PRAKTIKUM HIDROLOGI
Nama : Ikhsanudin
NIM : 200722638833
ILMU GEOGRAFI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Cuaca dan iklim adalah seluruh keadaan yang terjadi dipermukaan bumi yang
dipengaruhi oleh kondisi udara yaitu tekanan dan temperatur. Periode cuaca lebih
singkat dibandingkan iklim. Iklim merupakan gabungan dari berbagai kondisi
cuaca sehari-hari. Hal yang terpenting adalah mengetahui penyimpangan iklim
harus mendasarkan pada keadaan normal, yaitu rata-rata cuaca selama 30 tahun
yang angka ini didapatkan berdasarkan persetujuan internasional.
Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang bervariasi, sehingga hamper
tidak mungkin dua tempat yang berbeda memiliki iklim yang identik. Ada
beberapa klasifikasi yang umum digunakan antara lain : 1) Iklim Matahari, 2)
Iklim Oldeman, 3) Iklim Koppen, dan 4) Iklim Schimidt-Ferguson. Perlu
diketahui bahwa semua klasifikasi iklim merupakan buatan manusia, sehingga
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Tetapi dengan adanya
persamaan tujuan yaitu berusaha menyederhanakan jumlah iklim yang tidak
terbatas jumlahnya menjadi lebih ringkas dan penting untuk diketahui.
Iklim Matahari
Iklim ini didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima
permukaan bumi. Daerah yang terletak pada lintang-lintang tinggi lebih
sedikit menerima sinar matahari, sedangkan pada equator lebih banyak
menerima sinar matahari.
Gambar 1.1 Pembagian Iklim Matahari
Iklim Oldeman
Oldeman membagi urutan bulan basah dan bulan kering, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
2. Bulan lembab bila curah hujan 100 - 200 mm
3. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
Oldeman juga membagi iklim menjadi 14 tipe zona iklim. Penentuan ikilm
ini bermanfaat untuk menentukan jenis pertanian yang akan dikembangkan
di suatu daerah dengan tinjauan agrolikat. Berikut perhitungan bulan basah
secara berurutan.
Tabel 1.1 Pembagian Iklim Oldeman
No Zon Keterangan
a
1 A Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan
2 B1 Jika terdapat 7 sampai 9 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan
kering
3 B2 Jika terdapat 7 sampai 9 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan kering
4 C1 Jika terdapat 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan
kering
5 C2 Jika terdapat 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan kering
6 C3 Jika terdapat 5 sampai 6 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan kering
7 D1 Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan
kering
8 D2 Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan kering
9 D3 Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan kering
10 D4 Jika terdapat 3 sampai 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering
11 E1 Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan
kering
12 E2 Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 sampai 4 bulan
kering
13 E3 Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 sampai 6 bulan
kering
14 E4 Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan
kering
Klasifikasi ini sangat berguna khususnya pada lahan padi sawah lahan
kering, dengan curah hujan 200 mm per bulan cukup untuk usaha padi
sawah, sedangkan tanaman palawija membutuhkan curah hujan minimal
100 mm perbulan dengan umur perkiraan 5 bulan.
Iklim Koppen
Wladimir Koppen adalah ahli iklim berkebangsaan Jerman yang membagi
iklim berdasarkan curah hujan dan temperature tahunan. Secara umum
iklim ini terbagi menjadi 5 tipe iklim :
a. Iklim A, Yaitu iklim hujan tropis, dengan ciri temperatur bulanan rata-
rata lebih dari 18°C, suhu tahunan 20°C - 25°C dengan curah hujan
bulanan lebih dari 60 mm.
b. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun dengan ciri curah hujan lebih kecil
daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi iklim stepa dan gurun.
c. Iklim C, yaitu iklim sedang basah Dengan ciri temperatur bulan
terdingin -3°C - 18°C, daerah ini terbagai menjadi : Cs (iklim sedang laut
dengan musim panas yang kering) Cw (iklim sedang laut dengan musim
dingin yang kering) Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua
bulan).
d. Iklim D, yaitu iklim dingin dengan ciri temperatur bulan terdingin
kurang dari 3°C dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10°C, daerah ini
terbagi menjadi dua :
- Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering
- Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
e. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya
kurang dari 10°C Daerah ini terbagi menjadi:
- ET Iklim tundra
- DF Iklim salju.
Jika klasifikasi iklim termasuk kelas A, maka untuk menentukan jenisnya
dapat digunakan grafik pada Gambar 2.3
Iklim Schmidt-Ferguson
Klasifikasi ini berdasarkan perbandingan Q, yaitu perbandingan jumlah
BK
rata-rata bulan kering dan bulan basah (Q= ). Penentuan bulan basah
BB
dan bulan kering berdasarkan metode Mohr, yaitu :
-Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100 mm, maka
dinamakan bulan basah;
- jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm, maka bulan
ini dinamakan bulan kering;
- jika curah hujannya antara 60 – 100 mm dinamakan bulan lembab.
Gambar 2.4 klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson
Tabel 2.5 Pembagian iklim Schmidt-Ferguson
1.4 Perhitungan
Iklim Oldeman
Data Hujan Stasiun Purwantoro
Iklim Koppen
Bulan
Data Hujan Tahun 1975 J F Ma A Me Jn Jl A S O N D Rerata
Data Hujan Stasiun Purwantoro 44 156 336 511 301 119 44 0 0 163 345 173 2192
Data Hujan Stasiun Madiun 42 160 299 220 287 73 33 3 33 127 209 111 1597
Data Hujan Stasiun Wonogiri 49 293 457 465 224 369 2 4 1 136 388 169 2557
Data Hujan Stasiun Ngawi 3 280 282 271 418 268 80 9 9 130 339 331 2420
2191,5
Berdasarkan table di atas rata-rata curah hujan berkisar 2191,5 jadi masuk dalam
Iklim Koppen Kelas A, tepatnya Am (Iklim Moonson Tropis).
Iklim Schimitd-Ferguson
Dari data hujan Purwantoro
3,6
Q= ×100 %=1,75
6,3
Sesuai table 2.5 maka tipe iklim yang tepat adalah Iklim F atau Kering
1.5 Pembahasan
Klasifikasi iklim yang telah dilakukan sangatlah bermanfaat bagi pertanian
agar para petani tidak kebingungan dalam menentukan tanaman apa yang
cocok dengan iklim terbaru. Khususnya untuk klasifikasi Koppen yang
dengan detail menyederhanakan pengklasifikasiannya.
1.6 Kesimpulan
Maka dari itu kita sebagai geographer perlu untuk memahami
pengklasifikasian iklim dari berbagai ahli.