembuatan peniti yaitu menyelidiki berapa waktu yang
dibutuhkan untuk proses produksinya

4. Henry Towne Henry Robinson Towne (lahir di Philadelphia, 28 Agustus


1844; umur 166 tahun) adalah seorang insinyur mekanik dan pengusaha di
Amerika. Dalam bukunya The Engineers as Economist, mengemukakan
pentingnya peran para insinyur dalam memperhatikan unsur profitabilitas dari
keputusan yang diambil dalam melakukan proses produksi. Hal ini dikemukakan
olehnya mengenai pentingnya pengaturan dalam merancang, tata cara, dan
prosedur kerja secara sederhana suatu industri, sehingga memperoleh cara kerja
yang efisien dan efektif. Selama 1864-1866, Towne bertugas mendirikan mesin
untuk memonitor US Navy. Setelah perang, Towne belajar teknik di Paris,
Perancis. Pada tahun 1868, Towne membentuk kemitraan dengan Linus Yale
(presiden Yale Lock (perusahaan manufaktur)). Pada tahun 1888-1889, Towne
menjabat sebagai presiden dari American Society of Mechanical Engineers. Henry
Robinson Towne menikah dengan Cora E. White dan meninggal pada tanggal 15
Oktober 1924, di New York.
5. Frank B. Gilbreth
Frank Bunker Gilbreth (7 Juli 1868 - 14 Juni 1924) adalah pembela awal
manajemen ilmiah dan perintis studi gerak, tapi mungkin paling dikenal sebagai
ayah dan tokoh sentral Cheaper by the Dozen. Frank B. Gilberth lahir di Maine
Fairfield, 7 Juli 1868. Dia memperkenalkan analisis gerakan yang disebut
Micromotion Studies pada pertemuan American Society of Mechanical Engineers
(ASME). Pada mulanya ia adalah seorang kontraktor bangunan yang berhasil di
Amerika Serikat. Bersama istrinya Lilian Gilberth, seorang Doktor di bidang
psikologi, telah memperkuat peranan faktor manusia pada konsep teknik isndustri.
Gilberth sangat berjasa dalam upaya memberi landasan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis gerakan-gerakan dasar manusia pada saat melakukan kerja
manual. Selain itu, Gilberth banyak sekali memberi kesadaran bagi manajemen
arti pentingnya penyederhanaan di dalam perancangan, cara dan prosedur kerja
guna memperoleh cara kerja yang efektif dan efisien. Berbeda dengan Taylor
yang lebih fokus pada aspek waktu, Gilberth lebih menekankan pada aspek
metode kerja. Salah satu penelitian yang dilakukan Gilberth didasari atas apa yang
dilihatnya bahwa dalam proses pembangunan, gerakan yang dilakukan para
tukang batu sangat tidak efektif. Untuk itu dia mengajukan konsep tentang
gerakan-gerakan dasar yang dilakukan manusia dalam bekerja. Prosedur yang
dilakukan adalah dengan membagi pekerjaan menjadi elemen-elemen gerakan
dasar. Dia mempertimbangkan bahwa pengambilan satu batu bata akan diganti
posisinya dengan batu bata yang lainnya, dengan cara satu dari dua batu bata
didorong untuk menempati posisi batu bata yang terambil sebelum pekerja
mengambil batu bata lagi. Gilberth berharap bahwa kepala tukang batu bata dapat
mengambil batu bata dengan sangat efisien. Oleh karena itu, dia dapat
meminimkan biaya tenaga kerja dalam menyusun batu bata dari sebuah palet. Dia
kemudian menyediakan tangga yang dapat disesuaikan, lokasi yang tepat untuk
batu bata dan adukan semen, dan hasil inovasi merupakan kemajuan yang pesat
dalam hal produktivitas kerja.
6. Lilian GilbrethLillian Moller Gilbreth, BA, MA, PhD (24 Mei 1878–2
Januari 1972) adalah salah seorang wanita ilmuwan Amerika Serikat yang
pertama kali menyandang gelar doktor (Ph.D). Sebagian orang berpendapat
bahwa Gilbreth adalah ahli psikologi organisasi dan industri yang pertama.
Bersama suami bernama Frank Bunker Gilbreth, ia adalah perintis bidang teknik
industri. Pasangan suami istri Frank dan Lillian Gilbreth memiliki banyak anak
sehingga mereka tertarik dalam studi waktu dan gerak. Kesibukan pasangan ini
yang beranak dua belas digambarkan dalam novel Cheaper by the Dozen dan
Belles on Their Toes. Lilian Gilberth adalah First Lady of Engineering. Lilian
adalah istri dari Frank Gilberth. Mereka bekerja bersama-sama dalam menekuni
perkembangan Scientific Management,. Mrs. Gilberth memperoleh gelar doktor
dari Brown University. Ia juga wanita pertama yang memperoleh Hoover medal.
Lilian Gilberth membantu suaminya mengembangkan ide dan cenderung ke sisi
psikis (human relationship and work attitudes).

