Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN DAS

MENDELINEASI BATAS DAS DAN MENENTUKAN LUAS DAS


SECARA MANUAL DAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

Nama : Meynanda Silitonga

NIM : D1A018083

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
MEI 2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


DAS (daerah aliran sungai) merupakan salah satu komponen hidrologi yang
berperan sebagai wilayah yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan air
hujan hingga danau atau laut melalui sungai. DAS merupakan setauan wilayah
daratan dan sungai, termasuk anak-anak sungainya, DAS tersusun atas beberapa
sub-DAS. Pemberian batasan pada DAS dikenal dengan istilah delineasi DAS.
Delineasi DAS adalah salah satu penelitian untuk memberikan dan menentukan
batas DAS atau suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas DAS yang
tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal DAS tertentu, bentuk
DAS, dan lokasi DAS dari satu atau lebih komponen tanah ditambah inklusi dan
areal sisa.
Batas DAS tergambar pada visualisasi peta yang pada kenyataannya tidak
tampak di lapangan. Secara prinsip batas ini merupakan sebuah unit yang
membatasi jumlah air hujan yang jatuh pada suatu permukaan. Dengan demikian
maka, delineasi batas DAS adalah proses penentuan sebuah area yang berkontribusi
mengalirkan curah hujan (input) menjadi aliran permukaan pada satu titik luaran
(outlet).
Proses delineasi batas DASsering dilakukan secara otomatis menggunakan
perangkat Geographic Information System (GIS) melalui beberapa langkah
prosedur teknis yang tersusun pada suatu algoritma. Alasan penggunaan proses
delineasi secara otomatis dianggap lebih praktis dibanding proses delineasi secara
manual (interpretasi visual peta topografi). Disisi lain, delineasi secara manual
cenderung masih bersifat subyektif khususnya terkait penentuan hilir suatu DAS.
Sementara delineasi secara otomatis dinilai relatif lebih akurat, cepat dan mampu
mengakomodir kebutuhan penyusunan parameter DAS serta komponen-komponen
hidrologis secara lebih luas.
Proses delineasi secara otomatis sangat bergantung pada algoritma serta
input data topografis sebagai sumber data utama. Pada proses ini, data topografis
direpresentasikan oleh model permukaan digital atau Digital Elevation Model
(DEM). Namun demikian faktor perbedaan input data DEM yang digunakan akan
mempegaruhi luaran (output) batas DAS yang dihasilkan. Pada proses delineasi
secara otomatis, ekstraksi topografis terhadap data DEM umumnya kurang
memperhatikan nilai akurasinya. Sementara itu, hal tersebut akan berdampak pada
nilai karakteristik hidrologi DAS yang dihasilkan. Sebagai contoh yaitu, pembuatan
batas DAS dengan metode delineasi otomatis tanpa memperhatikan akurasi data
DEM akan menghasilkan nilai konfigurasi jaringan aliran (drainase) yang
cenderung kurang akurat. Dengan demikian maka, diperlukan suatu metode atau
teknik khusus terhadap data DEM sebagai masukan atau inpu tdata pada proses
delineasi batas DAS secara otomatis. Dengan memperhatikan nilai akurasi
topografis terhadap data DEM, teknik ini diharapkan dapat menghasilkan data
yang lebih akurat. Data DEM yang lebih akurat akan memberikan luaran proses
delineasi secara otomatis berupa informasi komponen hidrologi suatu DAS secara
lebih akurat dan relevan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari praktikum ini adalah agar mengetahui proses delineasi DAS
secara manual dan otomatis dan mengetahui luas Das menggunakan software.
Kegunaan praktikum ini agar praktikan memiliki keterampilan dalam
menggunakan software untuk mendelineasi batas DAS.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Karakteristik DAS

Daerah aliran sungai (DAS) adalah hamparan wilayah yang dibatasi oleh
pemisahalami (punggung bukit) yang menerima dan mengumpulkan air hujan,
sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui sungai utama dan keluar
pada suatu titik outlet.
DAS merupakan kesatuan wilayah daratan dan sungai (termasuk anak-
anak sungainya), untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan
hingga danau atau laut melalui sungai.
Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi beberapa  variable
yang dapat diperoleh melalui pengukuran langsung, data sekunder, peta dan dari
data penginderaan jauh (remote sensing). (Seyhan, 1977) menyatakan bahwa
karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) dikelompokkan menjadi dua kategori,
yaitu: (1) Faktor lahan (ground factor), yang meliputi topografi, tanah, geologi,
geomorfologi dan  (2) Faktor vegetasi dan penggunaan lahan.

2.2. Pentingnya Mendelineasi DAS dan Menentukan Luas DAS


Delineasi batas DAS adalah proses penentuan batas DAS atau Sub-DAS
berdasar karakteristik hidrologi suatu bentang alam (Amir et al., 2014). Delineasi
batas DAS memiliki beberapa kegunaan seperti mengetahui bentuk hidrograf debit
puncak, digunakan dalam analisa banjir, dan perencanaan manajemen sumber daya
air (Nadia, Fatiha, Manyuk Fauzi, 2015). Seiring dengan perkembangan teknologi,
delineasi batas DAS bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan data
digital elevation model (DEM). Prinsip penggunaan data DEM yaitu untuk
mengetahui kondisi topografis permukaan bumi sehingga dapat diperoleh
karakterisitk hidrologis yang merupakan dasar dari proses delineasi batas DAS.
Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Perhutanan Sosial (2013) mengatakan bahwa karakteristik DAS adalah gambaran
spesifik mengenai DAS yang bercirikan parameter yang berkaitan dengan keadaan
morfometri, topografi, tanah, geologi, vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan
manusia. Morfometri dari geomorfologi DAS merupakan nilai kuantitatif dari
parameter-parameter yang terkandung pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Oleh
karena itu, parameter morfometri merupakan salah satu daya pendukung
pengelolaan sumberdaya alam terutama dalam pengelolaan DAS secara terpadu,
diantaranya adalah batas dan luas DAS, panjang sungai utama, orde sungai, dan
tingkat kerapatan drainase (Triano, 2010). Luas DAS merupakan salah satu
parameter karaktristik daerah aliran sungai, Makin besar DAS makin lama pula
limpasan mencapai outlet, sehingga lebar DAS akan semakin besar karena hujan
yang ditangkap juga semakin banyak. Cara menghitung luas DAS yaitu dengan
beberapa metode atau cara yaitu : 1) Menghitung luas DAS dengan cara
menampilkan pada kertas millimeter grafis (grid berukuran 1 cm x 1 cm). Luas
DAS adalah jumlah kotak tercakup, dikalikan unit kotak, kemudian dikalikan skala
peta. 2) Menggunakan Planimeter 3) Menggunakan Sistem Informasi Geografis.

