LAPORAN AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Akademik Mata Kuliah
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi pada Program Studi Teknik
Industri
Fakultas Teknik Universitas Widyatama
Disusun Oleh:
Febrilian Arief S 0517104062
Hari Fadlisyah 0517104061
Niken Septiani K 0517104057
Oleh:
Mengesahkan,
Instruktur Praktikum Sistem Kerja dan Ergonomi
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Semester Genap.
Laporan ini kami susun dengan maksimal dan memperoleh bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusuna Laporan Akhir Semester
Genap hingga terselesaikan. Oleh karena itu, tak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam
penyusunan Laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan terhadap Laporan
yang kami susun baik dari tata bahasa maupun dari proses penyusunannya. Untuk itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik sehingga dapat
memperbaiki Laporan ini. Akhir kata, kami berharap semoga Laporan ini dapat
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i
2.1.3 NIOSH...................................................................................................... 8
ii
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
iii
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
iv
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Coupling Multiplier ........................................................................... 16
Tabel 2.2 Frekuency Multiplier ......................................................................... 16
Tabel 2.3 Klasifikasi Beban Kerja ..................................................................... 22
Tabel 2.4 Klasifikasi Konsumsi Oksigen dan Denyut Jantung ........................... 23
Tabel 2.5 Kebutuhan Kalori Berdasarkan Beban Kerja ...................................... 25
Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Warna pada Display ................................ 35
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Kekuatan Tarik Tubuh .................................. 43
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Kekuatan Tarik Tangan ................................. 43
Tabel 4.3 Data Pengukuran Posisi 1 .................................................................. 44
Tabel 4.4 Data Pegukuran Posisi 2 .................................................................... 45
Tabel 4.5 Data Aktivitas Treadmill 2 menit ....................................................... 46
Tabel 4.6 Data Aktivitas Angkat Beban ............................................................. 46
Tabel 4.7 Kondisi Ruangan ............................................................................... 47
Tabel 4.8 Jumlah Kata Penulisan Artikel ........................................................... 48
Tabel 4.9 Pengolahan Data Tredmill 2km/jam ................................................... 56
Tabel 4.10 Pengolahan Data Treadmill 4km/jam ............................................... 58
Tabel 4.11 Pengolahan Data Angkat Beban 3kg ................................................ 59
Tabel 4.12 Pengolahan Data Angkat Beban 5kg ................................................ 61
Tabel 4.13 Bobot NASA-TLX Kondisi 1 ............................................................. 67
Tabel 4.14 Bobot NASA-TLX Kondisi 2 ............................................................. 67
Tabel 4.15 Perhitungan Score Kondisi 1 ............................................................ 67
Tabel 4.16 Perhitungan Score Kondisi 2 ............................................................ 68
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Kekuatan Tarik Tubuh ........................................... 70
Tabel 5.2 Hasil Recommended Weight Limit ...................................................... 70
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Akhir Tabel RULA ................................................ 71
Tabel 5.4 Analisis Aktivitas Treadmill .............................................................. 71
Tabel 5.5 Analisis Aktivitas Angkat Beban ....................................................... 72
vii
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Score RULA .................................................................................. 18
Gambar 2.2 Pembagian Warna dan Panjang Gelombang................................... 35
Gambar 2.3 Speedometer .................................................................................. 36
Gambar 2.4 Peta ............................................................................................... 37
Gambar 2.5 Display Kualitatif .......................................................................... 37
Gambar 2.6 Display Kuantitatif ........................................................................ 38
Gambar 4.1 Posisi Awal 1 ................................................................................ 43
Gambar 4.2 Posisi Akhir 1................................................................................ 43
Gambar 4.3 Posisi Awal 2 ................................................................................ 44
Gambar 4.4 Posisi Akhir 2................................................................................ 44
Gambar 4.5 Tampak Samping Postur Tubuh Operator ...................................... 45
Gambar 4.6 Tampak Depan Postur Tubuh Operator.......................................... 45
Gambar 4.7 Contoh Artikel .............................................................................. 47
