DISUSUN OLEH:
Rizky Aditya Pradana (41617010004)
Nabila Sopyan Aisya Putri (41617010017)
Muhammad Abi Haykal (41617010023)
Wulan Dari Mulia (41617010035)
Nabilla Mutiara Nissa (41617010035)
ASISTEN LABORATORIUM:
1. Indah Puspa Murni
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun laporan praktikum Analisis Perancangan Kerja ini dengan
baik walaupun masih banyak kekurangan dan masih belum dapat dikatakan
sempurna. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercucurkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang
bersifat konstruktif demi perbaikan laporan yang kami buat di masa yang akan
datang.
Akhir kata, semoga laporan praktikum yang telah disusun ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA
DESAIN PRODUK
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini bukan hanya perusahaan yang dapat bersaing di dalam bisnis, tetapi
industry rumahan pun dapat ikut bersaing. Oleh karena itu, setiap orang bisa menjadi
pelaku bisnis dan dapat bersaing di dalam dunia bisnis tersebut. Di zaman sekarang
mencari pekerjaan cukup sulit, kecuali orang itu dapat berfikir kreatif dan inofativ.
Dan dapat melihat peluang bisnis yang ada di masyarakat. Akibatnya banyak
pengangguran dimana-mana. Berwirausaha merupakan salah satu usaha untuk
meminimalisirkan pengangguran yang ada di Indonesia saat ini. Salah satu usaha
yang di butuhkan di kalangan masyarakat adalah industry bet ping-pong (tenis meja).
Penggunaan material kayu yang menjadi bahan utama dan keterbatasan jumlah
pekerja (operator) untuk setiap mesin menjadi masalah utama industri rumahan ini.
1.2 Tujuan
2. Untuk mengetahui cara pembuatan peta proses operasi dan peta proses assembly
produk.
3.Untuk mengetahui waktu pengerjaan produk yaitu waktu siklus dan waktu baku
dalam pembuatan produk.
Lokasi : D-207
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kerja
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, pihak manajemen sendiri pun harus
bertanggung jawab untuk mengatasi pemborosan waktu kerja, antara lain yang
disebabkan oleh kurang baiknya penjadwalan/rencana kerja, kebijakan lain yang
harus berperan dalam mengelola sumber daya perusahaan/industri.
Suatu hal penting pada saat berdirinya suatu pabrik baru atau saat penerapan
metode
kerja baru, adalah perlunya mempertimbangkan jangka waktu tertentu yang
diperlukan
oleh tenaga kerja untuk beradaptasi dengan situasi baru. Pada saat tenggang
waktu ini ,
tentunya kecepatan produksi sistem tenaga kerja tersebut relatif lambat
dibandingkan
dengan keadaan normal (keterampilan normal). Pada umumnya, semakin biasa
orang
dengan situasi kerjanya, akan makin cepat kerjanya. Dengan kata lain, makin
pengalaman
dia, akan makin cepat kerjanya. Namun demikian, kecepatan kerja seseorang akan
dibatasi oleh keterampilannya, sehingga pada suatu saat kecepatan kerjanya akan
mencapai titik yang stabil.
Masyarakat Pertanian 8000 SM-1700
Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metoda kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki
suatu metoda kerja, terutama dalam suatu proses produksi adalah sebagai berikut:
jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin,
bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus
disediakan dan lain sebagainya.
Jadi peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh sustu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik.
kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti: transportasi,
operasi mesin, pemeriksaan, perakitan sampai pada akhirnya menjadi produk jadi,
baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.
Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap peta kerja, maka
pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi
akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain
kita bisa menghilangkan operasi-operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan
kerja/proses produksi waktu menunggu antara operasi dan sebagainya. Pada
dasarnya semua perbaikan tersebut. ditujukan untuk mengurangi biaya produksi
secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk
menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan
perbaikan kerja.
Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua
kelompok berdasarkan kegunaan, yaitu:
Dalam hal ini tentunya kita harus membedakan antara kegiatan kerja
keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja
setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya
hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah yang terbatas.
Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan
tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk
membuat produk yang bersangkutan. Hubungan antara kedua macam kegiatan
diatas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa
sistem kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan. Masing-masing peta
kerja yang akan dibahas berikut ini semuanya termasuk dalam kedua kelompok
diatas, antara lain:
TAMPAK SAMPING
TAMPAK BAWAH DARI PEGANGAN
3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Operation Procces Chart
3.2.2 Assembly Proccess Chart
3.2.3 Peta Aliran Proses
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Operation Process Chart
Dalam pembuatan peta proses operasi atau yang sering dikenal dengan OPC
produk kursi yang telah dibuat, maka dapat kita lihat gambaran detail dari proses
pembuatan Bet Tenis Meja, dimana peta tersebut menjelaskan proses-proses apa
saja yang dilakukan dan banyak waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan part
per part dari produk awal hingga proses assembly hingga menjadi finished goods.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4. Untuk mengetahui studi gerakan tangan kanan dan tangan kiri sehingga
dalam penggunaan pengukuran langsung dan tidak langsung dalam
perbaikan cara kerja.
