Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

KONDISI IKLIM WILAYAH INDONESIA

Indikator:

1. Menjelaskan kondisi iklim Indonesia

2. Menganalisis pengaruh kondisi iklim terhadap kehidupan masyarakat

A. Sifat-Sifat Iklim di Indonesia

Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu

tertentu di suatu wilayah. Iklim di bumi sangat dipengaruhi posisinya

terhadap matahari. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi yang

ditentukan oleh letak geografis. Iklim termasuk salah satu fenomena alamiah

yang perlu mendapatkan perhatian, sebab perubahan-perubahan yang

terjadi baik sebagian unsurnya maupun secara keseluruhan dapat

mempengaruhi kehidupan maupun bentang lamnya (terutama vegetasi,

penggunaan lahan, topografi, dan lain sebagainya), komposisi kimia dan fisik

dari atmosfer. Secara garis besar wilayah Indonesia mempunyai iklim laut,

musim tropis, corak iklim ini mempunyai sifat-sifat tertentu antara lain:

1. Rata-rata suhu tahunan tinggi (panas sepanjang tahun) dengan amplitude

kecil, baik harian maupun tahunan. Suhu yang tinggi merupakan sifat

iklim tropis yang seharusnya berkaitan erat dengan letak garis lintang

seluruh wilayah Indonesia yang berada di daerah tropis dan bahkan garis

57 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


khatulistiwa melintasi di bagian tengah wilayah Indonesia memanjang

arah timur-barat.

2. Mempunyai pergantian musim yang relative tetap dalam sepanjang

tahun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau masing-masing

sekitar enam bulan. Pergantian musim sebagai akibat pergeseran

kedudukan wilayah terhadap matahari juga sebagai akibat lokasi

Indonesia yang dihimpit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta

Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia. Hal ini menyebabkan hembusan

angin yang terjadi membawa jumlah kandungan uap air berbeda.

3. Udara lembab serta banyak hujan merupakan sifat dari iklim laut.

Kelembaban tinggi yakni sekitar 80% sebagai akibat bentuk wilayah

Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi laut. Adanya suhu

relative tinggi atau sekitar 26°C mengakibatkan terjadinya penguapan

cukup besar. Bahkan di daerah terkering dalam musim kemarau masih

mempunyai kelembaban sekitar 70%-80%.

Ketiga sifat tersebut yang merupakan sifat karakteristik iklim laut

iklim tropis, Kepulauan Indonesia termasuk sebagai salah satu wilayah bebas

dari pengaruh tiupan angin topan yang bersifat merusak dan membahayakan

bagi kehidupan. Hal ini sebagai akibat letak Indonesia berada di antara garis

lintang sekitar 10° LU dan 11° LS yang terlindung oleh kepulauan Philipina

(tidak langsung berhubungan dengan Lautan Pasifik).

58 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


B. Unsur-Unsur Iklim

Iklim di suatu tempat ditentukan oleh sejumlah unsur iklim

diantaranya adalah: suhu, tekanan udara, curah hujan, kecepatan angin, dan

lama penyinaran matahari. Sebenarnya beberapa unsur iklim tersebut

merupakan interaksi antara sejumlah faktor iklim yaitu penyebab-penyebab

yang menentukan corak iklim, diantaranya adalah letak lintang, arah angin,

relief, tipe tanah, dan vegetasi.

1. Suhu Udara

Kepulauan Indonesia berposisi membelah garis khatulistiwa dengan

kedudukan matahari sepanjang tahun menyebabkan keadaan rata-rata suhu

tingi. Diatas permukaan laut, rata-rata suhu minimum sekitar 23°C dan suhu

maksimum 30°C. Keadaan suhu di laut tidak banyak mengalami perubahan

seperti di daratan sebagai akibat perbedaan tinggi tempat. Indonesia yang

berbentuk kepulauan mengakibatkan udara banyak mengandung uap air

sehingga keadaan udara menjadi lembab dan menyebabkan amplitudo kecil.

Pengaruh angin laut yang lembab menyebabkan suhu udara tidak terasa

menyengat.

Amplitudo suhu harian pada musim kemarau menjadi lebih besar bila

dibandingkan pada musim penghujan, sebab dimusim kemarau udara lebih

kering (kandungan uap air kecil). Kelembaban udara lebih menentukan

keadaan suhu udara dan bukan semata-mata oleh kedudukan wilyah

terhadap matahari. Sebagai petunjuk mengenai hal ini dapat diketengahkan

59 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


dengan mengamati suhu maksimum daerah Pekalongan dan Pasuruan yang

terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan Jakarta. Hal ini sekaligus

menunjukkan bahwa kelembaban udara di Pulau Jawa makin kea rah timur

makin rendah. Banjarmasin pada bulan terkering (September) keadaan suhu

tertinggi tercatat sebesar 33,5 °C dan terendah 22,1 °C, sedang di Makassar

suhu maksimum tercatat sebesar 32,8 °C dan suhu minimum sebesar 21,7 °C.

Sebaliknya di Bandunag pada bulan Oktober, suhu maksimum tercatat

sebesar 29,4 °C minimum sebesar 18,3 °C s (Daldjoeni, 1983, Putra, 2010).

Perubahan suhu juga dipengaruhi oleh letak ketinggian tempat di atas

permukaan laut, makin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut

keadaan suhunya semakin rendah. untuk daerah tropis seperti Indonesia,

setiap naik 100 meter suhu udara berkurang sebesar 0,6 °C berdasarkan

hokum buys ballot. Keadaan suhu di beberapa daerah puncak gunung cukup

rendah diantaranya:

a) Tengger (2.130 m) mempunyai suhu rata-rata sebesar 13,2 °C dan suhu

maksimum sebesar 23,1 °C dan suhu minimum sebesar 1,2 °C.

b) Pangrango (3.025 m) mempunyai suhu rata-rata sebesar 9,3 °C, suhu

maksimum sebesar 22,4 °C, dan suhu minimum sebesar 0,5 °C.

c) Jaya Wijaya (Papua) karena tingginya maka kesembilan puncak selalu

tertutup oleh salju abadi.

60 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Perubahan suhu di daerah pegunungan terutama pada malam hari

seringkali sangat rendah dan bahkan kadang-kadang sampai pada titik

beku (terjadi frost), misalnya di daerah Dieng, Ijen, serta lembah

pedalaman Papua.

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan

massa udara dalam satuan wilayah tertentu dari suatu tempat ke tempat

lainnya. Tekanan udara sangat dipengaruhi tingkat kepadatan atau kerapatan

(densitas) massa udara. Kepadatan udara tergantung pada suhu dan tekanan

udara. Udara memiliki massa meskipun sangt kecil, akan tetapi dengan

jumlah mereka yang sangat banyak massa mereka tidak bisa dianggap

ringan. Di bumi ada yang namanya gravitasi yang menarik udara ini ke

bawah sehingga dikenal namanya berat. Berat udara inilah yang akan

menekan permukaan bumi sehingga timbul tekanan udara. Jadi pengertian

tekanan udara adalah besarnya berat udara pada satu satuan luas bidanng

tekan.

Besarnya tekanan udara di suatu tempat sangat bergantung pada

jumlah udara di atasnya. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin sedikit

jumlah udara di atasnya, semakin sedikit berat udara yang ditahan wilayah

tersebut sehingga tekanannya semakin sedikit. Berbanding terbalik dengan

daerah atau dataran rendah, mereka mempunyai tekanan udara yang lebih

61 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


besar. Jadi tekanan udara di suatu wilayah sangat ditentukan oleh ketinggian

tempat atau wilayah tersebut dari permukaan air laut.

Tekanan udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam

udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. kandungan uap air dalam

udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.

kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun

dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah

menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat

dikandungnya disebut udara jenuh.

Udara terbentuk dari campuran gas yang diperlukan oleh semua

tanaman dan hewan untuk hidup. Ketika bergerak,udara menekan segala

sesuatu yang dilaluinya,misalnya daun berdesir dan layangan terangkat

tinggi. Gerakan udara yang disebabkan oleh tekanan disebut angin. Udara

yang tak bergerak juga menekan. Bumi dikelilingi oleh lapisan udara setebal

640 km. Meskipun ringan, lapisan udara ini begitu tebal sehingga menekan

semua benda kepermukaan tanah dengan kekuatan yang sama dengan

tekanan setebal 10,4 m. Kita tidak merasakan tekanan udara ke tubuh kita

karena tekanannya sama besar pada seluruh tubuh,dan cairan dalam tubuh

juga menekan ke luar. Tekanan atmosfer lebih rendah di tempat tinggi.

Tekanan udara pada kapal terbang di ketinggian sekitar 16.000 m di atas

permukaan tanah hanya tekanan di permukaan tanah.

62 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat

dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara

vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh:

Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang, Sifat udara

yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah, dan

Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga

makin tinggi tempat suhu makin naik. Tekanan udara secara horizontal yaitu

variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu

udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara

rendah tekanannya tinggi. Pola penyebaran tekanan udara horizontal

dipengaruhi: Lintang tempat, Penyebaran daratan dan lautan, serta

Pergeseran posisi matahari tahunan.

Dua sistem tekanan udara yang utama mengontrol cuaca. Tekanan

tinggi (antisiklon) terbentuk ketika udara dingin turun. Biasanya tekanan

tinggi berarti cuacanya kering dan baik panas di musim panas dan dingin di

musim dingin. Tekanan rendah (siklon atau depresi) terjadi ketika udara

panas naik,membawa awan hujan dan cuaca yang tidak mementu. Angin

bertiup dari zona bertekanan tinggi ke zona bertekanan randah. Kekuatan

angin tergantung pada besarnya perbedaan tekanan. Jika perbedaannya

besar,maka anginnya kuat. Seperti dibelahan bumi utara,angin berputar

melawan arah jarum jam menuju zona bertekanan rendah dan berputar-

putar searah jarum jam dari zona bertekanan tinggi dan dibelahan bumi

63 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


selatan,angin berputar berlawanan arah dengan angin di belahan bumi

utara,berputar menuju zona bertekanan rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan udara ada 2 hal yang

sangat mempengaruhi tekanan udara yaitu suhu dan tinggi suatu daerah.

Tinggi suatu tempat, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tinggi suatu

tempat berbanding terbalik dengan tekanan udara di daerah tersebut. Suhu

udara, sangat mempengaruhi tekanan udaranya. Ketika suhu tinggi molekul

udara akan mengembang dan volume udara menjadi lebih besar. Jika volume

di udara di atas suatu tempat adalah tetap maka ketika suhu udara naik,

massa udara total akan berkurang, berat udara berkurang, demikian juga

dengan tekanan udara. Sebaliknya, ketika suhu rendah makan tekanan udara

akan semakin tinggi. Tekanan udara di berbagai tempat berbeda-beda

terutama tergantung pada tinggi daerah tersebut dari permukaan air laut.

Perbedaan tekanan udara inilah yang mengakibatkan berbagai fenomena

cuaca seperti angin, topan, badai, dan sebagainya.

Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan terdapat dua periode

angin tetap, yaitu angin musim serta dua periode angina tidak menentu yaitu

angin pancaroba. Walaupun demikian batas di antara keduanya tidak begitu

jelas, sebab bergeraknya angin musim selalu mengikuti letak kedudukan

terhadap matahari yang mengalami pergeseran dalam sepanjang tahun,

adanya angin lokal yang berselang seling, dan relief wilayah Indonesia yang

sangat bervariasi.

64 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


3. Angin

Angin merupakan energi yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan

suhu antara udara dingin dan panas yang mengalir. (Kadir, 1995) Angin

adalah udara yang bergerak sehingga memiliki kecepatan, tenaga, dan arah.

Penyebab dari pergerakan ini adalah pemanasan bumi oleh radiasi matahari.

Pergerakan angin ini memiliki energi kinetik, oleh karena itu energi angin

dapat dikonversi menjadi energi lainnya seperti energi listrik dengan

menggunakan kincir angin atau turbin angin. Angin seperti fluida yang lain

pada umumnya mempunyai profil geseran atau profil kecepatan ketika

mengalir melewati benda padat, misalnya permukaan bumi. Pada tepat di

permukaan bumi, kecepatan relatif angin terhadap permukaan bumi sama

dengan nol. Kemudian kecepatan ini menjadi semakin tinggi sebanding

ketinggian dari permukaan bumi. Ada dua jenis profil geseran angin yang

biasa digunakan untuk menghitung energi: profil geseran angin eksponensial

(exponential wind shear profile) dan profil geseran angin kekasaran

permukaan (surface roughness wind shear stress) (Y. Daryanto, 2007).

Proses terjadinya angin dikarenakan adanya perbedaan tekanan udara

atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan

besarnya energi panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pada

suatu daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan

mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung

lebih rendah. Sehingga akan terjadinya perbedaan suhu dan tekanan udara

65 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


antara daerah yang menerima energi panas lebih rendah dengan yang

menerima energi panas yang besar, akibatnya akan terjadinya aliran udara

pada daerah tersebut yang menghasilkan angin. Kondisi aliran angin

dipengaruhi oleh permukaan bumi yang dilalui oleh aliran dan perbedaan

temperatur permukaan bumi.

Angin menurut jenisnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu angin musim

dan angin lokal. Angin darat, laut, lembah dan jatuh (fohn) merupakan

beberapa jenis angin lokal.

a) Angin Gunung dan Angin Lembah

Gambar Angin Lembah dan Angin Gunung

Perbedaan pemanasan suhu juga terjadi dikawasan pegunungan dengan

kawasan lembah, berikut penjelasannya: Ketika matahari terbit

merupakan waktu dimana angin lembah terjadi, daerah pertama kali

yang mendapatkan energi panas adalah puncak gunung dan proses

tersebut berlangsung sepanjang hari, lembah mendapatkan energi panas

lebih rendah dibandingkan lereng gunung. Sehingga terjadi perbedaan

66 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


suhu antara lembah dan lereng gunung. Udara dingin dari lembah

menggantikan udara panas pada lereng gunung yang naik, akibatnya

terjadi aliran udara dari lembah menuju gunung yang dinamakan dengan

angin lembah. Sedangkan pada sore hari puncak gunung yang mendingin

akan mengalirkan udara ke lembah dan lembah akan melepas energi

panas. Aliran udara tersebut dinamakan angin gunung.

