Anda di halaman 1dari 9

Nama : FARIDA RAHMA VITA

NIM : 11010115140261
Kelas : Hukum Pidana Lanjut (G)

1. Ada berapa macam jenis percobaan?

Jenis-jenis percobaan :

a. Percobaan mampu

percobaan yang mampu ada apabila perbuatan atau alat yang mempunyai
kecenderungan (strekking) atau menurut sifatnya mampu untuk menimbulkan
delik selesai.

b. Percobaan tidak mampu

suatu percobaan yang sejak dimulai telah dapat dikatakan tidak mungkin untuk
menimbulkan delik selesai karena : (1) alat yang dipakai untuk melakukan tindak
pidana adalah tidak mampu dan (2) obyek tindak pidana adalah tidak mampu baik
absolut maupun relative.

2. Apa yang mendasari bahwa percobaan dijatuhi sanksi pidana?

Pengenaan pidana pada percobaan memiliki dasar ancaman hukuman, dalam ilmu hukum
pidana ada dua teori yakni:

Teori Subjektif

Dasar patut dipidananya percobaan terletak pada sikap batin atau watak uang
berbahaya dan si pembuat

Teori Objektif
Dasar patut dipidnanya percobaan terletak pada sifart berbahayanya perbuatann yang
dilakukan oleh sipembuat
- Objektif-formil menitikberatkan sifat berbahayanya perbuatan terhadap tata hukum
- Objektif-materiil menitikberatkakn sifat berbahayanya perbuatan terhadap objek
hukum
Teori Campuran
Dasar patut dipidananya percoban bisa dilihat dari segi subjektif (sikap batin
pembuat) dan segi objektif (sifat berbahayanya perbuatan)
3. Jelaskan unsur-unsur percobaan!

Unsur percobaan meliputi :

Niat

Permulaan pelaksanaan

Pelaksanaan tidak sesuai bukan karena kehendaknya sendiri (ada halangan dari luar)

4. Apa yang dimaksud percobaan mampu dan tidak mampu?

Percobaan mampu

Percobaan yang mampu ada apabila perbuatan atau alat yang mempunyai
kecenderungan (strekking) atau menurut sifatnya mampu untuk menimbulkan
delik selesai.

Percobaan tidak mampu

Suatu percobaan yang sejak dimulai telah dapat dikatakan tidak mungkin untuk
menimbulkan tindak pidana selesai karena : (1) alat yang dipakai untuk melakukan
tindak pidana adalah tidak mampu dan (2) obyek tindak pidana adalah tidak mampu
baik absolut maupun relative.

5. A ingin mengambil HP temannya yang berada di dalam tas. Ternyata HP itu rusak,
kemudian A ketahuan oleh orang lain. Apakah itu termasuk percobaan?

Pasal 362 KUHP itu dirumuskan secara formil, artinya cukup dipenuhinya rumusan delik
tanpa perlu memperhatikan akibat dari perbuatannya itu. Jika dalam hal tersebut A sudah
mengambil HP B dari tasnya maka itu sudah vooltoid. Hal tersebut merupakan pencurian,
jika A baru akan membuka tas B kemudian dia ketahuan namun dia belum mengambil itu
masuk ke dalam percobaan.

6. A ingin membunuh B dengan menggunakan sebuah alat yang di pastikan dapat


membunuh B. Kemudian A melakukan niatnya, ternyata B tidak mati. Analisislah
kasus ini!

Mengenai alat, A sudah meyakini bahwa alat yang digunakan itu secara pengetahuan
umum mampu untuk membuat terjadinya tujuan perbuatan pidana. Jadi percobaan
tersebut termasuk percobaan mampu karena dalam hal ini A sudah melakukan sesuai
dengan unsur unsur pasal 53 KUHP dan terjadinya percobaan itu sudah disadari dan
sudah dipersiapkan secara sadar oleh pelaku

7. Bagaimana pengaturan percobaan dalam konsep KUHP? Bagaimana sistem


pemberian sanksi pidana terhadap kejahatan dan pelanggaran?

Percobaan di dalam Rancangan KUHP Nasional diatur dalam Buku Kesatu tentang
Ketentuan Umum, Bab II tentang Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana,
paragraf 2 tentang Percobaan, Pasal 17 sampai dengan 20.

