PERENCANAAN GEOTEKNIK
Oleh:
Faizal Amru
104116027
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat-
Nya yang melimpah untuk selesainya kagiatan Kerja Praktik di PT Zekon Indonesia.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktik di
Fakultas Perencanaan Infrastruktur Progam Studi Teknik Sipil Universitas
Pertamina, Jakarta. Tujuan dibuatnya laporan kerja praktik ini adalah untuk
menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia kerja di PT Zekon
Indonesia, Bandung. Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, tentu tidak lepas
dari pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas
Pertamina atas segala dukungan dan ilmu pengetahuan yang diberikan. Ucapan
terima kasih dan hormat juga saya sampaikan kepada:
3. Bapak Arianta, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Pertamina
Laporan Kerja Praktik ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis terbuka terhadap
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan
kerja praktik ini. Penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca laporan ini untuk bisa dipelajari dan dipahami.
Faizal Amru
v
vi
DAFTAR ISI
vii
viii
DAFTAR TABEL
ix
x
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
Berdasarkan dengan latar belakang tersebut, tujuan penulisan laporan kerja praktik ini
adalah:
Secara garis besar, struktur organisasi di PT Zekon Indonesia memiliki bagian engineering,
administrasi, divisi lapangan dan lab, serta drafter. Penulis ditempatkan di bagian Engineering
sebagai asisten engineer geoteknik. Sebagai asisten engineer geoteknik, penulis berperan untuk
membantu engineer geoteknik dalam pengolahan data lab hasil investigasi tanah dan membuat
laporan hasil investigasi tanah. Kerja Praktik dilakukan selama lima minggu, mulai dari tanggal
8 Juli 2019 sampai dengan 9 Agustus 2019. Setiap harinya, kerja praktik dilakukan mulai dari
jam 8 pagi sampai jam 5 sore (delapan jam kerja dengan istirahat satu jam).
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT Zekon Indonesia adalah penyedia jasa konsultasi teknik dan konstruksi terpadu nasional. PT
Zekon Indoesia merupakan perusahaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dengan
kemampuan mengelola tenaga kerja besar di berbagai lokasi di medan dan lingkungan yang
menantang. PT Zekon Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan proyek dan memberikan
nilai kepada klien dalam parameter kualitas tertinggi dan terbaik dengan standar kesehatan dan
keselamatan (Zekon, 2015). Adapun struktur organisasi dari PT Zekon dapat dilihat pada gambar
berikut:
Direktur Utama
Direktur Direktur
Operasional Marketing
General
Manager
Engineer
Tim Drafter
3
jelas, dan didukung oleh penerapan praktik terbaik dalam manajemen proyek dan pencapaian
industri standar terkemuka dalam kesehatan dan keselamatan (Zekon, 2015).
4
BAB III
Sebagai asisten engineer geoteknik saya berperan untuk membantu engineer geoteknik dalam
pengolahan data lab hasil investigasi tanah dan membuat laporan hasil investigasi tanah dalam bentuk
borelog dan profil lapisan tanah yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan dan analisis serta
laporan kepada klien. Selain itu, penulis juga diberikan tugas belajar tentang pengembangan
parameter tanah dan perhitungan kekuatan aksial pondasi dalam.
Kegiatan
Pengeboran
Pembuatan
Laporan Borelog
Pembuatan Profil
Lapisan Tanah
Pengembangan
Parameter
5
1. Kegiatan Pengeboran
Telah dilakukan pengujian lapangan oleh PT Zekon Indonesia pada tanggal 16 Juli
2019 sampai 1 Agustus 2019. Total ada delapan titik bor di sepanjang Low Wall Pit 119
dengan kedalaman total 275.2 m. Sebelum dilakukan pengeboran, titik bor ditentukan dan
disurvei untuk mengetahui koordinat dan elevasi titik bor.
Selain dilakukan mapping, lokasi lubang bor juga didokumentasikan ke empat arah
mata angin.
6
Gambar 3.1.4 Dokumentasi Lokasi Lubang Bor di ZI-05
Setelah diketahui koordinat dan elevasi lubang bor, selanjutnya dilakukan Standard
Penetration Test (SPT) oleh tim di lapangan setiap interval 1.5 m. Bersamaan dengan
pelaksanaan SPT, sampel tanah juga diambil dengan metode full coring yang dilakukan pada
semua lubang bor untuk mendapatkan sampel material untuk identifikasi visual jenis
material. Terdapat beberapa kondisi yang membolehkan pengeboran di suatu titik
dihentikan, yaitu:
1. Telah mencapai target kedalaman (masing-masing titik berbeda).
2. Jika batuan dasar seperti mudstone/siltstone/sandstone dengan ketebalan sekitar 5 m
ditemukan.
3. Jika ditemukan nilai SPT > 50 sebanyak tiga kali berturut-turut.
7
Tabel 3.1.1 Daftar Lubang Bor
Saat dilakukan uji SPT, nilai SPT dicatat dan pengambilan sampel undisturbed
(UDS) dan rock sampling (UCS) dilakukan. Berikut adalah jumlah SPT dan pengambilan
sampel undisturbed.
Tabel 3.1.2 Nilai N-SPT dan Daftar Sampel UDS dan UCS
8
UDS dan panjang sampel UDS. Selain data SPT dan UDS, tim dari lapangan juga
mengirimkan dokumentasi core box yang berisi sampel tanah di masing-masing lubang bor.
Contoh data data dari lapangan bisa dilihat di lampiran (data dari borehole ZI-07).
9
Tabel 3.1.4 Data UDS ZI-07
Tim dari lapangan juga mengirimkan dokumentasi core box dan deskripsi material
tanah sederhana.
Data SPT, UDS, dan hasil identifikasi visual dari tim di lapangan kemudian dibuat
laporan berupa borehole log oleh tim engineering di kantor. Borehole log adalah
presensentasi grafis dari rincian yang dikumpulkan dari masing-masing lubang bor. Di dalam
borehole log terdadapat graphic log dan simbol USCS yang ditentukan berdasarkan Unified
Soil Classification System yang terdapat pada ASTM D 2487–06.
Di dalam borehole log juga terdapat deskripsi material tanah atau batu, penulisannya
disepakati disesuaikan dengan ASTM D 2488–09a. Urutan penulisannya adalah sebagai
berikut: Nama material, warna, grain size, bentuk, grade, consistency/relative density,
moisture, plasticity, cementation.
Di dalam borehole log juga terdapat informasi mengenai judul pekerjaan, deskripsi
singkat pekerjaan, drilling, sampling, grafik nilai N-SPT, dan hasil percobaan laboratorium.
Pada bagian drilling terdapat informasi metode pengambilan sampel dan kedalaman lubang
bor. Di bagian sampling terdapat informasi berupa RQD (untuk batuan), GSI (untuk batuan),
10
dan data SPT serta UDS. Grafik nilai N-SPT digambar berdasarkan data pencatatan N-SPT
di lapangan. Berikut merupakan salah satu contoh borehole log (Borehole Log ZI-07).
11
Gambar 3.1.8 Borehole Log ZI-07_02
12
3. Pembuatan profil lapisan tanah
Data investigasi tanah historis juga tersedia di sekitar lokasi pengeboran yang telah
dilakukan oleh Zekon (2018), Golder (2015), Golder (2014), dan DHV (2012). Data historis
ini dipertimbangkan untuk pengembangan profil lapisan tanah dan mengembangkan
parameter tanah projek ini. Tahapan membuat profil lapisan tanah adalah sebagai berikut:
1. Menghubungkan titik lubang bor
2. Mengelompokkan jenis tanah
3. Menentukan potongan untuk profil lapisan tanah
Pada tahapan pertama, titik-titik lubang bor dihubungkan sesuai dengan koordinat global
hasil pemetaan.
Pada tahapan kedua, tanah dikelompokkan menjadi Soil Unit. Berdasarkan data
investigasi geoteknik saat ini dan historis, material lapisan tanah terdiri dari:
• Overburden Material (SU-1)
Overburden material terdiri dari limbah lempung dan pasir dengan berbagai nilai
konsistensi dan kepadatan. Nilai SPT untuk overburden material berkisar dari 1 hingga
lebih dari 50. Ketebalan overburden material tergantung pada borehole log.
• Mud Material – Very Soft to Soft (SU-2)
13
Mud material berasal dari tanah liat yang sangat lunak hingga lunak yang sangat mudah
ditekan (higly compressible). Ketebalan lumpur bervariasi antara 1.5 m – 21.5 m
tergantung pada lokasi lubang bor. Nilai SPT dari material ini mulai dari 0 hingga 4.