2. Stopwatch
3. Kertas Lembar
4. Alat tulis
LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran Waktu Baku
TABEL 1
Waktu
No Xi^2 (Xi - X ̅) (Xi - X ̅)^2
(Xi)
1 14.55 211.7025 -3.05 9.3025
2 29.06 844.4836 11.46 131.3316
3 13.73 188.5129 -3.87 14.9769
4 12.87 165.6369 -4.73 22.3729
5 23.83 567.8689 6.23 38.8129
6 14.51 210.5401 -3.09 9.5481
7 27.97 782.3209 10.37 107.5369
8 14.39 207.0721 -3.21 10.3041
9 13.83 191.2689 -3.77 14.2129
10 9.83 96.6289 -7.77 60.3729
3466.035
Total 175.74 -1.43 418.7717
7
Rata-rata 17.6
Total Waktu 10
175.74
baut
TABEL 2
SUB RATA-
WAKTU PENYELESAIAN BERTURUT-TURUT TOTAL
GRUP RATA
1 14.55” 29.06” 13.73” 13.87” 23.83” 94.04 18.08
2 14.51” 27.97” 14.39” 13.83” 9.83” 80.53 16.10
a. Standar Deviasi
∑ (Xi− X́ )2
σ=
√ N −1
418.7717
σ=
√√10−1
σ = 46.53019
σ = 6.821
σ
σX =
√n
6.821
σX =
√ 10
σX = 2.157
d. Waktu Siklus
∑ Xi
Ws=
N
175.74
Ws=
10
Ws=17.574
e. Waktu Normal
Kelas Penyesuaian
Superfast 100
Fast + 95
Fast - 90
Excellent 85
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
70
P=
60
P = 1.16
Wn = Ws x P
Wn = 17.574 x 1.16
Wn = 20.3858
f. Waktu Baku
No Faktor Kelonggaran
A Tenaga yang dikeluarkan 0,00 – 6,00
- Dapat diabaikan 3,00
B Sikap Kerja 0,00 – 1,0
- Duduk 1,0
C Gerakan Kerja
- Normal 0
D Kelelahan Mata 7,5 - 12,00
- Pandangan yang terus 9,00
menerus dengan focus
berubah-ubah
E Keadaan suhu tempat kerja 0–5
- Normal 3
F Keadaan Atmosfer
- Baik 0
G Keadaan lingkungan yang
baik
- Bersih, sehat, cerah
dengan kebisingan
rendah 0
H Kebutuhan pribadi 0 – 2,5%
- Pria 0,02
Jumlah 16,02
Wb = Wn + (Wn x i)
Wb = 20.3858 + (20.3858 x 16,02)
Wb = 326.5805
TABEL 1
NO Waktu (Xi) X́ Xi2 Xi- X́ (Xi- X́ )2
-
1 13.78” 14,111 189,8884 0,109561
0,331
-
2 11.25” 14,111 126,5625 8,185321
2,861
-
3 12.44” 14,111 154,7536 2,792241
1,671
-
4 12.89” 14,111 166,1521 1,490841
1,221
5 23.19” 14,111 537,7761 9,079 82,428241
-
6 09.65” 14,111 93,1225 19,900521
4,461
7 17.04” 14,111 290,3616 2,929 8,579041
-
8 13.64” 14,111 186,0496 0,221841
0,471
-
9 12.69” 14,111 161,0361 2,019241
1,421
10 14.54” 14,111 211,4116 0,429 0,184041
02’ 21.11” =
Total 2117,1141 0 125,91089
141.11”
Rata-rata 14.2”
Total waktu 10 02’ 23.64” =
baut 143.64”
TABEL 2
SUB WAKTU PENYELESAIAN BERTURUT- RATA-
TOTAL
GROUP TURUT RATA
1 13.78” 11.25” 12.44” 12.89” 23.19” 73.55” 14.71”
2 09.65” 17.04” 13.64” 12.69” 14.54” 67.56” 13.51”
1. Standar Deviasi
∑ (Xi− X́ )2 125,91089
σ=
√ N −1
=
√ 10−1
= √ 13,99= 3,74
σ 3,74 3,74
σx= = = = 1,184
√ n √ 10 3,16
N ' =1,550025
N’ < N, maka data cukup dan tidak perlu melakukan pengambilan data ulang.
4. Waktu Siklus
Ws=
∑ Xi
N
141,11
Ws=
10
Ws=14,111
5. Waktu Normal
Kelas Penyesuaian
Superfast 100
Fast + 95
Fast - 90
Excellent 85
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
Wn=Ws x P
70
P=
60 Wn = 14,111 x 1,16
P = 1,16 Wn = 16,369
6. Waktu Baku
Wb=Wn+(Wn x i)
No Faktor Kelonggaran
A Tenaga yang dikeluarkan 0,00 – 6,00
- Dapat diabaikan 3,00
B Sikap Kerja 0,00 – 1,0
- Duduk 1,0
C Gerakan Kerja
- Normal 0
D Kelelahan Mata 7,5 - 12,00
- Pandangan yang terus 9,00
menerus dengan focus
berubah-ubah
E Keadaan suhu tempat kerja 0–5
- Normal 3
F Keadaan Atmosfer
- Baik 0
G Keadaan lingkungan yang
baik
- Bersih, sehat, cerah
dengan kebisingan
rendah 0
H Kebutuhan pribadi 0 – 2,5%
- Pria 0,02
Jumlah 16,02
Wb=16,369+(16,369 x 16,02)
Wb=16631,231
TABEL 1
NO Waktu (Xi) X́ Xi2 Xi- X́ (Xi- X́ )2
1 13.22” 16,074 174,7684 -2,854 8,145316
2 27.27” 16,074 743,6529 11,196 125,350416
3 15.51” 16,074 240,5601 -0,564 0,318096
4 07.00” 16,074 49 -9,074 82,337476
5 10.54” 16,074 111,0916 -5,534 30,625156
6 12.79” 16,074 163,5841 -3,284 10,784656
7 21.45” 16,074 460,1025 5,376 28,901376
8 32.17” 16,074 1034,909 16,096 259,081216
9 12.18” 16,074 148,3524 -3,894 15,163236
10 08.61” 16,074 74,1321 -7,464 55,711296
02’ 40.74” =
Total 3200,153 0 616,41824
160.74”
Rata-rata 16.1”
Total
02’ 43.71” =
waktu 10
153.71”
baut
TABEL 2
SUB WAKTU PENYELESAIAN BERTURUT- RATA-
TOTAL
GROUP TURUT RATA
1 13.22” 27.27” 15.51” 07.00” 10.54” 73.54” 14.71”
2 12.79” 21.45” 32.17” 12.18” 08.61” 87.20” 17.44”
a. Standar Deviasi
∑ (Xi− X́ )2 616,41824
σ=
√ N −1
=
√ 10−1
= √ 68,49= 8,28
σ 8,28 8,28
σx= = = = 2,62
√ n √ 10 3,16
N ' =20,376
N’ > N, maka data tidak cukup dan perlu melakukan pengambilan data ulang.
