SISTEM PRODUKSI
DISUSUN OLEH :
KIKI SAPITRI
18TIA404
3A
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Mata Kuliah Sistem Produksi & Operasi yang dilaksanakan pada
tanggal Februari 2021 telah diterima dan disahkan oleh pembimbing.
Penyusun Laporan:
Nim : 18TIA404
Kelas : 3A
Disahkan Oleh :
Asisten
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Sistem Produksi & Operasi ini telah diselesaikan guna memenuhi
persyaratan Mata Kuliah Praktek Sistem Produksi & Operasi (SISPRO) yang
dilaksanakan pada Laboratorium Sistem Produksi & Operasi Politeknik ATI
Makassar.
Penyusun laporan:
Nim : 18TIA404
Kelas : 3A
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh asisten Laboratorium, serta
telah memenuhi syarat untuk seminar praktek.
Menyetujui:
NIP. 198407102009011003
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktikum dari mata kuliah Sistem Operasi.
Harapan saya semoga Laporan Praktikum yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu pedoman bagi para pembacanya, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi dari Laporan Praktikum ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB V PENUTUP.............................................................................................30
5.1 Kesimpulan..........................................................................................30
5.2 Saran.....................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................32
LAMPIRAN.......................................................................................................33
DAFTAR GAMBAR
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses operasi yang dilakukan sehinggga menjadi
produk akhir.
2. Untuk mengetahui proses aliran yang dilakukan sehinggga menjadi produk
akhir.
3. Untuk mengetahui material yang digunakan dalam memproduksi rak buku.
4. Untuk mengidentifikasi waste yang terjadi ketika melakukan proses
produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Desain Produk
Desain produk adalah proses kreasi sebuah produk yang
menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga bermanfaat dan memiliki
nilai tambah bagi masyarakat.
Desain produk adalah konseptualisasi ide tentang produk dan
transformasi ide menjadi kenyataan. Untuk mengubah ide menjadi kenyataan,
sebuah spesifikasi tentang produk disiapkan. Spesifikasi ini disiapkan dengan
mempertimbangkan berbagai kendala seperti proses produksi, harapan
konsumen, dan sebagainya. Dalam tahap desain produk sampai keputusan
akhir mengenai produk, setiap aspek produk dianalisis. Keputusan ini dapat
berupa aspek apa pun yang terkait dengan produk, misalnya dimensi dan
toleransi, jenis bahan untuk setiap komponen, dan sebagainya.
Konsep desain produk secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengembangan (Research & Development) : penelitian
adalah dasar untuk pencarian pengetahuan baru. Meskipun tidak
berpengaruh secara langsung, tetapi berdasarkan penelitian, produk baru
dapat dikembangkan di masa depan. Penelitian dapat diterapkan untuk
mengembangkan produk secara komersial.
2. Rekayasa terbalik : adalah proses pembongkaran suatu produk, memahami
desainnya dan mengembangkan suatu produk yang lebih baik dari pada
yang sudah ada.
3. Penggunaan sistem perangkat lunak untuk mengembangkan model
terkomputerisasi dari produk baru dan menganalisis parameter desainnya.
4. Perlu pendekatan secara sistematik untuk mengintegrasikan semua proses
desain produk dan proses-proses pendukungnya. Desainer harus
memperhatikan dan mempertimbangkan semua aspek siklus hidup produk,
termasuk di dalamnya aspek kualitas, biaya, jadwal dan kebutuhan
konsumen. Untuk itu perlu adanya pengembangan konsep pasar, desain
produk, pengembangan proses pembuatan, pemilihan dan pengaturan bahan
untuk desain baru yang dilakukan oleh tim berbeda pada saat yang sama.
Sehingga menghemat banyak waktu untuk mengembangkan produk baru.
Dalam praktiknya, berbagai konsep digabungkan dan diterapkan bersama
untuk merancang produk baru.
2.5 Kanban
Kanban dalam bahasa jepang berarti “Visual record or signal”. Sistem
produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk
kartu atau peralatan lainnya seperti bendera, lampu dan lain-lain. Sistem
kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan
“produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu
yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara
perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk
mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran
material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk
memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material
atau komponen tertentu.
Persiapan Pra Kanban
Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan
dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-
persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi
Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi
dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal
tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan. Pelancaran
produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi
produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan
harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari
dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam
pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan
produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu
siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP
dapat berkurang.
2. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase
penyiapan, yaitu:
a. Fase Penyiapan Eksternal: Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah
mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.
b. Fase Penyiapan Internal: Fase dimana pekerja harus memusatkan
perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan
perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.
3. Tata Letak Proses
Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk
melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda
(multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda.
Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani
beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses
akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya
masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk
akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.
4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi
Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja
yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda.
Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan
oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya.
Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena
setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.
5. Autonomasi
Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah
diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk.
Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir
ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian
mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem
Kanban.
6. Aktivitas Perbaikan
Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi
yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan
baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan
mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus
Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang
mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus
menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian
produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai
pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan
mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku,
komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada
di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan
perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat
diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan
tingkat persediaan.
Menurut Kumar, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mengendalikan sistem Kanban antara lain ialah:
1. Manajemen persediaan,
2. Partisipasi vendor maupun pemasok,
3. Peningkatan dan pengendalian kualitas,
4. Komitmen karyawan dan manajemen tingkat atas.
2.6 Seven Waste
Waste atau sering disebut dengan Muda dalam bahasa Jepang merupakan
sebuah kegiatan yang menyerap atau memboroskan sumber daya seperti
pengeluaran biaya ataupun waktu tambahan tetapi tidak menambahkan nilai
apapun dalam kegiatan tersebut. Menghilangkan Waste (Muda) merupakan
prinsip dasar dalam Lean Manufacturing. Konsep Penghilangan Waste
(Muda) ini harus diajarkan ke setiap Anggota organisasi sehingga Efektifitas
dan Efisiensi kerja dapat ditingkatkan.
Terdapat 7 Macam Kategori Waste yang sering terjadi dalam industri
Manufacturing, diantaranya:
1. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)
Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang
berbentuk Finished Goods (Barang Jadi) maupun WIP (Barang Setengah
Jadi) tetapi tidak ada order/pesan dari Customer. Beberapa Alasan akan
adanya Overproduction (kelebihan Produksi) antara lain Waktu Setup
Mesin yang lama, Kualitas yang rendah, atau pemikiran “Just in case” ada
yang memerlukannya.
2. Waste of Inventory (Inventori)
Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah Akumulasi
dari Finished Goods (Barang Jadi), WIP (Barang Setengah Jadi) dan Bahan
Mentah yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan
tempat penyimpanan, Modal yang besar, orang yang mengawasinya dan
pekerjaan dokumentasi (Paparwork).
3. Waste of Defects (Cacat/Kerusakan)
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya
kerusakkan (defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan
biaya tambahan yang berupa biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan
dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya.
4. Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi
yang buruk, peng-organisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga
memerlukan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat
lainnya. Contohnya Letak Gudang yang jauh dari Produksi.
5. Waste of Motion (Gerakan)
Waste atau Pemborosan yang terjadi karena Gerakan-gerakan Pekerja
maupun Mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk tersebut. Contohnya peletakan komponen yang jauh dari
jangkauan operator, sehingga memerlukan gerakan melangkah dari posisi
kerjanya untuk mengambil komponen tersebut.
6. Waste of Waiting (Menunggu)
Saat Seseorang atau Mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut
disebut menunggu. Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak
seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus mengunggu
untuk melakukan pekerjaannya, Adanya kerusakkan Mesin, supply
komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu
keputusan atau informasi tertentu.
7. Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)
Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang
diproduksi maupun customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah
ini merupakan pemborosan atau proses yang berlebihan. Contohnya: proses
inspeksi yang berulang kali, proses persetujuan yang harus melewati
banyak orang, proses pembersihan. Semua Customer menginginkan produk
yang berkualitas, tetapi yang terpenting adalah bukan proses Inspeksi
berulang kali yang diperlukan tetapi bagaimana menjamin Kualitas Produk
pada saat pembuatannya. Yang harus kita lakukan adalah Carikan Root
Cause (akar penyebab) dari suatu permasalahan dan ambilkan tindakan
(countermeasure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat Yang Digunakan
Berikut alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Rak Buku, yaitu:
1. Penggaris 2 buah
2. Pensil 2 buah
3. Gunting 1 buah
4. Pisau Cutter 1 buah
5. Lem tembak 1 buah