Anda di halaman 1dari 7

Nama: Ellen S Ferrarista Panjaitan

NPM: 1910010

METEROLOGI

1. A. Konsep Klimograf
Klimograf adalah suatu grafik yang menggambarkan rata-rata bulanan parameter atau unsur
iklim dasar, yaitu suhu dan curah hujan (Webster's Third International Dictionary). Klimograf
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan iklim suatu tempat secara cepat. Berikut ini
merupakan data rata-rata suhu dan curah hujan per bulan di Kabupaten Cilacap periode 2008—
2017 yang akan digunakan untuk membuat klimograf

2. Membuat Klimograf

Ini adalah alat yang banyak digunakan dalam meteorologi untuk mewakili dua variabel yang
paling sering digunakan: curah hujan dan suhu. Climogram tidak lebih dari grafik di mana kedua
variabel ini direpresentasikan dan nilainya ditetapkan. Setelah kita mengetahui apa yang
dimaksud dengan kata klimogram, kami akan menjelaskan cara membuat klimogram. Ini sangat
sederhana!
Kami akan mewakilinya dengan 3 sumbu: sebuah horisontal dan yang lainnya dua
ditempatkan secara vertikal, membentuk semacam kotak atau bilik (gambar). Salah satu
sumbu vertikal, yang paling kiri, akan mewakili jumlah hujan (curah hujan, curah hujan); sumbu
vertikal lainnya, yaitu yang paling kanan, akan mewakili suhu; dan akhirnya, satu-satunya sumbu
horizontal yang ada akan membentuk bulan (sehingga harus dibagi menjadi 12 bagian yang
sama).

Setelah kita membuat gambarnya, kita akan membaca data yang kita miliki tentang curah hujan
dan suhu tempat tertentu, yang mewakili setiap data dengan cara berikut:

 itu hujan akan diwakili oleh bar.


 itu suhu mereka akan masuk puntos, yang akan bergabung satu demi satu, hingga
memberi garis.

Dengan cara ini, dan dengan melihat data ini, kita akan memiliki semua informasi yang mengacu
pada curah hujan dan derajat wilayah geografis yang telah kita analisis. Tergantung pada musim
di mana kita berada, kita akan melihat hanya dengan membaca dan menafsirkan grafik ini,
apakah ada musim kemarau atau hujan, apakah kita menghadapi iklim tropis atau gersang, dll.

3. Penggunaan klimograf

Tahapan dalam pembuatan klimogram untuk pengembangan tanaman tertentu adalah sebagai
berikut:

1. Tentukan tanaman pertanian atau perkebunan yang akan dicari kesesuaian iklimnya.
2. Carilah 3 atau lebih daerah yang telah menjadi sentra produksi tanaman tersebut.
3. Tentukan unsur iklim yang paling berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi
tanaman tersebut. Seandainya lebih dari 2 unsur, maka dibuat daftar grafik klimogram dari
berbagai variasi hubungan yang ada.
4. Lakukan inventarisasi data iklim harian, terutama unsur-unsur iklim yang paling
berpengaruh selama minimal 10 tahun. Kemudian buat rata-rata bulanan (Januari sampai
Desember) dari setiap unsur tersebut.
5. Kemudian plotkan dalam bentuk grafik garis yang saling berhubungan dari bulan januari
sampai bulan desember.
6. Lakukan overlay antara grafik klimogram daerah sentra produksi dengan grafik daerah
yang diuji.
7. Dari hasil overlay tersebut dapat dilihat bahwa jika antara grafik klimogram sentra
produksi dengan grafik daerah yang diuji berhimpit maka daerah yang diuji tersebut secara iklim
cocok dikembangkan untuk budidaya tanaman tersebut.
4. Pola klimograf

Region atau daerah A, pola curah hujannya berbentuk huruf U ( paling kiri), sedang pola Region
B, pola curah hujannya berbentuk huruf M ( tengah) dengan dua puncak curah hujan.Sedangkan
pola Region C berbentuk huruf U terbalik ( kanan) atau berkebalikan dengan Region A. Garis
merah merupakan curah hujan dalam milimeter sedangkan garis hitam merupakan deviasinya.

Region A: region monsoon tengara/Australian monsoon


Region B: region semi-monsoon/NE Passat monsoon

Region C :region anti-monsoon/Indonesian throughflow

Dalam literatur lain:


Region A:Type monsoon

Region B:Type ekuatorial

Region C : Type lokal

BMG Berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, umumnya wilayah Indonesia
dibagi menjadi 3 (tiga) pola hujan, yaitu :

1. Pola hujan monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim
hujan dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona Musim (ZOM), tipe
curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan,DJF musim hujan,JJA musim
kemarau).
2. Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan
dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria
musim hujan. Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua
puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi
ekinoks.
3. Pola hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan dengan pola
monsun. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi
bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsun.
Pa Pada kondisi normal, daerah yang bertipe hujan monsun akan mendapatkan jumlah curah hujan
yang berlebih pada saat monsun barat (DJF) dibanding saat monsun timur (JJA).P Pengaruh
monsun di daerah yang memiliki pola curah hujan ekuator kurang tegas akibat pengaruh insolasi
pada saat terjadi ekinoks, demikian juga pada daerah yang memiliki pola curah hujan lokal yang
lebih dipengaruhi oleh efek orografi .

——–

Anda mungkin juga menyukai