• Cohesive Material – Medium Stiff to Stiff (SU-3)
Tanah kohesif yang kaku ditemukan pada kedalaman yang lebih dalam, nilai SPT
material ini mulai dari 5 hingga 15.
• Cohesive Material – Very Stiff to Hard (SU-4)
Tanah kohesif yang keras ditemukan pada kedalaman yang lebih dalam sebagai lapisan
tanah terakhir sebelum ujung lubang bor. Nilai SPT dari material ini mulai dari 6 hingga
lebih dari 50.
• Granular Material – Very Loose to Loose (SU-5)
Tanah granular yang longgar ditemukan di beberapa lokasi. Nilai SPT dari material ini
mulai dari 0 hingga 10.
• Granular Material – Medium Dense to Dense (SU-6)
Tanah granular padat ditemukan di beberapa lokasi. Nilai SPT dari material ini mulai
dari 11 hingga 49.
• Granular Material – Very Dense (SU-7)
Tanah granular yang sangat padat ditemukan di beberapa lokasi. Nilai SPT dari material
ini mulai dari 50 keatas.
• Coal Seam
Material lapisan batu bara tertanam di batuan dasar dengan berbagai ketebalan.
• Buttress
Material penopang yang memiliki kuat geser undrained minimum 75 kPa.
Pada tahapan ketiga, potongan ditentukan untuk dibuat profil lapisan tanah. Setelah itu
kelompok Soil Unit (SU) dihubungkan berdasarkan data yang tersedia.
14
Gambar 3.1.10 Layout Investigasi Tanah
15
Gambar 3.1.11 Profil Lapisan Tanah ZI-07
16
4. Pengembangan Parameter
Parameter geoteknik dikembangkan dari korelasi empiris nilai SPT dan interpretasi
data laboratorium. Sebelum korelasi dilakukan, nilai SPT dikoreksi dengan faktor koreksi
yang diberikan oleh Seed, et al (1985) dan Skempton (1986). Parameter geoteknik yang
dikembangkan dari korelasi empiris nilai SPT adalah sebagai berikut:
• Berat Volume Jenuh, γ (kN/m3)
• Parameter Kekuatan (kohesi, c (kPa) dan sudut geser, ϕ (o)
• Parameter Deformasi, E (kPa)
Pengembangan parameter geoteknik dilakukan menggunakan Microsoft Excel sesuai dengan
persamaan korelasi yang berkaitan. Pengembangan parameter geoteknik dilakukan sesuai
dengan masing-masing kelompok material tanah. Tujuh kelompok material tanah yang telah
dijelaskan sebelumnya dikembangkan parameter geotekniknya dari setiap material untuk
melakukan analisis geoteknik.
17
Tabel 3.1.7 Parameter Kekuatan Tanah
18
Gambar 3.1.12 Sections Layout
Berikut merupakan kriteria desain untuk analisis proyek ini:
• Beban konstruksi adalah 10 kPa
• Target minimum faktor keamanan adalah 1.25 untuk kondisi statis
• Kondisi blasting juga dianalisis dengan menerapkan faktor koefisien horizontal dan
vertikal ke dalam model kemiringan. Faktor koefisien horizontal ditetapkan 0.016g dan
faktor kofisien vertical ditetapkan 0.004g. Target minimum faktor keamanan adalah
1.10.
• Analisis dilakukan dalam dua tahap konstruksi utama. Berikut merupakan deskripsi
setiap tahap.
Stage Description
Existing Condition (Stage-1) Existing condition based on the topographical data.
Stage-2 Final Pit 119 Design.
• Jika hasil analisis akhir desain Pit 119 tidak memenuhi stabilitas yang disyaratkan (SF <
1.25), perlu dilakukan desain ulang kemiringan atau menambah struktur penopang dan
stabilitasnya harus dianalisis pada tahap 3.
• Mempertimbangkan ketersediaan bahan dan saran dari Jembayan Muara Bara untuk
desain ulang kemiringan atau menambah struktur penopang.
Hasil dari analisis dan desain dari stabilitas lereng di Low Wall Pit 119 adalah sebagai
berikut:
19
Gambar 3.1.13 Final Design with re-Sloping Effort for Section 61
20
Gambar 3.1.14 Slope Stabilization Layout
5. Kesimpulan untuk stabilitas lereng di Low Wall Pit 119 oleh engineer geoteknik di PT Zekon
Indonesia adalah sebagai berikut:
• Telah dilakukan penilaian parameter geoteknik untuk material lapisan tanah di lokasi
proyek.
• Total ada delapan sections lereng di sepanjang Low Wall Pit 119 yang telah
dikembangkan. Semua section dianalisis dengan metode limit equilibrium menggunakan
perangkat lunak SLIDE v6.
• Kemiringan lereng pada tiga sections di wilayah utara telah memenuhi target minimum
faktor keamanan stabilitas, yaitu 1.25 untuk kondisi statis dan 1.10 untuk kondisi
blasting.
• Untuk mengatasi masalah ketidakstabilan di wilayah selatan, dilakukan desain ulang
kemiringan lereng pada Section 41, Section 61, dan Section 51.
• Desain akhir lereng telah memenenuhi standar stabilitas untuk semua sections.
21
3.2. Pengolahan Data Laboratiorium (Proyek Emily-1)
Selain membuat report mengenai investigasi tanah, kegiatan lain yang dilakukan selama
Kerja Praktik di PT Zekon Indonesia adalah membuat report mengenai data laboratorium.
Pengolahan data lab berguna untuk perhitungan dan analisis geoteknik serta untuk laporan
kepada klien. Pengolahan data lab yang dilakukan lab untuk proyek Emily-1 Fuel Tank Terminal
& Jetty milik TRIPATRA di Balikpapan, Kalimantan Timur.
22
Sampel Dikirim
Pengujian SPT Pengambilan
ke
di Lapangan Sampel Tanah
Laboratorium
23
Gambar 3.2.4 Contoh Sampel Tanah dari Lapangan
Untuk proyek ini, terdapat 24 sampel yang diuji laboratorium. 24 sampel tersebut diserahkan
kepada tiga laboratorium di sekitar Kota Bandung. Setelah tanah diserahkan kepada
laboratorium, pihak laboratorium akan melakukan uji lab sesuai dengan lab order. Pengujian di
laboratorium dilakukan sesuai dengan standar untuk masing-masing tipe pengujian. Pengujian
tanah di laboratorium bertujuan untuk memperoleh data dan informasi parameter tanah. data dan
informasi tersebut akan digunakan untuk menghitung kapasitas daya dukung dan penurunan
tanah. Berikut merupakan daftar uji laboratorium yang dilakukan beserta standar pengujiannya.
24
Uji lab akan selesai tergantung dengan jenis dan banyaknya pengujian yang dilakukan.
Ketika uji lab telah selesai dilakukan, pihak laboratorium akan mengirimkan data mentah hasil
pengujian di laboratorium.
25
Gambar 3.2.6 Hasil Uji Laboratorium
3.3. Kapasitas Aksial Pondasi (Proyek Emily 1)
Pada proyek ini PT Zekon Indonesia juga melakukan perhitungan kekuatan aksial pondasi.
Saat itu, perhitungan dan analisis sudah dilakukan. Penulis diberi tugas untuk mempelajari dan
menghitung ulang perhitungan tersebut. Tahapan perhitungan kekuatan aksial pondasi adalah
sebagai berikut:
Spesfifikasi
Perhitungan
Pengembangan Material dan
Raw SPT Kekuatan Aksial
Parameter Grade Tiang
Pondasi
Pondasi
26
1. Raw SPT
Pada tahapan ini, material lapisan tanah dikelompokan menjadi enam Geotechnical Unit
(GU) berdasarkan nilai SPT-nya untuk tanah lempung dan pasir. Berikut merupakan kriteria
masing-masing GU.
