Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM HIDROLOGI

ACARA IV

LIMPASAN PERMUKAAN

Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Hidrologi

Dosen Pengampu Ferryati Masyitoh, S.Si, M.Si

Disusun oleh :

Nama : Ikhsanudin

NIM : 200722638833

Offering : G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

ILMU GEOGRAFI

November, 2020
ACARA IV

1. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami konsep limpasan permukaan dan koefisien


limpasan permukaan;
2. Mahasiswa mampu menentukan besaran koefisien limpasan berdasarkan
penggunaan lahannya, serta besar debit limpasan permukaan berdasarkan
metode rasional.

2. Alat dan Bahan

1. Alat : Toples, Gelas ukur, spidol warna, pensil


2. Bahan : Print Peta, kertas kalkir

3. Dasar Teori

Secara alamiah sebagian air hujan yang jatuh kepermukaan tanah akan
meresap ke dalam tanah dan sebagian lainnya akan mengalir menjadi limpasan
(banjir). Karakteristik lingkungan fisik berpengaruh terhadap respon hidrologi.
Seyhan (1990) mendefinisikan limpasan sebagai bagian presipitasi (juga
kontribusi-kontribusi permukaan dan bawah permukaan) yang terdiri atas gerakan
gravitasi air dan nampak pada saluran permukaan dari bentuk permanen maupun
terputus-putus.
Apabila intensitas curah hujan maupun lelehan salju melebihi laju infiltrasi,
maka kelebihan air akan terkumpul sebagai cadangan permukaan. Jika kapasitas
cadangan permukaan melewati batas, maka limpasan permukaan hanya akan
membentuk lapisan yang tipis.
Koefisien limpasan permukaan adalah bilangan yang menunjukan
perbandingan besaran air limpasan permukaan terhadap curah hujan. Nilai C
berkisar antara 0-1. Nilai C=0 berarti 100% air hujan mengalami infiltrasi. Nilai
C=1 menunjukan bahwa 100% air hujan menjadi limpasan permukaan.

Schwab et al (1981) Faktor utama yang mempengaruhi C adalah laju infiltrasi


tanah, tanaman penutup dan intensitas hujan. Frekuensi hujan juga berpengaruh
terhadap debit air dalam DAS. Perhitungan koefisien limpasan tiap sub DAS yang
memiliki lebih dari satu jenis tata guna lahan menggunakan rumus koefisien
limpasan rata-rata tertimbang sebagai berikut:

∑ 𝐧=𝟏𝑨𝒏.𝑪𝒏
Cr=
𝑨 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

Dengan Cr ; Koefisien limpasan rata-rata tertimbang; An : luas lahan pada tata


guna lahan (ha); Atotal : luas lahan total (ha); cn : nilai koefisien limpasan pada
tata guna lahan.
Metode Rasional

𝑪𝑰𝑨
QR= =0,278. C I A
𝟑,𝟔

Dengan:

Qr = debit maksimum (m3 /detik)

I = intensitas curah hujan selama konsentrasi (mm/jam) = 𝑅24 24 x [ 24

]2/3

A = luas daerah aliran (km2)

C = koefisien run off

T = L/W = waktu konsentrasi (jam)

W = 72(𝐻

𝐿)0,6 = (km/jam)

W = kecepatan perambatan (m/det atau km/jam)

L = jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau (km)

A = Luas DAS (km2)

H = Beda tinggi ujung hulu dengan titik tinggi yang ditinjau (km)

4. Langkah Kerja

• Buatlah Peta Penggunaan Lahan RW 1 Desa Panggunguni, serta lakukan


1 deliniasi pada setiap penggunaan lahan dan tentukan skalanya.

• Tentukan nilai koefisien limpasan pada setiap penggunaan lahan, lalu


2 hitung luas masing-masing lahan dengan plot dikertas milimeter.

• Dapatkan data curah hujan dengan dan catat tebal hujan serta durasinya
3 • Hitunglah besarnya limpasan permukaan diseluruh kawasan
5. Hasil Praktikum

a. Mencari Skala

Skala ditentukan berdasarkan cara membandingkan panjang suatu objek di peta


dengan kondisi sesunggunhnya.

Diketahui panjang objek peternakan ayam 25 m, sedangkan di peta 2 cm. Maka


setiap 1 cm di peta sama dengan 12.500 cm di kondisi sesungguhnya.

Skala 1:12500

b. Mencari luas wilayah

Luas daerah sekitar RT 1 Panggunguni 6,25 km2 didapatkan dari perhitungan luas
wilayah peta menggunakan system grid.

L = (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak dalam cm²) x (Penyebut Skala)²

L = (400 x (1 cm x 1 cm) x (12500)

L = 400 cm2 x 156250000 cm2

L = 62500000000 cm2 = 6,25 km2

c. Deliniasi Peta Penggunaan lahan dan mencari luasnya masing-masing

Peta dan Hasil deliniasi terlampir*

Tipe Daerah Jumlah Skala Luas m2


Tangkapan Grid
Ladang Garapan 290 12,500 4,570,000
Hutan 85 12,500 1,296875
Rumah 25 12,500 390,625

d. Mencari nilai C setiap lahan

Ladang garapan (Tanah berat dengan vegetasi)

0,20 x 4,570,000 = 914,000


Hutan

0,25 x 1,296,875 = 324,218

Rumah

0,95 x 390,625 = 371,093

𝟏𝟐𝟕𝟏𝟖𝟏𝟏
Jumlah = 𝟔𝟐𝟓𝟎𝟎𝟎𝟎= 0,20

Maka nilai C desa 0,20

e. Mencari nilai I

𝑹𝟐𝟒 𝟐𝟒
I= x ( 𝒕 )2/3
𝟐𝟒

100
I= 𝑥 16
24

I = 4,1 x 16 = 66

f. Menghitung limpasan permukaan dengan Metode Rasional

Tebal hujan = 100 mm/jam foto terlampir*

QR = 0,278 x C I A

= 0,278 x 0,20 x 66 x 6,25 = 22 m3/detik

6. Pembahasan

Setelah proses perhitungan didapatkan nilai C 0,20 yang berarti tingkat


limpasan desa Panggunguni cukup rendah karena banyaknya lahan terbuka dan
vegetasi. Yang menyebabkan sebagian besar air hujan mengalami infiltrasi, hasil
dari Metode Rasional menuujukan hasil debit puncak sebesar 22 m3/detik, yang
berarti tingkat limpasan desa cukup rendah. Luas lahan bervegetasi yang lebih
luas menghasilkan nilai C yang rendah.

7. Kesimpulan
Semakin rapat vegetasi di suatu daerah akan menghasilkan nilai C dan
Metode Rasional yang rendah, karena air hujan akan terinfiltrasi ke dalam tanah.
Metode tidak bisa di terapkan pada wilayah yang luas.

8. Daftar Pustaka

Fuad, Hasan. 2018. Metode Rasional Modifikasi Untuk Berbagai Kejadian Hujan
Di SubDas Cimanyar.

Link :
https://www.researchgate.net/publication/329933862_METODE_RASIONAL_M
ODIFIKASI_UNTUK_BERBAGAI_KEJADIAN_HUJAN_DI_SUB-
DAS_CIMANYAR

Diakses pada tanggal 20 November 2020

https://www.slideshare.net/fdalhz/materi-aliranlimpasan-permukaan-mata-kuliah-
hidrologi

Diakses pada tanggal 20 November 2020

Anda mungkin juga menyukai