Iklim matahari didasarkan pada intensitas panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Daerah yang berada di lintang tropis
memperoleh penyinaran matahari lebih banyak sedangkan daerah yang berada dekat kutub atau lintang tinggi mendapatkan sinar matahari
paling sedikit. Iklim matahari dibagi 4 yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim kutub. Iklim tropis memiliki 2 jenis musim yaitu
hujan dan kemarau, iklim subtropis dan iklim sedang memiliki 4 jenis musim yaitu semi, panas, gugur dan dingin. DI daerah kutub matahari
hanya muncul 6 bulan sekali jadi 6 bulan siang dan 6 bulan malam.
Daerah iklim tropis (panas) : 0° – 23,5° Lintang Utara (LU) / Lintang Selatan (LS)
Daerah iklim sub tropis : 23,5° – 40° LU/LS
Daerah iklim sedang : 40° – 66,5° LU/LS
Daerah iklim dingin : 66,5° – 90° LU/LS
Koppen ialah seorang pakar meteorologis dari Prancis nan membagi bumi ini menjadi lima kelompok utama. Dasar klasifikasi iklim Koppen ini
ialah curah hujan dan suhu udara. Klasifikasi iklimnya ialah sebagai berikut.
Iklim A
Iklim A ialah iklim hujan tropis. Iklim A ini ditandai oleh suhu bulan terdinginnya nan lebih dari 18˚C dan memiliki curah hujan
tahunan tinggi. Tipe iklim A dibagi menjadi tiga subtipe nan ditandai oleh huruf f, w, dan m, sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw, dan Am.
1. Iklim Af atau disebut juga tipe iklim hutan hujan tropis ialah tipe iklim A dengan curah hujan bulanan lebih dari 60mm.
2. Iklim Aw disebut juga tipe iklim monsun tropis ialah tipe iklim A nan memiliki musim kering nan panjang.
3. Iklim Am nan disebut juga tipe iklim savana ialah tipe iklim peralihan antara Af dan Aw.
Iklim B
Iklim B ini disebut juga iklim kering atau iklim gurun. Iklim ini ditandai adanya jumlah curah hujan nan lebih kecil dibanding
penguapan. Terdiri dari dua subtipe, yaitu sebagai berikut.
Daerah nan bertipe iklim BS ini ialah daerah setengah kering ( semi arid ). Curah hujannya di lintang rendah ialah 380-760mm per tahun.
Daerah nan termasuk kedalam kelompok iklim BW ialah daerah kering ( arid ) nan memiliki curah hujan kurang dari 250 mm per tahun.
Iklim C
Iklim C disebut juga iklim sedang basah atau sedang. Karakteristik iklim ini ialah suhu bulan terdinginnya mencapai -3˚C sampai
dengan -18˚C. Iklim ini ada tiga subtipe, yaitu:
1. iklim Cs disebut juga iklim sedang dengan musim panas nan kering,
2. iklim Cw disebut juga iklim sedang dengan musim dingin nan kering, dan
3. iklim Cf disebut juga iklim sedang nan lembap.
Iklim D
Iklim D ialah iklim dingin. Iklim ini memiliki karakteristik suhu bulan terdinginnya kurang dari -3˚C, sedangkan suhu bulan
terpanasnya lebih dari 10˚C. Iklim tipe D ini memiliki dua subtipe, yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen tersebut, sebagian besar wilayah Indonesia memiliki iklim tipe A. Wilayah Indonesia nan berada di daerah
pegunungan memilki tipe iklim C. Hanya satu wilayah nan memiliki iklim tipe E, yaitu wilayah Jaya Wijaya di Irian Jaya.
1. Zona Panas
Ketinggian 0-700 meter di atas permukaan bahari (DPL). Zona ini memiliki suhu (temperatur) udara berkisar antara
26,3˚C-22˚C. Pada ketinggian ini, cocok ditanami jagung, padi, tebu, kelapa, dan coklat.
2. Zona Sedang
Ketinggian 700-1500 meter DPL. Suhu udara pada zona ini berkisar antara 22˚C-17,1˚C. Cocok buat ditanami karet, kina, sayuran,
coklat, kopi, dan teh.
4. Zona Dingin
Ketinggian di atas 2500 meter DPL. Suhu udara di zona ini mulai dari 11,1˚c sampai dengan 6,2˚C sehingga bisa dipastikan tanaman
nan bisa hayati di zona ini hanyalah tanaman berjenis lumut. Tanaman perkebunan tak bisa hayati pada zona ini.
Sekilas dari pembagian empat zona ini, masih terdapat jenis tanaman nan bisa ditanam tak hanya dalam satu zona saja. Contohnyaadala
sayuran. Hal ini memang dikarenakan ada banyak jenis sayuran. Ada jenis sayuran nan bisa dan cocok buat ditanam di daerah sejukdan juga ada
sebagian jenis sayuran lain nan cocok buat ditanam di daerah sedang.. Tentu sebagai petani haruslah memahami tentang hal ini.
Agar sayuran nan ditanam bisa sukses tumbuh, dibudidayakan dan nantinya dipanen. Jenis tanaman atau sayuran ini sangat berkaitan dengan
ketinggian loka dinama tanaman ini akan di tanam. Karena ada beberapa jenis tanaman nan bisa ditanam di daerah nan tinggi dan tidak bisa
ditanam di daerah rendah. Namun juga ada nan berkebalikan, ada jenis tanaman lain nan hanya bisa ditanam di daerah rendah dan tidak bisa
ditanama di daerah tinggi.
Contohnya ialah tanaman kentang. Jenis tanaman ini sangat cocok buat ditanam di daerah nan dingin dan tak cocok buat ditanam di daerah
panas. Atau buah stroberi, jenis buah ini sangatlah dapat buat dibudidayakan di daerah nan memiliki taraf ketinggian loka nan besar dan
sebaliknya stroberi tak bisa ditanam di daerah dataran rendah.
Untuk hal seperti inilah pengetahuan tentang iklim nan berhubungan mengenai ketinggian loka sangat diperlukan. Pengetahuan ini tak hanya
diperlukan oleh kelompok petani saja tapi juga bagi orang nan memang ingin atau punya minat di bidang pertanian.
Jika tak memiliki pemaham nan benar, dapat jadi seseorang mencoba-coba buat menanam buah stroberi di kebun belakang rumahnya. Dimana
tempatnya ialah di aderah dataran rendah. Tanpa ada pengetahuan dasar mengenai interaksi ketinggian loka dengan iklim di loka tersebut nan
menentukan cocok tidaknya suatu tanaman buat ditanam, tentu akan memberikan imbas nan fatal. Setelah menunggu-nunggu berapa lama,
tanaman stroberi nan ditanam tak bisa berkembang dan tumbuh dengan baik, apalagi buat berbuah.
Menurut klasifikasi iklim matahari, permukaan bumi dibagi menjadi empat daerah, yaitu iklim tropis, subtropis, sedang, dan iklim kutub.
Daerah Iklim Tropis. Daerah beriklim tropis ialah daerah nan terletak pada 0˚ LU/LS-23,5˚ LU/LS. Di daerah ini, temperaturnya selalu tinggi dan
tak pernah ada musim dingin ( winter ).
Pada daerah iklim tropis ini, matahari bersinar dalam waktu nan sama dengan tenggelamnya matahari. Jadi lama waktu siang sama dengan
lamanya waktu malam.
Juga terjadi banyak hjan pada daerah ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa jumlah hujan nan ada pada daerah beriklim tropis ini lebih banyak
dibandingkan dengan daerah lain nan ada di bumi.