N- γ
Consistency SPT sat Cu
Very soft <2 14 < 12.5
Soft 2–4 15 12.5–25
Medium 4–8 16 25–50
Stiff 8–15 18 50–100
Very stiff 15-30 20 100–200
Hard >30 22 200–400
N- γ
Compactness SPT sat φ’
Very loose <4 14 < 32
Loose 4–10 16 32–35
Medium 10–30 18 35–38
Dense 30–50 20 38–41
Very dense >50 22 41–45
27
Tabel 3.3.4 Raw SPT NEW-02
Depth (m)
Hole ID Sample ID / SPT ID Sample Length (m) SPT-Number Remarks Lithologi SU
Start End
NEW-02 SPT-01 1.00 1.45 0.45 0 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-02 3.00 3.45 0.45 0 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-03 5.00 5.45 0.45 0 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-04 7.00 7.45 0.45 0 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-05 9.00 9.45 0.45 0 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-06 11.00 11.45 0.45 0 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-07 13.00 13.45 0.45 2 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-08 15.00 15.45 0.45 1 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-09 17.00 17.45 0.45 1 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-10 19.00 19.45 0.45 2 SPT Test Silty CLAY GU-1
NEW-02 SPT-11 21.00 21.45 0.45 15 SPT Test Silty CLAY GU-3
NEW-02 SPT-12 23.00 23.45 0.45 17 SPT Test Silty CLAY GU-3
NEW-02 SPT-13 25.00 25.45 0.45 17 SPT Test Silty CLAY GU-3
NEW-02 SPT-14 27.00 27.45 0.45 19 SPT Test Silty CLAY GU-3
NEW-02 SPT-15 29.00 29.45 0.45 20 SPT Test Silty CLAY GU-3
NEW-02 SPT-16 31.00 31.45 0.45 51 SPT Test CLAYSTONE GU-6
NEW-02 SPT-17 33.00 33.45 0.45 51 SPT Test CLAYSTONE/COAL GU-6
NEW-02 SPT-18 35.00 35.45 0.45 52 SPT Test CLAYSTONE GU-6
NEW-02 SPT-19 37.00 37.45 0.45 50 SPT Test CLAYSTONE GU-6
NEW-02 SPT-20 39.55 40.00 0.45 50 SPT Test CLAYSTONE GU-6
2. Pengembangan Parameter
Pengembangan parameter tanah dilakukan dengan cara korelasi nilai SPT pada
lubang bor NEW-02. Parameter yang dikembangkan dan tahapan pengembangan parameter
sesuai dengan Sub-bab 3.1. bagian 4 namun dengan jenis tanah yang berbeda. Perhitungan
pengembangan parameter dengan kolerasi N-SPT dilakukan menggunakan Microsoft Excel.
Berdasarkan perhitungan korelasi parameter, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
28
Tabel 3.3.6 Typical Steel Pile Types
Yield
Cross Moment Unit
Outer Pile Strength
Pile Thickness Sectional of Weight Qsteel all
Diameter Length of Steel,
Type (mm) Area, As Inertia of Steel (kN)
(mm) (m) fy
(m2) (m4) (kN/m3)
(MPa)
P-1 1213 24 65 0.08965 0.01585 78.00 310 13895.75
P-2 1213 24 55 0.08965 0.01585 78.00 310 13895.75
P-3 1213 19 65 0.07127 0.01270 78.00 310 11046.85
P-4 1213 19 55 0.07127 0.01270 78.00 310 11046.85
P-5 1213 24 62 0.08965 0.01585 78.00 310 13895.75
Berdasarkan referensi yang telah dijelaskan tersebut, kekuatan aksial pondasi dihitung
menggunakan Microsoft Excel. Berikut merupakan hasil perhitungannya (Tipe Tiang
Pancang: P–1).
29
Tabel 3.3.7 Properti Tiang Pancang
Pile Properties Steel Pipe
Type : Open Ended
Shape : Circle
Outer Diameter : 1.213 m
Inner Diameter : 1.165 m
Thickness : 0.024 m
Cross Sec. Area : 0.090 m2
Inner Area : 1.066 m2
Outer Perimeter : 3.811 m
Inner Perimeter : 3.660 m
Unit weight : 78.00 kN/m3
30
Gambar 3.3.1 Hasil Perhitungan Kapasitas Axial Pondasi untuk kondisi tekan dan Tarik di NEW-02
31
32
BAB IV
Setelah Kerja Praktik di PT Zekon Indonesia dilakukan selama lima minggu, terdapat
pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh oleh penulis. Berikut merupakan hasil Kerja
Praktik di PT Zekon Indonesia:
Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan investigasi tanah secara
in-situ, salah satunya adalah Standard Penetration Test (SPT). SPT adalah sebuah metode uji
pengeboran tanah untuk mendapatkan parameter tanah. Tes ini adalah metode uji pengeboran
tanah yang paling banyak digunakan di dunia. Tes SPT dilakakukan dengan cara memukul
sebuah palu ke spoon SPT dengan interval setiap 1.5 m. Data yang diambil adalah jumlah
pukulan palu untuk membuat spoon penetrasi sejauh 15 cm. Jumlah pukulan palu yang dihitung
adalah pukulan palu untuk 15 cm kedua dan ketiga. Hasil dari SPT ini bisa digunakan untuk
mendapatkan parameter tanah yang diuji. Terdapat beberapa persamaan korelasi untuk
mengetahui parameter tanah tanpa hasil uji lab. Hal ini akan mempermudah dan mempercepat
proses perhitungan dan analisis.
Hasil uji laboratorium berisi tentang data yang telah diolah dan dikonfirmasi dari hasil percobaan
di laboratorium dan telah disesuaikan dengan format perusahaan. Lab sheet berguna untuk
33
perhitungan dan analisis geoteknik serta untuk laporan kepada klien. Data yang diolah pada lab
sheet adalah sebagai berikut:
• Index Properties (kadar air, berat jenis, dan specific gracity)
• Atterberg Limit (batas basah dan batas plastis)
• Particle Size Distribution (analisis saringan dan tes hidrometer)
• Direct Shear
• Triaxial UU
• Triaxial CU
• Consolidation
Terdapat beberapa masalah ketika penulis mengerjakan lab sheet. Diantaranya adalah:
• Data yang kurang logis, solusinya adalah konfirmasi perhitungan atau buang data yang tidak
logis jika perhitungan sudah benar.
• Data yang diperoleh berada diluar range tabel yang tersedia, solusinya adalah
mengembangkan persamaan dasar tabel tersebut sehingga dapat dilakukan interpolasi.
• Data yang diperlukan tidak tersedia dari laboratorium, solusinya adalah hitung balik
persamaan dari data yang telah diketahui.
Tidak seperti tiga hal yang telah dibahas sebelumnya yang merupakan hal baru bagi penulis,
perhitungan kekuatan pondasi telah dipelajadi saat perkuliahan. Namun, saat kerja praktik,
terdapat beberapa hal baru yang diperhitungkan, yaitu kondisi plug & unplug dan kapasitas tarik
pondasi (Qpullout). Berikut merupakan tahapan perhitungan kekuatan aksial pondasi pancang:
1. Perhitungan Skin Friction, Qs (kN)
2. Kapasitas Ijin Pondasi, Qc-all dan Qp-all
34
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
γ
Consistency N-SPT sat Cu
Very soft <2 14 < 12.5
Soft 2-4 15 12.5 - 25
Medium 4-8 16 25 - 50
Stiff 8 - 15 18 50 - 100
Very stiff 15 - 30 20 100 - 200
Hard > 30 22 200 - 400
35
Tabel 5.2.2 Korelasi SPT untuk Tanah Pasir
γ
Compactness N-SPT sat φ'
Very loose <4 14 < 32
Loose 4 - 10 16 32 - 35
Medium 10 - 30 18 35 - 38
Dense 30 - 50 20 38 - 41
Very dense > 50 22 41 - 45
36
Tabel 5.3.5 Nilai Empiris Dr, phi, dan Berat Jenis tanah granular berdasarkan nilai N-SPT
Sampel tanah yang diambil saat SPT diklasifikasikan untuk dilaporkan di borehole log.
37
5.4. Parameter Development
Data nilai SPT bisa dikembangkan untuk diketahui parameter tanahnya.
Nilai SPT
Nilai SPT digunakan untuk penilaian geoteknik. Nilai SPT dari investigasi tanah
akan dikoreksi dengan faktor koreksi yang diberikan oleh Seed, et al (1985) dan Skempton
(1986):
𝑁𝜂𝐻 𝜂𝐵 𝜂𝑆 𝜂𝑅
𝑁60 =
60
ηH = Faktor koreksi rasio energi
ηB = Faktor koreksi untuk diameter lubang bor
ηS = Faktor koreksi untuk sampler
ηR = Faktor koreksi untuk panjang batang
N = Nilai SPT yang diukur di lapangan
Diameter (mm) ηB
60-120 1
150 1.05
200 1.15
38
Tabel 5.4.3 Variasi Nilai ηS
Variable ηS
>10 1.0
6-10 0.95
4-6 0.85
0-4 0.75
CN = faktor koreksi
Nilai berat jenis jenuh diperkirakan dari korelasi empiris dengan niali SPT dalam tabel
berikut.
