Anda di halaman 1dari 5

Poging dan deelneming

Pengertian percobaan(poging) :

Pasal 53:

Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan
pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena
kehendaknya sendiri.

Pasal 54

Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana. Dalam istilah bahasa Belanda, “poging” adalah
percobaan, yang mana dapat dikatakan menurut doktrin adalah permulaan kejahatan yang belum selesai.
ada dua jenis percobaan:

(1) percobaan tertunda, yaitu tidak dapat diselesaikan perbuatan yang dilakukan untuk tujuan yang
dimaksud,

(2) percobaan gagal, yaitu telah menyelesaikan suatu perbuatan tetapi tidak mencapai hasil yang
ingin dicapai.

Dalam sistem KUHP tidak semua percobaan dapat dipidanakan, namun ada berapa percobaan tertentu
yang tidak dapat dipidana:

 Percobaan Duel/Perkelahian tanding (Pasal 184 ayat 5


 Percobaan pengeniayaan ringan terhadap hewan (Pasal 302 ayat 4)
 Percobaan penganiyaan biasa (Pasal 351 ayat 5)
 Percobaan penganiyaan ringan (Pasal352 ayat 2)

Sifat Percobaan dipandang sebagai Dasar/ alasan perluasan pertanggungjawaban pidana dan dipandang
sebagai perluasan delik

DASAR PATUT DIPIDANANYA PERCOBAAN

Teori Subjektif ; Dasar patut dipidananya percobaan terletak pada sikap batin atau watak yang berbahaya
dari si pembuat ( apabila ada niat maka ada perbuatan pelaksanaan)

Teori Objektif : Dasar patut dipidananya percobaan terletak pada sifat berbahayanya perbuatan yang
dilakukan oleh si pembuat ( apabila kegiatan sudah membahayakan org lain)

Teori Objektif terbagi 2 yaitu :

1. Teori Objektif-Formil, yang menitik beratkan sifat bahayanya perbuatan itu terhadap tata hukum.
2. Teori Objektif–Materil, yang menitik beratkan pada sifat berbahayanya perbuatan kepentingan
hukum

Dari rumusan Pasal 53 (1) KUHP, unsur-unsur percobaan ialah

1. niat atau kesengajaan


2. Permulaan pelaksanaan Ada 3 syarat yang harus dipenuhi
3. pelaksanaan tidak selesai bukan semata mata karena kehendaknya sendiri

Permulaan pelaksanaan ada 3 syarat yg harus dipenuhi :

1. Secara objektif, apa yang telah dilakukan terdakwa harus mendekatkan kepada delik yang ditujukan
atau harus mengandung potensi untuk mewujudkan delik tersebut.
2. Secara subjektif, dipandang dari sudut niat, harus tidak ada keraguan lagi bahwa yang telah dilakukan
oleh terdakwa itu ditujukan pada delik yang tertentu tadi.
3. Bahwa apa yang telah dilakukan oleh terdakwa itu merupakan perbuatan yang bersifat melawan hukum.

DEELNEMING(pernyataan) adalah pengertian yang meliputi semua bentuk turut serta /terlibatnya orang
atau orang orang baik secara psikis maupun fisik yang melakukan masing-masing perbuatan sehingga
melahirkan suatu tindak pidana.

Orang-orang yang terlibat dalam kerja sama yang mewujudkan tindak pidana, perbuatan dari
masing-masing mereka berbeda satu dengan yang lain, demikian juga bisa tidak sama apa yang ada dalam
sikap bathin mereka terhadap tindak pidana maupun terhadap peserta lain.

Sifat Penyertaan / Deelneming :

Bentuk penyertaan berdiri sendiri : Adalah mereka yang melakukan dan yang turut serta melakukan
pidana. pertanggung jawaban masing-masing peserta dinilai atau dihargai sendiri-sendiri atas segala
perbuatan atau tindakan yang dilakukan.

Bentuk penyertaan yang tidak berdiri sendiri ; Adalah pembujuk, pembantu dan yang menyuruh untuk
melakukan suatu tindak pidana pertanggungjawaban dari peserta yang satu digantungkan pada perbuatan
peserta lain.

UNSUR PENYERTAAN/ DEELNEMING : Unsur Objektif : Yaitu, Menganjurkan orang lain melakukan
perbuatan. Unsur Subjektif : dengan sengaja

Dalam pasal 55 menyebutkan empat golongan yang dapat dipidana atau pembuat (Dader):

Pelaku atau pleger : Adalah orang yang melakukan seluruh isi delik. Jika dua orang bersama-sama
melakukan suatu perbuatan yang dapat dihukum,

Menyuruh melakukan atau doenpleger : Adalah orang yang melakukan perbuatan dengan perantaraan orang
lain, namun perantara hanya digunakan sebagai alat

Unsur-unsur pada doenpleger adalah:

a. Alat yang dipakai adalah manusia


b. Alat yang dipakai berbuat
c. Alat yang dipakai tidak dapat dipertanggungjawabkan.

hal-hal yang menyebabkan alat (pembuat materil) tidak dapat dipertanggungjawabkan adalah :

a. Bila ia tidak sempurna pertumbuhan jiwanya (pasal 44)


b. Bila ia berbuat karena daya paksa (pasal 48)
c. Bila ia berbuat karena perintah jabatan yang tidak sah (pasal 51 ayat 2)

Turut serta atau medepleger : orang yang dengan sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan terjadinya
sesuatu.

Turut mengerjakan sesuatu yaitu :

a. Mereka memenuhi semua rumusan delik

b. Salah satu memenuhi rumusan delik

c. Masing-masing hanya memenuhi sebahagian rumusan delik.

Syarat adanya medepleger, antara lain : Adanya kerja sama secara sadar & Adanya pelaksanaan bersama
secara fisik,
Penganjur atau uitlokker : Penganjur adalah orang yang menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu
tindak pidana dengan menggunakan sarana-sarana yang ditentukan oleh undang-undang.

Kejahatan Terhadap Keamanan

Definisi kejahatan dilihat dari beberapa pakar hukum.


a.Wirjono Projo yang dimaksud dengan kejahatan merupakan pelanggaran dari norma-norma sebagai unsur
pokok ke satu dari hukum pidana
b. Paul Mudigdo Moeliono kejahatan merupakan perbuatan manusia yang merupakan pelanggaran norma
yang dirasakan merugikan, menjengkelkan sehingga tidak boleh di biarkan.

Kejahatan Terhadap Keamanan : Kejahatan terhadap keamanan negara merupakan suatu kejahatan yang
menyerang hukum negara, obyek dari itu merupakan keamanan negara, dengan kata lain Seppataism berasal
dari kata sparatif dan isme yang berarti aliran. Dalam undang-undang no.3 tahun 2002 tentang pertahanan
negara, upaya menjaga dan melindungi negara disebut istilah pertahanan negara, lengkapnya pasal 4 UU
No.3 tahun 2002 menyatakan: “Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman”.

Kejahatan Terhadap Ketertiban : sekumpulan kejahatan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
keberlangsungan hidup masyarakat dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap ketertiban di
dalam lingkungan masyarakat. Unsur-Unsur Pasal 170 KUHP : Barang siapa yang dimuka umum
bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara selama-lamanya
lima tahun enam bulan Tersalah di hukum:

1e. Dengan penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika ia dengan sengaja merusakan barang atau jika
kekerasan yang di lakukan nya itu menyebabkan sesuatu luka

2e. Dengan penjara selama-lamanya sembilan tahun, jika kekerasan itu menyebabkan luka berat pada tubuh

3e. Dengan penjara selama-lamanya dua belas tahun, jika kekerasan itu menyebabkan matinya seseorang.

Penegakan hukum dipengaruhi Oleh hal-hal berikut ini:

a. Faktor hukum nya sendiri.

b. Faktor penegak hukum, yakni pihak –pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

d. Faktor masyarakat, lingkungan dimana hukum berlaku dan di terapkan

e. Faktor kebudayaan, sebagai hasil karya ,cipta dan rasa yang di dasarkan pada karsa manusia di dalam
pergaulan hidup.

Dalam upaya penanggulangan kejahatan, bergabai sarana yang dapat di gunakan bisa melalui penal dan
non penal. Sarana penal menggunakan pendekatan melalui kebijakan hukum pidana.

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan

Ciri:-Merugikan harta kekayaan orang lain atau menimbulkan bahaya merugikan harta kekayaan orang lain-
Umumnya pelaku bertujuan memperkaya diri sendiri secara melawan hukum atau setidaknya
menguntungkan diri sendiri dengan cara yang bertentangan dengan hukum.

Perbedaan pokok antara macam-macam tindak pidana tersebut adalah:


Pencurian (diefstal) : mengambil barang orang lain untuk memilikinya.

Pemerasan (afpersing ) : memaksa org lain dgn kekerasan untuk memeberikan sesuatu

Pengancaman (afdreging) : memaksa org lain dengan ancaman untuk memeberikan sesuatu.

Penipuan :membujuk org lain dgn tipu muslihat untuk memeberikan sesuatu

Penggelapan barang : memiliki barang bukan haknya yang sudah ada ditangannya

Merugikan org yang berpiutang sebagai org yg berpiutang berbuat sesuatu terhadap kekayaan sendiri dan
merugikan sikreditur.

Menurut KUHAP delik pencurian dibedakan atas lima macam, yaitu :

Delik pencurian dalam bentuk pokok : Dalam psl 362 KUHP “barang siapa yang mengambil sesuatu,
yang seluruhnya atau sebagian punya orang lain dengan maksud memiliki secara melawan hukum, diancam
karena pencurian dengan pidana 5 tahun atau denda paling banyak lima ratus rupiah”. Pencurian dalam
bentuk pokok ini mengandung unsur objektif dan subjektif.

Delik pencurian dengan unsur-unsur memberatkan :

a. pencurian ternak.

b. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus

c. pencurian pada waktu malam hari dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutup yang ada rumahnya,
yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak.

d. pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu.

e. pencurian yang masuk ke tempat melakukan kejahatan atau untuk sampai pada barang yang diambil,
dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat dengan memaki anak kunci palsu, perintah palsu atau
pakaian jabatan palsu.

f. jika pencurian yang tercantum dalam butir c disertai dengan salah satu dalam butir d dan e, maka diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Delik pencurian ringan yang diatur pada pasal 364 KUHP .Yang berbunyi “perbuatan yang diterangkan
pada pasal 362 dan pasal 363 butir ke 5 apabila tidak dilakukan didalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada dirumahnya, jika harga barangyang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima rupiah, diancam
dengan pencurian ringan dengan pidana paling lama tiga bulan atau pidana denda dua ratus lima puluh
rupiah” Tentang ’nilai benda yang dicuri’ itu semula ditetapkan ’tidak lebih dua puluh lima rupiah’, akan
tetapi dengan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 16 tahun 1960 tentang beberapa
perubahan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana telah diubah ’dua ratus lima puluhrupiah’. Dari
rumusan ketentuan pidana di atas dapat diketahui,bahwa yang dimaksud pencurian ringan itu dapat berupa:
dimaksud pencurian ringan itu dapat berupa:

• tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok.

• tindak pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama.

• Tindak pidana pencurian, yang untuk mengusahakan jalan masuk ke tempat kejahatan atau untuk
mencapai benda yang hendak diambilnya, orang yang bersalah telah melakukan pembongkaran,
perusakan, pemanjatan atau telah memakai kunci-kunci palsu atau serangan palsu.

Dengan syarat:
tidak dilakukan di dalam sebuah rumah tempat kediaman.

• tidak dilakukan di atas sebuah perkarangan tertutup yang di atasnya terdapat sebuah tempat
kediaman.

• nilai dari benda yang dicuri itu tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah. Sedangkan untuk waktu
sekarang, nilai dari bendaDitentukan sesuai dengan kelayakan dan kepantasan pada waktu sekarang.

Delik pencurian dengan kekerasan diatur dalam pasal 365 KUHP : Pencurian dengan unsur
kekerasan ini termasuk suatu pencurian dengan unsur-unsur memberatkan pula, yaitu yang disertai
kekerasan atau ancaman kekerasan. Pasal 364 ini mengatur satu kejahatan, bukan dua kejahatan yang
terdiri dari kejahatan ’pencurian’ dan ’pemakaian kekerasan terhadap orang’, ataupun bukan merupakan
suatu samenloop dari kejahatan ’pencurian’ dengan kejahatan ’pemakaian kekerasan terhadap orang’.
Menurut Prof. Simons,kekerasan itu tidak saja merupakan sarana atau cara untuk melakukan pencurian,
melainkan cukup jika kekerasan tersebut terjadi ’sebelum’, ’selama’ dan ’sesudah’

Delik pencurian dalam keluaga diatur dalam pasal 367 KUHP : Menurut pasal 367 ayat 2 KUHP,
apabila pelaku atau pembantu dari pencurian dari pasal 362, 364, dan 365 adalah suami atau istri dari si
korban, dan mereka dibebaskan dari kewajiban tinggal bersama, atau keluarga sedarah semenda, boleh
dilakukan penututan atas pengaduan si korban pencurian. Aduan pada pencurian dalam keluarga ini
termasuk delik aduan relatif, yaitu kejahatan yang hanya dalam keadaan tertentu saja merupakan delik
aduan. Apabila suami-istri itu tidak dibebaskan dari kewajiban tinggal bersama, maka menurut ayat 1
pasal 367 KUHP sama sekali tidak boleh dilakukan penuntutan. Akan tetapi, ayat 3 pasal tersebut
menyebutkan jika menurut adat-istiadat garis ibu (matriarchaat dari daerah minangkabau) kekuasaan
bapak dilakukan oleh orang lain dari pada bapak, maka aturan ayat 2 berlaku juga bagi orang itu.

Perbedaan Pemerasan & Pengancaman

Pemerasan : daya upaya kekerasan , amcamna pidana maksimal 9 tahun, deik biasa (laporan)

pengancaman : daya upaya penistaan lisan , ancaman pidana maks 4 thun , delik aduan

pengelapan barang : suatu benda yang pdanya bukan karena kejahatan, dgn sengaja, menguasai suatu
benda dgn cara melawan hukum, suatu benda yg secara eseluruhan milikk org lain cth org yg melakukan
penggelapan seorrang wali curator pelaksana wasiat pengurus suatu badan amal dan yayasan.

Perbuatan curang (penipuan) : dengan maksud menguntungkan diri sendiri/org lain scara melwan
hukum menggunakan : nma palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan

Perusakan benda dgn pemberatan : pasal 408 maks 4 thn penjara obyeknya : trem, telpon , listrik.
Pasal 410 : maks 5 thn penjara, obyeknya : rumah/kpal. Pasal 412 : perusakan oleh 2 org atau lebih scara
bersama

Anda mungkin juga menyukai