SISTEM PRODUKSI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Anggota :
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Mata Kuliah Sistem Produksi & Operasi yang dilaksanakan pada
Penyusun Laporan:
Asisten
Mengetahui:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Sistem Produksi & Operasi ini telah diselesaikan oleh kelompok
II, guna memenuhi persyaratan Mata Kuliah Praktek Sistem Produksi & Operasi
MULYADI ILYAS.,SMI.,MM
NIP. 19551112 1987 03 0 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Harapan kami semoga Laporan Praktikum yang telah tersusun ini dapat
ataupun isi dari Laporan Praktikum ini menjadi lebih baik lagi.
yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
Penulis
Kelompok II
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3. Tujuan........................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
2.1. Desain Produk...........................................................................................4
2.2. Peta Proses Operasi (OPC)........................................................................6
2.3. Peta Aliran Proses (FPC)...........................................................................8
2.4. Assembly Process Chart (APC)................................................................9
2.5. Bill of Material (BOM)............................................................................10
2.6. Kanban.....................................................................................................12
2.7. 7 Waste....................................................................................................13
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM..........................................................14
3.1. Alat Yang Digunakan..............................................................................14
3.2. Bahan Yang Dibutuhkan.........................................................................14
3.3. Prosedur Kerja.........................................................................................15
3.4. Flowchart................................................................................................16
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA..............................17
4.1. Rancangan Produk...................................................................................17
4.2. Operation Process Chart (OPC).............................................................22
4.3. Assembly Process Chart (APC)..............................................................22
4.4. Struktur Produk.......................................................................................23
v
4.5. Bill of Material (BOM)...........................................................................23
4.6. Kanban.....................................................................................................24
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN.........................................................25
5.1. Operation Process Chart (OPC).............................................................25
5.2. Assembly Process Chart (APC)..............................................................25
5.3. Bill of Material (BOM)...........................................................................26
5.4. Kanban.....................................................................................................27
5.5. Identifikasi Kendala Yang Dialami Selama Membuat Produk ..............27
BAB VI PENUTUP..............................................................................................29
6.1. Kesimpulan..............................................................................................29
6.2. Saran........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................30
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 12
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 21
Gambar 22
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 7
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 25
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan memanfaatkan tenaga manusia kemudian berubah menggunakan
gergaji tangan. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju,
penggunaan gergaji tangan sudah mulai jarang digunakan dan beralih ke
mesin gergaji.
Ukuran mesin gergaji sangat besar, sehingga akan menyulitkan dalam
pemotongan kayu yang berukuran kecil dan mesin tersebut tidak dapat
digunakan untuk membuat alur. Permasalahan itu disebabkan karena mata
pisau tidak dapat dinaik-turunkan sesuai kebutuhan. Selain itu, ukuran mesin
gergaji yang besar akan menyulitkan pekerja untuk memindah mesin ke suatu
tempat tertentu.
Demikian halnya untuk para pengrajin mebel yang biasanya dijumpai di
pinggir-pinggir jalan. Dengan ukuran bahan dari kayu yang tidak terlalu
besar, maka dibutuhkan alat pemotong kayu yang efektif dan efisien
untuk menunjang hasil produksi. Semakin bertambahnya variasi pekerjaan
yang ada di suatu industri mebel khususnya para pengrajin mebel. pekerjaan
pemotongan kayu yang menuntut adanya perbaikan mutu produksi,
kepresisian dan masih terbatasnya mesin potong yang efisien, maka inovasi
dan modifikasi alat yang ada menjadi suatu perhatian untuk kemajuan ke
depan.
Selain itu, keterbatasan alat potong manual dan mesin-mesin yang telah
ada dalam memproduksi barang serta hasil produksi yang kurang maksimal
menjadi salah satu landasan pendukung untuk memodifikasi mesin yang telah
ada. Produk mebel karya perajin antara lain almari, rak buku, meja, kursi,
meja belajar, meja komputer, bufet dan tempat tidur. Jenis kayu yang sering
digunakan untuk membuat mebel adalah kayu sengon laut, mahoni, durian,
nangka, munggur, sonokeling dan jati. Selain jenis rak buku dan meja belajar,
para pengrajin juga membuat berbagai jenis daun pintu.
Kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap produk mebel yang kian
hari semakin tinggi dan semakin unik menuntut para pengrajin mebel untuk
selalu membuat produk yang kreatif dan minimalis. Hal itu memberikan
ruang peluang untuk para pengrajin yang kreatif. Mulai dari desain dan
2
fungsinya harus multifungsi semua harus kreatif. Maka produk yang selalu
begitu saja akan tertinggal dan kehilangan minat. Jadi, perlu adanya terobosan
inivatif untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat tersebut.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui cara merancang rak pajangan
2. Mengetahui cara pembuatan rak pajangan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
mengumpulkan informasi dari pelanggan dengan mempelajari selera dan
pola pembelian pelanggan. Pembandingan (benchmarking) mempelajari
praktik kerja dari perusahaan terbaik dan membandingkan kinerja diri
dengan kinerja mereka. Reverse engineering adalah metode dengan
membeli produk pesaing dan membongkarnya untuk mempelajari
komponen dan fitur produk.
5
2.2. Peta Proses Operasi (OPC)
Operation process chart (OPC) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku
mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan sejak dari awal sampai
menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat
informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut. Jadi dalam
suatu operation process chart, yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan
operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat
tentang Penyimpanan .
Menurut Wignjosoebroto (2006), peta proses operasi (operation
process chart) atau disingkat OPC adalah peta kerja yang menggambarkan
urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut ke dalam elemen-
elemen operasi secara detail.
Operation Process Chart memiliki beberapa kegunaan yang dapat
dicatat. Kegunaannya adalah bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan
penganggarannya, bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan
menghitung efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan), sebagai alat untuk
menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk menentukan perbaikan cara
kerja yang sedang dipakai, serta sebagai alat untuk latihan kerja.
Operation process chart biasanya dimulai dengan bahan baku
memasuki pabrik dan mengikutinya melalui setiap langkah, seperti
penyimpanan transportasi, inspeksi, operasi mesin, dan perakitan sampai
menjadi sebuah unit atau bagian dari sebuah unit yang akan dirangkai.
Adapun informasi-informasi yang bisa didapatkan dalam peta proses
operasi adalah sebagai berikut:
a. Bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan (dipresentasikan
dengan garis panah horizontal).
b. Operasi yang dibutuhkan pada masing-masing komponen atau bagian
dari bahan baku (dipresentasikan dalam lingkaran).
c. Waktu yang dibutuhkan dalam proses.
d. Alat yang digunakan dalam operasi.
6
Berikut merupakan lambang atau simbol American Society of
Mechanical Engineer (ASME) untuk Operation Process Chart:
Tabel 2. 1 Simbol American Society of Mechanical Engineer
7
2.3. Peta Aliran Proses (FPC)
Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah
– langkah proses secara lebih rinci dan lengkap dari setiap komponen
pembentuk suatu produk. Informasi yang diberikan antara lain yaitu Urutan
Operasi, Pemeriksaan, Transportasi, Menunggu, dan Penyimpanan.
Kegunaan peta aliran proses, adalah:
1. Memberikan informasi aliran bahan atau aktivitas orang mulai awal
masuk proses sampai aktivitas terakhir.
2. Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses.
3. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau orang selama
proses berlangsung.
4. Alat untuk perbaikan proses atau metode kerja.
8
Gambar 2.2. Contoh Peta Aliran Proses Pembuatan Keripik Kentang
9
2.5. Bill of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) suatu barang menunjukkan jumlah setiap jenis
bahan dan bagian barang yang dibutuhkan membuat satu satuan barang jadi
serta jumlah setiap jenis bahan lain dan bagian barang lain yang dibutuhkan
untuk membuat setiap jenis bahan. Karena juga menunjukkan susunan
bahan-bahan dan bagian-bagian barang yang dibutuhkan untuk membuat
suatu barang jadi, BOM ini disebut juga susunan barang (product structure)
atau daftar suku rakitan (assembly parts list). Jumlah dan jenis bagian
barang atau bahan yang ditunjukkan pada satu tingkat adalah jumlah dan
jenis yang dibutuhkan untuk membuat barang atau bagian barang yang
berada satu tingkat di atasnya. Jumlah suatu jenis bahan baku yang
dibutuhkan untuk membuat 1 satuan barang disebut tingkat pemakaian
bahan baku (TPB). Pada beberapa kegiatan pengolahan, suatu bagian barang
dibuat baik untuk diolah kembali dalam membuat bagian barang yang lain
maupun untuk dijual kepada pihak lain. Dalam hal ini bagian barang yang
bersangkutan pada waktu yang bersamaan mempunyai lebih dari satu
kedudukan, sebagai barang setengah jadi dan barang jadi.
Bill of material adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran
beberapa bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi suatu
produk jadi. BOM tidak hanya mengkualifikasikan sebuah produk produk
tapi juga berguna untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai daftar
bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan.
Kegunaan Bill of Material :
10
Sepatu (1)
Sol Dalam
(1)
Sol
Tengah
(1)
Sol
Terluar (1)
Gambar 2.3. Contoh Bill of Material Produk Sepatu
Keterangan :
1. Level 0
Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen
pembentuk dari produk lain.
2. Level 1
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 0.
Pada waktu bersamaan, komponen ini juga merupakan sebuah
produk jadi. Sebagai gambaran, ban mobil juga dapat dijual terpisah
sebagai produk jadi yang siap pakai.
3. Level 2
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 1.
Sebagaimana level 1, komponen pada level 2 juga dapat digumakan
sebagai komponen pembentuk langsung pada level 0 atau sebagai
produk jadi.
4. Level 3
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 2.
Sebagaimana level 2, komponen pada level 3 juga dapat digumakan
sebagai komponen pembentuk langsung pada level 0 atau sebagai
produk jadi.
11
2.6. Kanban
Salah satu teknik penerapan just-in-time (JIT) yang praktis disebut
Kanban. Teknik ini dibuat untuk mengendalikan tingkat persediaan dan
produksi, serta pasokan komponen menurut Junior dan Filho. Menurut
Kumar dan Panneerselvam, Kanban merupakan suatu pendekatan pull
system yang mengandalkan otorisasi sebagai pengendali jumlah produksi
yang akan dilakukan oleh perusahaan, dalam rangka mengendalikan bahan
baku suatu produk berdasarkan peramalan permintaan konsumen. Kanban
merupakan kata dari bahasa Jepang, yang berarti papan tanda. “Kan” berarti
visual, “ban” berarti kartu. Sistem ini menggunakan kartu visual sebagai alat
untuk menyediakan informasi dalam rangka mengatur pergerakan
persediaan dan bahan baku dalam perusahaan. Sistem Kanban ini dibuat
untuk memenuhi kebutuhan spesifik perusahaan, khususnya untuk
meningkatkan visibilitas dan transparansi atas pengendalian persediaan dan
produksi menurut Kouri.
Secara umum, tujuan dari Kanban ini ialah untuk meningkatkan
prediktabilitas dan stabilitas dalam pengendalian persediaan sehingga
menjadi lebih responsif terhadap perubahan di pasar menurut Kniberg.
Menurut Kumar, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mengendalikan sistem Kanban antara lain ialah:
1. Manajemen persediaan,
2. Partisipasi vendor maupun pemasok,
3. Peningkatan dan pengendalian kualitas,
4. Komitmen karyawan dan manajemen tingkat atas.
12
Gambar 2.4. Contoh Kanban
2.7. 7 Waste
Berikut ini adalah tujuh jenis pemborosan yang tidak bernilai tambah
(Besterfield 2004, Hines 2004) dalam (Fadhillah, 2018) :
1. Defect (cacat)
Dapat berupa ketidaksempurnaan produk, kurangnya tenaga kerja pada
saat proses berjalan, adanya proses pengerjaan ulang (rework) dan klaim
dari pelanggan.
2. Waiting (menunggu)
Dapat berupa proses menunggu kedatangan material, informasi,
peralatan,dan perlengkapan. Para pekerja hanya mengamati mesin yang
sedang berjalan atau berdiri menunggu langkah proses selanjutnya.
3. Unnecessary inventory (persediaan yang tidak perlu)
Dapat berupa penyimpanan inventory melebihi volume gudang yang
ditentukan, material yang rusak karena terlalu lama disimpan atau
kadaluarsa.
4. Unappropriate processing (proses yang tidak tepat)
Dapat berupa ketidak sesuaian proses / metode operasi produk yang
diakibatkan oleh penggunaan tool yang tidak sesuai dengan fungsinya
ataupun kesalahan prosedur / sistem operasi.
5. Unnecessary motion (gerakan yang tidak perlu)
Dapat berupa gerakan-gerakan yang seharusanya bisa dihindari, misalnya
komponen dan control yang jauh dari jangkauan, double handling layout
yang tidak standart, operator membungkuk.
6. Transportation (transportasi)
Dapat berupa pemborosan waktu karena jarak gudang bahan baku ke
mesin jauh atau memindahkan material antar mesin atau dari mesin ke
gudang produk jadi.
7. Overproduction (kelebihan produksi)
Dapat berupa produksi barang-barang yang belum dipesan atau produk
yang diproduksi lebih banyak daripada yang dipesan atau dijual.
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
14
h. Multiplex Mekanikal uk. 204x10 cm, Ketebalan 18 mm (2)
i. Lem Fox Kayu 500 gram
j. HPL uk. 4 m
15
3.4. Flowchart
MULAI
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
LANDASAN
METODOLOGI PRAKTIKUM
- Alat yang digunakan
- Bahan yang dibutuhkan
- Prosedur kerja
- Flowchart
KESIMPULAN
SELESAI
16
Gambar 3.1. Flowchart Rak Pajangan
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5
6
4
2
3
17
c. Ukuran Setiap Bagian
Komponen 5 Komponen 6
(62x25x2) (204x10x2)
18
d. Alat dan Bahan
1. Alat
Penggaris Waterpass
Kacamata Safety
19
APD (Alat Pelindung Diri)
2. Bahan
Multiplex Sekrup
Lem Kayu
HPL
20
PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Rak Pajangan
Nomor Peta : 01
Dipetakan Oleh : Kelompok 2 ( Abd. Rais, Alisa Safitri,Cici Permata S, Dodi Efendi, Nur Alifa Barsa )
Tanggal Dipetakan : 2 November 2020
Sekarang Usulan
(224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm)
HPL Papan Rangka Papan Alas 4 (1) Papan Alas 3 (1) Papan Alas 2 (1) Papan Belakang (1) Papan Alas 1 (1)
(204 cm x 10 cm) (62 cm x 25 cm) (82 cm x 25 cm) (104 cm x 25 cm) (162 cm x 25 cm) (124 cm x 25 cm)
10" Perakitan 2
O-14
(Meja Assembly)
ASS - 3
Sekrup 5 cm (2)
10" Perakitan 3
O-19
ASS - 4 (Meja Assembly)
Sekrup 5 cm (2)
10" Perakitan 4
O-24
(Meja Assembly)
ASS - 5
Sekrup 5 cm (24)
Perakitan 5
120" O-29
(Meja Assembly)
ASS - 6
Lem
9000" Perakitan 6
O-33
(Meja Assembly)
RINGKASAN
KEGIATAN JUMLAH WAKTU (MENIT)
Menghaluskan
OPERASI 34 11.378 15" O-34
(Meja Fabrikasi)
PEMERIKSAAN 8 102
5" I-8 Produk Diperiksa
TOTAL 42 11.480
Penyimpanan
21
4.3. Assembly Process Chart (APC)
PETA PROSES OPERASI
Nama Objek : Rak Pajangan
Nomor Peta : 01
Dipetakan Oleh : Kelompok 2 ( Abd. Rais, Alisa Safitri,Cici Permata S, Dodi Efendi, Nur Alifa Barsa )
Tanggal Dipetakan : 2 November 2020
Sekarang Usulan
(224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm) (224 cm x 122 cm)
HPL Papan Rangka Papan Alas 4 (1) Papan Alas 3 (1) Papan Alas 2 (1) Papan Belakang (1) Papan Alas 1 (1)
(204 cm x 10 cm) (62 cm x 25 cm) (82 cm x 25 cm) (104 cm x 25 cm) (162 cm x 25 cm) (124 cm x 25 cm)
10" Perakitan 2
O-14
(Meja Assembly)
ASS - 3
Sekrup 5 cm (2)
10" Perakitan 3
O-19
ASS - 4 (Meja Assembly)
Sekrup 5 cm (2)
10" Perakitan 4
O-24
(Meja Assembly)
ASS - 5
Sekrup 5 cm (24)
Perakitan 5
120" O-29
(Meja Assembly)
ASS - 6
Lem
9000" Perakitan 6
O-33
(Meja Assembly)
RINGKASAN
KEGIATAN JUMLAH WAKTU (MENIT)
OPERASI 6 9.160
PEMERIKSAAN 8 102
5" I-8 Produk Diperiksa
TOTAL 14 9.262
Penyimpanan
22
4.4. Struktur Produk
Rak Pajangan
4.6. Kanban
23
Tabel 4.2. Kanban Rak Pakangan
TO - DO DOING DONE
Perakitan 1 Perakitan 2
Perakitan 3 Perakitan 4
Perakitan 5 Perakitan 6
24
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.
OPERASI 34 11.378
PEMERIKSAAN 8 102
TOTAL 42 11.480
Pada tabel ringkasan Operation Process Chart diatas dapat diketahui jumlah
189,63 menit.
2. Kegiatan pemeriksaan sebanyak 8 dengan waktu selama 102 detik atau 1,7
menit.
25
5.2. Assembly Process Chart (APC)
Tabel 5.2. Ringkasan APC
RINGKASAN
KEGIATAN JUMLAH WAKTU (MENIT)
OPERASI 6 9.160
PEMERIKSAAN 8 102
TOTAL 14 9.262
Pada tabel ringkasan Assembly Process Chart diatas dapat diketahui jumlah
152,66 menit.
1,7 menit.
1. Level 0
2. Level 1
26
b. Papan Belakang dengan quantity sebanyak 1 yang terdapat pada
3. Level 2
4. Level 3
5.
5.4. Kanban
Dari Kanban diatas dapat disimpulka terdapat 12 kegiatan yang telah
dilakukan dalam pembuatan Rak Pajangan yaitu penyiapan alat dan bahan,
pengukuran setiap komponen, penandaan tiap komponen, pemotongan tiap
komponen, penghalusan setiap komponen, kegiatan perakitan sebanyak 6 kali
perakitan, serta kegiatan pemeriksaan.
27
a. Segi produksi
1. Waktu pengerjaan yang lama karena menunggu proses keringnya lem
terlebih dahulu sebelum pemasangan HPL.
2. Bahan yang dipotong tidak sesuai dengan ukuran sehingga
mempersuli dalam pemotongan bahan yang lebih pada produk.
3. Pemasangan HPL yang kurang baik sehingga terdapat gelembung
udara pada produk.
b. Segi praktikan
1. Kurangnya keterampilan sehingga produk yang dihasilkan kurang
rapi.
2. Waktu pegerjaan menjadi lebih lambat karena pembagian tugas yang
kurag baik sehingga waktu produk menunggu terlalu lama.
28
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum diatas adalah sebagai berikut:
Dari hasil praktikum Sistem Produksi dan Operasi, adapun kesimpulannya
yaitu.
a. Dari OPC dapat diketahui jumlah kegiatan operasi dan jumlah kegiatan
menit
102 detik
b. Dari APC dapat diketahui jumlah kegiatan operasi dan jumlah kegiatan
9,262 menit.
6.2. SARAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, yang menjadi saran kelompok
kami yaitu praktikan diharapkan mampu bekerja sama dalam membagi tugas
agar waktu penyelesaian lebih singkat. Praktikan juga diharapkan
29
mengutamakan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam melaksanakan
praktikum.
30
DAFTAR PUSTAKA
Kanban for the shopfloor. (2002). New York: The Productivity Press
Development Team.
Kumar, V., (2010). JIT based quality management: Concepts and Implications in
Indian Context. International Journal of Engineering Science and
Technology. Vol. 2, p. 40-50.
Muhairin (2010. “Desain Produk Pengertian dan Ruang Lingkupnya” Jurnal Seni
kerajinan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyyakarta.
Pardede. P.M., 2003, Manajemen Operasi dan Produksi: Teori, Model, dan
Kebijakan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
31
LAMPIRAN PEMBUATAN RAK PAJANGAN
A. Pembuatan Rak pajangan
32