Gambar Hujan Orografis

b) Angin Ribut atau Angin Puyuh

Angin ribut atau angin puyuh biasa juga disebut sebagai angin puting

beliung, yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai

pusat gerak seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan

hilang dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Dengan kecepatan angin rata –

rata berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan

Cumulonimbus yaitu awan yang bergumpal berwarna abu-abu gelap dan

menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan cumulonimbus

menyebabkan angin puting beliung. Puting beliung dapat terjadi dimana

saja, di darat maupun di laut, dan jika terjadi di laut durasinya lebih lama
67 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia
daripada di darat. Angin ini lebih sering terjadi pada siang atau sore hari,

terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan

musim (pancaroba).

Gambar Angin Putting Beliung di Sumatra

c) Angin Fohn

Angin Fohn adalah angin bersifat kering dan panas yang turun dari

lereng pegunungan. Angin ini terjadi karena turunnya kelembaban udara

yang mendapatkan pemanasan secara dinamis. Sehingga udara panas

dan keringlah yang mengalir ke daratan. Selain itu jenis angin selain

angin lokal merupakan angin yang bertiup dengan kawasan yang lebih

luas seperti angin musim atau angin monsoon. Ada dau jenis angin

monsoon yang terjadi di Indonesia, yaitu monsoon barat dan monsoon

timur. Angin monsoon disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada

benua yang menggapit Indonesia, yaitu Benua Autralia dengan udara

kering dan Benua Asia dengan udara yang relatif lembab.

68 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


d) Angin Monsun

Pada bulan Oktober hingga April merupakan bulan dimana angin

monsoon barat terjadi. Pada bulan tersebut belahan bumi bagian selatan

tepat berada di bawah matahari, yang mengakibatkan suhu pada belahan

bumi bagian selatan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu bumi bagian

utara, sehingga angin bertiup ke bumi bagian selatan. Pada bulan April

hingga Oktober merupakan bulan dimana angin monsoon timur terjadi.

Pada saat itu bumi bagian utara berkedudukan tepat dibawah matahari.

Menyebabkan benua Australia mengalami musim dingin sehingga

bertekanan tinggi. Sedangkan benua Asia lebih panas, sehingga

tekanannya rendah.

Gambar Arah Angin Monson

e) Angin Laut dan Angin Darat

Angin darat merupakan angin yang bertiup mengalir dari darat ke

lautan, sedangkan angin laut merupakan angin yang bertiup dari laut ke

69 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


daratan. Adanya perbedaan sifat antara lautan dan dartan

mengakibatkan terjadinya angin darat dan angin laut. Lautan menyerap

dan melepas energi panas lebih lama daripada daratan. Proses terjadinya

angin darat dan angin laut:

Gambar Angin Darat dan Angin Laut

1) Pada malam hari merupakan waktu terjadinya angin darat,

dikarenakan daratan melepas energi panas yang diserap dari

permukaan bumi lebih cepat yang mengakibatkan suhu udara

menjadi dingin. Sedangkan energi panas di lautan sedang mengalami

proses pelepasan energi ke udara. Udara yang naik dari lautan ke

atas digantikan oleh udara dingin yang bergerak dari daratan,

sehingga hal ini merupakan penyebab terjadinya aliran udara dari

daratan menuju ke lautan. Pada malam hari hingga dini hari

merupakan waktu terjadinya angin darat.

70 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


2) Pada waktu pagi hingga sore merupakan waktu terjadinya angin

laut, karena energi panas yang ada di daratan diserap lebih cepat

daripada energi panas yang diserap di lautan, sehingga udara lebih

panas terjadi di daratan daripada di lautan. Udara dingin dari lautan

akan naik dan menggantikan udara panas di daratan.

4. Kelembaban Udara

Kelembaban Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka

konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan

spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut

higrometer. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan

dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan

laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0

°C (32 °F).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang

dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)

maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap

air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan

volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap

air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk

menampung uap air.Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut

(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara.Sedangkan defisit tekanan

uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual.

71 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan

fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.

Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada

proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada

pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya

terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi

langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuhtumbuhan. Penguapan dari

tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi (Karim,1985). Kelembaban terbagi

menjadi beberapa jenis yaitu:

a) Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak sedikitnya uap air dalam

gram pada 1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu

daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara.

