Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

LANGKAH-LANGKAH UMUM PENELITIAN

A. PENGANTAR
Deskripsi bahan sajian tidak membedakan antara langkah-langkah penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif. Meskipun langkah-langkah penelitian kualitatif bersifat “khas”,
prinsipnya tetap mengikuti langkah-langkah tertentu.

B. URUTAN KEGIATAN PENELITIAN


Ada 6 tahap penelitian, tahap ini tidak diikuti secara formal, melainkan dapat tumpang
tindih, yaitu :
1. Memilih masalah
Sebaiknya penelitian dimulai dengan perumusan masalah (problem statement), bukan
diawali dengan judul, sementara permasalahan belum jelas.
2. Mengumpulkan bahan yang relevan
Sumber pustaka yang dikumpulkan untuk dirujuk harus yang benar-benar erat
kaitannya dengan masalah pokok penelitian. Buku dan sumber pustaka lain yang
dikutip pun harus dikutip dengan jelas, jangan sampai menipu secara intelektual.
3. Menentukan strategi dan mengembangkan instrument
Metode penelitian kualitatif tidak menuntut instrumen baku karena instrument
utamanya adalah peneliti sendiri. Prosedur kerjanya pun juga relative rumit dan
rencananya tidak dapat dibuat secara baku. Data yang dicari adalah data kualitatif dan
data penunjang lain.
4. Mengumpulkan data
Pada umumnya pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik
berikut ini :
a. Wawancara terbuka, berstruktur atau kombinasinya.
b. Angket tertutup, terbuka, atau kombinasinya.
c. Observasi berupa daftar cek, deskripsi ringkas mengenai perilaku atau kondisi
tertentu.
d. Studi dokumentasi atau mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen-
dokumen.
5. Menafsirkan data
Dengan memberikan makna yang mendalam atas peristiwa atau fenomena,di sinilah
setidaknya, menurut pandangan fenomenotogi, bobot hasil penelitian kualitatif lebih
unggul dibadingkan dengan penelitian kuantitatif.
6. Melaporkan hasil penelitian
Para peneliti harus berusaha agar hasil penelitian mereka tertuang dalam bentuk laporan
yang dapat dimengerti orang lain.

C. PERUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN


Perumusan masalah dapat berbentuk pertanyaan (question) atau pernyataan (statement).
Sedangkan pertanyaan penelitian selalu berbentuk pertanyaan (question). Titik tekan
perumusan masalah adalah apa masalah penelitian itu; sedangkn titik tekan pertanyaan
penelitian lebih teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsu, hipotesisi, dan
bahkaninstrumen secara sangat spesifik.
D. PRAUSUL DAN USUL SKRIPSI ATAU TESIS
Rencana proposal yang akan diseminarkkan sering disebut prausul skripsi atau tesis. Isi,
bentuk, dan sistematika prausul dapat bervariasi, sesuai dengan bidang keilmuandan keinginan
peneliti.
1. Permasalahan
a. Latar belakang masalah
Latar belakang masalah merupakan jawaban atas pertanyaan “mengapa masalah itu
muncul?” deskripsi latar belakang masalah ini sering kali menggunakan prinsip
membandingkan das solen dan das sein. Dapat pula menggunakan konsep teoritis, isu
yang sedang dibicarakan,atau hasil penelitian sebelumnya.
b. Rumusan masalah dan pertanyaan penelitian
Rumusan masalah adala jawaban atas pertanyaan “apa masalahnya?”. Dapat
berbentuk pertanyaan atau pernyataan.
2. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban atas pertanyaan apa yang akan dicapai dalam penelitian
itu menurut misi ilmiah, bukan menurut tujuan formal penulis.
3. Pentingnya penelitian
Pentingnya penelitian dilihat dari dua sisi, yaitu sisi praktis dan sisi teoritis.
4. Studi kepustakaan
Konsep teoritis dapat diperoleh melalui buku-buku teks atau jurnal. Penggunaan jurnal
dirasa sangat penting sebab disini dapat diketahui hasil-hasil penelitian secara kronologis.
5. Prosedur penelitian
Bab ini mendeskripsikan masalah populasi dan sampel penelitian,metode penelitian, dan
teknik pengumpulan data.

BAB VIII
MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH

A. PENGANTAR
Melakukan penelitian pada intinya adalah memecahkan masalah secara ilmiah. Masalah
pada intinya merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antar teori dan praktik,
antara visi dan realitas, dan sebagainya. Masalah yang menjadi focus penelahaan di bidang
ilmu-ilmu sosial dan pendidikan dalah masalah-masalah bidang sosial dan pendidikan itu
sendiri, dikaitkan dengan kebutuhan kontekstualnya, baik perilaku dalam kerangka roses kerja
maupun dikaitkan dengan substansi tugas-tugas bidang ini yang dilakukan oleh praktisi.

B. MASALAH PENELITIAN DI BIDANG SOSIAL DAN PENDIDIKAN


Masalah dalam konteks penelitian ilmu sosial dan pendidikan dapat diartikan sebagai
kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan di bidang sosial dan pendidikan.
Bagi para peneliti, sangat mungkin masalah meupakan sebuah teka-teki yang harus dijawab.
Masalah dapat dimunculkan atas dasar asumsi bahwa perilaku pekerja sosial dan praktisi
pendidikan pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor stimulus eksternal atau faktor-faktor
projektif.