Sistem pemberian sanksi pidana terhadap percobaan

1) Unsur/syarat dipidananya percobaan (Pasal 17 ayat (1):

a. Telah melakukan permulaan pelaksanaan;

b. Pelaksanaannya tidak selesai atau tidak mencapai hasil atau tidak menimbulkan
akibat yang dilarang

2) Ada permulaan pelaksanaan, jika (Pasal 17 ayat (2):

a. Pembuat telah melakukan perbuatan melawan hukum;

b. Perbuatan itu langsung mendekati terjadinya tindak pidana;

c. Perbuatan yang dilakukan itu diniatkan atau ditujukan untuk terjadinya tindak
pidana.
3) Percobaan tidak selesai karena pengunduran diri secara sukarela, tidak dipidana
(Pasal 18 ayat (1);

4) Percobaan tidak selesai karena tindakan penyesalan:

a. Tidak dipidana, apabila pembuat dengan kehendaknya sendiri mencegah


tercapainya tujuan atau akibat perbuatannya (Pasal 18 ayat (2);

b. Tetap dipidana, apabila telah menimbulkan kerugian atau menurut peraturan


perundang-undangan telah merupakan tindak pidana tersendiri (Pasal 18 ayat
(3)

5) Percobaan melakukan tindak pidana yang hanya diancam dengan pidana denda
kategori I, tidak dipidana (Pasal 19)

6) Percobaan tidak mampu (alat/objeknya) tetap dipidana, tetapi maksimum


pidananya dikurangi setengah (Pasal 20)

8. Apa yang dimaksud dengan penyertaan?

Penyertaan adalah pengertian yang meliputi semua bentuk turut serta/ terlibatnya orang
atau orang-orang baik secara psikis maupun fisik dengan melakukan masing-masing
perbuatan sehingga melahirkan suatu tindak pidana.

9. Apa yang dimaksud penyertaan menurut KUHP?

Penyertaan diatur dalam BAB V tentang Penyertaan dalam melakukan perbuatan pidana.
Pembagian penyertaan menurut KUHP Indonesia ialah :

a Pembuat (Pasal 55) :

- Pelaku

- Yang menyuruh melakukan

- Yang turut serta

- Penganjur
b. Pembantu (Pasal 56) :

- Pembantu pada saat kejahatan dilakukan

- Pembantu sebelum kejahatan dilakukan

10. Jelaskan masing-masing penyertaan tersebut!

Pembuat atau Dader

Pembuat atau dader sebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 KUHP, yang terdiri
dari :

a. Pleger (pelaku) ialah orang yang melakukan sendiri perbuatan yang


memenuhi rumusan delik

b. Doenpleger (orang yang menyuruhlakukan) ialah orang yang melakukan


perbuatan dengan perantaraan orang lain, sedang perantara ini hanya
diumpamakan sebagai alat

c. Medepleger (orang yang turut serta) ialah orang yang dengan sengaja turut
berbuat atau turut mengerjakan terjaidnya sesuatu

d. Uitlokker (penganjur) ialah orang yang menggerakkan orang lain untuk


melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan sarana-sarana yang
ditentukan oleh undang-undang

Pembantuan (medeplichtige)

Jenis pertama :

1) Waktunya : pada saat kejahatan dilakukan

2) Caranya : tidak ditentukan secara limitatif dalam undang-undang

Jenis kedua :

1) Waktunya : sebelum kejahatan dilakukan


2) Caranya : ditentukan secara limitatif dalam Undang-undang (yaitu dengan
cara: memberi kesempatan, sarana atau keterangan)

11. Dalam hal menyuruhlakukan orang lain, ada beberapa kemungkinan penjatuhan
sanksi pidana. Jelaskan!

Dalam hal menyuruhlakukan, orang yang menyuruh dan yang melakukan (alat) di pidana
sejauh apa yang disuruhlakukan. Jika alat tersebut berbuat tidak sesuai dengan apa yang
disuruhlakukan, maka ia bertanggungjawab atas apa yang ia lakukan.

Contoh : A menyuruh B membunuh C, tetapi B memperkosa C terlebih dahulu sebelum


membunuhnya. Dalam hal ini A bertanggungjawab terhadap tindakan B yang membunuh
C namun tidak bertanggungjawab terhadap tindakan B yang memperkosa C. B
bertanggungjawab atas tindakannya memperkosa C sebelum membunuhnya.