Daerah Iklim Subtropis. Daerah iklim subtropis ini berada pada 23,5˚ LU/LS-40˚ LU/LS. Di daerah ini, terjadi peralihan antara iklim tropis dan
iklim sedang. Pada daerah subtropis ini, terdapat empat musim yaitu musim dingin, musim semi, musim gugur dan musim panas. Namun,
musim dinginya tidak terasa terlalu dingin sedangkan musim panasnya juga tidak terlalu panas.
Daerah Iklim Sedang. Daerah ini terletak pada 40˚ LU/LS-66,5˚ LU/LS. Di daerah ini, terdapat disparitas musim nan tegas. Satu musim,
umumnya, panas atau hangat dan musim lainnya, yaitu musim dingin atau sejuk.
Daerah Iklim Kutub. Letak dari iklim kutub ini berada pada 66,5˚ LU/LS-90˚ LU/LS. Di daerah ini, tak ada musim panas (summer) dan temperatur
nan dimiliki dilokasi ini selalu rendah di sepanjang tahun. Pada daerah kutub ini, musim dingin berlangsung lebih lama dari pada musim panas.
Pada musim dingin, tanahnya tertutupi oleh salju dan es.
Selain pembagian iklim matahari tersebut nan didasari oleh intensitas sinar matahari, iklim matahari bisa dibagi berdasarkan adanya disparitas
temperatur permukaan bumi. Klages membuat pembagian iklimnya menjadi lima daerah iklim, yaitu daerah tropika, subtropika, sedang, dingin,
dan kutub.
1. Daerah Tropika. Daerah tropika ini terletak pada 0˚ LU/LS-23,5˚ LU/LS. Rata-rata temperaturnya dalam satu tahun ialah 22˚C dan 28˚C.
Namun, sebab kedudukan matahari selalu berada di daerah tropika, suhu di beberapa loka dapt lebih dari 30˚C.
2. Daerah Subtropika. Daerah subtropika ini terletak antara 23,5˚ LU/LS-30˚ LU/LS. Daerah ini merupakan daerah peralihan dari iklim tropika ke
daerah iklim sedang. Suhu udara di daerah ini selama 4-11 bulan di atas 20˚C. Itulah sebabnya daerah subtropika memiliki curah hujan rendah
dan banyak terdapat gurun-gurun nan luas.
3. Daerah Sedang. Daerah sedang ini letaknya antara 30˚ LU/LS-40˚ LU/LS. Yang termasuk dalam daerah ini, yaitu Eropa, Asia, Amerika Utara,
Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Australia. Daerah ini selama 4-12 bulan memiliki suhu antara 10˚C-12˚C.
4. Daerah Dingin. Daerah dingin ini terletak antara 40˚ LU/LS-66,5˚ LU/LS. Daerah nan termasuk daerah iklim dingin ini, antara lain Amerika
Utara, pula-pulau nan terletak di sebelah utara Kanada, pantai sebelah selatan Greenland, dan pantai utara Siberia. Suhu pada musim dingin
sangat dingin dan berlangsung dalam waktu nisbi lama, sedangkan musim panasnya singkat dan banyak terbentuk rawa-rawa luas sebagai
dampak mencairnya es.
5. Daerah Kutub. Daerah kutub terletak antara 66,5˚ LU/LS-90˚ LU/LS. Wilayah nan masuk ke daerah iklim kutub ini, yaitu Kutub Utara dan
Kutub Selatan. Suhu udaranya sangat rendah, yaitu -1˚C. Oleh sebab itu, daerah ini dikenal sebagai daerah nan memiliki salju abadi.
Iklim Matahari
Sistem penggolongan iklim Matahari didasarkan atas gerakan semu tahunan Matahari antara lintang 23½°LU–
23½°LS.
Daerah daerah yang terletak di antara garis lintang tersebut menerima intensitas penyinaran Matahari yang
maksimal, sehingga rata-rata suhu udara harian dan tahunannya tinggi. Adapun wilayah-wilayah lainnya mendapat
penyinaran Matahari secara bervariasi. Oleh karena itu, dalam sistem klasifikasi iklim Matahari, posisi lintang suatu
tempat sangat menentukan tipe iklimnya.
Iklim Matahari disebut juga iklim pasti karena letak garis lintang sudah pasti tidak berubah-ubah. Iklim Matahari
merupakan iklim yang penentuannya berdasarkan banyaknya sinar Matahari yang diterima oleh Bumi. Daerah
yang paling banyak mendapatkan sinar panas Matahari adalah daerah yang terletak antara 0°–23,5°LU dan 0°–
23,5°LS. Dengan adanya gerak semu Matahari, daerah ini mendapat panas yang tinggi sepanjang tahun. Daerah
yang letaknya semakin jauh dari katulistiwa mendapatkan panas Matahari yang semakin sedikit. Oleh karena itu,
semakin tinggi garis lintang, daerah tersebut semakin dingin.
a. Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di
beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
b. Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
b) Iklim Subtropis (daerah transisi), antara 23,5°LU–40°LU dan 23,5°LS–40°LS. Daerah ini merupakan peralihan antara
iklim tropis dan iklim sedang.
a. Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
b. Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu
dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
c. Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
d. Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim
Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
a. Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup
berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
b. Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat
pada daerah iklim tropis.
d) Iklim Dingin (kutub), antara 66,5°LU–90°LU dan 66,5°LU–90°LU.
Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat,
udaranya kering, tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, di musim dingin tanah ditutupi es dan salju, di
musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah, vegetasinya jenis lumut-
lumutan dan semak-semak, wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan
Greenland, dan pantai utara Siberia.
Ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
a. Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
b. Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
Junghuhn membuat penggolongan iklim khususnya di negara Indonesia terutama di Pulau Jawa berdasarkan pada
garis ketinggian. Indikasi tipe iklim adalah jenis tumbuhan yang cocok hidup pada suatu kawasan.
Junghuhn membagi lima wilayah iklim berdasarkan ketinggian tempat di atas permukaan laut sebagai berikut ini.
a. Zone Iklim Panas, antara ketinggian 0–700 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan di atas
22°C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi, jagung, tebu, dan kelapa.
b. Zone Iklim Sedang, antara ketinggian 700–1.500 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan
antara 15°C–22°C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami komoditas perkebunan teh, karet, kopi, dan kina.
c. Zone Iklim Sejuk, antara ketinggian 1.500–2.500 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan
antara 11°C–15°C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami komoditas hortikultur seperti sayuran, bunga-bungaan,
dan beberapa jenis buah-buahan.
d. Zone Iklim Dingin, antara ketinggian 2.500–4.000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata tahunan
kurang dari 11°C. Tumbuhan yang masih mampu bertahan adalah lumut dan beberapa jenis rumput.
e. Zone Iklim Salju Tropis, pada ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut.
Dasar pengklasifikasian iklim ini adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan sehingga diketahui rata-rata bulan
basah, lembap, dan bulan kering.
a) Bulan Kering : bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan kurang dari 60 mm.
b) Bulan lembap : bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan antara 60 mm–100 mm.
c) Bulan basah : bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan lebih dari 100 mm
Q = (Md/Mw) x 100 %
Keterangan :
Md : mean (rata-rata) bulan kering, yaitu perbandingan antara jumlah bulan kering dibagi dengan jumlah tahun
pengamatan
Mw : mean (rata-rata) bulan basah, yaitu perbandingan antara jumlah bulan basah dibagi dengan jumlah tahun
pengamatan.
