KLIMATOLOGI
Teknik dan Manajemen Lingkungan
dimas_arpras@apps.ipb.ac.id
Pertemuan 7
Mata Kuliah Klimatologi
Pokok Bahasan Klasifikasi Iklim
Kegiatan Praktikum
Nama Tisa Maulida
NIM J0313201003
Kelas A1/A2/B1/B2
MATERI :
Klasifikasi Iklim Schmidt- Ferguson
• Data yang diperlukan adalah curah hujan bulanan paling sedikit 10 tahun
• Klasifikasi ini didasarkan pada banyaknya bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan
kering (BK).
- BB = bulan dengan CH > 100 mm.
- BL = bulan dengan CH antara 60 – 100 mm.
- BK = bulan dengan CH < 60 mm.
- SCHMIDT-FERGUSON menentukan BB, BL dan BK tahun demi tahun selama
periode pengamatan, lalu diambil rata-ratanya.
- Tipe iklim ditentukan dengan nilai Q dimana :
Ada 8 tipe iklim yaitu dari tipe A sampai tipe H dengan nilai Q sbb :
- Tipe A => 0 % < Q < 1 4,3%
- Tipe B => 14,3 % < Q < 33,3 %
- Tipe C => 33,3 % < Q < 60 %
- Tipe D => 60 % < Q < 100 %
- Tipe E => 100 % < Q < 167 %
- Tipe F => 167 % < Q < 300 %
- Tipe G => 300 % < Q < 700 %
- Tipe H => 700 % < Q
1970 204 106 172 213 130 118 172 36 46 141 97 257 2 9
1975 200 146 187 128 108 115 38 105 77 111 117 222 1 10
1976 242 140 317 245 45 164 145 147 153 100 210 426 1 10
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐵𝐾 1.9
Nilai Q = 𝑥 100% → 𝑥 100% = 24.05%
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐵𝐵 7.9
Jadi Tipe Iklim berdasarkan S-F adalah : Tipe B => dengan 14.3 % < 24.05% < 33.3 % .
Kesimpulan : Berdasarkan klasifikasi Iklim Schmidt- Ferguson, data yang diperoleh pada
kasus ini termasuk pada tipe B dengan besar nilai Q sebesar 24.05% dengan
jenis iklim basah. Pada daerah yang terletak pada vegetasi ini (iklim basah)
dapat ditanami berbagai macam tumbuhan (heterogen) dan terlebih untuk
sektor pertanian daerah, ini sangat cocok digunakan.
Tugas Klasifikasi Oldeman
Wilayah X
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
246 205 201 203 265 178 170 198 205 207 257 267
Wilayah X termasuk katagori tipe iklim B dengan jumlah 9 bulan basah dalam
satu tahunnya. Wilayah ini termasuk juga pada subdivisi sub 1 dengan jumlah bulan
kering < 2. Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka wilayah X termasuk pada wilayah
pola tanam B1 yaitu sesuai untuk tanam padi terus menerus, namun perlu direncanakan
mulai tanamnya. Produksi tanaman akan tinggi bila panen jatuh pada musim kering.
Wilayah Y
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Wilayah Y masuk katagori tipe iklim C dengan jumlah 5 bulan basah dalam
satu tahunnya. Wilayah ini termasuk juga pada subdivisi Sub 3 dengan 5 bulan kering
berturut-turut. Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka pola tanam untuk wilayah Y
adalah tipe C3 yaitu, hanya dapat satu kali padi, palawija yang harus diperhatikan jangan
sampai jatuh pada bulan kering.
Wilayah Z
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
300 310 223 200 210 160 130 90 205 230 257 309
Wilayah Z masuk katagori tipe iklim B dengan jumlah 9 bulan basah dalam
setahunnya dan termasuk pada subdivisi sub 1 dengan jumlah bulan kering < 2.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka wilayah X termasuk pada wilayah pola tanam
B1 yaitu sesuai untuk tanam padi terus menerus, namun perlu direncanakan mulai
tanamnya. Produksi tanaman akan tinggi bila panen jatuh pada musim kering.
Kesimpulan : Berdasarkan klasifikasi Oldeman, data yang diperoleh terbagi atas tiga
wilayah , didapati kesamaan/ kemiripan antara wilayah X dengan wilayah Z,
dimana kedua wilayah tersebut berada pada tipe dan subdivisi yang sama yaitu
B1 dengan pola tanam yang sama yaitu sesuai untuk tanam padi terus
menerus, namun perlu direncanakan mulai tanamnya, dimana produksi
tanaman akan tinggi bila panen jatuh pada musim kering. Kemudian
untuk wilayah Y sendiri termasuk pada katagori tipe iklim C dengan
subdivisi Sub 3, maka pola tanam untuk wilayah Y adalah tipe C3 yaitu,
hanya dapat satu kali padi, palawija yang harus diperhatikan jangan sampai
jatuh pada bulan kering.