2.3. Cara Mendelineasi Batas DAS dan Menentukan Luas DAS


DAS didefinisikan dalam berbagai ukuran luas, tergantung pada definisi
dan deskripsi yang diberikan. Pada dasarnya, DAS besar terdiri dari beberapa sub
DAS dan sub-sub DAS. Sebuah kawasan dapat didefinisikan sebagai sebuah DAS
mulai dari luasan 2 hektar hingga 30.000 hektar. Ilustrasi DAS dan sub-sub DAS
disajikan di Gambar 40 yang menggambarkan pengelompokkan sungai dan anak-
anak sungainya dengan batasan topografi
Morfometri didefinisikan sebagai pengukuran bentuk (measurement of
the shape). Morfometri dalam kajian hidrologi pertama kali dikemukakan
oleh R.E Horton dan A.E. Strahler. Tujuan utama dari
kajian morfometri adalah mengetahui karakteristik aliran secara menyeluruh
berdasarkan hasil pengukuran berbagai sifat aliran. Pengukuran sifat aliran
yang pertama adalah susunan (hirarki) dari setiap segmen aliran menurut suatu
sistem klasifikasi yang disebut dengan orde aliran. Segmen-segmen aliran
disusun mulai dari alur-alur (tributaries) di bagian atas atau hulu DAS sampai
dengan sungai utama di bagian bawah atau hilir DAS. Secara numeris
penyusunan orde dimulai dengan pemberian nilai 1 (selanjutnya disebut dengan
orde 1) untuk segmen pertama (alur-alur).
Menurut Susilo (2006), terdapat beberapa karakteristik DAS yang penting
dan dapat dikaji berdasarkan hasil analisis morfometri, antara lain:
1. Daerah Pengaliran (A)
Daerah pengaliran merupakan karakteristik DAS yang paling penting dalam
pemodelan berbasis DAS. Daerah pengaliran mencerminkan volume air yang dapat
dihasilkan dari curah hujan yang jatuh di daerah tersebut. Curah hujan yang
konstan dan seragam untuk seluruh daerah pengaliran merupakan asumsi yang
umum dalam pemodelan hidrologi.
2. Panjang DAS (L)
Panjang daerah aliran sungai biasanya didefinisikan sebagai jarak yang
diukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga batas DAS. Sungai biasanya tidak
akan mencapai batas DAS, sehingga perlu ditarik garis perpanjangan mulai dari
ujung sungai hingga batas DAS dengan memperhatikan arah aliran. Meskipun
daerah pengaliran dan panjang DAS merupakan ukuran dari DAS tetapi keduanya
mencerminkan aspek ukuran yang berbeda. Daerah pengaliran digunakan sebagai
indikasi potensi hujan dalam menghasilkan sejumlah volume air, sedangkan
panjang DAS biasanya digunakan dalam perhitungan waktu tempuh yang
dibutuhkan oleh air untuk mengalir di dalam DAS.
3. Kemiringan DAS (S)
Banjir merupakan besaran yang mencerminkan momentum run off dan lereng
merupakan faktor penting dalam momentum tersebut. Lereng DAS mencerminkan
tingkat perubahan elevasi dalam jarak tertentu sepanjang arah aliran utama.
4. Bentuk DAS
Bentuk DAS mempunyai variasi yang tak terhingga dan bentuk ini dianggap
mencerminkan bagaimana aliran air mencapai outlet. DAS yang berbentuk
lingkaran akan menyebabkan air dari seluruh bagian DAS mencapai
outlet dalam waktu yang relatif sama. Akibatnya puncak aliran terjadi dalam waktu
yang relatif singkat.
5. Kerapatan Aliran (Dd)
Kerapatan aliran merupakan pengukuran terhadap panjang aliran (stream
length) per unit daerah pengaliran (drainage area atau basin area).
Selain karakteristik DAS seperti yang disebutkan di atas, penggunaan lahan
dan curah hujan merupakan karakteristik DAS yang tidak kalah pentingnya.
Penggunaan lahan dan curah hujan memang tidak terkait dengan morfometri DAS,
namun dalam kajian tentang banjir dengan menggunakan DAS sebagai unit
analisis.

Macam-Macam Cara Delineasi DAS

Cara untuk mendeliniasi DAS dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
manual dan secara digital. Secara Manual yaitu dengan menetukan batas DAS
diambil secara manual menggunakan sebuah peta topografi/kontur yang sudah
diprint out dengan menarik batas-batas menggunakan fitur topografi di peta untuk
menentukan di mana lereng dan punggung bukit berada agar ditemukan batas DAS
Delineasi secara manual cenderung masih bersifat subyektif khususnya terkait
penentuan hilir suatu DAS (Nugroho,dkk.2018)
Sedangkan secara Digitalys itu secara otomatis menggunakan perangkat
Geographic Information System (GIS) melalui beberapa langkah prosedur teknis
yang tersusun pada suatu algoritma. Alasan penggunaan proses delineasi secara
otomatis dianggap lebih praktis dibanding proses delineasi secara manual
(interpretasi visual peta topografi).
Delineasi secara otomatis dinilai relatif lebih akurat, cepat dan mampu
mengakomodir kebutuhan penyusunan parameter DAS serta komponen-komponen
hidrologis secara lebih luas. Proses delineasi secara otomatis sangat bergantung
pada algoritma serta input data topografis sebagai sumber data utama. Pada proses
ini, data topografis direpresentasikan oleh model permukaan digital atau Digital
Elevation Model (DEM) .

