Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

1.Pengertian Deelneming
Deelneming yaitu apabila dalam suatu peristiwa pidana terdapat lebih dari
satu orang, sehingga harus dicari pertanggungjawaban dan peranan masing-
masing peserta dalam peristiwa tersebut.
Di dalam KUHP penyertaan tindaka pidana sering di istilahkan dengan
Delneeming yaitu dua orang atau lebih yang melakukan suatu tindak pidana.
Menurut Adami Chazawi pengertian penyertaan (deelneming) adalah
pengertian yang meliputi semua bentuk turut serta atau terlibatnya orang atau
orang-orang baik secara psikis maupun secara fisik dengan melakukan masing-
masing perbuatan sehingga melahirkan suatu tindak pidana.
2.Bentuk-bentuk deelneming
Wujud atau bentuk dari penyertaan (deelneming) yaitu turut melakukan
(medeplegen) dan pembantuan (medeplichtigheid) yang dikandungan dalam
Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP.
Di dalam KUHP terdapat 2 bentuk penyertaan:
1. Para Pembuat (mededader) pasal 55 KUHP, yaitu:
a. yang melakukan (plegen)
b. yang menyuruh melakukan (doen plegen)
c. yang turut serta melakukan (mede plegen)
d. yang sengaja menganjurkan (uitlokken)
2. Pembuat Pembantu (madeplichtigheid) pasal 56 KUHP
Pasal 56 KUHP menyebutkan pembantu kejahatan:
a. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu/saat kejahatan
dilakukan
b. mereka yang memberi kesempatan sarana atau keterangan untuk
melakukan kejahatan (sebelum kejahatan dilakukan)
Penyertaan dibagi menurut sifatnya:
1. Bentuk penyertaan berdiri sendiri: Mereka yang melakukan dan yang
turut serta melakukan tindakan pidana. Pertanggungjawaban
masing-masing peserta dinilai sendiri-sendiri atas segala perbuatan
yang dilakukan.
2. Bentuk penyertaan yang tidak berdiri sendiri: pembujuk pembantu,
dan yang menyuruh untuk melakukan tindakan pidana.
Pertanggungjawaban dari peserta yang satu digantungkan pada
perbuatan peserta lain. Apabila peserta satu dihukum yang lain juga.
3.Jenis-jenis penyertaan
1. Menyuruh melakukan (doen plegen)
Menyuruh melakukan (bahasa Belanda: doen plegen) dirumuskan dalam
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Indonesia yang berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 55. (1) Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan
pidana:
Ke-1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut
serta melakukan perbuatan”;
2. Turut serta melakukan (medeplegen)
Turut serta melakukan (bahasa Belanda: mede plegen) dirumuskan
dalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Indonesia yang berbunyi sebagai
berikut:
“Pasal 55. (1) Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan
pidana:
Ke-1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut
serta melakukan perbuatan”;
3. Menganjurkan melakukan (uitlokking)
Menggerakan atau menganjurkan melakukan (bahasa Belanda:
uitlokking) dirumuskan dalam Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP Indonesia
yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 55. (1) Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan
pidana:
Ke-2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan,
ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana
atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan;
Mengenai pembatasan tanggung jawab si pengajur terdapat dalam Pasal
55 ayat (2) KUHP Indonesia yang berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 55. (2) Terhadap penganjur hanya perbuatan yang sengaja
dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.

Anda mungkin juga menyukai