Anda di halaman 1dari 6

RESUME

DINAMIKA TANAH DAN REKAYASA GEMPA


EGS172

OLEH :
CRESSY HOTMAULI TAMBUNAN
M1C118011

DOSEN PENGAMPU:
DILA OKTARISE DWINA, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2021
RESUME DINAMIKA TANAH DAN REKAYASA GEMPA

Gempa merupakan peristiwa dengan gejala fisik yang ditandai dengan


adanya getaran pada bumi dengan berbagai intensitas. Getaran gempa dapat
disebabkan karena adanya peristiwa vulkanik, yaitu gerakan tanah yang
disebabkan oleh aktivitas desakan magma ke permukaan bumi, atau akibat
meletusnya gunung berapi.

Terdapat 2 jalur gempa utama yaitu :

1. Circum Pacific Mobile Belt


Cincin Api Pasifik atau Circum-Pacific belt sering disebut sebagai penyebab
Indonesia sering mengalami gempa. Ini sering terjadi di bagian sekitar Lautan
Pasifik yang merupakan mayoritas utama dari semua gempa bumi baik yang
merusak maupun yang kecil.
Daerah yang termasuk dalam wilayah gempa ini adalah Cordilleras de los
Andes (Chili, Equador, Loop ke Caribia) – Amerika Tengah – Meksiko –
California - British Colombia – Alaska – Aleutian Islands – BAB II STUDI
LITERATUR II - 2 Kamchatka – Jepang – Taiwan – Philipina – Indonesia
(Sulawesi Utara, Irian) – Melanesia – New Zaeland. Kemungkinan terjadi gempa
pada wilayah ini adalah 80%.
Dimana menurut pendapat para ahli jalur melanesia – Polynesia – New
Zaeland termasuk dalam suatu jalur tersendiri yang disebut jalur Indo-Australia.
Dengan hal ini lokasi gempa cenderung terkonsentrasi pada tempat - tempat
tertentu saja, seperti pada batas pelat tektonik Pasifik. Dimana tempat ini dikenal
dengan sebutan lingkaran api (Ring of Fire) karena banyaknya gunung berapi dan
aktivitas geologi di daerah ini.
Wilayah kepulauan Indonesia adalah daerah yang memiliki faktor
kegempaan yang merupakan tempat pertemuan kedua zona gempa bumi tersebut
terjadi.

2. Alps Caucasus Himalayan Belt Atau Alpide Belt atau sabuk alpide
Merupakan sabuk seismic sabuk orogenik yang mencakup
beberapa pegunungan yang membentang hingga lebih dari 15.000 km di
sepanjang batas selatan Eurasia, membentang dari Jawa dan Sumatra,
melalui Semenanjung Indochina, Himalaya dan Transhimalaya, pegunungan Iran,
Kaukasus, Anatolia, Mediterania, dan keluar ke Atlantik. Zone Alps Caucasus
Himalayan Belt Atau Alpide Belt ini mencakup wilayah Alpine Mediterania –
Asia Kecil - Burma - Sepanjang Himalaya dan bercabang keutara didataran cina
bagian atas sungai kuning ke selatan sumatera – jawa – kepulauan nusa tenggara –
Sulawesi – kemudian bertemu dengan Circum Pasiifik Mobile Belt di filipina
selatan. Kemungkinan terjadi gempa pada wilayah ini adalah 15%.
Sabuk Alpide terbentuk secara sendiri oleh Lempeng tektonik yang sedang
berlangsung hampir sama seperti Alpin orogenis. Sabuk ini merupakan hasil
penutupan dari Mesozoikum ke Kenozoikum yang masih baru-baru ini dan proses
tabrakan antara banyak lempeng bumi diantaranya Lempeng Afrika, Lempeng
Arab, dan Lempeng India yang bergerak ke utara dengan lempeng Eurasia
Indonesia merupakan wilayah yang termasuk dalam kedua zone gempa
bumi ini , dan merupakan tempat pertemuan dari dua zone gempa bumi ini.
Indonesia juga merupakan tempat tumbukan 3 lempeng tektonik yaitu :
1. Lempeng Indo-Australia
2. Lempeng Eurasia
3. Lempeng Pasifik

Berikut merupakan gambaran dari tumbukan 3 lempeng tektonik tersebut sebagai


berikut :

Pada gambar diatas merupakan lingkungan tektonik diwilayah Indonesia


terdiri dari tiga lempeng tektonik yaitu Indo Australia, Pasifik dan Eurasia yang
bergerak relatif terhadap lainnya yang dapat dilihat pada tanda padah. Batas
lempeng tektonik merupakan daerah konsentrasi aktifitas gempa bumi yang diplot
sebagai garis hitam dan segi tiga. Garis tebal merupakan sesar aktif, sedangkan
lingkaran adalah stasiun seismograf.

Pada gambar lempeng tektonik diatas hal yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Tumbukkan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia


Hal ini membentuk pola struktur geologi di Indonesia bagian barat dan
sebagaian di bagian timur yaitu pola struktur geologi sumatera, jawa, nusa
tenggara, dan bagian wilayah selatan maluku.
2. Tumbukkan lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik
Hal ini membentuk pola struktur geologi di Irian Jaya
3. Tumbukkan lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik
Hal ini membentuk pola struktur geologi Irian Jaya bagian Utara, Maluku
dan Sulawesi yang mengakibatkan patahan besar Sorong / Irian Jaya dan
patahan Palu -Koro / Sulawesi Tengah.

Pada gambar diatas merupakan distribusi lokasi terjadinya gempa bumi


besar yang pernah terjadi tahun 1900 s/d 1996 dengan magnitude M > 6 pada
Skala Richter
Gambar tersebut merupakan mekanisme terjadinya gempa bumi yang
berhubungan dengan patahan normal yang berkembang dalam zona patahan naik.
Patahan ini terjadi akibat tegasan yang dihasilkan dari penunjangan lempeng
kerak Samudra.

Gambar diatas merupakan zona sumber gempa yang terjadi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai