Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI


ANALIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANANDA ASMARA


MUH.CHAEZART
RUSLI
ROMARIO VIRGINIO
GEORGE REXSY N

JURUSAN : TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR

2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadiran Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Analisis Perancangan Kerja (Method Engineering) dan
Ergonomi.
Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas untuk menambah pengetahuan
khususnya pengantar Teknik Industri. Penyusun laporan ini mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi, dukungan dan
bantuan dalam menyusun laporan ini. Saya selaku penyusun menyadari bahwa
dalam menyusun makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan berbesar
hati untuk menerima semua kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun, sehingga menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi saya di masa
yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya .

Makassar, 27 juli 2016

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman judul.....................................................................................................................i
Kata pengantar....................................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah Singkat.......................................................................................................1
B. Definisi...................................................................................................................1
BAB II ISI MAKALAH
A. Pengertian...............................................................................................................2
B. Tujuan.....................................................................................................................2
C. Studi Kerja (Work Study)........................................................................................2
D. Penyederhanaan Kerja............................................................................................2
E. Dasar Dasar Perancangan Atau Penelitian Kerja Dan
Kaitannya Dengan Upaya Peningkatan Produktivitas............................................3
F. Peta - Peta Kerja Peta Proses (Process Chart)........................................................3
G. Pengukuran Kerja (Work Measurement).................................................................4
H. Pengukuran Waktu..................................................................................................4
I. Pengujian Data........................................................................................................4
J. Penyesuaian (Rating Factor)...................................................................................6
K. Metode-metode untuk menentukan penyesuaian ....................................................
L. Kelonggaran (Allowance).......................................................................................7
M. Waktu Baku (Waktun Standar)...............................................................................7
N. Keuntungan Yang Di Dapat Dengan Menerapkan Keilmuan Analisis Perancangan
Kerja........................................................................................................................8

O. Ergonomi ................................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Harapan...................................................................................................................14
B. Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah Singkat
Teknik industri lahir sejak zaman Pra Yunani kuno Pada masa itu, manusia
menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan kerjanya. Alat - alat yang digunakan
mengalami perbaikan secara berkala, sehingga meningkatkan produktivitas pada persoalan
produksi. Hal ini terjadi sampai saat ini. Teknik industri sebenarnya berakar kuat pada masa
revolusi industri. Revolusi industri telah mengubah secara dramatis proses manufaktur dan
membantu lahirnya konsep - konsep ilmu pengetahuan di kemudian hari. Inovasi teknologi yang
terjadi pada waktu itu ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa operasional
manual tradisional pada industri tekstil. Beberapa penemuan teknologi pada masa revolusi
industri,yaitu penemuan mesin pintal yang ditemukan oleh James Hargreaves (1765),
pengembangan water frame oleh Richard Arkweight (1769), dan mesin uap oleh James Watt.

B. Definisi
Teknik industri (dalam bahasa Iggris, industrial engineering) adalah suatu teknik yang
mencakup bidang desain/merancang, perbaikan, dan pemasangan dari sistem integral yang
terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan sebagai
pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial
bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan,
memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem. Bidang garapan
teknik industri adalah sistem integral yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi,
peralatan, dan energi. Dasar keilmuan teknik industri multidisiplin, karena teknik industri tidak
hanya bertumpu pada ilmu matematika dan fisika, tetapi juga ilmu sosial dan manajemen.

1
00
BAB II
ISI MAKALAH

A. Pengertian
Analisis Perancangan Kerja (Method Engineering) Merupakan studi yang mempelajari
secara sistematis seluruh operasi langsung & tidak langsung untuk mendapatkan perbaikan-
perbaikan sistem kerja. Atau merupakan ilmu yang mempelajari prinsip prinsip dan teknik
teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaikyang terdiri dari manusia,
mesin, material, dan peralatan kerja serta lingkungan kerja agar sistem kerja tersebut efektif dan
efisien.

B. Tujuan
Tujuan dari Analisa Perencanaan Kerja (method engineering) adalah melakukan
perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan
pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja serta ENASE (Efektif, Nyaman, Aman,
Sejahtera, Efisien)

C. Studi Kerja (Work Study)


1. Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
2. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.
3. Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang
lebih aman dan nyaman.
4. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan gerakan-gerakan (motion) kerja yang
tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (work simplification).

D. Penyederhanaan Kerja
1. Tujuan
Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari
pemborosan material, waktu, tenaga dll).
2. Langkah langkah Penyederhanaan Kerja
1. Memilih kegiatan kerja: yaitu kegiatan yang tidak efisien atau kegiatan yang
penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.

00
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta yang berkaitan dengan metode kerja yang
selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dengan urutan kegiatan, gerakan-
gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah-langkah yang tidak efisien kemudian
mencari sebab-sebabnya.
4. Mengusulkan Alternatif metode kerja yang lebih baik diusulkan, yang dianggap efisien
dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu d uji coba.
5. Aplikasi dan Evaluasi metode kerja Baru. Mengaplikasikan alternatif yang lebih baik
untuk menggantikan yang lama.

E. Dasar Dasar Perancangan Atau Penelitian Kerja Dan Kaitannya Dengan Upaya
Peningkatan Produktivitas
1. Penelitian Kerja ( Method Engineering Work Design )Adalah suatu aktifitas yang dituju
untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik guna mendapatkan suatu rancangan
yang terbaik.
2. Prinsip-prinsip dan teknik-teknik kerja ini digunakan untuk menggerakan komponen-
komponen sistem kerja

F. Peta - Peta Kerja Peta Proses (Process Chart)


1. Pengertian
Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dari tahap awal
sampai akhir. Lambang yang digunakan :

= Operasi

= Transportasi

= Pemeriksaan

= Penyimpanan

= Menunggu
00
2. Macam-macam peta kerja
a. Peta Aliran Proses
b. Peta Proses Operasi

3. Perbedaan peta aliran produksi dan peta proses operasi


a. Peta Aliran Proses Memperliatkan semua Aktifitas dasar termasuk transportasi,
menunggu dan penyimpanan, Sedangkan peta proses opersai terbatas pada operasi dan
pmeriksaan saja.
b. Peta aliran aposes menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap
dibandingkan peta proses operasi.
c. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untik menggambarkan proses perakitan secara
keseluruhan.
d. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satu
komponen dari produk yang terkait.

G. Pengukuran Kerja (Work Measurement)


1. Suatu aktifitas untuk menentukan waktu rata - rata yang dibutuhkan oleh seorang operator
(yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melasanakan kegiatan kerja dalam
kondisi dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu ( time study ), yaitu waktu standar
atau waktu baku.

H. Pengukuran Waktu
1. Pengukuran Waktu secara langsung :
a. Pengukuran dengan stopwatch
b. Sampling kerja
2. Pengukuran Waktu Secara Tidak Langsung
a. Data Waktu Baku
b. Data Waktu Gerakan

I. Pengujian Data
Untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan telah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
00
mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak
akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).
1. Kecukupan Data
Untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkantelah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu
derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat
keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah
memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).
2. Derajat Ketelitian
a. Derajat ketelitian (degree of accurancy) nunjukkan penyimpangan maksimum hasil
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
b. Tingkat keyakinan (Confidence level) menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan
ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.

Uji kecukupan data digunakan rumus sebagai berikut :

Dengan :

k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3

k = 95% = 2

s = Derajat ketelitian

N = Jumlah data pengamatan

N = Jumlah data teoritis

00
Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data dianggap tidak cukup
(kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

00
J. Penyesuaian (Rating Factor)
Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tidak selamanya
bekerja dalam kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa kesungguhan,
sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi
lamban dalam bekerja. Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan
menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan
melakukan penyesuaian. Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-
rata dengan faktor penyesuaian (p). Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
1. Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari
satu (p >1).
2. Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu
(p<1).
3. Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p =1).

K. Metode-metode untuk menentukan penyesuaian


1. The Westing House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric Corporation dengan
mempertimbangkan empat factor yaitu ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
2. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng- evaluasi kecepatan operator dari
nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
3. Speed Rating/Performance Rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan tingkat ketrampilan
persatuan waktu saja.
4. Objective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tidak hanya menentukan kecepatan
aktivitas, tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan adalah : jumlah anggota badan yang digunakan,
pedal kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan tangan, penanganan dan
bobot.

00
L. Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena
operator dalam melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak diinginkan
namun bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama
pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain
dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka akan terjadi
fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa
sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue
tersebut. Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan :
a. Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
b. Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong (komponen)
yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dan lain- lain.
c. Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.
d. Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dan lain-lain.

M. Waktu Baku (Waktun Standar)


Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk menghitung waktu baku
dapat menggunakan formulasi sebagai berikut :

Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating) All = Kelonggaran (Allowance)

00
N. Keuntungan Yang Didapat Dengan Menerapkan Keilmuan Analisis Perancangan Kerja
1. Waktu kerja yang semakin pendek
2. Produktivitas yang lebih tinggi melalui upah perangsang
3. Perbaikan Sistem Kerja ( Berbagai Komponen dan interaksi antar komponen sistem )
4. Penjadwalan Produksi ( menjadwalkan produksi di tingkat Shotflot )
5. Pengaturan Pembebanan dan line balancing ( beban kerja fisik maupun ental )
6. Pengaturan tata letak dan lintasan kritis untuk merancang atau mengatur tata letak suatu
pabrik baikitu manufactur maupun jasa, di butuhkan informasi yang cukup tentang
perancangan proses kerja. Keterkaitan antara berbagai aktifitas.

00
B.ERGONOMI
Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan
Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara Jika dua kata tersebut digabung menjadi ergonomi, berarti
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaan.
Ergonomik adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji metode atau pola kerja dan bagaimana
meningkatkannya. Ergonomik akan mengkaji dan berusaha mencari kesesuaian antara kondisi fisik
pekerja, lingkungan kerja dan jenis aktivitasnya. Hasilnya dapat berupa desain kerja yang lebih baik
dari metode kerja, perangkat kerja, tempat kerja, dll. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan
ergonomi yang tepat di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas kerja hingga 25%. Memang
ergonomi sangat luas, karena semua jenis dan bentuk pekerjaan akan membutuhkan ergonomi,
demikian pula dengan pekerjaan yang memanfaatkan.

Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang
mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang
diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

Perkembangan Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh
Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan
nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat
dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human
factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada
performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya,
keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang
lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-
benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai
dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya.
Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang
terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat
Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan.
Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi
antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan
suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan Hawthorne Effects (Efek
Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan
menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.

00
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata
bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih
efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan
Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Fokus Utama
Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur
kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan,
fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih
ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-
faktor nonteknis.
2. Tujuan
Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan
aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan
tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan
kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang kemampuan,
keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang
digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan
harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Hal ini
menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan
manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan
pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang
berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang
mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita
dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut.

Bidang kajian Ergonomi


Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama
dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip fitting the task/the
job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian
ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku
manusianya.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang
penyelidikan, yaitu:
1. Penyelidikan tentang Display.
Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan
lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-tanda,
lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya peta suatu kota
dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu,
misalnya speedometer.
2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.
Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan
kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari
perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat
melakukan aktivitasnya.

00
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi
tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan
cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap mempengaruhi tingkah
laku manusia.

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir.
Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam
suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat
meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan
pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam
melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan
manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu
pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian
tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh
bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan
kondisi manusia pekerjanya.

Perancangan atau pengevaluasian sistem kerja dengan hanya memakai pendekatan salah satu
bidang ergonomi tidak akan menghasilkan solusi yang optimal bagi manusia, bidang kajian ergonomi
pada akhirnya terfokus pada perbaikan sistem kerja (SB Hutabarat, 1996) dimana pengertian sistem
menurut pendekatan ergonomi yaitu suatu entitas yang keluar dengan membawa suatu tujuan. Bailey
(1992) mengatakan bahwa konsep suatu sistem adalah:
1. Memiliki tujuan
2. Mengetahui apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
3. Mampu mendesain komponen untuk mencapai tujuan
4. Mengkoordinasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan, sehingga secara menyeluruh,
pendekatan ergonomi terhadap karakteristik suatu sistem adalah bahwa sistem memiliki karakter-
karakter sebagai berikut:
Memiliki tujuan
Memiliki hirarki, dalam arti bahwa jarang ditemukan suatu sistem bersifat independen, namun suatu
sistem pada umumnya adalah bagian dan sistem lain yang lebih besar
Beroperasi dalam suatu lingkungan yang justru dapat mempengaruhi performansi sistem itu sendiri

00
Ergonomi Anthropometri
Istilah antopometri berasal dari kata Anthropos yang berarti manusia dan Metrikos yang
berarti ukuran. Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran,
berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya (Wignjosoebroto,2003).
Selain itu, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), anthropometri adalah satu
kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu: ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu :
o Anthropometri Statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linear pada permukaan tubuh. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya adalah :
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang. Ada saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17
tahun untuk wanita. Ada kecenderung setelah 60 tahun.
Jenis kelamin
Pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
Suku bangsa (etnis)
Sosio ekonomi
Konsumsi gizi yang diperoleh
Pekerjaan
Aktifitas sehari-hari juga berpengaruh.
o Anthropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat
pekerja tersebut melaksakan kegiatannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu :
Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktifitas.
Contohnya : dalam pengukuran performansi atlet.
Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan
tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
Pengukuran variabilitas kerja.
Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau
operator komputer.

Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja


Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis
dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan
secara luas antara lain dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior, mobil, dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja komputer, dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometry akan menentukan bentuk, ukuran
dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus
mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk
hasil rancangannya tersebut.

00
Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh
manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk
atupun fasilitas kerja akan dibuat. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika
tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.

Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama
lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakai data tersebut, yaitu : perancangan fasilitas
berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan,dan perancangan
fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakainya.
Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim.
Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim ini terbagi atas dua yaitu perancangan
berdasarkan individu terbesar (pada penelitian ini berdasarkan data anthropometri terbesar). Kedua
adalah perancangan fasilitas berdasarkan individu terkecil (data anthropometry terkecil).
Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau
bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya.
Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakianya.
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa
disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi
daripada untungnya; artinya hanya sebagain kecil dari dari orang-orang yang merasa enak dan
nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang
berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena terlalu mahal biayanya.

00
BAB III
PENUTUP

A. Harapan
Besar harapan saya untuk kita memahami :
1. Pengetahuan Tentang teknik teknik identifikasi masalah, analisis, perancangan dan
pengukuran system kerja.
2. Pentingnya perancangan sistem yang berpusat pada manusia ( Human Centered Design )
dari suatu Sistem kerja yang terdiri dari manusia, mesin, peralatan dan lingkungan kerja
( Fisik & Psikis ).
3. Pengetahuan tentang Teknik Pengukuran sistem kerja
4. Pengetahuan dinamika perancangan yang ENASE
5. Aplikasi keilmuan analisis perancangan dalam produksi atau jasa perkantoran.

B. Kesimpulan
Dengan diterapkan analisis Perancangan Kerja yang dirancang efektif yakni mampu
menghasilkan output sesuai dengan tujuan yang di terapkan, nyaman, aman, sehat dan efisien.

00
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/176158157?extension=pdf&ft=1399261351&lt
=1399264961&user_id=94338462&uahk=wZY+i8KruDgJAPgMSw8sVFl12Z0

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/30761356?extension=pdf&ft=1399262260&lt=
1399265870&user_id=94338462&uahk=yKafxOAPh3EouYOaSav9aEG6INk

http://faculty.kfupm.edu.sa/SE/atahir/SE%20323/Chapter-3-
Methods_Engineering_and_Operations_Analysis.ppt

http://elista.akprind.ac.id/upload/files/2523_WEB-Joko.ppt

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/470/jbptunikompp-gdl-santosa-23487-2-ptimate-2.pdf

http://aeunike.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/Pertemuan-4-PTI.pdf

http://lms.aau.ac.id/library/ebook/U_15219_10_PB/files/res/downloads/download_0033.pdf

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/86859222?extension=pdf&ft=1399340925&lt=
1399344535&user_id=94338462&uahk=VlTYbZd74vxH6CjF0WFPCGgym3I

1
5

Anda mungkin juga menyukai