C. MEMILIH MASALAH
Secara umum, masalah penelitian dapat dipilih dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut :
1. Apakah masalah itu merupakan sesuatu yang baru, relative belum banyak diteliti oleh
peneliti lain?
2. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu eneliti bidang ilmu-ilmu sosial dan
pendidikan atau pihak luar yang akan membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu?
3. Apakah masalah yang dipilih berada dalam lingkup keilmuan yang ditekuni oleh peneliti
selama ini?
4. Adakah alat, bahan dan metode kerja yang akan dipakai memungkinkan terlaksananya
pengkajian terhadap focus masalah sosial dan pendidikan yang dipilih?
5. Apakah segi-segi teknis lain memungkinkan terselenggaranya penelitian sesuai dengan
fokus masalah?

D. SUMBER MASALAH PENELITIAN


Turney dan Noble (1971) mengemukakan, ada lima sumber masalah penelitian empiric,
termasuk penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial dan pendidikan :
1. Pengalaman pribadi
Mengejawantahkan pengalamman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut :
a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian
b. Mengidentifikasi sebab-sebab mnculnya masalah itu
c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memcahkan masalah itu
d. Merumuskan masalah penelitian
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Mengejawantahkan keterangan yang diperoleh secara kebetulan menjadi permasalahan
penelitian ditempuh langkah-langkah berikut :
a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti di dalam merespons fenomena bidang
sosial dan pendidikan yang relevan
b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik
c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah
d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memcahkan masalah
tersebut
e. Merumuskan masalah-masalah penelitian
3. Kerja dan kontak-kontak professional
Untuk tujuan ini, peneliti dapat menempuh langkah-langkah :
a. Mendefinisikan masalah-masalah sosial dan pendidikan bersama rekan sekerja atau
tenaga ahli lainnya
b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi dengan rekan
kerja atau tenaga professional lainnya
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian di bidang ilmu-imu sosial
dan pendidikan mengenai sebab-sebab munculnya gejala dan dampak ikutannya
d. Merumuskan pertanyaan penelitian
4. Penguji dan pengembangan teori
Langkah-langkah yang dapat ditempuh peneliti adalah :
a. Memahami teori-teori bidang sosial dan pendidikan yang ada dan relevan
b. Menelaah proses penelitian sampai dengan “ditemukannya” teori itu
c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian
d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian yang
sama sebelumnya
e. Merumuskan masalah penelitian
5. Analisis terhadap literature akademik dan hasil-hasil penelitian yang relevan
Dari hasil analisis terhadap literatur, laporan, jurnal, atau sumber sejenis tersebut,
peneliti memilih dan merumuskan masalah penelitian dalam dua bentuk, yaitu bentuk
pertanyaan dan bentuk pernyataan.

BAB IX
KAJIAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN KUALITATIF

A. PENGANTAR
Peneliti kekinian sesungguhnya menelusuri atau meneruskan perta jalan yang telah dibuat
oleh peneliti sebelumnya. Bahan pustaka yang ditulis oleh penulis kekinian sesungguhnya
merupakan pemutakhiran dari bahan sebelumnya. Salah satu fase yang tidak mungkin dilewati
oleh para peneliti dan penulis karya ilmiah lain dalam melakukan kegiatan penelitian adalah
penulisan pustaka. Mengandalkan survey terhadap data yang telah ada atau yang dihimpun
pada berbagai sumber pustaka juga diperlukan dengan meaksud agar peneliti tidak dituduh
menjiplak hasil penelitian sejenis.

B. BERAGAM SUMBER PUSTAKA


Sumber pustaka yang umum dipakai dalam penulisan karya ilmiah antara lain :
1. Buku
2. Jurnal
3. Laporan periodik
4. Bulletin
5. Majalah
6. Laporan penelitan
7. Sikrular
8. Leaflet
9. Annual review

C. TEKNIK PENELUSURAN PUSTAKA SECARA CEPAT


Untuk memudahkan dalam penelusuran pustaka dilakukandegan menggunakan sistem
klasifikasi. Ada berbagai jenis sitem klasifikasi, yang paling umum digunakan adalah Sistem
Klasifikasi menurut Dewey atau Dewey Decimal Classifictaion System. Sistem lain yang juga
lazim dipakai adalah Sistem Perpustakaan Kongres (Library of Congress System). Jadi, peneliti
harus memahami benar mengenai hal ini, karena tanpa pemahaman yang cukup, peneliti hanya
akan menghabiskan banyak waktu untuk menemukan satu atau dua sumer saja.

D. BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS


Pemahaman mengenai sistem pengklasifikasian belum cukup, peneliti juga harus memahami
upaya lain untuk mempercepat usaha menemukan sumber pustaka. Beberapa petunjuk praktis
tersebut misalnya :
1. Pahami nomor kode buku atau call number
2. Kenali nama pengarang atau penulis buku atau sejenisnya dan pahami ara penulisan nama
pengaran buku tersebut, terutama pad akatalog dan indeks
3. Perhatikan katalog (daftar katalog itu pada ummnya dapat dilihat oleh siapa saja dengan
mudah dan cepat) dan untuk maksud-maksud ini terjadi beberapa kemungkinan :
a. Jika hanya mengenal secara elas nama pengarangnya, anda harus melihat kartu katalog
buku menurut pengarang.
b. Jika hanya mengenal judul buku dan lupa pengarangnya, anda dapat melihat kartu
katalg atau buku menurut judul.
c. Jika anda hanya mengenal gambaran umum mengenai isi buku tertentu, anda harus
melihat kartu buku menurut isi.

Anda mungkin juga menyukai