Kelembaban absolut tergantung pada suhu yang mempengaruhi

kekuatan udara untuk memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas

dari uap air yang dimuatnya.

b) Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara

pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung

udara dan dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin

naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif

paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan,

artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu

72 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal

es atau salju. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air

didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran

terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Perhitungan

kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang dibutuhkan

(selain suhu, curah hujan, dan observasi visual terhadap vegetasi)

(Santoso, 2007).

Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat

bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut:

a) Suhu. Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari

pergerakan molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang

menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan

(transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari benda-

benda lain tersebut. Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas

molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau

derajat panas disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini

menggunakan thermometer bola kering dan thermometer bola basah.

Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika

kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim

penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan

tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang

karena naik turunnya suhu udara.

73 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


b) Kuantitas dan kualitas penyinaran Kualitas intensitas Lamanya radiasi

yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi

pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme.

c) Pergerakan angin Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih

mempercepat pegangkatan uap air menggempul diudara.

d) Tekanan udara Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.

e) Vegetasi Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi

tingkat kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah

satu penghasil uap air melaui proses transpirasi.

f) Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah)

5. Awan

Awan adalah kumpulan tetesan air/kristal-kristal es di atmosfer yang

terjadi karena uap air telah melampaui keadaan jenuh. Awan adalah

gumpalan uap air yang terapung di atmosfer. Pengukuran awan

menggunakan skala 0-10, angka nol berarti keadaan cuaca terang, sedangkan

angka sepaluh berarti awan tebal sekali. Angka skala awan mempunyai

korelasi positif denagn curah hujan dan mempunyai korelasi negatif dengan

keadaan suhu udara.

Jenis awan yang banyak di Indonesia adalah awan cumulus umumnya

tiap jam 09.00 mulai bergumpal dan setelah menjelang tengah hari

74 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


bertambah banyak, kemudian setelah itu mulai berkurang lagi (Daldjoeni,

1982). Di samping itu, dikenal pula kabut, yaitu awan rendah yang bergerak

melayang. Kabut dapat terjadi di dataran rendah (terutama yang banyak

rawa) seperti di Palembang, Jambi, dan Pontianak. Kabut kadangkala

menutupi dataran rendah sekitar jam 09.00 – 10.00, sedangkan di daerah

pegunungan kabut terjadi apabila sesudah turun hujan.

6. Curah Hujan

Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi yang berwujud cair,

terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Indonesia

termasuk salah satu negara yang mempunyai curah hujan tinggi. angka curah

hujan biasanya berkisar antara angka 2.000 mm/tahun, bahkan banyak di

antaranya yangmelebihi dari 3.000 mm/tahun, sebaliknya yang kurang dari

angka 100 mm/tahun jarang sekali. Di desa Kranggan di lereng Gunung

Slamet (Jawa Tengah) curah hujannya pernah mencapai 8305 mm/tahun,

sebaliknya di Palu (Sulawesi tengah) rata-rata hanya mencapai sekitar 546

mm/tahun sehingga daerah ini dikenal sebagai daerah terkering di wilayah

Indonesia. Wilayah Indonesia bagian barat mempunyai curah hujan yang

cukup besar, tetapi makin ke arah timur serta ke tenggara curah hujannya

semakin sedikit. Hal ini sebagai akibat perbedaan besarnya kandungan uap

air yang dibawa oleh angin musim timur. Udara cepat kenyang uap air

75 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


apabila mengalami pendinginan, di Indonesia pendinginan dapat terjadi

karena:

a) Naiknya udara sebagai akibat adanya pemanasan di daerah sepempat.

Karena pemanasan udara menjadi panas dan menjadi ringan terus naik

secara vertical/ ke atas (arus konveksi). Akibat selanjutnya terjadi hujan

puncak (zenital), terjadi di tempat-tempat dimana matahari mencapai

zenitnya. Untuk daerah khatulistiwa dalam setahun dapat mengalami dua

kali matahari mencpai zenit. Pada kondisi ini terjadi pemaansan kuat dan

penguapan besar sehingga udara lembap mengembang dan akhirnya

menimbulkan hujan senital. Di pulau jawa hujan zenital terjadi pada

bulan Oktober dan Februari. Sifat hujan lebat, bersifat lokal disertai

Guntur terutama pada musim pancaroba.

b) Udara naik secara terpaksa karena terhalang oleh pegunungan sehingga

naik ke lereng. Akibatnya udara lembab turun menjadi hujan di lereng

sebelah depan (arah naiknya udara) serta sisa udara lainnya turun di

lereng sebaliknya dan bersifat kering (daerah bayangan hujan). Disebut

sebagai hujan orografis (hujan naik pegunungan), terjadi terutama pada

musim penghujan. Lebih dari 2.000 stasiun pencatat surah hujan yang

tersebar di seluruh Indonesia, dapat dibedakan menjadi 4 daerah curah

hujan, yaitu:

1) Daerah bercurah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun, berdasarkan stasiun

pencatatan meliputi sekitar 27,4%, yaitu: di pantai barat dan Datran

76 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Tinggi Sumatera, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Dataran Tinggi di

papua, dan beberapa daerah di Jawa, bali, Lombok serta Sumbawa.

2) Daerah yang curah hujannya antara 2.000 – 3.000 mm/tahun, daerah ini

meliputi sekitar 44,4%, yait: bagian timur Sumatera, Kalimantan Selatan

dan Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sebagian besar daerah Papua,

Kepulauan Maluku dan sebagian besar Sulawesi.

3) Daerah curah hujan antara 1.000 – 2.000 mm/tahun meliputi sekitar

27,6%, yaitu: sebagian kecil daerah aceh, sebagian besar madura,

sebagian besar Nusa tenggara, sebagian Merauke, bagian tenggara Papua,

Kepulauan Aru dan Tanimbar.

4) Daerah yang curah hujannya kurang dari 1.000 mm/tahun meliputi

sekitar 0,6%, termasuk daerah terkering di Nusa Tenggara, Palu, dan

Luwuk (Sulawesi).

C. Dampak Perubahan Iklim bagi Kehidupan Penduduk Indonesia

Teori iklim merupakan teori yang melandaskan perubahan-perubahan

iklim yang berfluktuasi dari cuaca yang terjadi. Pada dasarnya perubahan

iklim dapat terjadi karena alam dan karena campur tangan manusia dan

dapat berlangsung dalam skala luas dan skala kecil. Berbagai teori tentang

perubahan iklim, sebagai berikut:

a) Perubahan iklim alami

77 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Perubahan iklim alami adalah perubahan iklim yang ditimbulkan oleh

adanya proses-proses alam yang tidak karena campur tangan manusia.

Perubahan iklim alami umumnya terjadi dalam skala besar, sedangkan

dalam skala kecil disebabakan oleh campur tangan manusia (meskipun

tidak menutup kemungkinan Universitas Sumatera Utara 22 dapat

mengarah ke skala yang besar). Berbagai teori tentang terjadinya

perubahan iklim alami adalah teori continental drift, teori letusan

gunung api, teori astronomi, teori perubahan matahari dan teori

karbondioksida.

b) Perubahan iklim karena manusia

Kegiatan manusia dapat menyebabkan perubahan iklim meskipun dalam

skala kecil dengan secara langsung memasukkan energi kedalam udara

maupun dengan cara yang menyebabkan terjadinya perubahan

permukaan bumi dan perubahan komposisi atau kualitas udara. Lebih

lanjut dan juga penting untuk dipahami adalah sifat unsur cuaca dan

iklim sendiri yang dapat mempercepat atau memperlambat

berlangsungnya perubahan tersebut. Misalkan hujan yang membantu

membersihkan udara; lapisan udara yang stabil atau lapisan inversi suhu

yang mempercepat tingkat pengotoran udara karena asap dan debu

tidak mudah keluar apabila masuk ke dalam lapisan ini. Demikian pula

unsur-unsur yang lain seperti angin, kelembaban mempunyai peran

sendiri dan mempunyai sifat masing-masing.

78 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


Soerjani (2008) Iklim berpengaruh terhadap penyebarab tumbuhan,

hewan dan manusia. Keberadaan suatu spesies tumbuhan pada suatu

wilayah dapat dijadikan indicator iklim pada wilayah bersangkutan. Unsur-

unsur iklim yang menunjukkan pola keragaman yang jelas merupakan dasar

utama dari klasifikasi iklim yang dilakukan oleh pakar atau instiyusi yang

relevan. Unsur-unsur iklim yang sering dipakai tersebut adalah suhu dan

curah hujan. Unsur iklim yang lain seperti cahaya dan angin sangat jatang

digunakan sebagai dasar klasifikasi iklim. (Lakitan 1994) Universitas

Sumatera Utara 23 Pandangan bahwa unsur cuaca dan iklim sebagai faktor

keselamatan dan faktor penunjang telah dikenal sejak lama. Manusia sudah

sejak lama mengenal dan memperhitungkan cuaca dalam kegiatannya,

misalnya dalam membuat bangunan, memulai bercocok tanam, memilih jenis

tanaman yang sesuai dan lain sebagainya. Pandangan ini terus berkembang

dan semakin intensif digunakan di berbagai bidang kegiatan.

Soerjani (2008) Dampak anomali iklim di dominasi oleh kekeringan

dan kebanjiran terhadap ketahanan pangan terkait dengan dampaknya

terhadap produksi dan distribusi pangan, kemampuan dan akses masyarakat

terhadap pangan dan kerusakan sumber daya alam di sentra produksi

pangan. Hal ini terjadi melalui pengaruhnya terhadap pola dan waktu tanam.

Walaupun sector pertanian juga menyumbang emisi, pertanian adalah sektor

yang menderita dan terancam akibat perubahan iklim, terutama tanaman

padi. System produksi padi sangat rentan (vulnerable) dan akan mengalami

79 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


dampak paling serius akibat perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan

penurunan produktivitas dan produksi padi akibat peningkatan suhu udara,

banjir, kekeringan, intensitas serangan hama dan penyakit, serta penurunan

kualitas gabah dan/atau rendemen beras.

Basis data iklim yang handal dan berkelanjutan sangat diperlukan

untuk mengetahui kondisi iklim yang dinamis dari waktu ke waktu. Oleh

sebab itu, data iklim harus diperbaharui agar didapatkan data yang akurat.

Data iklim yang akurat dan seri waktu yang panjang sangatlah penting.

Karena untuk kebutuhan analisis iklim biasanya membutuhkan data iklim

seri yang cukup panjang agar didapatkan hasil analsis yang tepat.

Pengkayaan dan pemutakhiran data iklim sangatlah penting. Selain adanya

interaksi antar unsurnya, kondisi iklim suatu lokasi saling berkorelasi

dengan lokasi lainnya, baik dalam skala lokal (meso) maupun regional dan

global (makro). Oleh sebab itu, untuk menghasilkan informasi iklim dan

analisis resiko iklim yang efektif dan akurat dibutuhkan data iklim dari

berbagai stasiun pengamatan iklim yang satu sama lain saling melengkapi

dan bersifat sinergis (Las et al, 2000).

Pada musim pancaroba arah angin di Kepualauan Indonesia tidak jelas

dan tidak ada daerah yang perbedaan tekanan udaranya jelas. Oleh karena

itu, arah angin senantiasa berubah, selain itu perbedaan pemanasan

setempat, tidak jarang angin itu bergerak memutar seperti halnya Gerakan

angin siklon atau lebih akrab dikenal dengan istilah angin putting beliung

80 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


atau angin puyuh. Kejadian angin putting beliung atau angin puyuh pada

musim pancaroba pada saat dimana suhu di belahan bumi di sebelah utara

seimbang dengan suhu di belahan bumi selatan, tekanan udara di atasnya

pun tidak akan jauh berbeda. Kejadian tersebut dapat terjadi dua kali selama

setahun. Kondisi demikian disebut dengan musim pancaroba di Indonesia.

Musim pancaroba berlangsung sekitar bulan maret-april dan oktober-

november.

Adanya keseimbangan membuat Gerakan angin (kekuatan maupun

arah) menjadi tidak memnentu yang dipengaruhi suhu antara kedua belahan

bumi berimbang, tekanan udaranya berimbang dan hamper tidak ada

bedanya. Satu-satunya arah yang ada bagi angin yaitu Gerakan ke atas, maka

musim pancaroba ditandai dengan banyaknya kejadian angin berputar

sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara setempat. Pengaruh iklim

terhadap kehidupan sangat besar, manusi atidak bisa merubah iklim yang

bisa dilakukan manusia hanyalah mempengaruhi iklim. Misalnya dengan

menciptakan rumah kaca, membuat hujan buatan dan lain sebagainya.

Beberapa kondisi unsur iklim berpengaruh terhadap kehidupan apabila suhu

tetap tetapi jumlah hujan berubah, suhu berubah dan jumlah hujan memadai,

dan iklim dalam waktu atau musim tertentu.

Produksi pertanian yang berfluktuasi bisa menjadi ancaman bagi

penyediaan pangan. Fluktuasi angka produksi pertanian sangat ditentukan

oleh kondisi iklim, mulai dari curah hujan, suhu udara (temperature), dan

81 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


berbagai kondisi cuaca di sekitar usaha budi daya pertanian. Tetapi satu hal

yang perlu dicermati adalah dampak yang berlangsung terasa pada aspek

sosial ekonomi dibandingkan dengan perubahan lingkungan. Pengaruh

perubahan iklim tanpa disadari bisa membawa anomaly iklim, penyajian

informasi yang cermat dan tajam tentang perubahan cuaca sangat

dibutuhkan untuk mendukung penyelenggaraan berkehidupan yang aman

maupun bencana micro di berbagai bidang kehidupan, diantaranya:

1) Petanian Tanaman Pangan

Kejaian El Nino biasanya bertepatan dengan masa pembakaran lahan

pertanian di daerah-daerah yang melakukan sistem perladangan

berpindah, maka kondisi tersebut menyebabkan timbulnya kebakaran

serta banyak menghasilkan asap yang sebarannya sangat luas serta

kosentrasi yang tinggi dan waktu tinggal asap tersebut di udara cukup

lama. Hal ini menyebabkan turunya tingkat kesehatan lingkungan, dan

juga menyebabkan bentuk dan jumlah butiran-butiran air di awan

menjadi berubah.