Dengan memperhatikan nilai akurasi topografis terhadap data DEM, teknik


ini diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih akurat. Data DEM yang lebih
akurat akan memberikan luaran proses delineasi secara otomatis berupa informasi
komponen hidrologi suatu DAS secara lebih akurat dan relevan (Nugroho, dkk.
2018) .
III HASIL PRAKTIKUM

3.1. Delineasi Batas DAS Cara ManuaL


a. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan adalah print our peta kontur dan alat yang digunakan
adalah alat tulis dan kamera handphone

b. Cara kerja
1. Mendefinisikan sungai, yaitu bagian dari suatu wilayah yang berada pada
daerah dengan ketinggian lebih rendah dibandingkan dengan daerah di
sekitarnya (di lembah dari suatu wilayah)
2. Sungai (lembah) pada peta kontur ditunjukkan sebagai daerah yang memiliki
ketinggian yang rendah; garis kontur membentuk pola seperti huruf “V” ,
sedangkan punggung bukit membentuk pola seperti huruf “V terbalik”
3. Menentukan alur aliran sungai, dengan cara melacak jalur atau rute aliran
pada sungai utama dan anak sungai dari hulu hingga ke hilir
4. Memberi tanda silang (x) pada punggung-punggung bukit yang ada pada peta
kontur, lakukan hingga semua sungai dapat terdefinisikan dan membentuk
pola aliran dan jaringan sungai yang satu kesatuan (saling terhubung satu
sama lain)
5. Menentukan batas DAS, dengan cara mengamati sifat-sifat garis kontur
lainnya (garis kontur yang rapat dan garis kontur yang jarang); memberi garis
dari kontur yang tertinggi angkanya sampai terendah (sesuai dengan sifat-
sifat garis kontur.), kemudian hubungkan punggung-punggung bukit (yang
telah diberi tanda silang) hingga membentuk sebuah pola DAS.
c. Hasil
3.2. Delineasi Batas DAS Menggunakan Software
a. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan adalah peta kontur (DEM) dan alat yang digunakan
yaitu Aplikasi ArcGIS

b. Cara kerja
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini. Pada
layers Add data DEM dengan data diakhiri .tif

1. Data peta yang kita peroleh harus diolah dengan menggunakan feature Fill
untuk mengisi Sink yang mungkin ada didalam peta kita. Tool Fill yang
terdapat pada ArcToolbox ꟷ> Spatial Analyst Tools ꟷ> Hydrology digunakan
untuk mengisi sink sehingga diasumsikan pada kondisi semua sink terpenuhi
oleh air. Dengan demikian, sink tidak lagi menjadi masalah dalam analisis
hidrologi selanjutnya. Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan
2. Analisis hidrologi yang terkait dengan topografi berjumlah cukup banyak.
Namun yang terkait dengan delineasi batas DAS hanya diperlukan dua saja,
yaitu (1) Flow Direction dan (2) Flow Accumulation. Untuk menentukan
Flow Direction (Spatial Analysis Tools ꟷ> Hydrology ꟷ> Flow Direction),
input data yang digunakan dari hasil Fill dan Flow Accumulation (Spatial
Analysis Tools ꟷ> Hydrology ꟷ> Flow Accumulation), input datanya yaitu
Flow Direction. Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan
3. Selanjutnya pada ArcToolbox, pilih Conditional lalu klik kiri 2 kali pada
Con, input conditional rasternya yaitu Accumulation lalu dibagian true
raster masukkan Flow Direction dan input false raster masukan Flow
Accumulation. Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan
4. Kembali lagi ke bagian Hydrology lalu klik Stream Order, input stream
rasternya masukkan Con dan input Flow Dicection. Penyimpanan data
pada tempat yang telah ditentukan.
5. Selanjutnya masuk ke Stream to Feature, input strean raternya masukkan
Stream Order dan input Flow Direction. Penyimpanan data pada tempat
yang telah ditentukan. Lalu pada layers steram Feature klik kanan Properties
hingga muncul layer properties. Klik bagian Definition Query, pada Query
Builder klik Grid code 2x ꟷ> < > ꟷ> get unique value sampai timbul angka.
Selanjutnya klik angka 1 and grid code < > 2 and grid code < > 3 ꟷ> OK.
Klik kanan pada layes Steream Fiture Properties ꟷ> Symbology ꟷ> gradutes
symbols pada velue pilih grid code
ꟷ> Ok

6. Pada ArcToolBox pilih Hidrology lalu klik Basin. Input data rasternya Flow
direction dan Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan lalu tekan
OK

Untuk membentuk polygon pada ArcToolBox pilih Conversion tools From


Raster ꟷ> Raster to Poligon. Bagian iput raster pilih Basin dan Penyimpanan
data pada tempat yang telah ditentukan ꟷ> OK. Selanjutnya pada layers klik
kanan polygon yang didapat ꟷ> Properties ꟷ> Symbology ꟷ> Graduated Color.
Pada value pilih grid code dan warna disesuaikan ꟷ> OK
7. Lalu melakukan Digitasi pada DAS Brau dengan cara membuat Shapefile
pada tempat yang telah ditentukan lalu pilih polygon. Setelah itu
mengitung luas polygon tadi dengan cara klik kanan polygon pada layers
ꟷ> Table of conten ꟷ> Add Fiels ꟷ> buat nama ( Luas Poligon) Type nya
Float ꟷ> OK. Pada luas polygon klik kanan lalu pilih Calculate geometry,
property nya pilih area dan units nya Hectares (ha).

c. Hasil
 Digitasi DAS kecil
 Digitasi DAS sedang

 Digitasi DAS besar


3.3. Pembahasan

Delineasi adalah proses pemberian batasan suatu areal, dalam hal ini
DAS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuswanto (2010), bahwa delineasi adalah
suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas yang tertutup pada suatu
peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu
lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah ditambah inklusi, dan atau
areal sisa (miscellaneous land area). Setelah mendelineasi DAS, tampilan layout
peta dibuat dengan menggunakan software ArcView.
Praktikum deliniasi DAS menggunakan data DEM srtm. Penggunaan data
DEM dari srtm menunjukkan ketinggian permukaan bumi, bahwa penggunaan
data DEM dari srtm adalah bahwa data ketinggiannya merupakan ketinggian
permukaan bumi termasuk tutupan lahannya, dalam hal ini termasuk pula
ketinggian tajuk (pohon) dan juga gedung- gedung. Delineasi DAS ini memberi
batasan untuk suatu areal DAS. Delineasi adalah suatu bagian yang ditunjukkan
oleh suatu batas yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal
tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih
komponen tanah ditambah inklusi, dan atau areal sisa (miscellaneous land area).
Proses delineasi batas DAS sering dilakukan secara otomatis
menggunakan perangkat Geographic Information System (GIS) melalui beberapa
langkah prosedur teknis yang tersusun pada suatu algoritma. Alasan penggunaan
proses delineasi secara otomatis dianggap lebih praktis dibanding proses delineasi
secara manual (interpretasi visual peta topografi). Di lain sisi, delineasi secara
manual cenderung masih bersifat subyektif khususnya terkait penentuan hilir
suatu DAS. Sementara delineasi secara otomatis dinilai relatif lebih akurat, cepat
dan mampu mengakomodir kebutuhan penyusunan parameter DAS serta
komponen-komponen hidrologis secara lebih luas. Proses delineasi secara
otomatis sangat bergantung pada algoritma serta input data topografis sebagai
sumber data utama. Pada proses ini, data topografis direpresentasikan oleh model
permukaan digital atau Digital Elevation Model (DEM). Namun demikian faktor
perbedaan input data DEM yang digunakan akan mempegaruhi luaran (output)
batas DAS yang dihasilkan.
Praktikum ini memperoleh hasil yang dapat di lihat di bagian hasil, bisa
dilihat bahwa dalam menentukan batas DAS secara manual membutuhkan
pemikiran yang jeli, hal ini dikarenakan kita menggunakan peta kontur, dapat kita
lihat bahwa menentukan batas DAS dilihat dari bentuk konturnya, jika
membentuk huruf n atau naik, maka itu berarti batas DAS seperti punggung-
punggung bukit, sedangkan untuk mencari jaringan sungai dapat dilihat bentuk
kontur “u” atau turun, itu berarti jaringan sungai. Untuk menentukan batas das
menggunakan arcGIS menggunakan peta kontur, prosesnya yaitu mencari jaringan
sungai kemudian dilakukan polilain, setelah itu mencari batas DAS berupa
punggung-punggung bukit, setelah itu dilakukan poligon agar membentuk suatu
wilayah DAS. Dan untuk hasil digitasi DAS pada Arcgis adalah pada DAS kecil
hasil digitasi luas das yaitu 27,97 ha, pada digitas DAS sedang luas yang di dapat
yaitu 2708,58ha dan untuk digitasi DAS besar luasnya yaitu 20883,03ha
.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Dari praktikum Manajemen Daerah Aliran Sungai dengan judul Deliniasi