39
Tabel 5.4.5 Korelasi Empiris dari saturated unit weight dengan nilai SPT untuk material
berbutir halus
Tabel 5.4.6 Korelasi Empiris dari saturated unit weight dengan nilai SPT untuk material kasar
Parameter Kekuatan
Parameter kriteria kegagalan Mohr-Coulomb adalah c (kohesi) dan ϕ (friction angle)
berdasarkan persamaan berikut:
𝜏 = 𝑐 + 𝜎𝑡𝑎𝑛𝜙
τ = tegangan geser
c = kohesi
σ = tegangan normal
ϕ = friction angle
Berdasarkan nilai SPT, untuk material berbutir halus (lempung), kohesi dan friction
angle berkolerasi dengan undrained shear strength. Korelasi empiris undrained shear
strength dari nilai SPT adalah
𝐶𝑢 = 6 × (𝑁1 )60
Cu = Undrained shear strength
(N1)60 = Corrected N60
Nilai kohesi dan friction angle dihitung dari korelasi empiris dengan undrained
shear strength berdasarkan tabel berikut:
40
Tabel 5.4.7 Korelasi Empiris dari effective cohesion dan friction angle dengan undrained shear
strength untuk material berbutir halus
Parameter Deformasi
Modulus deformasi ditentukan dari korelasi empiris data SPT. Persamaan untuk
menentukan modulus deformasi adalah sebagai berikut:
41
Kapasitas daya dukung ujung dihitung menggunakan persamaan berikut:
42
Gambar 5.6.1 Soil Plugging in open-ended steel pipe piles and steel H-piles.
43
44
BAB VI
KESIMPULAN
1. Proses investigasi tanah di lapangan adalah dimulai dari penentuan titik lubang bor,
kemudian kegiatan pengeboran, lalu pembuatan laporan borehole log, selanjutnya
pembuatan profil lapisan tanah, dan yang terakhir adalah pengembangan parameter tanah.
2. Perhitungan parameter tanah di Low Wall Pit 119 dihitung menggunakan persamaan korelasi
untuk mengetahui nilai berat isi, kohesi, sudut geser, dan elastisitas tanah. Hasil detail dari
pengembangan parameter tanah dapat dilihat pada sub-bab 3.1. bagian 4.
3. Proses pengolahan data laboratorium dimulai dari pengujian SPT di lapangan, kemudian
sampel tanah saat pengujian diambil dan dikirim ke laboratorium, lalu sampel tanah diuji di
laboratorium berdasarkan standar pengujian, setelah sampel tanah selesai diuji, pihak
laboratorium akan menyerahkan data hasil pengujian, terakhir, data tersebut diolah untuk
perhitungan dan laporan kepada klien.
4. Perhitungan kekuatan aksial pondasi dihitung berdasarkan Hansen (1970) dari buku Bowles
J.E., Foundation Analysis and Design. Hal yang diperhitungkan adalah kekuatan aksial
pondasi yang diizinkan sesuai dengan kekuatan tekan dan kekuatan tarik pondasi tiang
pancang. Hal lain yang diperhitungkan adalah kondisi plug dan unplug tanah terhadap
pondasi tiang pancang. Hasil detail dari perhitungan pondasi bisa dilihat pada sub-bab 3.3.
45
46
Daftar Pustaka
American Society for Testing Materials. (2016, September 30). ASTM D2488 - 09a. United States.
American Society for Testing Materials. (n.d.). ASTM D 2487 - 06. West Conshohocken,
Pennsylvania, United States.
Braja M. Das, K. S. (2014). Principles of Geotechnical Engineering. Stamford: Cengage Learning.
Budhu, M. (2011). Soil Mechanics and Foundation. John Wiley & Sons, Inc.
Das, B. M. (2002). Soil Mechanics Laboratory Manual. New York: Oxford University Press.
Das, B. M. (2014). Principles of Foundation Engineering. Boston: Cengeage Learning.
I. M. Idriss, R. B. (2008). Soil Liquefaction During Earthquakes. Oakland: Earthquake Engineering
Research Institute (EERI).
Joseph E. Bowles, P. S. (1996). Foundation Analysis and Design. Singapore: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
PT Testindo. (2018, March 1). Uji Penyelidikan Tanah. Diambil kembali dari Testindo:
http://www.testindo.com/article/70/uji-penyelidikan-tanah
PT Zekon Indonesia. (2019, September 3). Technical Note Slope Stability Study Soft Ground at Pit
119 Low Wall, Separi, East Kalimantan. Bandung, West Java, Indonesia.
Zekon. (2015). Retrieved from Zekon Design & Build: http://zekon.co.id/home/
Zekon Indonesia. (2019, August). Final Report Soil Investigation Emily - 1 Fuel Tank Terminal &
Jetty. South Tangerang, Banten, Indonesia.
47
48
Lampiran
49
50
51
52
53
54