12. Ada berapa jenis concursus?

Perbarengan peraturan (Concursus Idealis) pasal 63

Perbuatan berlanjut (Delictum Continuatum) pasal 64

Perbarengan perbuatan (Concursus Realis) pasal 65 71

13. Beri contoh masing-masing concursus tersebut!

Perbarengan peraturan (Concursus Idealis)

Contoh : seorang ayah mencabuli anak laki-lakinya yang masih berusia 13tahun.
Dalam hal ini, ayah tersebut dikenai Pasal 292 (melakukan perbuatan cabul dengan
orang lain sama kelamin) dan Pasal 294 (perbuatan cabul dengan anaknya sendiri yang
belum cukup umur).

Perbuatan berlanjut (Delictum Continuatum)


Contoh : A ingin merampas perhiasan milik B. Namun untuk melakukan niatnya
tersebut, A terlebih dahulu menyetrum, memukul, dan akhirnya membunuh B untuk
kemudian dirampas perhiasannya.

Perbarengan perbuatan (Concursus Realis)

Contoh : A melakukan pencurian, penipuan, dan penggelapan. Pencurian (Pasal 362


KUHP), diancam pidana penjara 5 th, Penipuan (Pasal 378 KUHP), dengan ancaman
pidana penjara 4 th, Penggelapan (Pasal 372 KUHP), diancam pidana penjara 4 th,
maka kadar pidananya adalah 5 th + (1/3 x 5) = 6 th 7 bln penjara

14. Bagaimana system pemberian sanksi pidana terhadap jenis-jenis concursus?

a. Concursus Idealis

berlaku sistem pemidanaan absorbsi (dikenakan pidana pokok yang terberat).

b. Perbuatan berlanjut

System pemberian sanksi pidananya adalah system absorbs, yaitu dikenakan ancaman
terberat saja, dan apabila berbeda-beda maka dikenakan ketentuan pokok pidana
terberat.

c. Concursus Realis berlaku lima macam sistem pemidanaan yaitu :

Sistem absorbsi dipertajam, yaitu apabila berupa kejahatan yang diancam dengan
jenis pidana pokok yang sama. Jumlah maksimum pidana tidak boleh melebihi dari
maksimum terberat ditambah sepertiga.

Sistem kumulasi diperlunak, yaitu apabila suatu kejahatan diancam dengan pidana
pokok yang berbeda. Setiap jenis ancaman pidana pokok dijatuhkan , namun
jumlahnya tidak boleh melebihi maksimum pidana terberat ditambah sepertiga.

Jika Concursus Realis berupa pelanggaran, maka berlaku sistem kumulasi, jumlah
maksimum adalah 1 tahun 4 bulan kurungan.
15. Apa yang dimaksud recidive?

Recidive atau pengulangan tindak pidana terjadi dalam hal seseorang yang melakukan
suatu tindak pidana dan telah dijatuhi pidana dengan suatu putusan Hakim yang tetap (in
kracht van gewijsde), kemudian melakukan suatu tindak pidana lagi.

16. Berikan contoh kasus recidive!

A melakukan pencurian oleh karenanya, ia diadili lalu dijatuhi putusan 5 tahun, setelah
itu A menjalankan hukuman dan dibebaskan kemudian ia mengulangi perbuatannya lagi
dan melakukan pencurian lagi untuk yang kedua kalinya.

17. Apakah recidive harus ada tenggang waktu di dalam pengulangan?

Harus ada tenggang waktu di dalam pengulangan karena Indonesia menganut sistem
recidive khusus yang mana pemberatan hanya dilakukan terhadap pengulangan yang
dilakukan terhadap jenis tindak pidana tertentu dan yang dilakukan dalam tenggang
waktu tertentu.

18. Ada berapa jenis recidive?

Recidive menurut KUHP :

Recidive kejahatan

Recidive pelanggaran

19. Bagaimana pengaturan recidive di dalam konsep KUHP?

Recidive diatur secara umum dalam Buku I (sebagai alasan pemberatan pidana yang
umum).

20. Apa yang dimaksud alasan hapusnya kewenangan penuntutan pidana?

a. Tidak adanya pengaduan pada delik delik aduan tertentu

b. Ne bis in idem
c. Matinya terdakwa

d. Daluwarsa

e. Telah ada pembayaran denda maksimum kepada pejabat tertentu untuk pelanggaran
yang hanya diancam dengan denda saja

f. Ada abolisi dan amnesti

Anda mungkin juga menyukai