DAS ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Deliniasi DAS adalah delineasi adalah suatu bagian lanskap yang ditunjukkan
oleh suatu batas yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu
areal tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau
lebih komponen tanah ditambah inklusi, dan atau areal sisa.
2. Kita dapat melakukan deliniasi DAS secara manual ataupun dengan
menggunakan GIS pada peta kontur dan deleneasi DAS menggunakan
GIS dan peta jaringan sungai dan DEM.

4.2 Saran

Pada praktikum manajemen daerah aliran sungai dengan judul deliniasi


DAS kali ini diharapkan melaksanakan praktikum secar langsung dengan tatap
muka.
DAFTAR PUSTAKA

Boby, hendrik. Karakteristik DAS dan pengolahannya. Diunduh


diKarakteristik DAS dan Pengelolaannya. Diakses tanggal 04 Mei

Lestari, wiji dwi. Laporan Praktikum Daerah Aliran Sungai. Diunduh di


https://www.academia.edu/37790181/Laporan_Praktikum_Daerah_Aliran_Sungai
. Diakses tanggal 04 Mei.

Purwono,nugroho dkk. TEKNIK FILTERING MODEL ELEVASI


DIGITAL (DEM) UNTUK DELINEASI BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI
(DAS). Diunduh di
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10390/E-7-Nugroho
%20%20TEKNIK%20FILTERING%20MODEL%20ELEVASI
%20DIGITAL.pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Secara%20prinsip
%20batas%20ini%20merupakan,satu%20titik%20luaran%20(outlet). Diakses
tanggal 04 Mei.

Reni, pratiwi.Laporan Delineasi DAS. Diunduh di


https://www.academia.edu/30347517/Laporan_Delineasi_DAS. Diakses tanggal
04 Mei.

Zahri, rifqi. ANALISIS KARAKTERISTIK DAS TAPAKIS BERBASIS


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS HIDROGRAF
SATUAN SINTETIK. Diunduh di
https://media.neliti.com/media/publications/205900-analisis-karakteristik-das-
tapakis-berba.pdf. Diakses tanggal 04 Mei.

Laporan praktikum manajemen Das. Diunduh di


https://www.coursehero.com/file/58535736/LAPORAN-PRAKTIKUM-
MANAJEMEN-DAS-KELOMPOK-3docx/#question. Diakses tanggal 04 Mei.

Anda mungkin juga menyukai