Gambar 4.8 Hasil Penulisan Artikel Kondisi 1 .................................................. 47
Gambar 4.9 Hasil Penulisan Artikel Kondisi 2 .................................................. 48
Gambar 4.10 Lokasi Penempatan Display......................................................... 49
Gambar 4.11 RULA Employee Assesment Worksheet ........................................ 54
Gambar 4.12 Grafik Konsumsi Energi Treadmill 2km/jam ............................... 57
Gambar 4.13 Grafik Knsumsi Energi Treadmill 4km/jam ................................. 59
Gambar 4.14 Grafik Konsumsi Energi Beban 3kg ............................................ 61
Gambar 4.15 Grafik Konsumsi Energi Beban 5kg ............................................ 63
Gambar 4.16 Grafik Jumlah Kata Benar vs Suhu .............................................. 63
Gambar 4.17 Grafik Jumlah Kata Benar vs Intensitas Cahaya ........................... 64
Gambar 4.18 Grafik Jumlah Kata Benar vs Intensitas Suara ............................. 64
Gambar 4.19 Grafik Jumlah Kata Benar vs Kelembapan .................................. 65
Gambar 4.20 Tampilan Display ........................................................................ 69
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Biomekanika digunakan untuk mengurangi keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktivitas kerja dapat meningkat. Biomekanika bermanfaat juga untuk melakukan
penilitian mengenai manual material handlingyang nantinya akan berguna untuk
mengurangi keluhan pada sistem kerangka otot. Praktikum biomekanika dilakukan
dengan cara pengangkatan beban yang dilakukan oleh operator. Praktikum modul 1
tentang biomekanika dan postur kerja ini praktikan akan melakukan pengamatan
terhadap 3 aktivitas. Aktivitas yang pertama yaitu kegiatan tarik tubuh dari 2 derajat
yang berbeda. Aktivitas kedua yaitu angkat beban dan yang ketiga yaitu aktivitas
yang akan dihitung skor RULA nya. Dari aktivitas tersebut kemudian dihitung
Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) dengan metode NIOSH,
serta pengukuran Rapid Upper Limb Assesment (RULA).
1
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
energi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas tidaklah sama antar satu dengan
lainnya. Besarnya energi yang dibutuhkan tergantung pada besar beban kegiatan yang
dilakukan dan kemampuan fisikdari masing-masing individu.
Berbagai metode digunakan untuk mengukur beban kerja fisik dan mental.
Pengukuran beban kerja mental salah satunya yaitu dengan metode NASA-TLX.
Pengukuran menggunakan metode ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada
2
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
kondisi kerja berdasarkan beberapa faktor sehingga didapatkan hasil yang berupa
persentasi beban mental atau faktor psikologis pekerja.
Praktikum modul 3 tentang lingkungan kerja fisik dan beban mental kali ini praktikan
melakukan pengamatan pekerjaan penulisan artikel dalam dua kondisi yang berbeda.
Lingkungan kerja yang memengaruhi pekerjaan ini yaitu suhu ( oC), kelembapan (%),
intensitas suara (dB) dan intensitas cahaya (Lux). Metode ini dapat diketahui beban
mental seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan.
3
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
1. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja dengan metode
biomekanika dan postur kerja.
2. Mampu mengaplikasikan metode Recommended Weight Limit (RWL) dalam
menghitung beban kerja dan menghitung lifting index(LI)
3. Mampu menghitung skor postur kerja menggunakan metode RULA.
4
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
1. Mahasiswa dapat membuat display yang dapat menyampaikan pesan dari display
tersebut.
2. Mahasiswa dapat membuat dispay dengan rancangan yang dapat dimengerti oleh
penerima.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
7
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
adalah perputaran bagian tengah (menuju ke dalam) dari anggota tubuh. Supination
adalah perputaran ke arah samping (menuju keluar) dari anggota tubuh.
2.1.3 NIOSH
NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga
yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika. NIOSH telah
melakukan analisis terhadap faktor–faktor yang berpengaruh terhadap biomekanika
yaitu:
1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:
a. Jarak horizontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.
b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.
c. Sudut pemindahan beban dari posisi sagital (posisi pengangkatan tepat depan
tubuh).
3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan permenit untuk
pemindahan berfrekuensi tinggi.
4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu
pencatatan.
Banyaknya pekerjaan yang berbahaya dan menimbulkan cedera pada tahun 1970-an
mendorong sekumpulan orang dari berbagai disiplin ilmu yakni epidemiologi,
kedokteran, industri, keamanan, psikologi, teknik, kimia, dan statistik untuk
membentuk suatu organisasi yang dapat membantu memastikan keamanan dan
keselamatan kondisi kerja operator. Sebagai realisasinya kemudian dibuatlah
Occupational Safety and Health (OSH) Act yang menjadi dasar terbentuknya NIOSH
(National Institute of Occupational Safe and Health) yang ditandatangani oleh
Presiden Richard M. Nixon, pada tanggal 29 Desember 1970.
8
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH
berlaku pada keadaan:
1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun
pengurangan beban di tengah-tengah pekerjaan.
