Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Meynanda Silitonga

NIM : D1A018083

M.KULIAH : KONSERVASI TANAH DAN AIR

RESUME WEBINAR HARI AIR DUNIA

“ PERAN KEMENTAN DALAM PERLINDUNGAN LAHAN DAN PETANI AKIBAT


BENCANA BANJIR “

Adanya perubahan iklim ekstrim cenderung menimbulkan bencana diantaranya banjir,


kekeringan dan longsor yang dapat berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan,
termasuk sektor pertanian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada
7.574 kali bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama periode 2011 hingga 22 september
2020. Meski trennya fluktuatif, tapi bencana ini memiliki tingkat intensitas yang cukup sering
selama 10 tahun terakhir. Sektor pertanian paling rentan terhadap dampak perubahan iklim
yang memiliki implikasi besar terutama bagi ketahanan pangan.

 Upaya penanganan dampak perubahan iklim (DPI) banjir


- Informasi prakiraan iklim BMKG
- Normalisasi saluran / penampungan air
- Budidaya sesuai iklim setempat
- Optimalisasi bantuan pompa sumur suntuk dan pengaliran air
- Optimalisasi kegiatan penerapan penanganan DPI
- Monev perkembangan banjir / kekeringan
- Daftar / klaim AUTP
- Bantuan benih bagi yang PUSO

 Ansipasi banjir
1. Melakukan sosialisasi perubahan iklim .
2. Penentuan jadwal tanam yang tepat sesuai kondisi iklim dan infrastruktur.
3. Pada daerah rawan banjir, pompa pompa air harus disiapkan, normalisasi saluran,
pengaturan air melalui embung,longstorage dll.
4. Dalam melakukan percepat tanam, brigade tanam segera dikerahkan begitu juga
dengan prasarana pendukung seperti traktor, pupuk, benih dan lainnya.
5. Menggunakan varietas tahan air.
6. Memanfaat Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

 Antisipasi banjir dengan me ngoptimalkan Embung / DAM parit


Manfaat embung adalah untuk menampungkan air di musim hujan dan
dimanfaatkan pada menjelang musim kemarau.
 Antisipasi banjir dengan kegiatan permompaan dan perpipaan
Membangun perpompaan dan perpipaan untuk memanfaatkan sumber air
permukaan pada lahan sawah.
 Antisipasi banjir dengan pompa air
Manfaatkan semua pompa air tersedia di daerah optimalkan alsintan untuk
membantu petani dalam mengamankan standing crop banjir
 Antisipasi banjir dengan menggunakan hand tractor untuk percepatan tanam
Manfaatkan alsintan dan kerahkan brgade alsintan untuk melakukan percepatan
tanam (padi, jagung, dan kedelai)

“ PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI MUSI- SUBIHAN-


BANYUASIN- LEMAU”

Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.
Pengeloaan sumber daya air meliputi :

1. Konservasi sumber daya air


2. Pendayagunaan sumber daya air
3. Pegendalian daya rusak air

Daerah Aliran Sungai (DAS) suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut secara alami, yang batas
di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.

Wilayah Sungai(WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya airdalam


satu atau lebih daerah aliran sungai dan atau pulau pulau kecil yang luasnya kurang dari atau
sama dengan 2000 km2.

Perubahan tata guna lahan berimplikasi pada infiltrasi dan run-off


Semakin banyak kawasan terbangun, semakin rendah kemampuan tanah untuk
menginfiltrasi air hujan, semakin tinggi air hujan yang mengalir sebagai run-oof, akibatnya
terjadi banjir dan genangan.

“KONDISI DRAINASE”

Metode praktis untuk menghentikan pembuangan sampah ke sungai dan drainase

- Penyebaran infomasi mengenai masalah sampai


- Memperbaiki sistem pengambilan sampah
- Melakukan sosialisasi terhadap peraturan yang ada
- Melaksanakan kampanye atau kompetisi pembersihan sungai membentuk tim terpadu
- Melakukan kerjasama dengan pengusaha / perusahaan lokal
- Membentuk masyarakat berbasis 3R dan memperkenalkan teknologi yang sederhana
dan tepat guna
- Menentukan target jangka panjang
“PENGELOLAAN RAWA

Upaya pengembangan rawa, ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan akan pangan, air
bahan baku industri, atau kebutuhan perkembangan ekonomi masyarakat. Penetapan rawa
sebagai fungsi lindung maupun fungsi budidaya harus didasarkan pada kondisi sumber daya
rawa, seperti geomorfologi, jenis endapan, pengaruh pasang surut, tipe genangan, hidrologi
dan sifat biofisik kimia lain sesuai dengan daya dukung dan terjamin keseimbangan,
keberlanjutan, dan manfaat rawa yang sebesar- besarnya.

Pengaturan pengelolaan rawa terdiri atas upaya konservasi rawa, pengembangan


rawa, dan pengendalian daya rusak air pada rawa. Upaya konservasi menjaga keseimbangan
ekologi, hidrologi, melindungi keanekaragaman hayati, sebagai habitat flora fauna, penyerap
sekaligus gudang penyimpan gas rumah kaca karbondioksida (CO2) yang berperan dalam
pemanasan global dan dapat berkontribusi dalam perbaikan lingkungan serta menjaga daya
dukung kawasan yang berfungsi budidaya di daerah sekitarnya.

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air
dan atau ke bangunan resapan buatan. Drainase berwawasan lingkungan yaitu pengelolaan
drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan.

Banjir terjadi karena nilai infiltrasi lebih rendah dibanding dengan lalu presipitasi
(hujan), air tidak bisa masuk lagi akibatnya tergenang dan pada daerah tinggi menimbulkan
aliran permukaan (run-off) menuju ke daerah yang lebih rendah, harus ada upaya peningkatan
kapasitas simpanan untuk mengurangi laju aliran permukaan (direct runoff).

Perubahan rawa menjadi lahan terbangun berdampak negatif karena perubahan


tersebut mengakibat fungsi rawa sebagai penampung air tidak dapat dilakukan secara
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai