Anda di halaman 1dari 17

TINDAK PIDANA

(Strafbaar Feit)

Lensi Megah, M.Pd.


Pengertian Tindak Pidana
• Prof. Moeljatno
• Tindak pidana merupakan tindakan saja, tidak ada kaitannya denagn akibat atau sifat batinnya.
Sedang perbuatan pidana berarti dilakukan oleh manusia dan menunjukkan pada yang melakukan
maupun akibatnya.
• Ex: Pembunuhan merupakan perbuatan pidana karena pembunuhan itu dilakukan oleh manusia
dan perbuatan itu melanggar aturan-aturan pidana yang berlaku di Indonesia.
• Prof. Satochid
• Tindak pidana dikarenakan tindakan berarti mencakup pengertian melakukan dan todak
melakukan.
• Ex: seorang ibu atau bapak yang membiarkan anaknya meninggal karena kelaparan. Hal ini
merupakan tindak pidana, meskipun sebenarnya bapak atau ibu tersebut tidak melakukan apa-
apa. Oleh karena diamnya itu, mereka telah melanggar aturan-aturan pidana yang berlaku di
Indonesia.
• Purnadi Purbatjaraka
• Tindak pidana sebagai peristiwa pidana, karena suatu tindak pidana itu di samping berwujud
sebagai suatu perbuatan manusia, dapat juga berwujud sebagai suatu kejadian atau peristiwa
yang harus dipertanggungjawabkan karena merugikan pihak lain.
• Ex: ada pekarangan yang ditanami pohon, karena hujan maka pohon tersebut roboh dan menimpa
orang yang sedang lewat hingga tewas. Oleh karena itu, pemiliki pekarangan wajib bertanggung
jawab terhadap peristiwa tersebut.
Strafbaar feit
Pertanggungjawaban
Perbuatan pidana=tindak
pidana=criminal
pidana=criminal act=actus reus
liability=respons mens rea
Dapat/tidak dapat
Dapat atau tidak dapat
dipidananya
dipidananya perbuatan
orang/pelaku

Asas legalitas Asas kesalahan

Nullum Geen straf


delictum… zonder schuld

1. Orang tidak melakukan tindak pidana, tidak


dipidana;
2. Pelaku tindak pidana, belum tentu dipidana
Unsur-unsur Tindak Pidana

Subjeknya (Manusia dan badan hukum)

Peraturannya

Unsur-
Faktor melawan hukumnya tindak pidana
unsur

Faktor kesalahannya

Faktor waktu, tempat, dan keadaannya


1. Subjek Hukum Tindak Pidana
• Subjek hukum tindak pidana ada dua, yaitu manusia dan badan hukum.
• Manusia
• Bunyi pasal dalam KUHP yang selalu menyebutkan dengan
kata “barang siapa”;
• Bunyi Pasal 44 KUHP yang mengatur mengenai jiwa, hal ini
menunjuk pada manusianya;
• Pasal 10 KUHP yang menyatakan salah satu bentuk pidana
adalah denda, dalam hal ini yang dapat menilai kekayaan
hanyalah manusia saja.
• Badan Hukum
• Keuangan negara;
• Lingkungan;
• Keamanan negara.
• Untuk menentukan siapakah yang paling bertanggung jawab
atas perbuatan tersebut, ditentukan berdasarkan kausalitas
dalam hukum pidana.
• Kausalitas dalam hukum pidana:
• Penting untuk tindak pidana materiil (tindak pidana yang
rumusannya dititikberatkan pada akibat yang dilarang
UU). Contoh, Pasal 338 KUHP.
• Untuk membuktikan seseorang telah mengakibatkan
matinya orang lain, maka harus bisa dibuktikan adanya
kausalitas (sebab-akibat) bahwa akibat kelakuan
seseorang itu, ada orang lain yang mati.
Teori-teori Kausalitas

Teori Conditio sine quanon

- Teori yang menyatakan bahwa setiap akibat pasti ada


sebabnya.

Teori adequate veroorzaking


- Teori yang menyatakan bahwa kita dapat memperkirakan
siapakah yang paling dekat yang menyebabkan terjadinya tindak
pidana tersebut.

Teori relevansi
- Dimulai dengan menginterpretasi rumusan tindak pidana yang bersangkutan,
kemudian dicoba untuk melakukan kelakuan-kelakuan apakah kiranya yang
dimaksud pada waktu membuat larangan tersebut.
2. Peraturannya

• Hukum pidana di Indonesia menganut asas legalitas. Hal ini


berakibat pada adanya suatu tindak pidana harus didahului dengan
adanya aturan yang mengaturnya terlebih dulu.
• Suatu perbuatan tidak dapat dikenai pidana bilamana tidak ada
aturan yang mengaturnya.
3. Faktor melawan hukumnya tindak pidana

• Dalam menentukan apakah perbuatannya tersebut merupakan tindak pidana


atau tidak, ada dua pendapat, yaitu:
• Tindak pidana formil
• Dikatakan melanggar hukum atau melawan hukum, jika
perbuatannya telah memenuhi rumusan yang ditentukan dalam
peraturan, tanpa melihat akibat yang sesungguhnya terjadi.
• Tindak pidana materiil
• Dikatakan melanggar hukum jika akibat dari perbuatannya benar-
benar terjadi.
4. Faktor Kesalahan
• Adagium yang menyatakan bahwa “geen straf zonder schuld” yang berarti
“tiada pidana tanpa adanya kesalahan”.
• Kesalahan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
• Unsur-unsur kesalahan:
a. Melakukan tindak pidana;
b. Di atas umur tertentu dan mampu bertanggung jawab;
c. Dengan kesengajaan/kealpaan;
d. Tidak ada alasan pemaaf.
Bentuk/Corak Kesalahan

Definisi Teori

Seseorang telah  Teori kehendak


mengetahui bahwa (formeel opzet)
Kesengajaan perbuatannya itu dilarang  Teori pengetahuan
(Dolus/Opzet) tetapi ia berniat untuk (materiil opzet)
melanggarnya.

Seseorang yang  Culpa lata


melakukan tindak pidana  Culpa levis
Kealpaan bukan dengan niat
(Culpa/Schuld) melakukannya tetapi
karena kelalaiannya.
5. Faktor Waktu, Tempat, dan Keadaannya
a. Faktor waktu (tempus delicti) yaitu waktu di mana seseorang melakukan
suatu tindak pidana. Tempus delicti berfungsi untuk:
1) Menentukan apakah perbuatan pelaku pada saat itu sudah dilarang
dan diancam dengan pidana (Pasal 1 KUHP – asas legalitas);
2) Menentukan apakah pelaku pada saat melakukan perbuatan itu
sudah dewasa atau belum dewasa (UU No. 3 Tahun 1997);
3) Menentukan ada atau tidaknya kesalahan;
4) Menentukan daluwarsanya;
5) Perihal tertangkap tangan;
6) Alibi;
7) Upaya hukum.
b. Faktor tempat (locus delicti) yaitu tempat di mana tindak pidana itu
dilakukan. Teori yang digunakan untuk menentukan locus delicti
antaralain:
1. Teori perbuatan materiil (locus delicti adalah tempat di mana
pelaku melakukan segala persiapan yang akibatnya dapat dianggap
sebagai tindak pidana).
2. Teori alat yang dipergunakan (locus delicti adalah tempat di mana
alat yang dipergunakan itu berada yang mengakibatkan terjadinya
tindak pidana).
3. Teori akibat (locus delicti adalah tempat di mana akibat dari tindak
pidana itu terjadi).
Fungsi locus delicti antaralain:
1. Menentukan apakah hukum pidana Indonesia berlaku terhadap
tindak pidana atau tidak;
2. Menentukan peraturan mana yang berlaku;
3. Menentukan pengadilan mana yang berwenang mengadili tindak
pidana tsb;
4. Alibi;
5. Upaya hukum.

c. Faktor keadaan adalah keadaan yang sesungguhnya pada saat tindak


pidana dilakukan maupun akibat sesudah tindak pidana itu dilakukan.
Faktor ini dibutuhkan untuk menentukan dan mencari kebenaran yang
sebenar-benarnya.
Macam-macam Tindak Pidana

Menurut pandangan
Menurut KUHP Menurut Doktrin
lain

• Dilihat dari
• Dilihat dari
• Kejahatan (ex. pelakunya;
kesalahannya;
Pasal 338, Pasal • Dilihat dari waktu
• Dilihat dari
340 KUHP) melakukannya;
wujudnya;
• Pelanggaran (ex. • Dilihat dari syarat
• Dilihat dari unsur-
Pasal 503, Pasal penuntutannya;
unsur yang dilarang
504 KUHP) • Dilihat dari
UU.
sasarannya.
Perbedaan Kejahatan & Pelanggaran
Kejahatan Pelanggaran
Jenis pidana Penjara Denda
Percobaan Dapat dipidana (Psl. 53) Tidak dapat dipidana (Psl. 54)
Pembantuan Dapat dipidana (Psl. 56) Tidak dapat dipidana (Psl. 57)
Daluwarsa Sampai 18 thn (Psl. 78) Sampai 1 tahun (Psl. 78)
Pengaduan Dikenal Tidak dikenal
Concurcus Kumulasi terbatas Kumulasi
Pembayaran denda Tidak dikenal Dikenal (Psl. 82)
sukarela
Recidive Secara umum (Psl. 486- Diatur sendiri tiap pasal (Psl.
489) 424)
Kesalahan Dikenal Tidak dikenal.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai