FPI tampil keras dan tanpa ampun di akar rumput. Organisasi ini
semacam vigilante untuk menegakkan syariat Islam kepada masyarakat. Sikap
kerasnya itulah yang membawanya kepada kontroversi dan bahkan mengantarkan
Rizieq sendiri ke penjara. Dia tercatat dua kali masuk penjara. Pada 2003, Rizieq
dihukum 7 bulan penjara karena melakukan razia tempat-tempat hiburan malam.
Tahun 2008, dia kembali dihukum satu setengah tahun karena dituduh
memerintahkan anggota-anggota FPI untuk membubarkan demonstrasi damai
kelompok Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
pada 1 Juni. Pembubaran berakhir dengan kekerasan serta pemukulan terhadap
aktivis AKKBB. Konsistensi FPI dalam menegakkan syariat, lengkap dengan
segala kontroversinya, membuat organisasi ini dan nama Rizieq dikenal secara
nasional. FPI juga mendirikan cabang-cabang di seluruh Indonesia. Di samping
itu, FPI aktif melakukan pendampingan-pendampingan di kalangan rakyat bawah.
FPI juga aktif untuk hadir dalam situasi bencana.
Namun, ada juga hal yang patut diingat. Rizieq adalah figur sangat
kontroversial dan memecahbelah (divisive). Di samping memiliki pendukung, dia
juga memiliki musuh di hampir setiap tikungan. Menggandeng Rizieq sama
artinya membangun koalisi untuk menentang Rizieq. Jika Pemilu 2019 bisa
dijadikan patokan ukuran, jelas bahwa koalisi yang mungkin terbangun
JAMIL ISMAIL E041181505
DISKUSI DINAMIKA KEKUATAN POLITIK HABIB
RIZIEQ
menentang Rizieq adalah kekuatan yang mayoritas. Rizieq tidak saja sulit diterima
kelompok-kelompok minoritas tetapi juga di sebagian kelompok Islam sendiri.
Atau bisa saja Rizieq menjadi politisi normal. Dia berdiam diri selama
beberapa tahun dan memperkuat organisasinya. Dengan demikian dia menaikkan
daya tawarnya di hadapan para elite. Sungguh saya tidak heran bila suatu saat dia
menjadi salah satu dari elite. Sama seperti KH Ma’ruf Amin sekarang ini.