NIM : D1A018083
Daerah aliran sungai (DAS) adalah hamparan wilayah yang dibatasi oleh
pemisahalami (punggung bukit) yang menerima dan mengumpulkan air hujan,
sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui sungai utama dan keluar
pada suatu titik outlet.
DAS merupakan kesatuan wilayah daratan dan sungai (termasuk anak-
anak sungainya), untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan
hingga danau atau laut melalui sungai.
Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi beberapa variable
yang dapat diperoleh melalui pengukuran langsung, data sekunder, peta dan dari
data penginderaan jauh (remote sensing). (Seyhan, 1977) menyatakan bahwa
karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) dikelompokkan menjadi dua kategori,
yaitu: (1) Faktor lahan (ground factor), yang meliputi topografi, tanah, geologi,
geomorfologi dan (2) Faktor vegetasi dan penggunaan lahan.
Cara untuk mendeliniasi DAS dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
manual dan secara digital. Secara Manual yaitu dengan menetukan batas DAS
diambil secara manual menggunakan sebuah peta topografi/kontur yang sudah
diprint out dengan menarik batas-batas menggunakan fitur topografi di peta untuk
menentukan di mana lereng dan punggung bukit berada agar ditemukan batas DAS
Delineasi secara manual cenderung masih bersifat subyektif khususnya terkait
penentuan hilir suatu DAS (Nugroho,dkk.2018)
Sedangkan secara Digitalys itu secara otomatis menggunakan perangkat
Geographic Information System (GIS) melalui beberapa langkah prosedur teknis
yang tersusun pada suatu algoritma. Alasan penggunaan proses delineasi secara
otomatis dianggap lebih praktis dibanding proses delineasi secara manual
(interpretasi visual peta topografi).
Delineasi secara otomatis dinilai relatif lebih akurat, cepat dan mampu
mengakomodir kebutuhan penyusunan parameter DAS serta komponen-komponen
hidrologis secara lebih luas. Proses delineasi secara otomatis sangat bergantung
pada algoritma serta input data topografis sebagai sumber data utama. Pada proses
ini, data topografis direpresentasikan oleh model permukaan digital atau Digital
Elevation Model (DEM) .
b. Cara kerja
1. Mendefinisikan sungai, yaitu bagian dari suatu wilayah yang berada pada
daerah dengan ketinggian lebih rendah dibandingkan dengan daerah di
sekitarnya (di lembah dari suatu wilayah)
2. Sungai (lembah) pada peta kontur ditunjukkan sebagai daerah yang memiliki
ketinggian yang rendah; garis kontur membentuk pola seperti huruf “V” ,
sedangkan punggung bukit membentuk pola seperti huruf “V terbalik”
3. Menentukan alur aliran sungai, dengan cara melacak jalur atau rute aliran
pada sungai utama dan anak sungai dari hulu hingga ke hilir
4. Memberi tanda silang (x) pada punggung-punggung bukit yang ada pada peta
kontur, lakukan hingga semua sungai dapat terdefinisikan dan membentuk
pola aliran dan jaringan sungai yang satu kesatuan (saling terhubung satu
sama lain)
5. Menentukan batas DAS, dengan cara mengamati sifat-sifat garis kontur
lainnya (garis kontur yang rapat dan garis kontur yang jarang); memberi garis
dari kontur yang tertinggi angkanya sampai terendah (sesuai dengan sifat-
sifat garis kontur.), kemudian hubungkan punggung-punggung bukit (yang
telah diberi tanda silang) hingga membentuk sebuah pola DAS.
c. Hasil
3.2. Delineasi Batas DAS Menggunakan Software
a. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan adalah peta kontur (DEM) dan alat yang digunakan
yaitu Aplikasi ArcGIS
b. Cara kerja
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini. Pada
layers Add data DEM dengan data diakhiri .tif
1. Data peta yang kita peroleh harus diolah dengan menggunakan feature Fill
untuk mengisi Sink yang mungkin ada didalam peta kita. Tool Fill yang
terdapat pada ArcToolbox ꟷ> Spatial Analyst Tools ꟷ> Hydrology digunakan
untuk mengisi sink sehingga diasumsikan pada kondisi semua sink terpenuhi
oleh air. Dengan demikian, sink tidak lagi menjadi masalah dalam analisis
hidrologi selanjutnya. Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan
2. Analisis hidrologi yang terkait dengan topografi berjumlah cukup banyak.
Namun yang terkait dengan delineasi batas DAS hanya diperlukan dua saja,
yaitu (1) Flow Direction dan (2) Flow Accumulation. Untuk menentukan
Flow Direction (Spatial Analysis Tools ꟷ> Hydrology ꟷ> Flow Direction),
input data yang digunakan dari hasil Fill dan Flow Accumulation (Spatial
Analysis Tools ꟷ> Hydrology ꟷ> Flow Accumulation), input datanya yaitu
Flow Direction. Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan
3. Selanjutnya pada ArcToolbox, pilih Conditional lalu klik kiri 2 kali pada
Con, input conditional rasternya yaitu Accumulation lalu dibagian true
raster masukkan Flow Direction dan input false raster masukan Flow
Accumulation. Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan
4. Kembali lagi ke bagian Hydrology lalu klik Stream Order, input stream
rasternya masukkan Con dan input Flow Dicection. Penyimpanan data
pada tempat yang telah ditentukan.