7. Henry Gantt & amp; Ralph Barnes Henry Laurence Gantt lahir di Calvert
County, Maryland, Amerika Serikat. Gantt lulus dari Sekolah McDonogh tahun
1878 dan bekerja pada Johns Hopkins College sebagai guru teknik mesin dan juru
gambar. Pada tahun 1887, ia bergabung dengan Frederick Winslow Taylor dalam
memanfaatkan teori manajemen ilmiah di Midvale Steel dan Bethlehem Steel
sampai tahun 1893.Tokoh lain yang berkontribusi pada teknik industriadalah
Henry Gantt yang memfokuskan teknik industri pada konsep studi pekerjaan
dengan pendekatan penyederhanaan kerja dan mengembangkan prosedur
penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau peta Gantt. Juga
Ralph Barnes, doktor teknik industri pertama dari Cornell University tahun 1933.
Karya dia adalah buku klasik yang berjudul “Motion and Time Study”.Kemudian
dalam karirnya sebagai seorang konsultan manajemen, di samping grafik Gantt, ia
lebih membuat sejarah manajemen ilmiah dengan menyusun para 'tugas dan
bonus' sistem. Teori di balik 'tugas dan bonus' metode pembayaran upah (1901)
adalah bahwa hal itu akan menciptakan efisiensi dan produktivitas pekerja yang
lebih besar dengan bermanfaat tugas dipantau melalui grafik Gantt. Langsung
melawan dengan benda kerja sistem membayar Taylor, yang juga dihukum
kinerja yang buruk, metode Henry Gantt's diperbolehkan pekerja untuk
mendapatkan tingkat biasa mereka dengan bonus tambahan untuk mencapai target
produktivitas mereka. Hal ini memungkinkan pekerja untuk mempertahankan gaji
yang stabil saat mereka belajar pekerjaan, dan dihargai mereka untuk
meningkatkan kemampuan tambahan ini.

8. Eli Whitney
Eli Whitney lahir di Westborough, Massachusetts, pada tanggal 8 Desember
1765, anak sulung dari Eli Whitney Sr, seorang petani yang sejahtera. Ibunya,
Elizabeth Fay dari Westborough, meninggal ketika ia berusia 11 tahun. Pada usia
14 tahun ia mengoperasikan profitable nail manufacturing operation di bengkel
ayahnya selama Perang Revolusi. Karena ibu tirinya menentang keinginannya
untuk menghadiri kuliah, Whitney bekerja sebagai buruh tani dan guru untuk
menghemat uang. Dia siap untuk Yale di Leicester Academy (sekarang Becker
College) dan di bawah pengawasan Rev Elizur Goodrich of Durham, Connecticut,
ia masuk Kelas tahun 1789, dan lulus Phi Beta Kappa pada tahun 1792. Whitney
diharapkan studi hukum tetapi, karena kekurangan dana, ia menerima tawaran
untuk pergi ke South Carolina.Konsep yang paling terkenal dari Whitney adalah
Interchangable Parts. Dengan konsep ini bagian mesin yang rusak dapat
digantikan dengan yang lain. Whitney juga seorang perencana yang sistematik
dengan menggunakan pekerja yang berkemampuan biasa digunakan untuk
mengendalikan mesin yang telah ia rancang. Ia melatih pekerjanya untuk
menggunakan mesin tersebut hingga akhirnya menjadi advance operator. Dengan
cara ini terbukti tingkat produksi bisa meningkat. Konsep lain yang ia buat adalah
mass production yang terkenal dan akhirnya digunakan oleh Henry Ford.

9. Maynard, Stegmerten, Loury dan lain-lain H.B. Maynard, G.J. Stegmerten


dan S.M. Loury (1927) menulis buku “Motion and Time Study” dan menekankan
pada pentingnya studi gerakan dan metode kerja yang baik. Pada tahun 1932, A.
H. Mogenson mempublikasikan “Common Sense Applied to Time and Motion
Study” memfokuskan pada konsep studi gerakan dengan pendekatan
penyederhanaan kerja. Di samping tokoh-tokoh tersebut di atas, masih banyak
pelopor-pelopor yang dianggap berjasa dalam memberi landasan pengembangan,
seperti: L. P. Alford, Arthur C. Anderson, W. Edward Deming, Eugene L. Grant,
Robert Hoxie, Joseph Juran, Marvin E. Mundel dan Walter Shewart.

10. Matthias Aroef


Pendidikan teknik industri di Indonesia diperkenalkan oleh Mathias
Aroef dikenal sebagai “The Father of Indonesian Industrial Engineering” pada
tahun 1958, seorang dosen ITB yang pernah menyelesaikan studinya di Cornell
University. Tahun 1960, ITB membuka sub jurusan teknik produksi di jurusan
teknik mesin, sebagai awal berdirinya teknik industri. Profesi dan keilmuan
Teknik Industri di Indonesia telah berusia 40 tahun, kalau asumsi yang diambil
Departemen Teknik Industri ITB sebagai institusi PT pertama yang menawarkan
kurikulum dan pendidikan (S1) Teknik Industri secara formalnya pada tahun
1970. Matthias Aroef adalah seorang Guru Besar yang telah berhasil menanamkan
“IE Virus” yang dibawanya saat pulang dari Cornell University. Pada saat itu,
beberapa mata kuliah yang mencakup konsep-konsep Teknik Industri ditawarkan
pada Jurusan Teknik Produksi yang pada waktu itu merupakan salah satu pilihan
keahlian di Jurusan Teknik Mesin ITB. Baru pada tahun 1971 didirikan Jurusan
Teknik Industri di ITB yang terpisah dari Teknik Mesin, dimana ini mengawali
Pendidikan Tinggi Teknik Industri baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
di Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasa Matthias Aroef ini maka Ikatan
Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri (ISTMI) mengabadikan namanya
dalam bentuk Matthias Aroef Award yang diberikan kepada mereka yang
dianggap berjasa mengaplikasikan dalam dan mengembangkan profesi Teknik
Industri setiap tahunnya di Indonesia

D. Prospek kerja teknik industri

Berikut ulasan lebih banyak tentang prospek kerja lulusan teknik industri.
Pengertian teknik industri adalah cabang dari ilmu teknik yang berkenaan dengan
pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari
manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses.

1. Lapangan Kerja Lulusan Teknik Industri


a. Bidang Produksi / Operasi dan Penjaminan Mutu

Lulusan Teknik Industri sangat dibutuhkan khususnya untuk menangani


perencanaan dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, pengembangan
sistem manajemen kualitas. Hampir semua perusahaan membutuhkan ini,
khususnya perusahaan manufaktur seperti Toyota Astra Motor, PT Rekayasa
Industri, PT Krakatau Steel, dll.

b. Sistem Informasi

Posisi yang biasanya diduduki Lulusan Teknik Industri misalnya staf IT, staf
dalam pemasangan sistem informasi, bahkan banyak alumni yang membuka usaha
di bidang software. Perusahaan yang membutuhkan lulusan Teknik Industri
misalnya: SAP Indonesië, Oracle Telekomsel, Pertamina, dll.

c. Pemasaran

Beberapa posisi yang biasanya ditempati oleh lulusan Teknik Industri misalnya
Market Research, Technical Sales, dll. Misalnya di perusahaan P & G, Unilever,
Nestle, Astra, dll. Bidang Logistik Perencanaan dan pengelolaan sistem distribusi
merupakan bidang yang mulai banyak dimasuki oleh lulusan Teknik Industri
seperti di Petrokimia, PT Semen Gresik, dll.

d. Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengelolaan sumber daya manusia mulai dari masalah rekruitmen, pengembangan


sistem penggajian dan manajemen personalia termasuk pengembangan SDM
dalam pelatihan. Para Alumni Teknik Industri yang bekerja di bidang ini misalnya
di PT Semen Padang, P & G, dll.

e. Bidang Konsultasi Manajemen


Berperan dalam perencanaan suatu pengelolaan misalnya bekerja di Boston
Consulting Group, Accenture, Nielsen Company, dll.

2. Teknik Industri Tiga Bidang Keahlian


a. Sistem Manufaktur

Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik


industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral
yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses
perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan
perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya.
Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain
adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan
Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.

b. Manajemen Industri

Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan


pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha
melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber
daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang
keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah
Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan
Ekonomi Teknik.

c. Sistem Industri dan Tekno Ekonomi

Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang
memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem
integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi,
dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan
pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno
Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika
Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data
BAB IV.

KESIMPULAN

Teknik Industri lahir se-jak persoalan produksi, sejak manusia harus


mewujudkan sesuatu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Persoalan produksi
mun-cul pada zaman Pra-Yunani kuno, saat manusia menggunakan batu sebagai
peralatannya. Pada masa itu manusia menggunakan batu untuk peralatan bekerja,
sebagai alat pemotong atau pem-belah. Alat seperti jarum yang digunakan untuk
menjahit, terbuat dari tulang. Alat-alat yang digunakan mengalami perubahan
se-cara terus-menerus dangan cara coba-coba dan manusia melaku-kan seleksi alat
yang sesuai untuk keperluan kerja. Meskipun konsep teknik industri sudah
muncul pada zaman Pra-yunani kuno, namun disiplin Teknik Industri berakar kuat
pada masa Revolusi Industri (1750-an). Disiplin ini pada awalnya dikembang-kan
oleh beberapa individu yang berusaha mencari mengem-bangkan prinsip-prinsip
organisasi dan manajemen produksi tingkat lanjut. Revolusi Industri yang terjadi
di Inggris dianggap sebagai era modern disiplin teknik industri.

Teknik industri berfokus kepada perancangan, peningkatan dan instalasi


dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan
energi.Bagian ini mendeskripsikan 3 peran utama yang harus dilakukan seorang
teknik industri yaitu merancang, meningkatkan dan menginstalasi sebuah sistem
terintegrasi. Selama ini prospek kerja lulusan teknik industri cukup bagus dengan
gaji cukup tinggi, terlebih di era industri yang semakin maju. Perushaan atau
industri berskala besar menjadi peluang besar. Tentu saja orang-orang hebat di
Industrial Engineer itu memiliki peran yang penting dalam sebuah
perindustrian,bayangkan saja kabarnya seorg Industrial Engineer yang handal
dalam mengoptimasi biaya produksi pabrik skala besar, Sehingga kabarnya bisa
menghemat industri sampai miliaran rupiah.Lapangan kerja lulusan teknik
industri mencakup dalam bidang : Bidang produksi/oprasi dan penjamin
mutu,Sistem informasi,Pemasaran,Bidang manajemen Sumber Daya
Manusia,Konsultasi Manajemen,dll..
persaingan yang sangat berat,bukan karena sesama pesaing Indonesia
bahkan tenaga kerja asingpun ikut bersaing,karena Era Globalisasi yang datang
begitu cepat.Untuk menjawab tantangan globalisasi peran perguruan tinggi dan
pemerintah sangat di butuhkan,sehingga dpt menciptakan lulusan teknik industri
yang berkualitas dan dengan dukungan pemerintah yang proaktif dapat membantu
lulusan teknik industri mencari pekerjaan dan menciptakan lapangan kerja
BAB V.
DAFTAR PUSTAKA

https://kualitasproses.wordpress.com/pengantar-teknik-industri/
http://bahankuliahmanajemen.blogspot.co.id/2012/08/sejarah-teknik-
industri.html
http://www.ie.ui.ac.id/sse-ti-ui/definisi-teknik-industri-ui/
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_indu
http://adintase.blogspot.co.id/2012/04/ilmu-dasar-disiplin-teknik-
industri.html'http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_industri
'http://prodi-jurusan.blogspot.com/2012/09/prospek-kerja-teknik-
industri.html
http://harianto28.blogspot.co.id/2014/02/tokoh-yangberperan-penting-
dalam-teknik.html
http://belajar-industri.blogspot.co.id/2011/08/latar-belakang-dan-
sejarah-teknik.html

Anda mungkin juga menyukai