Anda di halaman 1dari 16

KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN : TEORI DAN PENERAPANNYA

Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih
mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan
praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di
Indonesia.
Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan
metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti
radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian
menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia
berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut. Kriteria
dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan
kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.
Konsepnya adalah:
1. Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
2. Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
3. Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan
rata-rata bulanan dikurangi 30.
4. Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.
5. Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.
Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan menggunakan data
jangka panjang yaitu:
Padi sawah:

145 = 1,0 (0,82 X -30)


X = 213 mm/bulan
Palawija:
50 = 0,75 (0,82 X - 30)
X = 118 mm/ bulan.
213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan
bulan basah dan kering.
Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan
basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan
basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan
kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe

A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.


B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.

Tabel 1. Tipe Utama


NO.

TIPE UTAMA

PANJANG BULAN BASAH (BULAN)

1.

>9

2.

7-9

3.

5-6

4.

3-4

5.

<3

NO.

SUB TIPE

PANJANG BULAN KERING (BULAN)

1.

<= 1

2.

2-3

3.

4-6

4.

>6

Tabel 2. Sub Tipe

Berdasarkan kriteria di atas kita dapat membuat klasifikasi tipe iklim Oldeman untuk suatu daerah
tertentu yang mempunyai cukup banyak stasiun/pos hujan. Data yang dipergunakan adalah data curah
hujan bulanan selama 10 tahun atau lebih yang diperoleh dari sejumlah stasiun/pos hujan yang
kemudian dihitung rata-ratanya.

Gambar 1. Segitiga Oldeman


Berdasarkan 5 tipe utama dan 4 sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat dikelompokkan menjadi 17
wilayah agroklimat Oldeman mulai dari A1 sampai E4 sebagaimana tersaji pada gambar segitiga
Oldeman. Oldeman mengeluarkan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai berikut.
Tabel 3. Penjabaran Tipe-tipe Agroklimat

Hasil klasifikasi Oldeman dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pertanian, seperti
penentuan permulaan masa tanam, penentuan pola tanam dan intensitas penanaman.
Langkah pengerjaannya:

Buat dahulu tabel curah hujan bulanan rata-rata suatu daerah. Paling tidak data yang kita perlukan
untuk tiap lokasi adalah data hujan bulanan selama 10 tahun.
Tabel 4. Curah hujan rata-rata bulanan
Nama Daerah :....
Luas area: ......km2
Letak wilayah: ... LS dan .....BT

Tentukan jumlah Bulan basah atau bulan kering berturut-turut berdasarkan metode Oldeman dan
tentukan klas oldemannya (tipe utama serta subdivisinya) tiap-tiap stasiun/pos hujan. Misalnya:
Tabel 5. Tipe iklim Oldeman Kalimantan selatan

Buatlah peta klasifikasi tipe iklim Oldemannya, contoh:

Gambar 2. Klasifikasi Oldeman di Kalsel

Dari peta tersebut dapat kita tentukan Luasan (dalam Ha) dan persentasenya, serta penjabarannya
seperti yang ada di dalam tabel 3. sehingga dapat diketahui rekomendasi pola tanamnya.
Sumber :
http://www.klimatologibanjarbaru.com/pages/publikasi/keterangan-oldeman.php
Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi

Aksara. Jakarta.
Gusti Rusmayadi. 2002. Klimatologi Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian Faperta UNLAM. Banjarbaru.
Sukardi Wisnubroto. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.

KLASIFIKASI IKLIM
Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman berdasarkan Data Curah Hujan dari Schimidt-Ferguson Tahun 1997 - 2006

TAHUN

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Juli

Agt

Sept

Okt

Nov

Des

1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Rerata
Oldeman

47,25
37,09
0
21,85
130,81
84,32
38,60
0,51
81,28
13,21
45,492
BK

23,36
143,26
20,07
33,01
43,43
1,78
105,15
36,58
4,06
145,03
55,573
BK

70,12
0
0
2,54
3,55
18,79
86,37
196,08
63,24
147,57
58,826
BK

42,86
34,8
0
16,51
53,33
64,02
50,81
30,10
6,09
150,88
45,722
BK

74,17
18,28
0
19,81
32,77
27,68
90,67
28,18
43,18
32,26
36,70
BK

21,09
17,27
0
9,39
13,97
2,54
13,97
45,21
86,87
165,36
37,567
BK

0
10,16
0
2,54
3,56
17,02
5,33
1,02
0
27,17
6,68
BK

16,52
39,12
0
0,25
8,64
20,31
37,09
5,08
11,18
24,89
16,308
BK

18,29
118,11
1,27
34,29
37,34
26,42
14,99
30,73
29,47
109,22
42,013
BK

59,93
44,20
26,17
7,36
49,53
84,85
239,27
30,22
111,01
57,92
71,046
BK

181,86
66,30
38,1
8,13
28,69
32,77
90,17
93,22
0
145,29
68,435
BK

88,41
3,05
8,12
132,09
155,94
62,23
25,15
138,17
131,08
27,93
77,217
BK

Data Curah hujan diatas apabila dianalisis untuk penentuan klasifikasi iklim menurut Oldeman
menggunakan ketentuan yaitu, panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.

Jumlah Bulan Basah (BB) = 0


Jumlah Bulan Kering (BK) = 12
Tipe Utama Iklim menurut Oldeman adalah E ( sesuai ketentuannya BB < 3)
Sedangkan Sub tipe iklim menggunakan data jumlah Bulan Kering dengan berpedoman pada segi tiga
Oldeman dibawah ini.

Jumlah Bulan Kering (BK) = 12, maka menurut segi tiga tersebut termasuk daerah agroklimat dengan
Sub tipe Iklim E 4.
Segi tiga Oldeman dapat dijabarkan lebih lanjut seperti tabel iklim berikut.
Dari tabel tesebut Sub tipe iklim E4 merupakan daerah yang umumnya terlalu kering hanya dapat
dibudidayakan tanaman palawija sekali setahun hal itupun kalau ada hujan turun

Klasifikasi Iklim Menurut Schimidt-Ferguson berdasarkan Data Curah Hujan dari Oldeman
Tahun 1995- 2004
TAHUN

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Juli

Agt

Sept

Okt

Nov

Des

1995

155

199

202

135

126

41

55

80

73

186

165

132

BB BK
8

1996
1997

87
65

349
70

48
268

85
100

81
105

119
78

285
17

111
77

56
128

184
256

261
258

241
170

7
7

1
1

1998
1999

128
104

172
186

0,6
55

76
59

88
70

63
3

45
21

167
245

54
116

95
73

120
160

75
185

4
6

2
4

2000
2001
2002
2003
2004

130
232
227
168
112

101
66
21
207
380

46
42
60
131
262

44
47
105
96
135

119
69
138
122
99

136
43
7
45
39

65
22
91
64
30

34
19
13
112
82

105
104
91
57
46

69
453
229
291
234

639
103
162
126
267

178
171
165
120
23

7
5
6
8
6

3
5
3
2
4

Rerata

141

175

111

88

102

57

70

94

83

207

226

146

6,4

2,7

Q = Rerata BK/Rerata BB x 100 % = 2,7/6,4 x 100 % = 42,18 %


Melalui Segi tiga Schmidth & Ferguson dapat ditentukan tipe iklim sutu daerah. Analisis data diatas bahwa rasio antara bulan
kering dan bulan basah apabila dipersenkan maka didapat nilainya 42,18 %.
Tipe Iklim tersebut adalah tipe C yang artinya wilayah tersebut merupakan wilayah yang agak basah ditandai oleh vegetasi
hutan rimba.

Penjelasan Grafik
Zona Iklim
A
B
C
D
E
F
G
H

Keterangan
Wilayah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika
Wilayah basah dengan masih vegetasi hutan hujan tropika
Wilayah yang agak basah dengan vegetasi hutan rimba, di antaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim
kemarau, misal jati
Wilayah sedang dengan vegetasi hutan musim
Wilayah agak kering dengan vegetasi hutan sabana
Wilayah kering dengan vegetasi hutan sabana
Wilayah sangat kering dengan vegetasi padang ilalang
Wilayah luar biasa kering (ekstrim kering) dengan vegetasi padang ilalang

Anda mungkin juga menyukai