d. Waktu Siklus
Ws=
∑ Xi
N
160,74
Ws=
10
Ws=16,074
e. Waktu Normal
Kelas Penyesuaian
Superfast 100
Fast + 95
Fast - 90
Excellent 85
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
Wn=Ws x P
70
P=
60 Wn = 16,074 x 1,16
P = 1,16 Wn = 18,646
f. Waktu Baku
Wb=Wn+(Wn x i)
No Faktor Kelonggaran
A Tenaga yang dikeluarkan 0,00 – 6,00
- Dapat diabaikan 3,00
B Sikap Kerja 0,00 – 1,0
- Duduk 1,0
C Gerakan Kerja
- Normal 0
D Kelelahan Mata 7,5 - 12,00
- Pandangan yang terus 9,00
menerus dengan focus
berubah-ubah
E Keadaan suhu tempat kerja 0–5
- Normal 3
F Keadaan Atmosfer
- Baik 0
G Keadaan lingkungan yang
baik
- Bersih, sehat, cerah
dengan kebisingan
rendah 0
H Kebutuhan pribadi 0 – 2,5%
- Pria 0,02
Jumlah 16,02
Wb=18,646+ ( 18,646 x 16,02 )
Wb=317,355
Peta Therblig Layout 1
Jara
Waktu Jarak Waktu
No Tangan Kiri Simbol k Simbol Tangan Kanan
(Detik) (cm) (Detik)
(cm)
1 Meraih ring RE 1 25 25 1 RE Meraih baut
Memegang
2 G 0,5 0 0 0,5 G Memegang baut
ring
Membawa Mendekatkan
3 M 0,5 25 25 0,5 M
ring ke baut baut
Meletakan
ring pada
4 P 1 0 0
posisi yang
tepat
Memasukan
ring ke baut
dan A
5 5 0
melepaskan RL
pegangan
pada ring
6 Meraih mur RE 1 25
Memegang
7 G 0,5 0
Mur
Membawa
8 M 0,5 25
mur ke baut
Menempatka
n mur pada
9 P 1 0
posisi yang
tepat
Memasang
mur pada
baut dan A
10 5 0
melepaskan RL
pegangan
pada mur
11 Meraih baut RE 0,5 0
Memegang Melepaskan
12 G 0,5 0 0 0,5 RL
baut baut
13 Meletakan
baut ke RL 1 25
pinggir
Sumarry Tangan Kanan Tangan Kiri
Gerakan Efektif 13 4
Gerakan Tidak efektif 2 -
Total Gerakan 19
Waktu Efektif 16 2,5
Waktu Tidak Efektif 2
Total Waktu 20,5
Jara Jara
Simbo Waktu Waktu
No Tangan Kiri k k Simbol Tangan Kanan
l (Detik) (Detik)
(cm) (cm)
1 Meraih baut RE 2 30 40 2 RE Meraih ring
Memegang
2 G 1 0 0 1 G Memegang ring
baut
Mendekatkan Membawa ring
3 M 1 30 40 1 M
baut ke baut
Meletakan ring
4 0 0 2 P pada posisi yang
tepat
Memasukan ring
ke baut dan
A
5 0 5 melepaskan
RL
pegangan pada
ring
6 25 1 RE Meraih mur
7 0 0,5 G Memegang Mur
Membawa mur
8 25 1 M
ke baut
Menempatkan
9 0 1 P mur pada posisi
yang tepat
Memasang mur
pada baut dan
A
10 0 5 melepaskan
RL
pegangan pada
mur
11 0 1 RE Meraih baut
Melepaskan
12 RL 1 0 0 1 G Memegang baut
baut
13 20 1 RL Meletakan baut
ke pinggir
BAB IV
Waktu assembling 10 produk jadi 175,7 detik 141,1 detik 160,7 detik
Dari ketiga percobaan diatas maka dapat diasumsikan bahwa waktu baku
yangpaling efektif adalah waktu baku pada percobaan ke 3, yaitu dengan waktu
sebesar 317,3 detik. Dan sebaliknya waktu baku yang paling tidak efektif yaitu pada
percobaan 2 dengan waktu sebesar 16631 detik. Dengan demikian sistem kerja
terbaik dari segi waktu baku adalah dengan layout penempatan part sebagai berikut;
mur, ring, baut dan finished goods (layout percobaan 3).
4.2 Analisis Perbandingan Studi Gerakan pada Percobaan 1, 2 dan 3
Dari tabel analisa studi gerakan diatas maka dapat diasumsikan bahwa ketiga
percobaan tersebut memiliki kesamaan pada jumlah gerakan efektif, jumlah gerakan
inefektif, dan selisih gerakan efektif dengan inefektif. Sehingga ketiga percobaan
tersebut pula juga memiliki tingkat kesamaan dalam segi frekuensi gerakan efektif
dan inefektif.
Dari tabel analisa waktu studi gerakan diatas maka dapat diasumsikan bahwa
waktu yang paling efektif adalah waktu pada percobaan studi gerakan 1 dan 3,
dengan total 18,5. Dan sebaliknya, waktu studi gerakan yang paling tidak efektif yaitu
pada percobaan 2 dengan waktu 24,5 detik. Dengan demikian sistem kerja terbaik
dari segi waktu efektif adalah layout pada studi gerakan 1 karena waktu inefektifnya
juga lebih baik dari percobaan 3 meskipun waktu efektifnya sama.
BAB V
5. 2 Saran
1. Kursi Antropometri
3. Meteran
4. Alat tulis dan form data
1. Antropometri Statis
Adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam keadaan diam atau
dalam posisi yang dibakukan. Misalnya tinggi badan, panjang lengan,
tinggi siku, tebal paha, dan lain sebagainya.
2. Antropometri Dinamis
Adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan
bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
selama manusia melakukan pekerjaannya, misalnya ketika memutar stir
mobil, merakit komponen, dan lain sebagainya.
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara
lain (Nurmianto,2003):
1. Umur
2. Jenis kelamin.
3. Suku bangsa dan jenis pekerjaan atau latihan.
4. Posisi Tubuh (posture).
N '=[ S √ N ∑ Xi 2−( ∑ Xi )
∑ Xi ]
N ' :Uji Kecukupan Data
3. Percentile
Perhitungan persentil dilakukan menggunakan besaran 5, 10, 50, 90, 95.
Perhitungan bedasarkan kedua data sumber menggunakan rumus sebagai
berikut:
P5 = Persentil 5th Dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:
P5 = X́ −1,645 σ
P10 = X́ −1,280 σ
P50 = X́
P90 = X́ −1,280 σ
P95 = X́ −1,645 σ
BAB III
OBJEK R1 R2
R1 R2
N (cm) (cm)
Data yang Diukur Simbol
o
Rizky Nabilla
3 Jangkauan tangan JT 78 69
5 Tebal badan TB 15 11
10 Lebar pinggul LP 48 37
11 Tinggi sandaran TS 45 45
12 Panjang sandaran PS 21 16
Panjang jari 1 PJ 1 9 8
∑ ( X́ −Xi)2
σ=
√ N −1
σ : Standar Deviasi
Xi : Data ke−I , dimana Xi berrti R 1 dan R 2
N :Banyak data percobaan
N Std.
Simbol R1 R2 X́ X́ -X1 X́ -X2 ( X́ -X1)2 ( X́ -X2)2 ∑( X́ -xi)2
o Deviasi
1 TBB 171 152 161,5 -9,5 9,5 90,25 90,25 180,5 13,435
2 TJT 212 189 200,5 -11,5 11,5 132,25 132,25 264,5 16,263
5 TB 15 11 13 -2 2 4 4 8 2,828
7 TMD 86 72 79 -7 7 49 49 98 9,899
8 LS 38 32 35 -3 3 9 9 18 4,243
11 TS 45 45 45 0 0 0 0 0 0,000
15 PPL 45 41 43 -2 2 4 4 8 2,828
16 PKL 56 50 53 -3 3 9 9 18 4,243
17 PJ 1 9 8 8,5 -0,5 0,5 0,25 0,25 0,5 0,707
PJ 2 9,5 9 9,25 -0,25 0,25 0,0625 0,0625 0,125 0,354
PJ 3 11 9,5 10,25 -0,75 0,75 0,5625 0,5625 1,125 1,061
PJ 4 10,5 8,5 9,5 -1 1 1 1 2 1,414
PJ 5 8 7,5 7,75 -0,25 0,25 0,0625 0,0625 0,125 0,354
20 PTT 19 15 17 -2 2 4 4 8 2,828
Dalam analisis ini, persentil yang digunakan yaitu P5, P10, P50, P90, dan P95
Std. Persentil
No R1 R2 X́
Deviasi 5 10 50 90 95
1 171 152 161,5 13,435 139,3994 144,3032 161,5 178,6968 183,601
2 212 189 200,5 16,263 173,7474 179,6834 200,5 221,3166 227,253
3 78 69 73,5 6,364 63,03122 65,35408 73,5 81,64592 83,969
4 173,5 151 162,25 15,91 136,0781 141,8852 162,25 182,6148 188,422
5 15 11 13 2,828 8,34794 9,38016 13 16,61984 17,652
6 90 83 86,5 4,95 78,35725 80,164 86,5 92,836 94,643
7 86 72 79 9,899 62,71615 66,32928 79 91,67072 95,284
8 38 32 35 4,243 28,02027 29,56896 35 40,43104 41,980
9 51 44 47,5 4,95 39,35725 41,164 47,5 53,836 55,643
10 48 37 42,5 7,778 29,70519 32,54416 42,5 52,45584 55,295
11 45 45 45 0 45 45 45 45 45,000
12 21 16 18,5 3,536 12,68328 13,97392 18,5 23,02608 24,317
13 25 24 24,5 0,707 23,33699 23,59504 24,5 25,40496 25,663
14 49,5 36 42,75 9,546 27,04683 30,53112 42,75 54,96888 58,453
15 45 41 43 2,828 38,34794 39,38016 43 46,61984 47,652
16 56 50 53 4,243 46,02027 47,56896 53 58,43104 59,980
9 8 8,5 0,707 7,336985 7,59504 8,5 9,40496 9,663
9,5 9 9,25 0,354 8,66767 8,79688 9,25 9,70312 9,832
17 11 9,5 10,25 1,061 8,504655 8,89192 10,25 11,60808 11,995
10,5 8,5 9,5 1,414 7,17397 7,69008 9,5 11,30992 11,826
8 7,5 7,75 0,354 7,16767 7,29688 7,75 8,20312 8,332
18 10 9 9,5 0,707 8,336985 8,59504 9,5 10,40496 10,663
19 13 12 12,5 0,707 11,33699 11,59504 12,5 13,40496 13,663
20 19 15 17 2,828 12,34794 13,38016 17 20,61984 21,652
21 26 21 23,5 3,536 17,68328 18,97392 23,5 28,02608 29,317
22 10,5 9 9,75 1,061 8,004655 8,39192 9,75 11,10808 11,495
23 8 7 7,5 0,707 6,336985 6,59504 7,5 8,40496 8,663
24 14 13 13,5 0,707 12,33699 12,59504 13,5 14,40496 14,663
JUMLAH 1266,5 121,623 1066,43 1110,823 1266,5 1422,177 1466,57
3.2.3 Uji Kecukupan Data
Keterangan
R1 R2 ∑Xi ∑Xi^2 (∑Xi)^2 Z/S N'
1,384 CUKUP
171 152 323 52345 104329 20
1,315 CUKUP
212 189 401 80665 160801 20
1,499 CUKUP
78 69 147 10845 21609 20
1,923 CUKUP
173,5 151 324,5 52903,25 105300,3 20
9,467 TIDAK CUKUP
15 11 26 346 676 20
0,654 CUKUP
90 83 173 14989 29929 20
3,140 TIDAK CUKUP
86 72 158 12580 24964 20
2,938 TIDAK CUKUP
38 32 70 2468 4900 20
2,171 TIDAK CUKUP
51 44 95 4537 9025 20
6,698 TIDAK CUKUP
48 37 85 3673 7225 20
0 CUKUP
45 45 90 4050 8100 20
7,304 TIDAK CUKUP
21 16 37 697 1369 20
0,166 CUKUP
25 24 49 1201 2401 20
9,972 TIDAK CUKUP
49,5 36 85,5 3746,25 7310,25 20
0,865 CUKUP
45 41 86 3706 7396 20
1,281 CUKUP
56 50 106 5636 11236 20
1,384 CUKUP
9 8 17 145 289 20
0,292 CUKUP
9,5 9 18,5 171,25 342,25 20
2,141 TIDAK CUKUP
11 9,5 20,5 211,25 420,25 20
4,432 TIDAK CUKUP
10,5 8,5 19 182,5 361 20
0,416 CUKUP
8 7,5 15,5 120,25 240,25 20
1,108 CUKUP
10 9 19 181 361 20
0,64 CUKUP
13 12 25 313 625 20
5,536 TIDAK CUKUP
19 15 34 586 1156 20
4,526 TIDAK CUKUP
26 21 47 1117 2209 20
2,366 TIDAK CUKUP
10,5 9 19,5 191,25 380,25 20
1,777 CUKUP
8 7 15 113 225 20
0,548 CUKUP
14 13 27 365 729 20
Tinggi TMD 86 72 79
91,6707 3,14
mata 9,899 62,71615 66,32928 79 95,284 98,798 59,202
2 0
7 duduk
Tinggi TS 45 45 45
0,000 45 45 45 45 45,000 0 45 45
11 sandaran
12 Panjang PS 21 16 18,5 3,536 12,68328 13,97392 18,5 23,0260 24,317 7,30 25,572 11,428
sandaran 8 4
Njang PTT 19 15 17
20,6198 5,53
telapak 2,828 12,34794 13,38016 17 21,652 22,656 11,344
4 6
20 tangan
Dalam melakukan uji kecukupan data menggunakan tingkat ketelitian (S) sebesar
10% atau 0,1 (tingkat kepercayaan 95%, maka nilai Z = 2). Perhitungan uji
kecukupan data menggunakan rumus sebagai berikut:
2
Z 2
N '=[S √
N ∑ Xi 2−( ∑ Xi )
∑ Xi ]
N ' :Uji Kecukupan Data
Apabila N’ < N, maka data yang dinyatakan cukup sehingga tidak diperlukan
pengambilan data tambahan untuk mewakili sampel. Sebaliknya jika N’>N maka data
dinyatakan tidak cukup sehingga diperlukan ntuk pengambilan data tambahan
sampel.
Hasil perhitungan uji kecukupan data dapat dilihat dalam tabel berikut:
Keterangan
R1 R2 ∑Xi ∑Xi^2 (∑Xi)^2 Z/S N'
1,384 CUKUP
171 152 323 52345 104329 20
1,315 CUKUP
212 189 401 80665 160801 20
1,499 CUKUP
78 69 147 10845 21609 20
1,923 CUKUP
173,5 151 324,5 52903,25 105300,3 20
9,467 TIDAK CUKUP
15 11 26 346 676 20
0,654 CUKUP
90 83 173 14989 29929 20
3,140 TIDAK CUKUP
86 72 158 12580 24964 20
2,938 TIDAK CUKUP
38 32 70 2468 4900 20
2,171 TIDAK CUKUP
51 44 95 4537 9025 20
6,698 TIDAK CUKUP
48 37 85 3673 7225 20
0 CUKUP
45 45 90 4050 8100 20
7,304 TIDAK CUKUP
21 16 37 697 1369 20
0,166 CUKUP
25 24 49 1201 2401 20
9,972 TIDAK CUKUP
49,5 36 85,5 3746,25 7310,25 20
0,865 CUKUP
45 41 86 3706 7396 20
56 50 106 5636 11236 20 1,281 CUKUP
1,384 CUKUP
9 8 17 145 289 20
0,292 CUKUP
9,5 9 18,5 171,25 342,25 20
2,141 TIDAK CUKUP
11 9,5 20,5 211,25 420,25 20
4,432 TIDAK CUKUP
10,5 8,5 19 182,5 361 20
0,416 CUKUP
8 7,5 15,5 120,25 240,25 20
1,108 CUKUP
10 9 19 181 361 20
0,64 CUKUP
13 12 25 313 625 20
5,536 TIDAK CUKUP
19 15 34 586 1156 20
4,526 TIDAK CUKUP
26 21 47 1117 2209 20
2,366 TIDAK CUKUP
10,5 9 19,5 191,25 380,25 20
1,777 CUKUP
8 7 15 113 225 20
0,548 CUKUP
14 13 27 365 729 20
Pada hasil uji kecukupan data di atas, beberapa dimensi ukuran tidak mencukupi
artinya dibawah jumlah data sehingga perlu ditambahkan responden untuk mencukupi
data pengujian sehingga data yang dihasilkan valid.
R1
R2
Data (cm
Sim (cm) StandarDe
yang ) N’ BKA BKB
X́
bol Nabi viasi
N Diukur Riz
lla
o ky
Jangka JT 78 69 73,5
1,4 86,2 60,77
uan 6,364
99 28 2
3 tangan
Tinggi TM 86 72 79
3,1 98,7 59,20
mata D 9,899
40 98 2
7 duduk
Lebar LS 38 32 35
2,9 43,4 26,51
sandar 4,243
38 86 4
8 an
Lebar LP 48 37 42,5
6,6 58,0 26,94
1 pinggu 7,778
98 56 4
0 l
Tinggi TS 45 45 45
1 sandar 0,000 0 45 45
1 an
Panjan PS 21 16 18,5
g 7,3 25,5 11,42
3,536
1 sandar 04 72 8
2 an
Tinggi TSD 25 24 24,5
0,1 25,9 23,08
1 siku 0,707
66 14 6
3 duduk
Pantat PPL 45 41 43
0,8 48,6 37,34
1 poplite 2,828
65 56 4
5 al
Pantat PKL 56 50 53
1,2 61,4 44,51
1 ke 4,243
81 86 4
6 lutut
Lebar LJ 10 9 9,5
1,1 10,9
1 jari 0,707 8,086
08 14
8 2,3,4,5
Njang PTT 19 15 17
5,5 22,6 11,34
2 telapak 2,828
36 56 4
0 tangan
Tinggi TM 8 7 7,5
1,7 8,91
2 mata K 0,707 6,086
77 4
3 kaki
P5 = X́ −1,645 σ
P10 = X́ −1,280 σ
P50 = Persentil 50th Dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:
P50 = X́
P90 = X́ −1,280 σ
P95 = X́ −1,645 σ
Std. Persentil
No R2 X́
R1 Deviasi 5 10 50 90 95
1 171 152 161,5 13,435 139,3994 144,3032 161,5 178,6968 183,601
2 212 189 200,5 16,263 173,7474 179,6834 200,5 221,3166 227,253
3 78 69 73,5 6,364 63,03122 65,35408 73,5 81,64592 83,969
4 173,5 151 162,25 15,91 136,0781 141,8852 162,25 182,6148 188,422
5 15 11 13 2,828 8,34794 9,38016 13 16,61984 17,652
6 90 83 86,5 4,95 78,35725 80,164 86,5 92,836 94,643
7 86 72 79 9,899 62,71615 66,32928 79 91,67072 95,284
8 38 32 35 4,243 28,02027 29,56896 35 40,43104 41,980
9 51 44 47,5 4,95 39,35725 41,164 47,5 53,836 55,643
10 48 37 42,5 7,778 29,70519 32,54416 42,5 52,45584 55,295
11 45 45 45 0 45 45 45 45 45,000
12 21 16 18,5 3,536 12,68328 13,97392 18,5 23,02608 24,317
13 25 24 24,5 0,707 23,33699 23,59504 24,5 25,40496 25,663
14 49,5 36 42,75 9,546 27,04683 30,53112 42,75 54,96888 58,453
15 45 41 43 2,828 38,34794 39,38016 43 46,61984 47,652
16 56 50 53 4,243 46,02027 47,56896 53 58,43104 59,980
9 8 8,5 0,707 7,336985 7,59504 8,5 9,40496 9,663
9,5 9 9,25 0,354 8,66767 8,79688 9,25 9,70312 9,832
17 11 9,5 10,25 1,061 8,504655 8,89192 10,25 11,60808 11,995
10,5 8,5 9,5 1,414 7,17397 7,69008 9,5 11,30992 11,826
8 7,5 7,75 0,354 7,16767 7,29688 7,75 8,20312 8,332
18 10 9 9,5 0,707 8,336985 8,59504 9,5 10,40496 10,663
19 13 12 12,5 0,707 11,33699 11,59504 12,5 13,40496 13,663
20 19 15 17 2,828 12,34794 13,38016 17 20,61984 21,652
21 26 21 23,5 3,536 17,68328 18,97392 23,5 28,02608 29,317
22 10,5 9 9,75 1,061 8,004655 8,39192 9,75 11,10808 11,495
23 8 7 7,5 0,707 6,336985 6,59504 7,5 8,40496 8,663
24 14 13 13,5 0,707 12,33699 12,59504 13,5 14,40496 14,663
JUMLAH 1266,5 121,623 1066,43 1110,823 1266,5 1422,177 1466,57
Setelah melihat perhitungan diatas dan analisis diatas maka dapat ditarik
kesimpulan pada laporan praktikum ini, berikut ini adalah kesimpulannya :
1. Sebuah pengukuran dimensi harus melalui tahap uji coba kecukupan data
agar dapat mendapatkan hasil dari uji kecukupan data yang nantinya
digunakan sebagai salah satu factor validitas hasil penelitian. Begitu juga
dengan keseragaman data dan persentil.
2. Sebelum membuat produk harusnya dilakukan penelitian antropometri ini
terlebih dahulu supaya produk yang sudah jadi nantinya bisa digunakan
dengan nyaman oleh semua konsumen.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran dari kelompok kami yang nantinya diharapkan dapat
memberikan perbaikan terhadap praktikum ini :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan dan bahan yang digunakan selama praktikum ini antar lain :
3. Stopwatch
Menurut Nitisemito (2001) "Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang diembankan."
a) Penerangan/ Cahaya
b) Suhu Udara
c) Suara Bising
Salah satu populasi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius
bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi,
maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
d) Keamanan Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan
aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk
menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan
Petugas Keamanan (SATPAM).
e) Hubungan Karyawan
f) Temperatur
Temperatur pada tubuh manusia selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit
Muktuasi sekitar 37 derajat celcius terdapat pada otak, jantung dan bagian
dalam perut yang disebut dengan suhu tubuh (core temperature). Suhu inti ini
diperlukan agar alat-alat itu dapat berfungsi normal. Sebaliknya, lawan dari
Core temperature adalah shell temperature, yang terdapat pada otot, tangan,
kaki dan scluruh bagian kulit yang menunjukkan variasi tertentu.
a. Pencahayaan
Sumber-sumber glare:
Untuk dapat melihat objek dengan jelas maka perlu kekontrasan. Kontras
yang kurang berakibat kesulitan untuk melihat benda tersebut, kontras
yang berlebihan pun akan mengakibatkan kesalahan dan kesulitan untuk
melihat objek. Background yang kacau sebaiknya dihindari. Untuk
meningkatkan kekontrasan dapat dilakukan dengan menambah tingkat
terangnya canaya yang dibutuhkan dan juga pemilihan warna yang tepat.
Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih efektif dalam
upaya meningkatkan kemampuan daya lihat Latar belakang daerah kerja
dibuat sesederhana mungkin. Background yang kacau, yang mempunyai
banyak perpindahan seharusnya dihindari dengan menggunakan sekat-
sekat.
Bayang-bayang yang tajam adalah akibat dari sumber cahaya buatan yang
kecil atau cahaya matahari. Secara umum shadow digunakan untuk
inspeksi menunjukkan cacat pada permukaan suatu barang. Dengan
distribusi cahaya yang baik maka akan dapat mengurangi kelelahan pada
mata kita karena harus selalu fokus kepada objek yang dilihat. Banyaknya
cahaya yang dipancarkan dan diperlukan tergantung dengan jenis
pekerjaanyang dilakukan. Pada umumnya distribusi penerangan yang
merata akan dibutuhkan didalam industri, karena ini akan memungkinkan
fleksibilitas dalam lay-out dan akan membantu adanya perataan
uniformitas dari terangnya cahaya. Penerangan yang buruk, adanya
bagian-bagian yang gelap dan bagian-bagian yang terang, adalah kurang
baik
f. Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh telinga.
Dikatakan tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian
tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran
dan menimbulkan kesalahan komunikasi. Dalam kaitan ini kebisingan
memiliki efek yang berbeda terhadap kinerja. Definisi ini dapat meliputi
variasi yang luas dari situasi bunyi yang dapt merusak pendengaran. Suara
radio tetangga bisa anda anggap sebagai bising/mengganggu karena musik
yang mereka senangi itu mungkin tidak cocok dengan kesukaan anda.
Bising juga berasal dari dunia sekitar yang bisa benar-benar merusak indra
pendengaran. Ada pengaruh kebisingan pada produktivitas khususnya
untuk pekerjaan yang rumit dan memerlukan konsentrasi penuh. Ada tiga
aspek yang menetukan atas bunyi yang menentukan tingkat gangguan
terhadap manusia yaitu:
Ujung Steker
121
Baut Persegi
122 SA1
2x proses
Mur Kecil
123
A1
Cover Steker (bawah)
124
KONDISI Baut 1
125 SA2
Mur Besar
Packaging
126
KONDISI 1
KONDISI 1
Suhu = 30 derajat
Pencahayaan = Terang
Kebisingan = 86,2 dB
Waktu
No
(detik)
1 170
2 98
3 159
4 89
5 90
Total 606
Rata-rata 121.2
1. Waktu Siklus
Ws = 121.2
2. Waktu Normal
Indikator Faktor Penyesuaian
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Excellent B1 +0.11
2 Usaha Excellent B2 +0.08
3 Kondisi Kerja Good C +0.02
4 Konsistensi Good C +0.01
Faktor Penyesuaian (P) = 1 + 0.22 = 1.22
Wn = Ws x P
Wn = 121.2 x 1.22
Wn = 147.864
3. Waktu Baku
NO FAKTOR KELONGGARAN
Tenaga Yang Di Keluarkan 0,0 – 6,0
A
*Dapat diabaikan *3
B Sikap Kerja 0,0 – 1,0
*Duduk *1
Gerakan Kerja 0
C
*Normal *0
Kelelahan Mata
7,5 – 12,00
D *Pandangan terus menerus
*9
dengan fokus berubah-ubah
Keadaan Temperatur Tempat
5 – 40
E Kerja
*5
*Tinggi = 30
Keadaan Atmosfer 0
F
*Baik *0
Keadaan Lingkungan Yang Baik 0
G
*Baik *0
Kebutuhan Pribadi 0 – 2,5%
H
*Pria *0,5% = 0,005
Total 18.005
Wb = Wn + (Wn x i)
i = 18.005
Wb = Wn + (Wn x i)
Wb = 147.864 + (147.864 x 18.005)
Wb = 147.864 + 2,662.291
Wb = 2,810.155
KONDISI 2
KONDISI 2
Suhu = 25 derajat
Pencahayaan = Redup
Kebisingan = 87,1 dB
Waktu
No
(detik)
1 94
2 91
3 209
4 92
5 128
Total 614
Rata-
122.8
rata
1. Waktu Siklus
Ws = 122.8
2. Waktu Normal
Indikator Faktor Penyesuaian
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Excellent B1 +0.11
2 Usaha Excellent B2 +0.08
3 Kondisi Kerja Good C +0.02
4 Konsistensi Good C +0.01
Faktor Penyesuaian (P) = 1 + 0.22 = 1.22
Wn = Ws x P
Wn = 122.8 x 1.22
Wn = 149.816
3. Waktu Baku
NO FAKTOR KELONGGARAN
Tenaga Yang Di Keluarkan 0,0 – 6,0
A
*Dapat diabaikan *3
Sikap Kerja 0,0 – 1,0
B
*Duduk *1
Gerakan Kerja 0
C
*Normal *0
Kelelahan Mata
7,5 – 12,00
D *Pandangan terus menerus
*9
dengan fokus berubah-ubah
Keadaan Temperatur Tempat
0–5
E Kerja
*3
*Normal = 25
Keadaan Atmosfer 0
F
*Baik *0
Keadaan Lingkungan Yang Baik 0
G
*Baik *0
Kebutuhan Pribadi 0 – 2,5%
H
*Pria *0,5% = 0,005
Total 16,005
i = 16,005
Wb = Wn + (Wn x i)
Wb = 149.816 + (149.816 x 16.005)
Wb = 149.816 + 2,397.805
Wb = 2,547.621
KONDISI 3
KONDISI 3
Suhu = 20 derajat
Pencahayaan = Gelap
Kebisingan = 85,9 dB
Waktu
No
(detik)
1 90
2 125
3 146
4 79
5 69
Total 509
Rata-rata 101.8
1. Waktu Siklus
Ws = 101.8
2. Waktu Normal
Indikator Faktor Penyesuaian
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Excellent B1 +0.11
2 Usaha Excellent B2 +0.08
3 Kondisi Kerja Good C +0.02
4 Konsistensi Good C +0.01
Faktor Penyesuaian (P) = 1 + 0.22 = 1.22
Wn = Ws x P
Wn = 101.8 x 1.22
Wn = 124.96
3. Waktu Baku
NO FAKTOR KELONGGARAN
Tenaga Yang Di Keluarkan 0,0 – 6,0
A
*Dapat diabaikan *3
Sikap Kerja 0,0 – 1,0
B
*Duduk *1
Gerakan Kerja 0
C
*Normal *0
Kelelahan Mata
7,5 – 12,00
D *Pandangan terus menerus
*9
dengan fokus berubah-ubah
Keadaan Temperatur Tempat
5 – 40
E Kerja
*5
*Tinggi = 20
Keadaan Atmosfer 0
F
*Baik *0
Keadaan Lingkungan Yang Baik 0
G
*Baik *0
Kebutuhan Pribadi 0 – 2,5%
H
*Pria *0,5% = 0,005
Total 18.005
Wb = Wn + (Wn x i)
i = 18.005
Wb = Wn + (Wn x i)
Wb = 124.196 + (124.196 x 18.005)
Wb = 124.196 + 2,236.1489
Wb = 2,360.344
BAB IV
Waktu Suhu
30˚ C
Waktu Siklus 121,2
Waktu Normal 147,864
Waktu Baku 2810,155
25˚ C
Waktu Siklus 122,8
Waktu Normal 149,816
Waktu Baku 2547,621
20˚ C
Waktu Siklus 101,8
Waktu Normal 124,96
Waktu Baku 2360,344
Waktu Suhu
86,2 dB
Waktu Siklus 121,2
Waktu Normal 147,864
Waktu Baku 2810,155
87,1 dB
Waktu Siklus 122,8
Waktu Normal 149,816
Waktu Baku 2547,621
85,9 dB
Waktu Siklus 101,8
Waktu Normal 124,96
Waktu Baku 2360,344
Waktu Suhu
Terang
Waktu Siklus 121,2
Waktu Normal 147,864
Waktu Baku 2810,155
Redup
Waktu Siklus 122,8
Waktu Normal 149,816
Waktu Baku 2547,621
Gelap
Waktu Siklus 101,8
Waktu Normal 124,96
Waktu Baku 2360,344
Cahaya berintensitas rendah atau gelap memiliki waktu siklus pekerjaan sebesar
101,8 atau dikatakan paling cepat. Namun pada tingkat cahay berintesitas sedang dan
tinggi memiliki waktu siklus yang lebih besar dari waktu siklus pada kondisi gelap.
Sehingga dari analisis tersebut, dapat diasumsikan bahwa produktivitas kerja akan
mainimal ketika operator bekerja pada tingkat intensitas cahaya tinggi atau terang.
BAB V
Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisa praktikum, maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi lngkungan kerja baik fisik maupun non fisik sangat
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja terhadap output yang dihasilkan. Agar
output yang dihasilkan maksimal tingkat pencahayaan, kebisingan, dan temperature
lingkungan kerja operator haruslah diperhatikan. Hal tersebut diharapkan akan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga
kerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja.
5.2 Saran
Untuk sarana dan prasarana dalam area praktikum harus lebih ditingkatkan
agar kegiatan praktikum selanjutnya bisa berjalan dengan baik dan relevan dengan
perkembangan jaman. Mulai dari tempat, alat, dan bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum.
BEBAN KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Munandar (2001:381), terdapat dua aspek yang menjadi beban kerja,
yaitu:
Beban kerja berlebihan dan beban kerja yang sedikit dapat berpengaruh
terhadap kinerja pegawai. Pada umumnya pekerjaan yang berlebihan
merupakan hal-hal yang menekan yang dapat menimbulkan ketegangan
(tension).
Tujuan praktikum beban kerja ini adalah untuk mampu mengukur berapa
besar energi yang dikeluarkan dan detak jantung oleh operator pada saat operator
tersebut berjalan di atas treadmill dengan jarak dan perhitungan waktu yang telah
ditentukan.
1. Untuk pengukuran detak jantung setiap 30 second pada saat operator berjalan
di atas treadmill.
2. Untuk mengetahui beban kerja yang dialami operator setelah melakukan
aktivitas fisik diukur dengan pengukuran denyut nadi kerja dan denyut nadi
istirahat.
1. Treadmill
2. Stopwatch
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Beban kerja
Menurut Webster beban kerja sebagai jumlah pekerjaan atau waktu bekerja
yang diharapkan kepada pekerja dan total jumlah pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh suatu departemen atau kelompok pekerja dalam suatu periode
waktu tertentu.
Secara umum beban kerja adalah beban layak pekerjaan yang berlebihan yang
dibedakan menjadi dua beban layak, yaitu beban layak kuantitatif dan beban
layak kualitatif. Beban layak kuantitatif yaitu beban yang terlalu banyak untuk
dikerjakan atau tidak cukup waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
sedangkan beban layak kualitatif yaitu individu merasa kurang memiliki
kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan karena standar yang terlalu tinggi
(Suwanto, 2010).
A. Pengukuran Subjektif
B. Pengukuran Kinerja
C. Pengukuran Fisiologis
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut dengan strain. Strain
akan dinilai baik jika berat kinerjanya subjektif dan objektif, yakni dengan
melakukan perubahan reaksi fisologis. Secara ringkas faktor internal meliputi:
Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,
status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi,
kepercayaan, keinginan dan kepuasan).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang
termasuk beban kerja eksternal adalah:
a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,
sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas
pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, pelatihan atau pendidikan yang
diperoleh, tanggung jawab pekerjaan.
b. Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan
tugas dan wewenang.
(
˚
C
)
3
Ring
0,5 –1,0 11–20 7, 75–100
an
5
3
7,
5
Seda
1,0 –1,5 20 –31 – 100–125
ng
3
8,
0
3
8,
0
Bera
1,5–2,0 31–43 – 125–150
t
3
8,
5
3
8,
Sang 5
at 2,0 –2,5 43 –56 – 150–175
berat 3
9,
0
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat
digunakan untuk penentuan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan
aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang
bersangkutan. Semakin berat beban kerja maka semakin pendek waktu kerja
seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti
atau sebaliknya.
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan
oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembekaran zat dalam
menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
untuk bekerja merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja.
Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan
dari proses pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan
semakin besar pula energi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut maka
besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
menentukan berat ringannya beban kerja.
Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Komsumsi energi diukur
dalam satuan Watt, 1 Watt = 1 Joule/detik, untuk konversi satuan energi setiap
kebutuhan 1 liter oksigen akanmemberikan 4,8 kilo kalori energi yang setara
dengan 20 KJ. Dalam satuan SI didapat 1 kilo kalori = 4,2 kilo joule (KJ).
Konsumsi energi merupakan faktor utama dan tolak ukur yang dipakai
sebagai penentu besar/ringannya kerja fisik dilaksanakan. Proses Metabolisme
merupakan fasa yang penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk
kerja fisik. Besarnya energi yang dihasilkan/dikonsumsi dinyatakan dalam satuan
kilo kalori (Kcal). Untuk kegiatan dengan klasifikasi ringan (berjalan,
berdiri/duduk, berpakaian) memerlukkan tambahan kalori kerja 600-700 Kcal/24
jam. Standar untuk energi Kerja 5.2 Kcal/menit adalah energi maksimum yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan fisik sedang secara terus-menerus.
Kilo
No. Jenis Aktivitas Kalori/Jam/KgBerat
Badan
1 Tidur 0,98
7 Berpakaian 1,69
8 Menyanyi 1,74
10 Mengetik 2,00
24 Berenang 7,14
Kebutuhan kalori untuk kerja sangat ditentukan dengan jenis aktivitas kerja
yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan.
Rata-rata kebutuhan kalori untuk aktivitas lain diluar jam kerja adalah ± 2400
kilo Joule (573 kilo kalori) untuk seorang laki-laki dewasa dan sebesar ± 2000
- 2400 kilo Joule (477- 425 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.
Beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah kilo kalori yang
dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dan beban statis
yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan kerjanya yang dapat
meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih
mudah dan dapat digunakan untuk menghitung indeks beban kerja. Dan salah
satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan
merasakan denyutan pada arteri radialis di pergelangan tangan.
Denyut nadi untuk mengistimasi indeks beban kerja fisik terdiri dari beberapa
jenis yangdidefinisikan oleh Grandjean (1993):
1. Denyut nadi istirahat adalah rata-rata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai
2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja
3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja
Beban Kerja Mental
Selain beban kerja fisik , beban kerja yang bersifat mental harus pula dinilai.
Namun demikian penilaian beban kerja mental tidaklah semudah menilai beban
kerja fisik. Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi
faal tubuh. Secarafisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis
pekerjaan yang ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental juga
lebih rendah. Pada hal secara moral dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas
lebih berat dibandingkan dengan aktivitas fisik, karena lebih melibatkan kerja
otak (white-collar) dari pada kerja otot (Blue-collar).
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena
tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian
pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba,
2000, dalam Prihatini, 2007).
BAB III
Kondisi 1
2. Konsumsi Energi
a. Persamaan 1
Ecost=−1967+ 8.58 HR ( rata−rata ) +2.51 HT + 4.5 A−7.47 RHR +67.8 GEcost=−1967+ 8.
Ecost =−1,320.378 watt
b. Persamaan 2
X ( RHR )=87 bpm
Y ( Istirahat )=1.8041−0.0229038 X + 4.71733 .10−4 . X 2
Y ( Istirahat )=1.8041−0.0229038( 87)+ 4.71733 .10−4 . 872
Y ( Istirahat )=1.8041−1.992+35.705
Y ( Istirahat )=35.5171 kkal/min
3. Waktu Istirahat
Ework−Erec
R=
Ework−Erest
37.050−5
R=
37.050−35.5171
32.050
R=
1.532
R=30 %
KONDISI 2
1. Menentukan HR / Speed
a. Menentukan Max HR
Max HR=220 – 21=199 bpm
b. Menentukan rata-rata HR
Jumlah HR
Rata−Rata HR =
Banyak Data
954
Rata−Rata HR =
10
Rata−Rata HR =95.4 bpm
Karena HR rata-rata berada dalam kisaran 90 – 110 maka pekerjaan yang
dilakukan tergolong sedang.
2. Konsumsi Energi
a. Persamaan 1
Ecost=−1967+ 8.58 HR ( rata−rata ) +2.51 HT + 4.5 A−7.47 RHR +67.8 GEcost=−1967+ 8.5
Ecost=−1,257.138 watt
b. Persamaan 2
X ( RHR )=86 bpm
Y ( Istirahat )=1.8041−0.0229038 X + 4.71733 .10−4 . X 2
Y ( Istirahat )=1.8041−0.0229038( 86)+ 4.71733 .10−4 . 862
Y ( Istirahat )=1.8041−1.9697+34.889
Y ( Istirahat )=34.723 kkal/min
3. Waktu Istirahat
Ework−Erec
R=
Ework−Erest
37.582−5
R=
37.582−34.723
32.582
R=
2.86
R=11.4 %
KONDISI 3
1. Menentukan HR / Speed
a. Menentukan Max HR
Max HR=220 – 21=199 bpm
b. Menentukan rata-rata HR
Jumlah HR
Rata−Rata HR =
Banyak Data
941
Rata−Rata HR =
10
Rata−Rata HR =94.1 bpm
Karena HR rata-rata berada dalam kisaran 90 – 110 maka pekerjaan yang
dilakukan tergolong sedang.
2. Konsumsi Energi
a. Persamaan 1
Ecost =−1967+ 8.58 HR ( rata−rata ) +2.51 HT + 4.5 A−7.47 RHR +67.8 GEcost=−1967+ 8.5
Ecost=−1,395.282 watt
b. Persamaan 2
X ( RHR )=103 bpm
Y ( Istirahat )=1.8041−0.0229038 X + 4.71733 .10−4 . X 2
Y ( Istirahat )=1.8041−0.0229038(103)+ 4.71733 .10−4 .1032
Y ( Istirahat )=1.8041−2.3590+ 44.253
Y ( Istirahat )=43.67 kkal/min
3. Waktu Istirahat
Ework−Erec
R=
Ework−Erest
36.585−5
R=
36.585−43.67
1.585
R=
−7
R=[0.22]%
3.2.2 Perhitungan E-cost Waktu
Data E-Cost dengan HR yang dihitung perwaktu dapat dilihat pada tabel
berikut:
Data Y dengan HR yang dihitung perwaktu dapat dilihat pada tabel berikut:
E-Cost/Waktu
1450
1400
1350
E-Cost/Waktu
1300
1250
1200
1150
SPEED 2 SPEED 3 SPEED 5
Dari hasil praktikum dan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin tinggi speed yang digunakan maka hasil rata-rata denyut jantung
semakin tinggi, dari grafik perbandingan HR dengan E-cost masih terlihat
perbedaann nilai yang signifikan pada setiap speed.
5.2 Saran
1. Operator yang melakukan kerja sebaiknya dipilih yang memilih kondisi stabil
dan fisik yang ideal.
3. Pada saat melakukan kerja, sebaiknya operator fokus pada pekerjaannya, agar
tidak menganggu proses kerjanya yang dapat berakibat juga pada perubahan
denyut jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Kazarian E.A."Work Analisis and Design for Hotel, Restaurants and Institutions" Avi
Publishing Company, Inc. Westport,Connecticut, Michigan.
Rahmania Dwi Astuti dan Irwan Iftadi, 2017, ”Analisis dan Perancangan Sistem
Kerja ", ITB, Bandung.