5. Selanjutnya masuk ke Stream to Feature, input strean raternya masukkan
Stream Order dan input Flow Direction. Penyimpanan data pada tempat
yang telah ditentukan. Lalu pada layers steram Feature klik kanan Properties
hingga muncul layer properties. Klik bagian Definition Query, pada Query
Builder klik Grid code 2x ꟷ> < > ꟷ> get unique value sampai timbul angka.
Selanjutnya klik angka 1 and grid code < > 2 and grid code < > 3 ꟷ> OK.
Klik kanan pada layes Steream Fiture Properties ꟷ> Symbology ꟷ> gradutes
symbols pada velue pilih grid code
ꟷ> Ok
6. Pada ArcToolBox pilih Hidrology lalu klik Basin. Input data rasternya Flow
direction dan Penyimpanan data pada tempat yang telah ditentukan lalu tekan
OK
c. Hasil
Digitasi DAS kecil
Digitasi DAS sedang
Delineasi adalah proses pemberian batasan suatu areal, dalam hal ini
DAS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuswanto (2010), bahwa delineasi adalah
suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas yang tertutup pada suatu
peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu
lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah ditambah inklusi, dan atau
areal sisa (miscellaneous land area). Setelah mendelineasi DAS, tampilan layout
peta dibuat dengan menggunakan software ArcView.
Praktikum deliniasi DAS menggunakan data DEM srtm. Penggunaan data
DEM dari srtm menunjukkan ketinggian permukaan bumi, bahwa penggunaan
data DEM dari srtm adalah bahwa data ketinggiannya merupakan ketinggian
permukaan bumi termasuk tutupan lahannya, dalam hal ini termasuk pula
ketinggian tajuk (pohon) dan juga gedung- gedung. Delineasi DAS ini memberi
batasan untuk suatu areal DAS. Delineasi adalah suatu bagian yang ditunjukkan
oleh suatu batas yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal
tertentu, suatu bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih
komponen tanah ditambah inklusi, dan atau areal sisa (miscellaneous land area).
Proses delineasi batas DAS sering dilakukan secara otomatis
menggunakan perangkat Geographic Information System (GIS) melalui beberapa
langkah prosedur teknis yang tersusun pada suatu algoritma. Alasan penggunaan
proses delineasi secara otomatis dianggap lebih praktis dibanding proses delineasi
secara manual (interpretasi visual peta topografi). Di lain sisi, delineasi secara
manual cenderung masih bersifat subyektif khususnya terkait penentuan hilir
suatu DAS. Sementara delineasi secara otomatis dinilai relatif lebih akurat, cepat
dan mampu mengakomodir kebutuhan penyusunan parameter DAS serta
komponen-komponen hidrologis secara lebih luas. Proses delineasi secara
otomatis sangat bergantung pada algoritma serta input data topografis sebagai
sumber data utama. Pada proses ini, data topografis direpresentasikan oleh model
permukaan digital atau Digital Elevation Model (DEM). Namun demikian faktor
perbedaan input data DEM yang digunakan akan mempegaruhi luaran (output)
batas DAS yang dihasilkan.
Praktikum ini memperoleh hasil yang dapat di lihat di bagian hasil, bisa
dilihat bahwa dalam menentukan batas DAS secara manual membutuhkan
pemikiran yang jeli, hal ini dikarenakan kita menggunakan peta kontur, dapat kita
lihat bahwa menentukan batas DAS dilihat dari bentuk konturnya, jika
membentuk huruf n atau naik, maka itu berarti batas DAS seperti punggung-
punggung bukit, sedangkan untuk mencari jaringan sungai dapat dilihat bentuk
kontur “u” atau turun, itu berarti jaringan sungai. Untuk menentukan batas das
menggunakan arcGIS menggunakan peta kontur, prosesnya yaitu mencari jaringan
sungai kemudian dilakukan polilain, setelah itu mencari batas DAS berupa
punggung-punggung bukit, setelah itu dilakukan poligon agar membentuk suatu
wilayah DAS. Dan untuk hasil digitasi DAS pada Arcgis adalah pada DAS kecil
hasil digitasi luas das yaitu 27,97 ha, pada digitas DAS sedang luas yang di dapat
yaitu 2708,58ha dan untuk digitasi DAS besar luasnya yaitu 20883,03ha
.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran