Anda di halaman 1dari 5

Pengamatan mengenai gejala alam yang berkaitan dengan lingkungan atmosfer telah

memberikan suatu pola tertentu dengan masing-masing pola memiliki ciri khas nya masing-
masing. Diantara pola-pola tersebut ada yang terjadi dalam rentang waktu harian, bulanan,
tahunan dekade atau bahkan abad. Selain itu posisi suatu tempat di muka bumi juga akan
mempengaruhi gejala atmosfer yang terjadi. Hal ini berkaitan dengan intesitas cahaya
matahari yang diperoleh daerah tersebut. Dari rentang waktu dan kedudukan yang berbeda
beda tersebut maka kita dapat mengklasifikasikan tiga gejala alam yang berkaitan dengan
atmosfer menjadi cuaca, musim dan iklim.
A. Cuaca
Secara sederhana cuaca dapat diartikan sebagai keadaan udara yang ditinjau pada
suatu kondisi dan hanya berlaku dalam lingkup wilayah yang sempit. Peninjauan
cuaca juga hanya dalam rentang waktu yang singkat. Sebagai contoh adalah laporan
cuaca ataupun prediksi cuaca dalam lingkup harian. Hal ini juga dapat kita perhatikan
pada saat pembacaan berita mengenai cuaca hari ini dalam koran, radio ataupun
televisi yang memberikan header meliputi waktu dan tempat.

Gambar 1. Laporan cuaca harian. Sumber: https://goo.gl/9Ux9U7


Unsur-unsur dari cuaca sendiri meliputi suhu/temperature, tekanan udara, kelembapan
udara, aliran angin/udara, dan curah hujan. Kesemua data yang diperoleh tersebut
diakumulasikan dan menjadi data rata-rata cuaca harian dan juga dipergunakan untuk
memprediksi keadaan cuaca untuk hari berikutnya.
B. Musim
Lebih luas dibandingkan cuaca, musim meliputi wilayah yang luas dan dengan
rentang waktu bulanan atau bahkan tahunan. Musim tidak hanya dipengaruhi oleh
keadaan atmosfer suatu wilayah akan tetapi juga dipengaruhi oleh posisi wilayah
tersebut dengan acuan garis katulistiwa (ekuator) (Nugroho, 2017). Sehingga musim
yang diterima oleh suatu wilayah juga sangat bergantung dengan iklim pada wilayah
tersebut. Secara umum pembagian musim pada wilayah yang tropis (disekitar
equator) terbagi menjadi dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan
dengan rentang waktu perputaran adalah tahunan. Indonesia sendiri yang berada pada
daerah tersebut biasanya memiliki 4-5 bulan mengalami musim kemarau dan 4-5
bulan mengalami musim penghujan dengan sisanya adalah masa peralihan atau
pancaroba. Hal ini berbeda dengan daerah belahan bumi yang lainnya(bagian utara
dan selatan) yang akan memiliki empat musim yaitu musim dingin, musim semi,
musim panas dan musim gugur. Pemetaan waktu dari musim-musim yang ada dimuka
bumi adalah sebagai berikut (Ariestanti & Andri, 2013):

Penanggalan Belahan bumi


Tropis
April hingga September musim kemarau
Oktober hingga Maret musim hujan
Belahan utara Belahan selatan
21 Maret-21 Juni musim semi musim gugur
21 Juni-23 September musim panas musim dingin
23 September-21 Desember musim gugur musim semi
21 Desember-21 Maret musim dingin musim panas

C. Iklim
Bagian terakhir dari pembagian gejala alam di atmosfer adalah iklim. Iklim
merupakan kondisi rata-rata dari cuaca dengan lingkup yang luas dan rentang waktu
yang sangat lama. Biasanya dari rentang 11-30 tahun. Iklim juga dipengaruhi oleh
letak geografis dan bentuk topografis dari wilayah sehingga sebagaimana yang telah
dijelaskan pada pembahasan musim maka kedudukan wilayah terhadap katulistiwa
akan merubah iklim dari wilayah tersebut. Iklim di muka bumi dapat dibedakan
menjadi empat yaitu iklim tropis yang terletak pada 0-23,5 0 LU/LS, iklim subtropis
antara 23,5-400 LU/LS, iklim sedang pada posisi 40-66,50 LU/LS dan iklim dingin di
wilayah kutub (66,5-900 LU/LS). Iklim tropis memberikan dua musim yaitu musim
kemarau dan musim penghujan. Iklim sub tropis memberikan empat musim yaitu
musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Iklim sedang memiliki
ciri berupa tekanan udara yang berubah-ubah dan terjadi gerakan udara siklonal serta
sering terjadi badai secara tiba-tiba. Dan untuk iklim dingin memiliki ciri berupa
terdapat salju abadi. Secara pemetaan wilayah pembagian iklim di muka bumi adalah
sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai