LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMI INDUSTRI
PERIODE SEMESTER GANJIL 2021/2022
Disusun oleh:
KELOMPOK 11
16 November 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Modul 2
Manual Material Handling
Disusun oleh
KELOMPOK 11
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Ergonomi Industri modul 2
ini.
Pada kesempatan kali ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman, dosen pengampu, serta kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu guna
penyelesaian laporan ini. Kami sangat menyadari laporan ini masih belum menemukan
kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna hasil yang lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi kami dan bagi semua nya,
semoga apa yang kami bahas disini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman-
teman semua. Terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
2.4.1 National Aeronautics and Space Administration – Task Load Index (NASA
TLX)……………………………………………………….…………………10
BAB V PENUTUP.................................................................................................................37
5.1 Kesimpulan................................................................................................................37
5.2 Saran...........................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................39
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara sederhana bekerja dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan penghasilan demi memenuhi tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat berupa
pemenuhan kebutuhan makan, tempat tinggal, atau kebutuhan hidup lainnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Dr. Franz Von Magnis yang mengatakan bahwa kerja merupakan sesuatu
yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan
penghasilan serta pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu.
Selain tujuan pokok bekerja tersebut, dalam dunia kerja (work-life), bekerja memiliki
tujuan tersendiri dalam mewujudkan rasa kemanusiannya. Tujuan tersebut adalah makna kerja.
Makna kerja adalah sekumpulan nilainilai, keyakinan-keyakinan, sikap dan harapan yang
orang-orang miliki dalam hubungan dengan kerja.
Dari pemaparan diatas kami menganalisis dari beban kerja pada sebuah UMKM Roti
yang terletak di jalan Indrakila, Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara. Dalam
penelitian kali ini kami menganalisis menggunakan metode RULA, REBA, dan NASA TLX.
Dari analisis dilakukan menggunakan kusioner terhadap pekerja dari UMKM tersebut dan
dilakukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pada saat melakukan
pekerjaan. Setelah itu dilakukan apa saja yang kurang ergonomis yang dialami seorang pekerja
tersebut.
1. Bagaimana perbandingan kekuatan genggaman tangan grip strength sesuai dengan posisi
pekerja?
2. Bagaimana analisis postur tubuh pekerja dengan menggunakan metode Rapid Upper
Limb Assessment (RULA)?
3. Bagaimana analisis postur tubuh pekerja dengan menggunakan metode Rapid Entire
Body Assessment (REBA) ?
1
4. Bagaimana cara menghitung beban kerja mental pada UMKM Roti dengan menggunakan
metode NASA TLX (National Aeronautics and Space Administration– Task Load
Index)?
1. Untuk mengetahui perbandingan kekuatan genggaman tangan grip strength sesuai dengan
posisi pekerja
2. Untuk mengetahui cara menganalisis posisi kerja pekerja menggunakan RULA
1. Data yang digunakan pada grip strength merupakan data mahasiswa kelas ergonomi
industri.
2. Data yang digunakan pada analisis RULA dan REBA dalam praktikum ini dengan cara
melihat dan menganalisi pekerja pabrik roti tersebut.
5. Menggunakan AutoCad 2019 untuk membentuk sudut pada posisi kerja pekerja dan
2
menggunakan Microsoft Excel untuk pengolahan data analisis RULA dan REBA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manual Material Handling
Manual Material Handling adalah aktivitas pemindahan bahan secara panduan yang
sebaiknya tidak membahayakan dan menimbulkan rasa sakit yang nantinya dapat meningkatkan
produktivitas kerja pekerja itu sendiri. Menurut Nurmianto (2003), pemindahan bahan secara
panduan apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam
industri. Kecelakaan industri yang disebut sebagai “Lebih Pengangkatan tenaga dan membawa”
yaitu kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkat yang berlebih.
Menurut OSHA kegiatan Manual Material Handling dibagi menjadi lima bagian yaitu
mengangkat atau menurunkan, mendorong atau menarik, memutar, membawa dan menahan
atau memegang.
Beberapa pekerjaan yang dilakukan secara manual dengan cara yang berbahaya dapat
menyebabkan gangguan-gangguan pada bagian-bagian tertentu. Beberapa pekerjaan manual
dilakukan dengan cara yang berbahaya yang dapat menyebabkan keluhan yang biasa disebut
dengan musculoskeletaldisorders (MSDs). Resiko MSDs ini menjadi masalah utama pada
pekerjaan yang berhubungan dengan MMH. Resiko ini terjadi baik di negara maju ataupun di
negara yang berkembang. Adanya MSDs ini akan menyebabkan gangguan pada kesehatan,
penurunan produktivitas, maupun penurunan kesejahteran hidup. Sebagian besar pekerja ketika
melakukan pekerjaanya memiliki postur kerja yang tidak ergonomis atau tidak sesaui dengan
prinsip ergonomis yaitu tulang belakang terlalu membungkuk, jangkauan yang melebihi
panjang, jangkauan tangan pekerja dan perlatan kerja yang kurang sesuai dengan ukuran
anthropometri sehingga menimbulkan ketidaksesuaian pekerja dengan peralatan dan
lingkungan kerjanya (Sanjaya, Wirawan, & Adenan, 2017).
Pekerjaan memindahkan barang di pasar tradisional sering dilakukan secara manual tanpa
menggunakan alat bantu atau cara yang tepat. Kondisi ini berpontesi terjadinya resiko cidera
MSDs pada pekerja tersebut. Pekerja yang melakukan kegiatan pemindahan barang ini tidak
memperhatikan teknik pemindahan yang tepat, kemudian beban yang dibawa rata-rata lebih
3
dari 50kg. Kondisi ini diperparah dengan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang setiap
hari selama sekitar 8 jam dan dilakukan. Setelah dilakukan wawancara terhadap 5 pekerja kuli
pasar tradisional, diketahui 4 dari 5 pekerja sering mengalami sakit dipunggung. Gaya tekan
yang diakibatkan oleh pekerjaan ini berada pada Lumbar 5 Sacrum 1 (L5/S1) yaitu tulang
belakang. Aktvitas pengangkatan yang dilakukan secara terus menerus secara membungkuk
yang disebabkan oleh adanya pemberian beban melebihi kapasitas dapat menyebabkan cidera
tulang belakang (musculoskeletal disorder) dan gangguan otot lainya. Aktivitas pemindahan
barang juga diperlukan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dari pekerja
(Mas’idah, Fatmawati, & Ajibta, 2009). Mengurangi adanya cidera otot tersebut maka
diperlukan alat bantu untuk mengurangi cidera yang timbul dari proses pemindahan barang
tersebut. Alat tersebut harus sesuai dengan pekerjaan dan medan kerja yang dipakai.
Manusia memiliki beberapa titik rawan yiatu pada ruas tulang leher, ruas tulang belakang
(L5/S1), dan pada pangkal paha. Titik tulang belakang (L5/S1) ini merupakan titik paling rawan
terhadap kecelakaan kerja. Pada tulang belakang terdapat disk (selaput berisi cairan) yang
berfungsi untk meredam pergerakan antarruas lumbar ke-5 dan sacrum ke-1. Disk ini akan
pecah apabila tekanan yang diakibatkan oleh aktvitas pengangkatan beban kerja melebihi
Maximum Premissible Limit (MPL). Seseorang yang disk-nya pecah akibat kecelakaan kerja
ini akan mengakibatkan kelumpuhan (Nurmianto, 1998). Selain kelumpuhan, MSDs juga dapat
menyebabkan penekanan pada tulang belakang yang dapat mengakibatkan hernia nucleus
puplosus (Tarwaka & Bakri, 2004).
The National Institute of Occupational Safety and Helath (NIOSH) menetapkan batasan
gaya angkat maksimum berdarkan gaya tekan 6500N pda L5/S1. Besaran tersebut tergantung
pada berat beban yang diangkat, jarak antara beban dengan tubuh, posisi tubuh, dan lain-lain.
Penelitian ini ditujukan untuk meminimumkan keluhan MSDs pada pekerja kuli panggul di
pasar tradisional dengan merancang fasilitas dan memperbaiki teknik memindahkan barang
yang sesuai dengan aspek ergonomis.
Manual Material Handling berguna untuk memindahkan bahan secara panduan dengan
tidak membahayakan operatornya. Cara likuidasi adalah faktor penting pada aktivitas MMH.
kapan cara manfaatya salah maka akan terjadicedera, baik cedera ringan maupun cedera berat.
Semakin berat benda yang dipikulamaka resiko cidera yang dihadapi semakin besar pula. Oleh
karena itu sebuah lembagadi Amerika Serikatyang bernama NIOSH (Nasional langsungitute
Dari kerja Keamanandan Kesehatan) pada tahun 1981 melakukan analisa terhadap kekuatan
4
manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban,
5
merekomendasikan batas beban yang dapatdiangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera
meskipun pekerjaan tersebutdilakukan secara berulang-ulang kali dan dalam jangka waktu yang
lama.NIOSH juga merancang rumus RWL (Direkomendasikan Berat Membatasi) yang
digunakan untukmenentukan batasan besar beban yang dapat diangkat.
RWL (Direkomendasikan Berat Membatasi) merupakan sebuah rumusan desain dari
NIOSH yang digunakan untuk menentukan batasan besaran bebang yang dapatdiangkat pada
sebuah aktivitaslikuidasi agar dapat mengurangi resiko cedera padamuskulokelestal. RWL ini
ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah suatu metode yang digunakan untuk
menilai sikap, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang hal baik dengan penggunaan
anggota tubuh bagian atas (atas lengan. Metode RULA ini dikembangkan t untuk di resiko
kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang
manfaatkan anggota tubuh bagian atas atas lengan (RULA menggunakan diagram sikap tubuh
dan table untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja.
Faktor-faktor resiko yang di luar dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh
McPhee' sebagai faktor beban eksternal (luar memuat faktor) yang meliputi:
1. Jumlah gerakan
Sikap kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan, dan waktu kerja tanpa
istirahat. Adapun klasifikasi pada RULA berupa daftar perbaikanadalah seperti berikut ini :
1. Tingkat 1, skor akhir menunjukkan nilai 1-2 yang tidak bahwa sikaptersebut dapat
diterima dan tidak membutuhkan perbaikan untuk jangka waktuyang lama.
4. Tingkat 4, skor akhir menunjukkan nilai akhir 7 yang harus dan perubahan harus
dilakukan dengan segera.
6
Untuk menilai empati faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah
gerakan, kerja otot statis, gaya dan sikap), Cepat Atas Lengan Penilaian (RULA) dikembangkan
(Andrian, 2013).
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam ekonomi yang lebih luas termasuk
faktor-faktor epidemologi, fisik, mental, lingkungan, dan organisasional.
RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc.Attamney dan
Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University’s
Nottingham Institute of Occupational Ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal
aplikasi ergonomic pada tahun 1993.
RULA diperuntukkan pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas.
Teknologi ergonomi mengevaluasi postur atau sikap, kekuatan dan aktivitas otot yang
menimbulkan cedera akibat aktivitas berulang (repetitive strain injuries). Ergonomi diterapkan
untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa skor risiko antara 1-7, skor tertinggi
menandakan level yang mengakibatkan risiko yang besar atau berbahaya untuk dilakukan
dalam bekerja. Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja
yang berisiko dan perlu dilakukan adanya perbaikan sesegera mungkin. Metode ini
menggunakan diagram body postures dan empat tabel penilaian yang disediakan untuk
mengevaluasi postur kerja yang berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut.
RULA yang juga merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi
dimana adanya investigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan piranti khusus dalam memberikan penilaian dalam postur leher,
punggung dan tubuh bagian atas (Meliana, 2009). Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi
postur, kekuatan dan aktivitas otot yang menimbulkan cedera akibat aktivitas yang dilakukan
berulang. RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko dan melakukan
perbaikan sesegera mungkin. Penilaian menggunakan metode ini adalah metode yang telah
7
dilakukan oleh McAtamey dan Corlett.
8
Gambar 2.1 Lembar Analisis RULA
Sumber: (McAtamey dan Corlett ,1993)
REBA merupakan tingkat tindakan yang perlu dilakukan, yaitu 1 (risiko dapat diabaikan,
tidak perlu tindakan), 2-2 (risiko rendah, mungkin diperlukan tindakan), 4-7 (risiko sedang,
perlu tindakan), 8-10 (risiko tinggi, tindakan sedang). 11-15 (risiko sangat tinggi, tindakan bisa
9
mungkin) (Hignet, 2000).
10
Gambar 2.2 Analisis REBA
Sumber: (Hignett dan Mc Atamney, 2000)
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
suatu unit organisasi, (Dhania, 2010). Beban kerja merupakan suatu proses analisa terhadap
waktu yang digunakan oleh seseorang atau sekelom- pok orang dalam menyelesaikan
tugastugas suatu pekerjaan (jabatan) atau kelompok jabatan (unit kerja) yang dilaksanakan
dalam keadaan/kondisi normal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja terbagi
dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal
11
dari luar tubuh pekerja, yaitu:
12
a. Tugas (Task), tugas bersifat fisik seperti, tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja,
kondisi ling- kungan kerja, sikap kerja, ataupun beban kerja yang dijalani. Sedang-
kan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggug jawab, komplek- sitas pekerjaan,
emosi pekerjaan dan sebagainya.
b. Organisasi Kerja, meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem
kerja dan sebagainya.
c. Lingkungan kerja, lingkungan kerja ini dapat meliputi antara lain, ling- kungan kerja
fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja
psikologis.
d. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban
kerja eksternal yang berpontensi sebagai stresor, meliputi faktor somatis (jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi ke- sehatan, dan sebagainya), dan
faktor psikis (motivasi, persepsi, keper- cayaan, keinginan, kepuasan, dan
sebagainya).
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan dampak yang tidak baik, yaitu
akan menimbulkan kelelahan baik secara fisik maupun mental dan reaksireaksi emosional
seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan beban kerja yang
terlalu sedikit di mana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menim- bulkan
kebosanan. Rasa bosan dalam kerja yang dilakukan atau pekerjaan yang terlalu sedikit
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan
pekerja (Prihatini, 2007). Beban kerja juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi karyawan,
dampak negatif tersebut dapat berupa:
1. Kualitas kerja menurun Beban kerja yang terlalu berat tidak diimbangi dengan
kemampuan tenaga kerja, kelebihan beban kerja akan mengakibatkan menurunnya
kualitas kerja akibat dari kelelahan fisik dan turunnya konsentrasi, pengawasan diri,
akurasi kerja sehingga kerja tidak sesuai dengan standar.
2. Keluhan pelanggan Keluhan pelanggan timbul karena hasil kerja yaitu karena
pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan harapan. Seperti harus menunggu lama,
hasil layanan yang tidak memuaskan.
3. Kenaikan tingkat absensi Beban kerja yang terlalu banyak bisa juga mengakibatkan
pegawai terlalu lelah atau sakit. Hal ini berakibat buruk bagi kelancaran kerja
13
organisasi karena tingkat absensi terlalu tinggi.
Definisi beban Kerja adalah sebuah volume pekerjaan yang di berikan kepada para
pekerja baik berupa beban fisik atau mental. Baiknya sebuah beban kerja yang berat
membutuhkan istirahat yang sering atau waktu kerja yang dipangkas menjadi pendek agar para
pekerja tidak mengalami kelebihan beban kerja dan berpotensi terhadap efektivitas kerja yang
buruk. Beban kerja juga merupakan suatu hal yang muncul karena adanya tuntutan lebih kepada
para pekerja dari lingkungan pekerjaan. Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan
aktifitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang beratnya hampir lebih dari separuh
beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan, disatu
pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai
kehidupan yang produktif sebagai tujuan hidup. Dipihak lain bekerja berarti tubuh akan
menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban
bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental. Dari
sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau
seimbang baik dala kemampuan fisik, kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima
beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya
dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari
pekerja itu sendiri (Fatmawati, 2009).
Beban kerja juga adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu Sunarso (2010).
Permendagri No.12/2008 menyatakan bahwa beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan
norma waktu. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan, akan muncul
perasaan bosan. Namunsebaliknya, jika kemampuanpekerja lebih rendah daripada tuntutan
pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang lebih. Beban kerja yang dibebankan kepada
karyawan dapat dikategorikan kedalam tiga kondisi, yaitu beban kerjayang sesuai standar,
beban kerja yangterlalu tinggi (over capacity) dan bebankerja yang terlalu rendah (under
capacity).
2.4.1 National Aeronautics and Space Administration – Task Load Index (NASA
TLX)
NASA-TLX dikembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research
14
Center dan Lowell E Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981. Metode ini
berupa kuesioner dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif
yang lebih mudah naman lebih sensitif pada pengukuran beban kerja (Hancock, 1988).
NASA-TLX menggunakan enam dimensi untuk menilai beban mental mental
demand physical demand temporal demand, effort, dan frustation. Dua puluh langkah
digunakan untuk mendapatkan peringkat untuk dimensi ini. Skor dari 0 sampai 100
didapatkan pada setiap skala. Prosedur pembobotan digunakan untuk menggabungkan
enam peringkat kala individu menjad skor akhir, prosedur ini memerlukan perbandingan
yang berbentuk pasangan antara dua dimensi sebelum penilaian beban kerja Perbandingan
berpasangan memerlukan operator (responden) untuk memilih dimensi yang lebih relevan
dengan beban kerja di semua pasang keenam dimensi tersebut. Jumlah dimensi yang
terpilih sebagai bobot yung lebih relevan sebagai yang skala dimensi untuk tugas yang
diberikan untuk Operator itu Skor heban kerja dari 0 sampai 100 diperoleh untuk setiap
skor dimensi dengan mengalikan berat dengan skor skala dimensi (rating). menjumlahkan
seluruh dimensi, dan membaginya mental yang akan diukur dalam NASA-TLX.
15
Frustattion Rendah, Seberapa keras kerja mental dan fisik yang
(FR) Tinggi dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
Grip Strength adalah gaya yang diterapkan oleh tangan untuk mendorong atau tegangan
dari obyek dan grip stength adalah bagian khusus dari kekuatan tangan. Hampir semua
peralatan kerja tentunya memerlukan kekuatan genggaman dan diagram berulang- ulang.
Gerakan menggenggam tersebut, terbantu oleh usunan otot trisep bisep yang berkerja secara
berlawanan, otot-otot tersebut dapat mengalami. kelelahan yang dikarenakan menumpuknya
asam susu pada salah otot yang mengalami kerja kontraksi. Begitu pula apabila kelelahan
tersebut (fatigue) melebihi ketahanan tubuh manusia, dapat menyebabkan cedera otot.
Kekuatan genggaman amat bervariasi tergantung dari:
1. Jenis tangan yang dipakai (kanan atau kiri)
2. Jenis kelamin
3. Usia
Kekuatan genggam tangan memerlukan kombinasi aksi dari sejumlah otot tangan dan
lengan bawah, dan aksi ini sangat penting untuk banyak. aktivitas sehari-hari. Ini
biasanya diperkirakan dalam kaitannya dengan skor ADL (Activities of Daily Living),
mobility and PhysicalPerformance Test. Kekuatan genggaman tangan (handgrip strength)
adalah metode yang umum digunak untuk memperkirakan itan otot ekstremitas atas.
Kekuatan genggaman tangan merupakan suatu indicator status mutrisi yang sangat
berguna, khususnya saat pengukuran anthropometri.
Dalam rangka untuk meminimumkan kelelahan kerja, perlu adanya hubungan yang
serasi antara kekuatan genggam (gripping force) dengan ukuran handle. Oleh karenanya,
cara yang paling baik adalah dengan mengukur lebar genggaman (gripping width) yang
dapat menghasilkan kekuatan genggam (gripping Strength) maksimum. Penggunaan data
grip strength sangat banyak dalam perancangan industri, perancangan peralatan dan
dalam menentukan perkembangan pada pasien pemulihan.
16
Kekuatan yang dikeluarkan oleh tangan dapat digunakan untuk menggambarkan
stress atau tegangan yang diterima oleh tangan pengguna alat. Data hasil test ini dapat
menjadi salah satu faktor yang mengarah pada perkembangan ilmu dalam penanganan
work-related musculoskeletal disorders (WRMSDS). Dengan menggunakan prinsip
pendesainan yang tepat dalam merancang peralatan dan tempat kerja yang melibatkan
kekuatan genggaman tangan dapat meminimalisir terjadinya cedera pada bagian alat
gerak atas di tempat kerja.
17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir Proses Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum modul dua ini adalah sebagai berikut:
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan
Data
Rekomendasi
Kesimpulan
Selesai
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Posisi 5
NO Nama
d = 3 cm d = 4 cm d = 5 cm
32.8 30.4 27.2
1 Fahreza Farisan Ahmad 35.8 32.2 28.4
33.9 31.7 28.1
35.6 26.4 27.9
2 Ahmad Afgany Alwi 29 29.9 28.2
34.2 34.6 28.9
35.8 33.4 32.9
3 Ahmad Gilang Ramadan 32.8 35.2 30.6
31.6 33.8 28.7
33.2 35.2 35.9
4 Ahmad Hendra Wijaya 31.2 35.5 36.2
35 27.6 35.4
41,9 37,3 36,3
Ahmad Muzakkir Almah
5 37,3 36,3 34,2
Bouby Haq
38,5 35,9 33,4
18,2 24,4 14,8
6 Alfarie Sambe 19,7 14,7 13,7
14,6 16,3 18
23.5 23.5 20.6
7 Ardand Putra Pratama 20.3 23 21
26.7 24.3 25.3
40.6 35.9 33.9
8 Arya Bintang Hermawan 38.5 31.2 32.1
38.8 34 32.6
28.2 28.9 26.3
9 Bhisma Wirayuda 29.5 27.7 25.6
28.4 27.1 25.3
20
23,8 21,5 23,3
10 Daniel ondi cesar sitinjak 26 22,3 24,3
23,4 22,1 25
36.3 32.5 29.5
11 Fariz Nurfitriyono 31.6 30.5 29.2
33 32.9 35
25.1 26.5 30.4
12 Fatikhun Nasif 22.6 35.8 32.7
27.1 35.1 29.5
34,0 32 32,2
13 Glenardo Antoni Hutahaean 35,6 30,4 33,4
34,5 34,5 48,3
30.1 28.6 27.2
14 Hengky Augusto 28.1 28.4 23.7
27.6 27.3 26.2
17,8 12,1 21,5
15 Ilham Asari 18,9 13,4 22,4
19,3 17,5 22,3
37,3 37,7 37,7
16 Jules Alva Yeremia Lembong 36,6 38,6 40,4
36,3 38,3 37,9
30,3 35,6 33,1
17 Jumriansyah 33,7 33,2 33,1
30,8 33,7 30,7
35,3 32,9 25,3
18 M. Afdhal bani 37 33,8 22,4
34,6 34,1 29,7
25,1 23,5 23,1
Muhammad Mahfudz Al
19 23,7 26,2 24,3
Warid
23,3 25,3 23,1
34 32 32.2
20 Muchamad Wildan Baihachi 35.6 30.4 33.4
34.5 34.5 48.3
38,6 36,2 35,7
21 Muhamad Nur Khalim 32,1 36,3 36,1
35,2 36 33,4
30.2 30.3 28.3
22 Muhammad abby alfariza 28.2 29 25.1
26.2 29.1 25.9
27.9 28.6 29.6
23 Muhammad Aditya Ramadan 30.8 27.1 30.8
28.1 29.6 27.8
21
32.8 36.4 32.7
24 Muhammad Ali 30.2 27 31.8
28 29.5 30.9
33,7 33,7 32,6
25 Muhammad Bima Adji 32,4 31,7 34,5
32,9 33,5 32,1
35,9 35 33,5
26 Muhammad Yudistira R H 35,5 33,1 33,8
35,6 32,3 37,1
36.2 33.7 28.6
27 Nugroho Ari Sadewo 32.9 32.4 30.5
30.7 31.7 29.8
32.7 32 34.9
28 Patrick Andrew Lawrence 31.9 29.6 32.2
30.7 31.7 29
30.3 31.5 36.8
29 Prambudiana 30.5 31.8 28.8
33.9 36 36.4
46,7 45,7 42,2
30 Rangga Kisara Patappa 50,6 45,2 41,4
47,7 46,7 40,9
28.6 41.5 40.2
31 Satya yazid rizqullah 34.4 30.1 38.8
40.2 41.6 35
47 38,6 36,3
32 Sergius Natanael Tambunan 38,6 43,9 31,6
44,8 45,4 40,2
22,6 31,1 30,5
33 Teuku Ilham Qarthobi 30,3 36 30
36,6 35,9 30
25.9 26.1 26.1
34 Wandi Paranata 25.7 24.9 24.7
25.5 24.2 25.2
37.5 34.7 34.3
35 Yongi Stiyo Pangestu 37.3 36.1 34.9
37 36.3 33
34.9 32.5 34.5
36 Yulianto 36.1 33.9 31.7
32.9 32.7 32,6
16,1 12,1 11,3
Yustus Trioctavianus
37 19,7 12,9 9,8
Palimbong
17,9 13,4 13,6
25
Gambar 4.3 Postur Kerja Pekerja
Abdul Laki-laki 28 3 42
Gofud
Abdul 30 40 50 30 40 20
Gofud
Pertanyaan yang kami berikan kepada responden pada tabel di bawah ini adalah, pilih
salah satu faktor yang menurut anda paling dominan anda rasakan selama melakukan
pekerjaan tersebut. Dan kami peroleh data sebagai berikut:
27
28
Mental Fisik Waktu
4.2 Pembahasan
4.2.2 Data Grip Strength
Saat melakukan suatu proses kerja yang berhubungan dengan pekerjaan tangan
sangatlah penting untuk memperhitungkan kekuatan genggaman tangan terhadap
perkakas kerja yang ada dilingkungan kerja. Oleh karena itu kami telah mengumpulkan
hasil data dan membandingkan hasil data grip strength adalah sebagai berikut:
Diameter 3 CM
Laki-laki Perempuan
rata-rata 31.875362 17.2527273
Tabel 4.12 Perbandingan Diameter 3 CM
29
Diameter 4 CM
Laki-laki Perempuan
rata-rata 31.421429 17.8232143
Tabel 4.13 Perbandingan Diameter 4 CM
Diameter 5 CM
Laki-Laki Perempuan
rata-rata 30.569565 16.9545455
Tabel 4.14 Perbandingan Diameter 5 CM
30
Gambar 4.5 Perbandingan Diameter 4 CM
1 2 3 4
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
4 1 4 4 4 4 4 5 5 5
2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 6 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
32
Pada pekerjaan memindahkan keranjang roti ini tidak dilakukan lebih dari 10
menit dan tidak dilakukan 4 kali berulang dalam waktu satu menit, maka
diperoleh nilai +0
Step 7: Add Force/Load Score
Karena beban keranjang roti berkisar 3,6 kg sehingga didapatkan nilai +1
Step 8: Find Row in Tabel C
Setelah melakukan dan menjumlahkan Jumlah dari nilai step 5 sampai step 7
dijumlahkan dan digunakan sebagai nilai baris pada tabel C, yaitu 4
2. Neck, Trunk and Leg Analysis
Step 9: Locate Neck Position
Karena posisi leher pekerja saat memindahkan kerjanjang membungkuk
kebawah sehingga didapatkan nilai +3
Step 10: Locate Trunk Position
Karena posisi badan pekerja membentuk sudut 83 derajat sehingga didapatkan
nilai +4
Step 11: Legs
Karena kaki ditekuk maka diberikan nilai +2
Step 12: Look up Posture Score in Tabel B
Didapatkan nilai sebesar 6 di tabel B
1 2 3 4 5 6
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
33
Step 13: Add Muscle Use Score
Karena posisi dan pengulangan gerakan ini dilakukan berulang berulan
sebanyak empat kali permenit maka dapat diperoleh kebanyakan statis atau
gerakan dilakukan berulang selama empat kali dalam satu menit maka
didapatkan nilai +1
Step 14: Add Force/Load Score
Karena beban 3,6 kg sehingga didapatkan nilai +1
Step 15: Find Row in Tabel C
Jumlah dari step 12 sampai step 14 dijumlahkan dan digunakan sebagai nilai
baris pada tabel C, yaitu diperoleh 7
1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
34
Sehingga diperoleh nilai akhir dari RULA yaitu 6. Selanjutnya mengklasifikasi skor
RULA tersebut adalah sebagai berikut:
5. REBA
Sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan
secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan
tangan dan kaki seorang pekerja. Analisis dilakukan untuk menguji posisi seluruh bagian
tubuh.
35
Pada posisi tekukan leher pekerja berada pada sudut 83 derajat yang berarti
didapatkan nilai +2
Step 2: Locate Trunk Position
Pada posisi pekerja membentuk sudut 83 derajat maka diperoleh nilai +4
Step 3: Leg
Pada posisi pekerja kaki ditekuk membentuk sudut 146 derajat sehingga
didapatkan nilai +2
Step 4: Look-up Posture Score in Table A
Dengan melihat tabel A maka diperoleh nilai 6
Tabel 4.18 Table A
Table Neck
A
1 2 3
Legs
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6
2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7
3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8
4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9
5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
1 2
Wrist
1 2 3 1 2 3
1 1 2 2 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
3 3 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 6 7
5 6 7 8 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9
37
Setelah memperoleh nilai step 10 dan yaitu 4 + 0, sehingga didapatkan Score B
sebesar 4.
Score A Table C
(score form
Score B, (table B value + coupling score)
table A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
+load/force
score)
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12
38
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Kebutuhan Waktu 50 3
Kebutuhan Fisik 40 3
Kebutuhan Mental 30 2
Performasi 30 3
Tingkat Usaha 40 4
Tingkat Frustasi 30 0
∑(𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 × 𝑟𝑎𝑡i𝑛𝑔)
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 15
(50 × 3) + (40 × 3) + (30 × 2) + (30 × 3) + (40 × 4) + (30 × 0)
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 15
150 + 120 + 60 + 90 + 160 + 0
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 15
580
𝑆𝑘𝑜𝑟 =
15
Skor=38,6667
Skor=39
2. Rekapitulasi Data
40
Dalam teori NASA TLX, skor beban kerja yang diperoleh diinteprestasikan sebagai
berikut:
Tabel 4.22 Skor Beban Kerja
Rendah 0-9
Sedang 10-29
Tinggi 50-79
3. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengolahan data hasil kuisioner dari Bapak Abdul Gofud, kami
dapat merekomendasikan agar lebih mengurangi tingkat usaha, maka dengan hasil
tersebut disarankan untuk mengurangi tingkat usaha karena jika terlalu banyak waktu
pada tingkat usaha maka akan berpengaruh pada waktu isrirahat, kesehatan dan
performansi yang dapat menyebabkan tidak tercapainya target pencapaian.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat di tarik kesimpulan pada
penelitian posisi kerja pada saat pekerja sedang membungkuk untuk memindahkan
keranjang roti di UMKM ROTI PANJANG sebagai berikut:
1. Dari hasil praktikum mahasiswa mampu menganalisis posisi kerja pekerja
menggunakan RULA yaitu di dapat hasil Nilai akhir dari analisis RULA pada
posisi kerja pada saat pekerja sedang membungkuk untuk memindahkan
keranjang roti adalah 6. Klasifikasi dari score RULA sebesar 6 adalah harus
dilakukan investigasi lebih lanjut dan dari hasil data yang di dapat pekerja
harus merubah posisi saat melakukan pekerjaan agar lebihergonomis.
2. Adapun hasil analisis dari REBA yaitu Menjumlahkan Table C Score dan
Activity Score yaitu 7 + 1, sehingga didapatkan hasil akhir REBA Score
sebesar 8. Nilai 8 tersebut menandakan resiko tinggi, membutuhkan
investigasi lebih lanjut, dan segera merubah posisi tubuh saat bekerja.
3. Dari data praktikum mahasiswa mampu menganalisis beban kerja
menggunakan NASA-TLX pada UMKM ROTI PANJANG. Di dapat hasil
pengumpulan data NASA-TLX dilakukan dengan penyebaran kuisioner
secara online, yaitu menggunakan Google Form kepada pelaku UMKM.
Adapun hasil pengumpulan data yang didapatkan dari hasil kuisioner yaitu
menghasilkan skor 39. Berdasarkan hasil tersebut disarankan untuk
mengurangi tingkat usaha karena jika terlalu banyak waktu pada tingkat usaha
maka akan berpengaruh pada waktu isrirahat, kesehatan dan performansi yang
dapat menyebabkan tidak tercapainya target pencapaian
5.2 Saran
Adapun saran yang kami berikan pada praktikum Manual Material Handling
ini adalah sebagai berikut :
1. Pada saat praktikum lebih diperhatikan lagi detail posisi pada pekerja yang
42
akan diukur sehingga hasil perhitungan pada praktikum berikutnya lebih
akurat.
2. Diusahakan untuk praktikum selanjutnya, para praktikan dapat menggunakan
dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, terutama saat pengumpulan data.
43
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, Deni. 2013. Pengukuran Tingkat Risiko Ergonomi Secara Biomekanika pada
Pekerja Pengangkut Semen. [Studi Kasus: PT. Semen Baturaja]. Laporan Kerja
Praktek Fakultas Teknik Universitas Binadarma Palembang.
Dhini, Rama Dhania. 2010. Pengaruh Stres kerja, Beban kerja terhadap Kepuasan kerja.
Universitas Muria Kudus. Jurnal Psikologi. Elangovan, A.R. 2001.
Hancock, A. Peter and N. Meshkati (1988). Human Mental Workload. Netherlands: Elsevier
Science Publishing Company, INC
Hignett, S., & McAtamney, L. (2000). Rapid entire body assessment (REBA). Applied
Ergonomics
Mas’idah, E., Fatmawati, W., dan Ajibta, L. Analisa Manual Material Handling (MMH)
dengan Menggunakan Metode Biomekanika untuk Mengidentifikasi Resiko Cidera
Tulang Belakang (Musculoskeletal Disorder). Fakultas Teknologi Unissula, Jurnal
Sultan Agung.
Meliana, D. P. (2009). Analisis Postur Kerja dengan Metode RULA pada Bagian Pelayanan
Perpustekaan USU Medan.
Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Surabaya:
Guna Widya.
Nurmianto, E. 1998. Ergonomi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Edisi Pertama Cetakan
Kedua. Jakarta: Guna Widya.
Prihatini. (2007). Analisis Hubungan Bebab Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Setiap
Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang
Sanjaya, K. T., Wirawan, N. H dan Adenan, B. Analisi Postur Kerja Manual Material
Handling Menggunakan Biomekanika dan Niosh. Universitas PGRI Ronggolawe,
Jati Unik, 2017
44
Sunarso. 2010. Pengaruh Kepemimpinan, Kedisiplinan, Beban Kerja dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru Sekolah. Jurnal Managemen Sumber Daya Manusia.
Tarwaka, S. B., dan Lilik. S. Ergonomi. 2004. Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
45
LAMPIRAN
46
47
48
LAMPIRAN
49
50