Anda di halaman 1dari 4

Perbuatan pidana

 DEFINISI / PENGERTIAN :
o Simons : kelakuan yang bersfat melawan hukum , yang
berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh
orang yang mampu bertanggungjawab.
o Van Hamel : kelakuan orang yang dirumuskan dalam
undang-undang yang bersifat melawan hukum yang patut
dipidana dan dilakukan dengan kesalahan
o Vos : kelakuan manusia yang oleh peraturan perundang-
undangan diberi hukuman, kelakuan manusia yang pada
umumnya dilarang dan diancam hukuman.
o Nico keyser : perbuatan manusia yang memenuhi
rumusan delik , bersifat melawan hukum dan dapat
dicela.
o Moeljatno : perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan
hukum , larangan mana disertai ancaman pidana , bagi
orang yang melanggar larangan tersebut.
- Menganut faham dualism karena faham dualisme
hanya membicarakan perbuatan perbuatan pidana
tanpa menyebutkan sanksinya.
 Istilah perbuatan pidana :
-Bhs Belanda : Straf(pidana)baarfeit(Tindakan) , delict
- Bhs Indonesia : Tindak pidana, delik, peristiwa pidana, dsb.
 Strafbaarfeit :
Mempunyai dua pengertian : Paham Monoisme dan Dualisme
1. “feit “ berkaitan dengan handeling, kelakuan atau tingkah
laku
2. Strafbaarfeit berhubungan dengan kesalahan orang yang
mempunyai kelakuan tadi
 Perbuatan Pidana / Delik
o Perbuatan = kelakuan + akibat, jadi bukan kelakuan saja
o Perbuatan pidana ( lahiriah ) , akibatnya (batiniah )
o Perbuatan pidana tidak dihubungkan dengan kesalahan,
hanya menunjuk pada perbuatan yang dilarang dan diancam
pidana jika dilanggar.
o Strafbaarfeit = Criminal act + criminal responsibily ( paham
dualisme )
o Perbuatan pidana ,( Inggris disebut Criminal act), dipisahkan
antara criminal act dan criminal responsibility
o Criminal act ( actus reus ) : asas legalitas
o Criminal responsibility (mens rea ): asas kesalahan ( apakah
ada unsur kesengajaan dalam melakukan Tindakan
tersebut)n
 Unsur-unsur/Elemen Perbuatan Pidana :
1. Kelakuan dan akibat
o Kelakuan adalah sikap jasmani yang ditujukan pada
obyek tertentu .
o Kelakuan bisa negatif atau positif
o Tiap-tiap perbuatan pidana selalu berkaitan dengan
alam lahir, dimana ada perbuatan selalu ada akibat
o Menurut Moeljatno : Dalam hal kelakuan positif
terdakwa berbuat sesuatu, sedangkan dalam hal
negative dia tidak berbuat sesuatu yang seharusnya
dilakukan. Kelakuan positif pada umumnya adalah
gerakan otot yang dikehendaki yang diadakan untuk
menimbulkan suatu akibat.
o Suatu kejadian yang ditimbulkan oleh seseorang ,
yang Nampak ke luar dan yang diarahkan kepada
tujuan yang menjadi obyek hokum.Vos
mengharuskan bahwa sikap jasmani itu disadari.
Tetapi batasan ,” yang disadari ,” tidak selalu dan
untuk seluruhnya harus tegas kita insyafi, tetapi harus
diartikan secara negative, yaitu tidak termasuk
kelakuan jika sikap jasmani yang tertentu betul betul
tidak disadari. Dan meskipun disadari , tetapi kalau
dalam timbulnya , orang yang bersangkutan sama
sekali tidak menginsyafi
2. Hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan
o Berkaitan dengan orang yang melakukan
Mis : - hal menjadi pejabat negara
- hal menjadi ibu
o Berkaitan dengan hal diluar orang yg melakukan
Mis : - ditempat umum
- melarikan wanita harus dengan persetujuan
wanita tersebut.
3. Keadaan yang memberatkan pidana
Mis :
- penganiayaan yang mengakibatkan luka berat atau sampai
mati ( pasal 351 ayat 2 dan 3 )
- Pembunuhan yang dilakukan terhadap org yang mempunyai
hubungan darah
- Pencurian yang dilakukan pada waktu tertentu
4. Melawan hukum baik obyektif maupun subyektif
a. Unsur melawan hukum obyektif ( obyektif
onrechtselemen ) : keadaan lahir yang menyertai
perbuatan.
b. Unsur melawan hukum subyektif ( subyektif
onrechtselemen ) : sifat melawan hukum terletak pada
hati sanubari terdakwa
Sifat melawan hukum ;
1. Dapat dirumuskan sebagai unsur tersendiri
2. Tidak perlu dirumuskan sebagai unsur tersendiri
 Macam – macam delik
a. Delik komisi (kelakuan negative ) ( Sebagian besar besar
berada di KUHP )
b. Delik omisi ( perbuatan patif )
Ex : barang siapa yang mengetahui perbuatan jahat , is wajib
melaporkan ke pihak yang berwenang , jika tidak melaporkan
ia akan dipidana dengan syarat perbuatan itu benar-benar
terjadi
Diatur dengan : 301-304 KUHP
 Penggolongan delik berdasarkan akibat
a. Delik formil
b. Delik materiil ( suatu akibat yang perbuatannya dilarang
dalam undang-undang )
 Cara Merumuskan Delik :
o Menjelaskan unsur-unsur perbuatan pidana contoh :
pasal 279, 281, 286, 242 KUHP
o Menerangkan unsur-unsur dan memberikan
kualifikasinya contoh : pasal 362 ( harus dicantumkan
unsur mewalan hukum karena tidak selamanya
mengambil itu mencuri, bisa jadi mengambil itu
meminjam , sudah melakukan perjanjian ) , 378 KUHP
o Menentukan contoh : pasal 352,338 ( tdk ada unsur
malawan hukum kerena pembunuhan itu jelas
perbuatan hukum pidana ) KUHP
o Menentukan ancaman pidananya untuk peraturan
yang masih akan dibuat contoh :521, 122 ayat (1)
KUHP ( Pidana blanko )
 Subyek Delik :
o Person/orang bukan badan hukum, karena :
o Adanya rumusan,” Barangsiapa. . .
o Macam pidana pokok hanya dapat dijatuhkan pada orang
o Berlaku asas kesalahan bagi manusia pribadi.
 Orang yang mabuk tetap dipidana karena sblum ia mabuk ia
menyadari jika ia mabuk ia dapat melakukan perbuatan pidana

Anda mungkin juga menyukai