2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk.
5. Tempat kerja tidak sempit.
Menurut Wickens (2004) dalam pengaplikasiannya ternyata formula NIOSHLifting
Equation memiliki keterbatasan. Formula yang dikembangkan pada tahun 1981
tersebut hanya dapat diaplikasikan pada aktivitas pengangkatan yang simetris atau
pada aktivitas pengangkatan yang di dalamnya tidak meliputi adanya putaran pada
tubuh, selain itu pada formula tersebut belum mempertimbangkan tentang coupling.
Setelah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan yang ada, maka formula NIOSH
Lifting Equation dikembangkan lebih lanjut menjadi formula baru.Formula tersebut
bernama RWL (Recommended Weight Limit).RWL dapat digunakan untuk aktivitas
pengangkatan yang lebih beragam.Berikut rumus matematis RWL menurut Wickens
(2004).
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan:
RWL = Recommended Weight Limit
LC = Konstanta berat beban
HM = Faktor pengali horizontal
VM = Faktor pengali vertikal
DM = Faktor pengali jarak
AM = Faktor pengali sudut
FM = Faktor pengali frekuensi
CM = Faktor pengali coupling
9
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
10
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Keterangan:
LI = Lifting Index
RWL = Recommended Weight Limit
Pengertian mengenai nilai Lifting Index (LI)
a. Ketika nilai LI > 1
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan resiko cedera (low back pain) pada
beberapa pekerja
b. Ketika nilai LI > 3
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan resiko cedera (low back pain) pada
banyak pekerja
Jadi untuk nilai LI > 1 kondisi yang hanya untuk beberapa pekerja dan untuk LI > 3
kondisi kepada banyak pekerja.
11
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
12
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah
gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan untuk:
1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran
kemungkinan resiko cedera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh
bagian atas.
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan
melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan
kelelahan otot.
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih
luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan
organisasional
RULA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus.Ini memudahkan peneliti
untuk dapat dilatih dalam melakukan pemeriksaan dan pengukuran tanpa biaya
peralatan tambahan.Pemeriksaan RULA dapat dilakukan di tempat yang terbatas
tanpa mengganggu pekerja.Pengembangan RULA terjadi dalam tiga tahap. Tahap
pertama adalah pengembangan untuk perekaman atau pencatatan postur kerja, tahap
kedua adalah pengembangan sistem penskoran (scoring) dan ketiga adalah
pengembangan skala level tindakan yang memberikan suatu panduan terhadap level
resiko dan kebutuhan akan tindakan untuk melakukan pengukuran yang lebih
terperinci.
Terdapat 5 faktor eksternal yang dapat menjadi faktor resiko yang berhubungan
dengan terjadinya cedera pada tubuh bagian atas, yaitu:
1. Jumlah gerakan
2. Kerja otot statis
3. Beban
4. Dimensi peralatan
5. Lama kerja tanpa istirahat
Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap individu pekerja antara lain:
1. Postur tubuh
2. Kecepatan gerakan
13
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
3. Akurasi gerakan
4. Frekuensi dan lamanya delay
5. Umur dan pengalaman
6. Faktor sosial
Oleh sebab itu, RULA didesain untuk membahas faktor- faktor resiko di atas terutama
pada 4 faktor eksternal pertama. Adapun tujuan dari metode ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode yang dapat dengan cepat mengurangi resiko cedera pada pekerja,
khususnya yang berkaitan dengan tubuh bagian atas.
2. Mengidentifikasikan bagian tubuh yang mengalami kelelahan dan kemungkinan
terbesar mengalami cedera.
3. Memberikan hasil analisa dan perbaikan.
Terdapat 3 langkah untuk mendapatkan hasil dari metode RULA:
1. Merekam postur tubuh ketika sedang bekerja.
Bagian tubuh yang dianalisa meliputi: lengan (lengan atas), siku tangan (lengan
bawah), pergelangan tangan, leher, trunk dan kaki. Pada langkah ini, peneliti
merekam dan memasukkan data postur tubuh pekerja pada software RULA,
kemudian dari data tersebut dapat diketahui bagian tubuh yang mempunyai
kemungkinan terbesar mengalami cedera.
2. Menghitung nilai
Data hasil rekaman yang telah dimasukkan software, dihitung nilainya untuk
masing-masing bagian tubuh.
3. Action Level
Dari hasil nilai yang didapatkan, kemudian diklasifikasikan menurut action level.
14
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
15
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
caratidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi
kimia dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang
dikeluarkan oleh paru-paru. Penentuan konsumsi energi biasa digunakan parameter
indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung.Indeks ini merupakan perbedaan
antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut
jantung pada saat istirahat.
Untuk merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan heart rate
(denyut jantung), dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energy
expenditure dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi.
Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka
konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis
sebagai berikut:
KE = Et – Ei
Dimana:
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
Klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis terlihat pada tabel berikut:
16
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
17
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
18
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
19
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
20
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
21
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut
dapat berupa beban fisik maupun beban mental.
Menurut sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja diterima oleh seseorang harus
sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun
keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur (1984)
bahwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya
dan sangat tergantung dari tingkatan keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi,
jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerjaan yang bersangkutan.
22
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
23
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
1. Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu lama.
2. Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab besar.
3. Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton.
4. Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang terisolasi
dengan orang lain.
Beban kerja yang bersifat mental harus pula dinilai, selain beban kerja fisik. Penilaian
beban kerja mental tidaklah semudah menilai beban kerja fisik. Pekerjaan yang
bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi faal tubuh. Secara fisiologis,
aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis pekerjaan yang ringan sehingga
kebutuhan kalori untuk aktivitas mental juga lebih rendah. Padahal secara moral dan
tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih berat dibandingkan dengan aktivitas
fisik, karena lebih melibatkan kerja otak (white-collar) dari pada kerja otot (Blue-
collar).
Dewasa ini aktivitas mental lebih banyak didominasi oleh pekerja-pekerja kantor,
supervisor dan pimpinan sebagai pengambil keputusan dengan tanggung jawab yang
24
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
lebih besar. Menurut Grandjean (1993) setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan
unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh
organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang
lampau. Masalah yang terjadi pada manusia adalah kemampuan untuk memanggil
kembali atau mengingat informasi yang disimpan.
Proses mengingat kembali ini sebagian besar menjadi masalah bagi orang tua. Semua
orang tahu bahwa orang tua kebanyakan mengalami penurunan daya ingat, demikian
itu penilaian beban kerja mental lebih tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat
ketelitian, kecepatan maupun konstansi kerja, sedangkan jenis pekerjaan yang lebih
memerlukan kesiapsiagaan tinggi seperti petugas air traffic controllers di bandar
udara sangat berhubungan dengan pekerjaan mental yang memerlukan konsentrasi
tinggi. Semakin lama orang berkonsentrasi maka akan semakin berkurang tingkat
kesiapsiagaannya. Maka uji yang lebih tepat untuk menilai kesiapsiagaan tinggi
adalah tes ‘waktu reaksi’, dimana waktu reaksi sering dapat digunakan sebagai cara
untuk menilai kemampuan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan mental.
25
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Rendah Tinggi
0 100
b. Physical Demand (PD)
Seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan dengan indeks:
Rendah Tinggi
0 100
c. Temporal Demand (TD)
Seberapa besar tekanan yang dirasakan yang berkaitan dengan waktu untuk
melakukan pekerjaan dengan indeks:
Rendah Tinggi
0 100
d. Performance (OP)
Seberapa besar tingkat keberhasilan dalam pekerjaan dengan indeks:
Rendah Tinggi
0 100
e. Frustation Level (FR)
Seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang dirasakan dalam
melakukan pekerjaan dengan indeks:
Rendah Tinggi
0 100
f. Effort (EF)
Seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan indeks:
Rendah Tinggi
0 100
26
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
27
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Menurut Nurmianto untuk membuat atau menentukan suatu display ada 3 hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan display. Di bawah ini adalah kriteria dasar
dalam pembuatan display, yaitu sebagai berikut:
a) Pendeteksian
Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau fungsinya.
Pada visual display harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum penggunaan roda
setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar, contohnya bel
kebakaran.
b) Pengenalan
Tahap pendeteksian selanjutnya pesan dari display tersebut harus bisa dibaca ataupun
didengar oleh panca indera manusia.
c) Pemahaman
Pembuatan display tidak cukup hanya memenuhi 2 kriteria diatas, display yang baik
harus dapat dipahami dengan sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang disampaikan
oleh display tersebut.
Menurut Barrier pemahaman terhadap display dibagi menjadi 2 level yaitu:
1. Kata-kata atau simbol yang digunakan dalam display mungkin terlalu sulit untuk
dipahami oleh pengguna atau pekerja, contohnya “VELOCITY” dan “COOLANT”
mungkin kurang bisa dipahami daripada “SPEED” dan “WATER”.
2. Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki kesulitan
dalam memahami kata-kata dasar.