Dasar yang digunakan adalah adanya bulan basah yang berturut-turut dan adanya bulan kering yang berturut-
turut pula. Kedua bulan ini dihubungkan dengan kebutuhan tanaman padi sawah dan palawija terhadap air.
a) Bulan basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 200 mm
b) Bulan kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm
1. A >9x berturut-turut
2. B 7-9 x berturut-turut
3. C 5-6 x berturut-turut
4. D 3-4 x berturut-turut
5. E < 3 x berturut-turut
f. Iklim Thornwaite
C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting untuk
tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil dari pada penguapannya
kecil,pada jumlah curah hujan yang sama.
b. Rasio temperatur evapotranspirasi (temperature effect ratio), TE ratio = T/E (T: suhu udara Fahrenheit dan E:
evaporasi.
Klasifikasi iklim menurut Koppen didasarkan pada unsur-unsur cuaca, meliputi intensitas, curah hujan, suhu, dan
kelembapan.
a) Huruf pertama dalam sistem klasifikasi iklim Koppen terdiri atas 5 huruf kapital yang menunjukkan karakter suhu
atau curah hujan. Kelima jenis iklim tersebut adalah sebagai berikut.
a. Iklim A (Iklim tropis), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terdingin masih lebih dari 18°C. Adapun rata-rata
kelembapan udara senantiasa tinggi.
b. Iklim B (Iklim arid atau kering), ditandai dengan rata-rata proses penguapan air selalu tinggi dibandingkan dengan
curah hujan yang jatuh, sehingga tidak ada kelebihan air tanah dan tidak ada sungai yang mengalir secara
permanen.
c. Iklim C (Iklim sedang hangat atau mesothermal), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terdingin adalah di atas -3°C,
namun kurang dari 18°C. Minimal ada satu bulan yang melebihi ratarata suhu di atas 10°C. Iklim C ditandai dengan
adanya empat musim (spring, summer, autumn, danwinter).
d. Iklim D (Iklim salju atau mikrothermal), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terdingin adalah kurang dari –3°C.
e. Iklim E (Iklim es atau salju abadi), ditandai dengan rata-rata suhu bulan terpanas kurang dari 10°C. Di kawasan iklim
E tidak terdapat musim panas yang jelas.
b) Huruf kedua menunjukkan tingkat kelembapan, tingkat kekeringan, atau kebekuan wilayah. Untuk tipe iklim A, C,
dan D huruf keduanya antara lain:
a. huruf f menunjukkan lembap, ditandai dengan curah hujan cukup setiap bulan dan tidak terdapat musim kering;
b. huruf w menandai periode musim kering jatuh pada musim dingin (winter);
c. huruf s menandai periode musim kering jatuh pada musim panas (summer);
d. huruf m menunjukkan muson, ditandai dengan adanya musim kering yang jelas walaupun periodenya pendek.
a. huruf s (steppa atau semi arid), ditandai dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar antara 380 mm – 760 mm,
dan
b. huruf w (gurun atau arid), ditandai dengan rata-rata curah hujan tahunan kurang dari 250 mm.
Kombinasi dari kedua kelompok huruf dalam sistem penggolongan iklim Koppen adalah sebagai berikut.
g. Cs artinya iklim mesothermal lembap (iklim hujan sedang) dengan summer yang kering.
h. Cf artinya iklim mesothermal lembap (iklim hujan sedang) dan lembap sepanjang tahun.
i. Df artinya iklim mikrothermal lembap (iklim hutan salju dingin) dan lembap sepanjang tahun.
j. Dw artinya iklim mikrothermal lembap (iklim hutan salju dingin) dengan winter yang kering.
Junghuhn seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan
Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia
berdasarkan ketinggian tempat.
Iklim Junghuhn
Iklim junghun dibagi menjadi 4 bagian menurut daerah ketinggian
Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim merupakan rerata cuaca. Iklim
yang terdapat di suatu daerah atau wilayah tidak dapat dibatasi hanya oleh satu analisir iklim tetapi merupakan
kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca. Untuk mencari harga rerata tergantung pada kebutuhan dan
keadaan. Hal yang penting adalah; untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada
harga normal, yaitu harga rerata cuaca selama 30 tahun. Angka 30 tahun merupakan persetujuan internasional.
Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga hampir tidak mungkin dua tempat
yang berbeda mempunyai iklim yang identik. Sebetulnya tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang
memerlukan penggolongan dalam suatu kelas atau tipe. Perlu diketahui bahwa semua klasifikasi yang ada
merupakan buatan manusia sehingga masing-masing ada kebaikannya dan keburukannya. Satu hal yang penting
adalah persamaan tujuan yaitu berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal yang tidak terbatas
jumlahnya, menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yaitu kelas-kelas yang mempunyai sifat yang penting
dan bersamaan.
Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara negara satu dengan lainnya, hal demikian
mampu menyebabkan perbedaan dalam bidang proses alami, perkembangan dan kehidupan biologis. Sehingga,
perbedaan iklim antara negara dapat berpengaruh kepada: proses pembentukan tanah, pelapukan batuan,
kesuburan lahan pertanian, jenis tanaman budidaya, erosi, dan sedimentasi. Perbedaan iklim ditentukan
oleh faktor pengendali iklimnegara bersangkutan dan keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau elemen-
elemen iklim di setiap negara, yang rentan sekali mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengaruh pengendali
iklim sifatnya tetap/permanen, sedang pengaruh elemen-elemen iklim bersifat tidak tetap/remanen. Baik
pengendali iklim dan elemen iklim merupakan faktor utama sebagai penentu iklim bagi negara.
Perbedaan iklim di setiap negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya lokasi negara, kedudukan
matahari, luas darat dan luas laut, topografi, dll. Faktor-faktor itu biasa disebut pengendali iklim. Pengendali
iklimdapat mengatur keberadaan unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di suatu wilayah. Ada dua faktor
pengendali iklim, yaitu:
a. Garis Lintang
b. Bentuk muka bumi
c. Topografi
d. Daerah tekanan udara
e. Permukaan tanah
f. Luas darat dan laut
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan penggunaan klasifikasi iklim adalah :
Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga rerata curah hujan untuk
masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian
dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-
masing bulan adanya bulan basah dan bulan kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak nampak
pada harga rerata bulan basah.
Q =
Jumlah rerata bulan kering dan bulan basah didapat dari data hujan seluruh Indonesia antara tahun 1921 – 1940
dengan menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai data sepuluh tahun.
Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Fergusson menentukan tipe hujan di Indonesia, yang disajikan pada
Tabel 1.2.
Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri dari kombinasi
dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi dalam 5 kelompok iklim, yaitu :
A. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)
Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar daripada 18°C
(64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:
Daerah yang termasuk tipe iklm ini harus memenuhi syarat di atas dan daerah bulan terkering hujan rerata lebih
besar dari 60 mm.
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe ini memiliki
bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Bulan-bulan kering dapat diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada
daerah-daerah yang demikian basah terdapat hutan yang cukup lebat.
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering sehingga vegetasi yang ada
adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.
1) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs – dry summer subtropical climate) : Dry summer /
"Mediterranean"
2) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw) : winter dry period
3) Iklim sedang yang lembab (Cf) : no dry season / all months > 1.2 in. precip.
1) Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw) : dry winter
Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q
merupakan perbandingan jumlah ratarata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Nilai Q
dirumuskan sebagai berikut.
Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah selama periode tertentu,
misalnya 30 tahun. Contoh penentuan iklim daerah X berdasarkan nilai Q.
Diketahui:
Selama 30 tahun, jumlah rata-rata bulan kering = 2 dan jumlah ratarata bulan basah = 8.
Berdasarkan tabel 7.3, daerah X dengan nilai Q = 0,25 termasuk beriklim B atau basah.
Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.
a. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat utama
seperti tabel berikut ini.
c. Daerah Sejuk
Tinggi tempat : 1500–2500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 11,1° C–17,1° C
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
d. Daerah Dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 6,2° C–11,1° C
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.