0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
199 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang peranan dan hubungan dalam kejahatan berdasarkan hukum pidana Indonesia dan negara lain. Terdapat tiga jenis pelaku yaitu pembuat, penyuruh, dan turut serta. Pembagian pelaku bervariasi di berbagai negara antara lain dua, tiga, atau empat kategori.
Dokumen tersebut membahas tentang peranan dan hubungan dalam kejahatan berdasarkan hukum pidana Indonesia dan negara lain. Terdapat tiga jenis pelaku yaitu pembuat, penyuruh, dan turut serta. Pembagian pelaku bervariasi di berbagai negara antara lain dua, tiga, atau empat kategori.
Dokumen tersebut membahas tentang peranan dan hubungan dalam kejahatan berdasarkan hukum pidana Indonesia dan negara lain. Terdapat tiga jenis pelaku yaitu pembuat, penyuruh, dan turut serta. Pembagian pelaku bervariasi di berbagai negara antara lain dua, tiga, atau empat kategori.
1. Bersama-sama melakukan sesuatu kejahatan 2. Seorang mempunyai kehendak dan merencanakan sesuatu kejahatan, sedangkan ia mempergunakan Orang lain untuk melaksanakan tindak pidana tersebut 3. Seorang saja yang melakukan/melaksanakan tindak pidana sedangkan orang lain membantu dalam melaksanakan tindak pidana tersebut Deelneming (Belanda) Complicity (Inggris) Teilnahme/Tatermehrheit (Jerman) Participation (Perancis) 1. Turut campur dalam peristiwa pidana 2. Turut berbuat delik (Karni) 3. Turut serta (Utrecht) 4. Keturutsertaan (Lamintang) 5. Pesertaan melakukan tindak pidana (Wirjono Prodjodikoro) Pada suatu delik terdapat apabila dalam satu delik tersangkut beberapa orang atau lebih dari seorang Adadua orang atau lebih yang melakukan suatu tindak pidana atau dengan lain perkataan ada dua orang atau lebih mengambil bahagian untuk mewujudkan suatu tindak pidana Ada pernyertaan apabila bukan satu orang saja yang tersangkut dalam terjadinya perbuatan pidana akan tetapi beberapa orang 1. Pembagian dua: a. Von Feuerbach membagi penyertaan dlm dua bentuk: 1) Urheber (pembuat) 2) Gehilfe (pembantu) b. KUHP Belanda dan Indonesia: 1) Dader/Pembuat (Pasal 47 Belanda/Pasal 55 KUHP Indonesia) 2) Medeplichtige/pembantu (Pasal 48 KUHP Bld/Pasal 56 KUHP Ind) c. Code Penal Perancis dan Belgia: 1) Autores 2) Complices d. Di Inggris 1) Principals (peserta baku) 2) Accessories (peserta pembantu) 2. Pembagian tiga: a. Di Jerman 1) Tater (pembuat) 2) Anstifter (pembujukan) 3) Gehilfe (pembantu) b. Di Jepang 1) Co-principals (pembuat) 2) Instigator (pembujukan) 3) Accessories (pembantu) 3. Pembagian empat: Di Uni Sovyet: 1) Executive of a crime 2) Organizer 3) Instigator 4) Accessory a. Pasal 55 adl Pembuat/dader: 1. pelaku/mereka yang melakukan tindak pidana (pleger) 2. Mereka yang menyuruh lakukan tindak pidana (doenpleger) 3. Mereka yang turut serta melakukan tindak pidana (medepleger) b. Pasal 56 adl Pembantu/medeplichtige: 1. Pembantu pada saat kejahatan dilakukan 2. Pembantu sebelum kejahatan dilakukan Orangyang melakukan sendiri perbuatan yang memenuhi rumusan delik Terwujudnya menyuruh melakukan apabila seseorang mempunyai kehendak untuk melakukan suatu tindak pidana, tetapi seseorang yang mempunyai kehendak itu tidak mau melakukannya sendiri, tetapi mempergunakan orang lain yang disuruhnya untuk melakukan tindak pidana tersebut Orang yang menyuruh/penyuruh disebut Manus domina Orang yang disuruh disebut Manus Ministra Unsur-unsur doenpleger a. Alat yg dipakai adl manusia b. Alat yang dipakai itu “berbuat” (bukan alat yang mati) c. Alat yang dipakai itu “tidak dapat dipertanggungjawabkan”; unsur ketiga inilah yang merupakan tanda ciri dari doenpleger Hal yang menyebabkan alat (pembuat materiil) tidak dapat dipertanggungjawabkan: 1. Bila ia tidak sempurna pertumbuhan jiwanya atau rusak jiwanya (Pasal 44) 2. Bila ia berbuat karena daya paksa (Pasal 48) 3. Bila ia melakukannya atas perintah jabatan yang tidak sah seperti dimaksudkan dalam Pasal 51 ayat 2 4. Bila ia keliru (sesat) mengenai salah satu unsur delik; misal A menyuruh B untuk menguangkan pos wissel yang tanda tangannya dipalsu oleh A, sedangkan B tidak mengetahui pemalsuan itu 5. Bila ia tidak mempunyai maksud seperti yang disyaratkan untuk kejahatan yang bersangkutan Misal A menyuruh B (seorang kuli) untuk mengambil barang dari suatu tempat. B mengambilnya untuk diserahkan kepada A dan ia sama sekali tidak mempunyai maksud untuk memiliki bagi dirinya sendiri MvT : orang yang turut serta melakukan (medepleger) ialah orang yang dengan sengaja, turut berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu Pompe : “turut mengerjakan terjadinya sesuatu tindak pidana” itu ada tiga kemungkinan: - Mereka masing-masing memenuhi semua unsur dalam rumusan delik - Salah seorang memenuhi semua unsur delik, sedang yang lain tidak - Tidak seorangpun memenuhi unsur-unsur delik seluruhnya, tetapi mereka bersama- sama mewujudkan delik itu 1. Ada kerjasama secara sadar (bewuste samenwerking) 2. Ada pelaksanaan bersama secara fisik (gezamenlijke uitvoering/physieke samenwerking)