28
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
29
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
1. Proximity, jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan
saling memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan.
2. Similarity, menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan
bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah
display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
3. Symetry, menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya
elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk
simetrikal. Tulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity, menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif
menjadi satu kesatuan yang utuh
30
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
31
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
ataupun analog untuk suatu visual display. Analog Indikator: Posisi jarum
penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, analog
indikator dapat ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif (misal
merah berarti berbahaya). Digital Indikator: Cocok untuk keperluan pencatatan
dan dapat menggunakan Electromecemichal Courtious.
32
BAB III
FLOWCHART KEGIATAN PRAKTIKUM
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS
33
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
34
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
tersebut ialah suhu, kelembapan, intensitas cahaya dan intensitas suara. Data-data
yang telah terkumpul tersebut akan menjadi dasar pengolahan data.
D. Sistem Penginderaan dan Informasi
Praktikum modul 4 tentang Sistem Penginderaan dan Informasi ini praktikan
melakukan peancangan pembuatan display. Data yang diumpulkan berupa rencana
lokasi penyimpanan display serta jarak pandang yang ingik dicapai dalam pembuatan
display. Data-data tersebut nantinya akan menjadi dasar pengolahan.
35
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
faktor lingkungan yaitu suhu, kelembapan, intensitas cahaya dan intensitas suara.
Dilakukan juga perhitungan bobot NASA-TLX dan perhitungan faktor psikologi untuk
mengtahui apakah lingkungan fisik memengaruhi pekerjaan yang dilakukan atau
tidak.
D. Sistem Penginderaan dan Informasi
Pengolahan data pada modul 4 tentan Sistem Penginderaan dan Informasi ini terdiri
dari beberapa data yang diolah. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan kemudian
diolah menjadi tingi dan lebar huruf yang akan digunakan pada display yang akan
dibuat. Pemilihan warna yang sesuai juga dilakukan pada tahap pengolahan data ini.
3.2.4 Analisis
Analisis data merupakan sebuah cara untuk megolah data menjadi informasi agar
karakteristik data tersebut mudah dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan, terutama hal yang berkaitan dengan penelitian. Analisis dapat
digambarkan dengan tabel atau grafik yang mencakup hasil pengolahan data,
kemudian tabel atau grafik tersebut dideskripsikan kembali.
36
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
V =73 V =130
H=100
H=30
37
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
A=90
V=73
V=73
H=32
H=30
38
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
A=45
Gambar 4.5 Tampak Samping Postur Gambar 4.6 Tampak Depan Postur
Tubuh Operator Tubuh Operator
(Sumber: Pengumpulan Data) (Sumber: Pengumpulan Data)
39
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
40
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
1 18 115 39 80
2 25 42.5 45 116
41
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Berdasarkan hasil pengetikan yang telah dilakukan dalam 2 kondisi, maka diperoleh
hasil seperti berikut
Tabel 4.8 Jumlah Kata Penulisan Artikel
Jumlah kata yang
Jumlah Kata yang Jumlah Kesalah
Kondisi ke- dapat diketik dengan
dapat diketik dalam mengetik
benar
1 46 2 44
2 49 3 46
(Sumber: Pengumpulan Data)
42
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
DM = 0,899
e. Faktor Pengali Asimetrik (AM)
AM = 1 - (0,0032 x A)
43
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
AM = 1- (0,0032 x 0)
AM = 1
f. Faktor pengali frekuensi (FM)
FM = 10 Frekuensi 10 dengan V<30 dalam waktu ≤ 1jam adalah 0,45.
(didapat dari tabel faktor pengali FM)
g. Faktor Pengali Kopling (CM)
CM = Poor = 0,90 (didapat dari tabel Coupling Multiplier)
Perhitungan RWL sebagai berikut:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
RWL = 20 x 0,909 x 0,987 x 0,899 x 1 x 0,45 x 0,90
RWL = 6,5331 Lb
2. Recommended Weight Leight (RWL) Akhir Posisi 1
a. Konstanta Pembebanan (LC) = 20 Kg
b. Faktor Pengali Horizontal (HM)
25 25
HM = 20+(𝑤) = = 0,909
20+7,5
2
DM = 0,899
e. Faktor Pengali Asimetrik (AM)
AM = 1 - (0,0032 x A)
AM = 1- (0,0032 x 0)
AM = 1
f. Faktor pengali frekuensi (FM)
FM = 10 Frekuensi 10 dengan V<30 dalam waktu ≤ 1jam adalah 0,45.
(didapat dari tabel faktor pengali FM)
44
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
45
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
46
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Karena LI (0,4981) < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cedera
tulang belakang.
47
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
2
1
3
1
4 1
1
1
0
0
5 4 2
1
48
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
49
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
50
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
51
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
B. Treadmill 4km/jam
Tabel 4.10 Pengolahan Data Treadmill 4km/jam
Treadmill 4km/jam Energi Energi Konsumsi
Denyut Nadi Istirahat Bekerja Energi Kategori
No Operator
Sebelum Sesudah (Ei) (Et) (KE)
1 Dede 84 94 3.21 3.82 0.61 Light
2 Dicka 108 122 4.83 6.03 1.20 Moderate
3 Jamari 90 93 3.56 3.75 0.19 Very Light
4 Chandra 101 130 4.30 6.80 2.50 Very Heavy
5 Amel 114 127 5.32 6.50 1.18 Moderate
6 Niken 95 100 3.89 4.23 0.35 Very Light
7 Intan 96 116 3.95 5.49 1.54 Heavy
8 Rizky 86 108 3.32 4.83 1.51 Heavy
9 Rifki 104 139 4.52 7.73 3.21 Undully Heavy
10 Andrey 77 85 2.84 3.27 0.43 Very Light
(Sumber: Pengolahan data)
Contoh perhitungan:
Contoh perhitungan menggunakan data sakah satu anggota kelompok yaitu Niken,
jumlah denyut nadi sebelum sebesar 95 dan sesudah 100.
1. Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Ei)
Ei = 1,80411 – 0,0229038(x) + 0,000471733(x2)
Ei = 1,80411 – 0,0229038(95) + 0,000471733(952)
Ei = 3,89 kkal/menit
2. Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Et)
Et = 1,80411 – 0,0229038(x) + 0,000471733(x2)
Et = 1,80411 – 0,0229038(100) + 0,000471733(1002)
Et = 4,23 kkal/menit
3. Konsumsi Energi
KE = Et – Ei
KE = 4,23 – 3,89
KE = 0,35 kkal/menit
4. Rata-rata Konsumsi Energi
∑ 𝐾𝐸
𝑥̅ =
10
52
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
∑ 12,71
𝑥̅ =
10
𝑥̅ = 1,271 kkal/menit
5. Waktu yang dibutuhkan untuk istirahat (R)
𝑇(𝑊 − 𝑠)
𝑅=
𝑊 − 1,5
2 (1,271 − 4)
𝑅=
1,271 − 1,5
𝑅 = 23,83 menit
6. Grafik Konsumsi Energi
53
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Contoh perhitungan:
Contoh perhitungan menggunakan data salah satu anggota kelompok yaitu Niken,
jumlah denyut nadi sebelum sebesar 105 dan sesudah 112.
1. Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Ei)
Ei = 1,80411 – 0,0229038(x) + 0,000471733(x2)
Ei = 1,80411 – 0,0229038(105) + 0,000471733(1052)
Ei = 4,60 kkal/menit
2. Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Et)
Et = 1,80411 – 0,0229038(x) + 0,000471733(x2)
Et = 1,80411 – 0,0229038(112) + 0,000471733(1122)
Et = 5,16 kkal/menit
3. Konsumsi Energi
KE = Et – Ei
KE = 5,16 – 4,60
KE = 0,56 kkal/menit
4. Rata-rata Konsumsi Energi
∑ 𝐾𝐸
𝑥̅ =
10
∑ 4,50
𝑥̅ =
10
𝑥̅ = 0,45 kkal/menit
5. Waktu yang dibutuhkan untuk istirahat (R)
𝑇(𝑊 − 𝑠)
𝑅=
𝑊 − 1,5
2 (0,45 − 4)
𝑅=
0,45 − 1,5
𝑅 =6,7619 menit
54
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
0.00
Intan Amel Niken
55
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
56
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
5.00 4.80
4.47
4.00
3.00
2.77
2.00 2.18
1.49 1.71
1.00 0.80 1.02
0.50 0.70
0.00
20 18
15
10
0
44 46
Jumlah Kata Benar
57
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
100
80
80
60
40
20
0
44 46
Jumlah Kata Benar
58
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Kelembapan (%) 44
42
40 39
38
36
44 46
Jumlah Kata Benar
E. Form NASA-TLX
1) Mental Demand (MD)
Usaha mental yang dibutuhkan untuk penulisan artikel
Rendah 1 2 Tinggi
0 100
20 30
Kondisi 1= 20
Kondisi 2 = 30
2) Physical Demand (PD)
Usaha fisik yang dibutuhkan untuk penulisan artikel
Rendah 1 2 Tinggi
0 40 42 100
Kondisi 1 = 40
Kondisi 2 = 42
59
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
70 80
0 100
Kondisi 1 = 70
Kondisi 2 = 80
4) Performance (OP)
Tingkat keberhasilan dalam penulisan artikel
Rendah 1 2 Tinggi
5 0
0 55 60 100
Kondisi 1 = 55
Kondisi 2 = 60
5) Frustation Level (FR)
Kecemasan, perasaan tertekan dan stress yang dirasakan dalam penulisan
artikel
Rendah 2 1 Tinggi
45 50
0 100
Kondisi 1 = 45
Kondisi 2 = 50
6) Effort (EF)
Besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk melakukan penulisan
artikel
1 2
Rendah Tinggi
60 65
0 100
60
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Kondisi 1 = 60
Kondisi 2 = 65
Tabel 4.13 Bobot NASA-TLX Kondisi 1
MD PD TD OP FR EF
MD PD TD OP FR EF
PD TD OP FR EF
TD TD TD TD
OP OP EF
FR EF
EF
(Sumber: Pengolahan Data)
Tabel 4.14 Bobot NASA-TLX Kondisi 2
MD PD TD OP FR EF
MD PD TD OP FR EF
PD TD OP FR EF
TD TD TD TD
OP OP EF
FR EF
EF
(Sumber: Pengolahan Data)
Tabel 4.15 Perhitungan Score Kondisi 1
Kategori Rating Bobot Rating x Bobot
MD 20 0 0
PD 40 1 40
TD 70 5 350
OP 55 3 165
FR 50 2 100
EF 60 4 240
Jumlah 295 15 895
(Sumber: Pengolahan Data)
61
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
∑𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
Faktor psikologis = 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
895
Faktor psikologis = 𝑥 100%
15
62
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
1
= 6 𝑥 15 = 2,5mm
1
Jarak antara 2 huruf =4 𝑥𝐻
1
= 4 𝑥 15 = 3,75mm
63
BAB V
ANALISIS
64
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
65
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Berdasarkan tabel 5.5 di atas terlihat perbedaan antara waktu istirahat yang
dibutuhkan oleh operator untuk melakukan aktivitas angkat beban sebesar 3kg dan
5kg. Waktu istirahat yang dibutuhkan oleh operator untuk melakukan aktivitas angkat
beban sebesar 5kg seharusnya lebih besar dibanding dengan beban 3kg, namun pada
hasil yang didapatkan justru beban 5kg bernilai negatif yang berarti tidak
membutuhkan istirahat. Hal ini disebabkan oleh nilai S pada perhitungan waktu
istirahat disamaratakan yaitu 4, padahal seharusnya nilai S ini berbeda untuk laki-laki
dan perempuan, namun pada praktikum nilai S yang dipakai disamaratakan, sehingga
hasil yang didapat menjadi tidak sesuai.
66
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
memengaruhi beban mental pekerja. Faktor lingkungan yang memiliki rating x bobot
terbesar pada kondisi 2 terletak pada TD, dimana pada kondisi ini praktikan
merasakan tekanan yang cukup tinggi yaitu berada di angka 80. Faktor lingkungkan
yang memiliki rating x bobot terkecil pada kondisi 2 yaitu MD, dimana usaha mental
yang dibutuhkan praktikan dalam penulisan artikel ini berada pada angka 30.
Kondisi 1 memiliki nilai faktor psikologis yang lebih kecil dibandingkan dengan
kondisi 2, namun pada kondisi 1 ini faktor lingkungan yang memiliki rating x bobot
terbesar dan terkecil sama seperti kondisi 2 yaitu TD dan MD, berada di angka 70 dan
20. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh faktor kondisi ruangan yang nilainya cenderung
lebih kecil dan operator merasa lebih nyaman pada kondisi 2.
Tabel 5.7 Kondisi Ruangan
Kondisi Suhu Intensitas Cahaya Kelembapan Intensitas Jumlah
ke- (ºC) (Lux) (%) Suara (dB) kata benar
1 18 115 39 80 44
2 25 42.5 45 116 46
Berdasarkan tabel 5.7 di atas terlihat perbedaan jumlah kata benar pada kondisi 1 dan
2, jumlah kata benar dalam penulisan artikel pada kondisi 2 lebih banyak daripada
kondisi 1. Pada kondisi 1, dengan suhu 18oC, intensitas cahaya 115 lux, kelembapan
39% dan intensitas suara 80 dB didapat jumlah kata benar sebanyak 44 kata. Kondisi
ini memberikan intensitas cahaya yang cukup terang dan suasana yang sepi justru
membuat praktikan tidak nyaman sehingga jumlah kata benar yang dihasilkan kurang
dari kondisi 2.
Kebalikannya, pada kondisi 2 yaitu dengan suhu 25oC, intensitas cahaya 42.5 lux,
kelembapan 45% dan intensitas suara 116 dB didapat jumlah kata benar sebanyak 46
kata. Jika dilihat dari jumlah kata benar pada kedua kondisi tersebut, kondisi 2 yang
notabene lebih redup cahaya dan lebih bising membuat praktikan merasa lebih
nyaman sehingga jumlah kata benar yang dihasilkanpun menjadi lebih banyak.
67
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Artinya praktikan lebih nyaman atau suka melakukan pekerjaan dalam kondisi
tersebut.
Alasan pembuatan display adalah karena pada area lounge belum ada petunjuk
spesifik tentang penggunaan area tersebut. Display yang dibuat menggunakan warna
biru karena display ini merupakan poster petunjuk lokasi. Pemilihan warna putih pada
font yang ditulis pada display karena putih adalah warna netral dan tegas, sehingga
orang yang melihat display dapat menangkap maksud dari display dengan mudah.
Pemilihan gambar makanan dan minuman karena display ini akan ditempatkan di
lokasi area untuk makan dan minum.
Kelebihan yang ditampilkan oleh display ini adalah penggunaan kata yang singkat.
Gambar yang terdapat dalam display juga membantu menyampaikan isi pesan display
menjadi lebih mudah dipahami. Pemilihan warna yang sesuai juga menjadi kelebihan
dari display ini. Pemilihan warna yang tepat membuat display terlihat menarik dan
nyaman dilihat.
Kekurangan dari display ini adalah display yang tidak universal. Display hanya bisa
ditempatkan di area makan dan minum. Gambar yang terlalu kaku juga menjadi
kekurangan dari display ini karena display dibuat dengan software autocad sehingga
menghasilkan gambar dan huruf yang kaku.
68
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.1.1 Biomekanika dan Postur Kerja
Kesimpulan dari praktikum modul 1 tentang biomekanika dan postur kerja adalah
sebagai berikut:
1. Besar beban kerja pada saat melakukan pekerjaan tarik tubuh yaitu sebesar 55Kg
pada sudut 0o dan 34Kg pada sudut 45o.
2. Praktikan mampu mengaplikasikan metode Recommended Weight Limit (RWL)
dalam menghitung beban kerja, dan menghitung lifting index dengan hasil untuk
posisi tubuh 1 dan posisi tubuh 2 memiliki LI < 1.
3. Skor RULA yang didapatkan adalah +4, maka hasil perhitungan RULA ini harus
diinvestigasi lebih lanjut dan memerlukan perbaikan agar tidak menggangu
kesehatan operatordan agar postur yang dilakukan pekerja dapat diterima.
69
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
6.2 SARAN
6.2.1 Biomekanika dan Postur Kerja
Saran yang dapat diberikan dari praktikum modul 1 tentang biomekanika dan postur
kerja adalah sebagai berikut:
1. Pada saat melakukan pengukuran pada proses praktikum berlangsung sebaiknya
menggunakan alat yang presisi, sehingga hasil data yang didapat lebih akurat dan
memastikan praktikum yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kondisi yang
ada.
2. Pengukuran pada RWL maupun RULA sebaiknya tidak dilakukan seorang diri
sebagai sampel. Sebaiknya lakukan juga terhadap beberapa orang, sehingga data
hasil pengukuran dapat dijadikan tolak ukur untuk perbaikan sistem kerja.
3. Berdoa sebelum melakukan praktikum agar berjalan dengan lancar.
70
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
71
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Oktri Muhammad, Anita dan. 2018. Modul Praktikum Perancangan Sistem
Kerja dan Ergonomi: Universitas Widyatama
Juraida, Anita. 2018. Modul E-Learning Biomekanika Kerja. Bandung: Universitas
Widyatama.
Juraida, Anita. 2018. Modul E-Learning Lingkungan Kerja. Bandung: Universitas
Widyatama.
Juraida, Anita. 2018. Modul E-Learning Beban Mental. Bandung: Universitas
Widyatama.
Juraida, Anita. 2018. Modul E-Learning Fisiologi Kerja. Bandung: Universitas
Widyatama.
Juraida, Anita. 2018. Modul E-Learning Display dan Kontrol. Bandung: Universitas
Widyatama.
72
LAMPIRAN
73