Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ahmad Riyan Irfansyah

NIM: 2001095034
Kelas: 4B
Mata Kuliah: Geografi Regional Indonesia

Unsur- Unsur, Faktor Pembentuk, Sifat-Sifat, Klasifikasi Iklim dan Pengaruhnya

Cuaca dan Iklim di Indonesia


Cuaca adalah rata-rata keadaan udara suatu tempat dalam rentang waktu yang relative singkat.
Cuaca cepat berubah-ubah dan daerahnya tidak terlalu luas. Sedangkan iklim adalah keadaan
ratarata cuaca dari suatu daerah yang luas dan diperhitungkan dalam rentang waktu yang lama.
Iklim jarang berubah sampai jangka waktu antara 30 sampai 100 tahun.

• Iklim dan Angin di Indonesia


Iklim sangat dipengaruhi oleh letak astronomis Indonesia yang berada di garis lintang 6°LU-
11°LS sehingga beriklim tropis. Selain itu, Indonesia juga terletak di antara dua benua dan dua
samudra. Berdasarkan letak dan unsur-unsur iklim, di Indonesia dikenal tiga iklim, yaitu iklim
tropis, iklim musim, dan iklim laut.
a. Iklim tropis dialami oleh negara-negara di sekitar garis katulistiwa. Indonesia beriklim
tropis. Ciri iklim tropis adalah panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun.
b. Iklim musim terjadi karena angin musim barat dan angin musim timur. Akibatnya, di
Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan
Oktober sampai April. Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai Oktober.
c. Karena sekitar 70% wilayah Indonesia berupa perairan, maka Indonesia memiliki iklim
laut. Ciri-ciri iklim laut antara lain udara sering berawan, basah, suhu udara sedang, dan
memiliki curah hujan yang tinggi.
Unsur-Unsur Iklim
Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur iklim, antara lain:
1. Penyinaran Matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di Bumi yang sangat penting dan menjadi sumber energy
utama di Bumi. Energi Matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi oleh kondisi awan dan perbedaan
sudut datang sinar matahari.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan berbeda-
beda pada daerah tertentu. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi
terdapat di daerah tropis (ekuator) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang
persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin
dingin. Alat untuk mengukur udara atau derajat panas disebut termometer.
3. Kelembapan Udara (Huminity)
Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara makin banyak
uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara tersebut. Jadi, Humidity
adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara.Alat pengukurnya adalah higrometer.
4. Per-Awanan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut dilapisan atmosfer bagian bawah.
Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
5. Curah Hujan
Curah Hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu. Untuk
mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (rain gauge).
6. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah
yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya perbedaan
suhu udara. Bila suhu udara tinggi berarti tekanannya rendah dan sebaliknya. Alat untuk
mengukur arah dan kecepatan angin disebut anemometer.

Macam-Macam Iklim
Berikut ini terdapat beberapa macam-macam iklim, antara lain:
1. Iklim Matahari
Dasar untuk perhitungan distribusi daerah iklim matahari adalah jumlah sinar matahari yang
diterima oleh permukaan bumi. Menurut teori ini, semakin jauh dari khatulistiwa, semakin besar
sudut insiden sinar matahari, sehingga sinar jumlah sedikit matahari yang diterima oleh
permukaan bumi. penggolongan tipe iklim matahari ada empat jenis yaitu tropis, subtropis,
sedang, dan dingin.

• Iklim Tropis
Iklim tropis merupakan jenis iklim yang berada di sekitar garis khatulistiwa atau terletak pada
garis lintang 23,5° LU – 23,5° LS. Ciri-ciri iklim tropis yakni suhunya berkisar antara 20°C30°C.
Contoh negara beriklim tropis antara lain Indonesia, Malaysia, India, dan Hong Kong.

• Iklim Subtropis
Iklim subtropis merupakan jenis iklim yang berada pada garis lintang 23,5°-40° Lintang Utara
dan Lintang Selatan. Pada iklim subtropis terdapat empat jenis musim yaitu musim semi, musim
panas, musim dingin, dan musim gugur. Contoh wilayah beriklim subtropis antara lain Asia
Tengah, Asia Timur, dan Amerika Serikat.

• Iklim Sedang
Iklim sedang merupakan jenis iklim yang berada di antara garis 40°-60°Lintang Utara dan
Lintang Selatan. Ciri-ciri iklim sedang yakni tekanan udara dan arah anginnya berubah-ubah dan
badai yang terjadi secara tiba-tiba. Contoh negara beriklim sedang antara lain Swiss, Jerman, dan
Prancis. • Iklim Dingin Nah, yang terakhir adalah iklim dingin. Iklim dingin merupakan jenis
iklim yang berada di wilayah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Iklim dingin terdiri dari dua
bagian yakni iklim tundra dan iklim es. Contoh negara yang beriklim dingin antara lain Amerika
Utara, dan Kanada bagian utara.
2. Iklim Junghuhn
Klasifikasi tipe iklim selanjutnya adalah iklim Junghuhn. Iklim ini pertama kali diteliti oleh
Franz Wilhelm Junghuhn yang membagi iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat. Tipe iklim
menurut Junghuhn terbagi menjadi 4 bagian yaitu zona dingin, zona sejuk, zona sedang, dan
zona panas.
 Zona Panas
Zona panas berada di ketinggian antara 0-600 meter di atas permukaan air laut dengan rata-rata
suhu berkisar antara 22°C-26,3°C. Beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan di wilayah ini
antara lain padi, jagung, dan kopi.  Zona Sedang
Zona sedang berada di ketinggian antara 600-1500 meter di atas permukaan air laut dengan
ratarata suhu berkisar 17,1°C-22°C. Beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan di wilayah ini
antara lain teh, kopi, dan tembakau.  Zona Sejuk
Zona sejuk berada di ketinggian antara 1500-2500 meter di atas permukaan air laut dengan suhu
rata-rata 11,1°C-17,1°C. Beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan di wilayah ini yaitu kopi,
dan teh.
 Zona Dingin
Zona dingin berada di ketinggian lebih dari 2500 meter di atas permukaan air laut dengan suhu
rata-rata 6,2°C-11,1°C. Karena terlalu dingin tidak ada tanaman yang bisa tumbuh di wilayah ini,
melainkan hanya lumut saja.
3. Iklim Koppen
Iklim Koppen merupakan iklim yang dipopulerkan oleh Wladimir Koppen, di mana ia membagi
iklim berdasarkan temperatur dan curah hujan. Uniknya, jenis iklim ini ternyata memiliki kode
klasifikasi, lho! Huruf besar menunjukkan jenis iklim sedangkan huruf kecil menunjukkan sifat.
4. Iklim Schmidt-Fergusson
Iklim Schmidt-Fergusson banyak digunakan di dalam bidang perkebunan dan pertanian. Iklim
Schmidt-Fergusson dibagi berdasarkan curah hujan dan tingkat kebasahannya. Apa itu tingkat
kebasahan? Tingkat kebasahan disebut juga dengan gradien (Q), artinya persentase nilai
perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah.
5. Iklim Oldeman
Iklim Oldeman merupakan iklim yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria bulan basah dan
bulan kering (bukan turun hujan) secara berturut-turut. Iklim Oldeman ini bagus untuk
mengklasifikasikan lahan pertanian pangan.
6. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan,
pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis. Berikut
adalah pembagian Iklim fisis :

• Iklim Kontinental atau Iklim Darat


Iklim ini terjadi di daerah yang sangat luas, sehingga angin dipengaruhi ke daerah adalah
angin lahan kering. Di daerah ini, hari yang panas dan malam sangat dingin. Curah hujan
sangat rendah, jadi kadang-kadang terbentuk gurun. Misalnya Gobi, Tibet, Arab, Sahara,
Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada.

• Iklim Laut
Iklim yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Eropa. Mempengaruhi daerah angin
adalah angin laut lembab. Ciri-ciri iklim laut rata-rata curah hujan ke tinggi. Suhu tahunan
dan harian hampir sama.

• Iklim Pegunungan
Iklim ini terdapat di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan udaranya sejuk dan hujan
sering turun. Hujan terjadi karena awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami
kondensasi sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis.
7. Iklim Musim
Wilayah geografis Indonesia diapit oleh benua Asia ke utara dan selatan benua Australia,
menyebabkan iklim di Indonesia ada musim. Iklim panas berkaitan erat dengan pola angin
musim di Indonesia. Iklim ini terjadi karena pengaruh angin bertiup musim mengubah arah
setiap setengah tahun. Angin musim di Indonesia terdiri dari angina Musim Barat Daya dan
Timur Laut Monsoon, antara lain:
• Angin Musim Barat
Daya Angin Musim Barat daya yang bertiup antara bulan Oktober sampai April, sifatnya
basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalamu musim penghujan.

• Angin Musim Timur Laut


Angin Musim Timur Laut yang bertiup antara bulan April sampai Oktober, sifatnya kering.
Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.

Pengaruh perubahan iklim


Perubahan iklim diyakini akan berdampak buruk terhadap berbagai aspek kehidupan dan sektor
pembangunan terutama, dalam sektor pertanian. Pada sektor ini sangat rentan terhadap
perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, produksi, dan kualitas hasil.
“Perubahan iklim dan pemanasan global akan menurunkan produksi pertanian sebesar 5-20%.
Negara-negara dengan kondisi geografis yang lebih khusus, seperti India dan Afrika, mengalami
penurunan produksi pertanian yang lebih besar”. (Suberjo, 2009). Perubahan iklim merupakan
suatu kondisi yang ditandai berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan fenome cuaca
tidak menentu.
Potensi penurunan produksi mempunyai hubungan kuat denga perubahan suhu udara dan curah
hujan. Perhitungan penurunan produksi pada sawah tadah hujan seperti, pada padi swah irigasi,
luas panen dipengaruhi oleh curah hujan dan tidak ada bagian pengaruh irigasi.
Perubahan iklim terjadi karena adanya perubahan variable iklim seperti, curah hujan dan suhu
yang terjadi berkelanjutan. Indicator dampak perubahan iklim antara lain peningkatan curah
hujan, suhu udara, intesitas cahaya matahari dan angin.
Dampak perubahan iklim merupakan sebuah tantangan didalam sector pertanian. Peran aktif dari
berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim melalui upaya
mitigasi dan adaptasi atau kembangkan system perlindungan pertanian untuk menghindari
kegagalan karena perubahan iklim atau asuransi cuaca tanaman

Anda mungkin juga menyukai