2) Kesehatan Lingkungan dan Manusia

Perubahan suhu yang ekstrim berhubungan dengan banyaknya penyakit

atau wabah yang menyebar di beberapa wilayah. Dampak perubahan

iklim dapat dilihat pada batas musim atau pergantian musim hujan dan

kemarauyang tidak menentu. Suhu udara semakin panas, kemarau

menjadi sangat Panjang dan lamanya curah hujan menimbulkan banjir

82 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


serta longsor. Gejolak alam yang dikenal sebagai perubahan iklim dapat

mempengaruhi daya dukung alam terhadap keberlangsungan hidup

manusia. Hal tersebut dapat mempengaruhi keterbatasan air bersih,

kebutuhan dasar manusi, ketersediaan pangan yang akan menimbulkan

masalah gizi dan menyebabkan rentan terhadap penyakit.

3) Kebakaran Hutan

Gelombang panas (El Nino) yang melewati Indonesia berpotensi

memperparah kebakaran hutan dan lahan di Riau. Bencana kebakaran

hutan dan lahan kerap terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi

riau karena tingginya kekeringan dan indeks penyulutan api menyentuh

level ekstrim. El Nino merupakan fenomena alam dan bukan badai

dimana secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka air laut

disekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-

ratanya. Wilayah yang dilalui oleh El Nino menjadi lebih kering

dibandingkan biasanya atau musim kemarau lebih Panjang.

4) Mengancam Keberadaan Satwa

Perubahan iklim menjadi ancaman serius terhadap konservasi satwa.

Kenaikan suhu dan menurunya curah hujan, sebagai efek selanjutnya

adalah hilang serta rusaknya habitat akibat terjadinya kebakaran hutan

yang dipicu oleh gejala perubahan iklim. Iklim dapat menjadi faktor

penghambat terhadap suatu spesies hewan tertentu disuatu daearah.,

83 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


misalnya hewan tersebut tidak dapat beradaptasi atau tidak bisa

menyesuaikan dengan perubahan lingkungannya.

5) Ganguan Kegiatan Sosial-ekonomi Masyarakat Pesisir

Berdasarkan kondisi ekologis, keadaan alam, dan sumber adaya air serta

iklim di Indonesia sangat menunjang usaha budi daya berbagai organisme

perikanan. Pengaruh perubahan iklim terhadap perekonomian

masyarakat pesisir, diantaranya adalah (a) ganguan terhadap jaringan

jalan lintas dan kereta api di pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera,

(b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir

yang berada di wilayah Jawa, Sumatera Bagian Timur, Kalimantan bagian

Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa kawasan pesisir di

Papua, (c) hilangnya lahan-lahan budi daya seperti sawah, payau, kola

mikan, dan mangrove, (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-

sentra pangan, seperti DAS Citarum, Brantas, dan Seddang. Selain itu

berefek [ada berkurangnya luas daratan dan hilangnya pulau-pulau kecil,

tergantung dari tingginya kenaikan muka air laut yang terjadi.

Rangkuman

Iklim adalah unsure geografis yang paling penting dalam mempengaruhi

perikehidupan manusia. Ada empat sifat dasar iklim Indonesia, yang

ditentukan oleh factor-faktor letak dan sifat kepulauan yaitu: (1) Sifat rata-

rata tahunan tinggi sebagai akibat daripada letak

84 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia


“dekat” khatulistiwa; (2) Ada hembusan angin musim yang membawa musim

hujan dan musim kemarau, sebagai akibat daripada perbedaan tekanan

udara di daratan Asia dan Australia; (3) Bebas dari hembusan angin taifun,

karena kepulauan Indonesia sebagian besar terletak lebih dari 10 o LU dan 10

o LS; dan (4) Kadar kelembaban udara senantiasa tinggi sebagai akibat

daripada sifat kepulauan. Pada musim kemarau dan di tempat yang terkenal

paling kering, kadar kelembaban udaranya selalu diantara 70-80%, karena

kadar kelembaban udara yang tinggilahiklim Indonesia disebut juga iklim

Tropik basah

85 |Bahan Ajar Geografi Regional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai