Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bima Chrismanuel

NPM : 110110180154

Tugas Asas Perkembangan Pidana

AJARAN PENYERTAAN
1. Istilah Penyertaan
1. Turut campur dalam peristiwa pidana
2. Turut berbuat delik
3. Turut serta
4. Delneming (Belanda), Complicity (Inggris),Tatermehrhaeit (Jerman),
Participation (Perancis).

2. Pandangan tentang sifat penyertaan


Terdapat dua pandangan :
1. Sebagai Strafa sdehnungsgrund (dasar memperluas dapat dipidananya orang) :
 Penyertaan dipandang sebagai persoalan pertanggungjawaban dipidana
 Penyertaan merupakan suatu delik, hanya bentuknya tidaj sempurna
 Penganut : Simons, van Hattum, Hazewinkel Suringa.
2. Sebagai Tatbestandausdehnungsgrund (dasar memperluas dapat dipidananya
perbuatan) :
Menurut Prof. Moelyatno pandangan yang pertama sesuai dengan pandagan
individual karena istilah “strafbaarheid van de person” (hal dapat dipidananya orang),
pandangan kedua sesuai dengan indonesia karena yang diutamakan adalah perbuatan
yang tidak boleh dilakukan, jadi lebih baik ditekankan pada “strafbaarheid van het
feit”. Menurut Moelyatno, pandangan pertama tidak dikenal dalam hukum adat.

3. Pembagian penyertaan secara umum


1. Terbagi dua:
a. Von Feuerbach:
1. Urherber (pembuat)
2. Gehilfe (pembantu)
b. KUHP Belanda dan Indonesia:
1. Dader (Pembuat)
2. Medeplichtige (Pembantu)
c. Code Penal Perancis dan Belgia:
1. Autores
2. Complices
d. Di Inggris:
1. Principals (peserta baku)
2. Accessories (peserta pembantu)
2. Terbagi tiga :
a. Di Jerman ;
1. Tater (Pembuat)
2. Anstifter (Penganjur)
3. Gehile (Pembantu)
b. Di Jepang:
1. Co Principals (Pembuat)
2. Instigator (penganjur)
3. Accessories (Pembantu)

3. Terbagi empat:
Di Uni Soviet:
1. Executive of Crime
2. Organizer
3. Instigator
4. Accessory

4. Pembagian penyertaan menurut KUHP Indonesia


1. Pembuat/dader (pasal 55) yang terdiri dari :
 Pelaku (Pleger)
 Yang menyuruh melakukan (Doenpleger)
 Yang turut serta (Medepleger)
 Penganjur (Uitlokker)
2. Pembantu / mendeplichtige (pasal 56) yang terdiri dari :
 Pembantu pada saat kejahatan dilakukan
 Pembantu pada saaat kejahatan belum dilakukan

5. Pengertian Pembuat (dader)


1. Pelaku (Pleger)
Orang yang melakukan sendiri perbuatan yang memenuhi rumusan delik
2. Yang menyuruh melakukan (Doenpleger)
Orang yang melakukan perbuatan dengan perantaraan orang lain, sedangkan
perantara ini hanya diumpamakan sebagai alat.
3. Orang yang turut serta (Medepleger)
Orang yang dengan sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan terjadinya
sesuatu.
4. Penganjur (Uitlokker)
Orang yang menggerakan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana dengan
menggunakan sarana yang ditentukan oleh undang-undang untuk melakukan
kejahatan.Hampir sama dengan Doenpleger, namun pada penganjuran ini ada
usaha untuk menggerakan orang lain sebagai pembuat materiil.
6. Pengertian Pembantuan (medeplichtige)
Pembantuan ini bersifat accessoir artinya untuk adanya pembantuan harus ada orang
yang melakukan kejahatan (harus ada orang yang dibantu). Tetapi dilihat dari
pertanggungjawaban tidak accessoir, Artinya dipidananya pembantu tidak bergantung
pada dapat tidaknya si pelaku dituntut pidana
Jenis Pembantuan menurut pasal 56 KUHP :
1. Jenis pertama mirip dengan turut serta (medeplegen)
2. Jenis kedua mirip dengan penganjuran (uitlokking)

7. Penyertaan dengan kealpaan (culpose deelneming)


Sebagai contoh: A memberi gunting kepada B yang katanya untuk menggunting kain,
tetapi ternyata digunakan oleh B untuk mencuri atau untuk membunuh.
Dari Contoh diatas, menurut Vos, A tidak dapat dipidana karena adanya untuk
“membujuk” atau “membantu” menurut hukum pidana positif harus ada unsur
sengaja.

8. Penyertaan mutlak perlu (Noodzakelijke deelneming)


Contoh:
1. Pasal 149 : Menyuap (membujuk) sesorang untuk tidak menjalankan haknya
untuk memilih
2. Pasal 284 : Perzinahan
3. Pasal 287 : Melakukan hubungan kelamin dengan anak dibawah umur 15 tahun
4. Pasal 345 : Menolong orang lain untuk bunuh diri
Dalam contoh diatas, delik baty terjadi kalau ada orang lain yang berbuat harus ada,
apabila orang lain yang berbuat itu tidak ada maka delik itu tidak dapat
dilakukan.Inilah yang dimaksud dengan penyertaan yang tidak dapat dihindarkan atau
penyertaan yang harus dilakukan.
9. Tindakan sesudah terjadinya tindak pidana sebagai delik yang berdiri sendiri
Contoh:
1. Pasal 221 : Menyembunyikan penjahat
2. Pasal 223 : Menolong orang melepaskan diri dari tahanan
Dalam contoh diatas sebenarnya juga merupakan bentuk penyertaan, tetapi yang
dilakukan setelah terjadinya tindak pidana lain.

10. Perbuatan penyertaan dalam penyertaan (deelneming aan


deelnemingshanselingen)
Seperti contohnya :
1. Membujuk untuk membujuk (pasal 55 jo 56)
2. Membujuk untuk membantu (pasal 55 jo 56)
3. Membantu untuk menganjurkan (pasal 56 jo 55)

Anda mungkin juga menyukai