Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yuliani Dahman

Nim : 91911403161038

Program Studi : S1 Ilmu Hukum

Mata Kuliah : Basic English

1. Coba saudara jelaskan Perbedaan Hukum Pidana Umum dgn Hukum Pidana Khusus &
Perbedaan antara Kejahatan dgn Pelanggaran !!?

Jawab:

Hukum pidana umum adalah hukum pidana dengan sengaja telah dibentuk untuk
diberlakukan bagi setiap orang pada umumnya, sedangkan hukum pidana khusus adalah hukum
pidana yang dengan sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi orang-orang tertentu saja,
misalnya, bagi anggota-anggota angkatan bersenjata, atau merupakan hukum pidana yang
mengatur tindak pidana tertentu saja, misalnya, tindak pidana fiscal.

Kejahatan disebut sebagai delik hukum, artinya sebelum hal itu diatur dalam undang-
undang, sudah dipandang sebagai seharusnya dipidana, sedangkan Pelanggaran sering disebut
sebagai delik undang-undang, dianggap sebagai delik ketika sudah diatur dalam undang-undang

2. Uraian Tujuan Pemidanaan & Unsur-unsur Tindak Pidana !!?

Jawab:

Pemidanaan bertujuan. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan


norma hukum demi pengayoman masyarakat. . Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh
tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam
memasyarakatkan, dan : Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.

Unsur-Unsur Tindak Pidana


 Subyek dari pelaku tindakan;
 Kesalahan dari tindakan;
 Bersifat melawan hukum dari tindakan tersebut;
 Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-undang/ perundangan dan terhadap
pelanggarnya diancam dengan pidana; dan.
 Waktu, tempat dan keadaan terjadinya suatu tindak pidana
3. Apa yg di maksud dgn Tempus Delicti, Locus Delicti, Fokus & Culpa.!!?

Jawab:

TEMPOS DELICTI
Tempus delicti adalah waktu terjadinya tindak pidana adapun tujuan diketahuinya tempus
delicti adalah sbb :

1. untuk keperluan kadaluarsa dan hak penuntutan


2. untuk mengetahui apakah pada saat itu sudah berlaku hukum pidana atau belum
3. apakah si pelaku sudah mampu bertanggung jawab atau belum

LOCUS DELICLTI
Locus Delicti, Locus (inggris) yang berarti lokasi atau tempat, secara istilah  yaitu
berlakunya hukum pidana yang dilihat dari segi lokasi terjadinya perbuatan pidana.
Locus delicti perlu diketahui untuk:

1. Menentukan apakah hukum pidana Indonesia berlaku terhadap perbuatan pidana tersebut
atau tidak.
2. Menentukan kejaksaan dan pengadilan mana yang harus mengurus perkaranya (kompetisi
relative).
3. Sebagai salah satu syarat mutlak sahnya surat dakwaan.

Teori Tempus Delicti dibagi menjadi 4 yaitu;

1. Teori Perbuatan Fisik (de leer van de lichamelijke daad)


2. Teori Bekerjanya Alat Yang Digunakan
3. Teori Akibat

Delik Dolus dan Delik Culpan


Di dalam berbagai literatur, Dolus dapat diartikan kesengajaan. Artinya delik dolus
diperlukan adanya unsur kesengajaan. Misalkan, dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) yakni dengan sengaja menyebabkan matinya orang lain. Contoh dari
delik-delik dolus di dalam KUHP adalah:
1. Pasal 354 yaitu dengan sengaja melukai orang lain, atau,
2. Pasal 231 yaitu dengan sengaja mengeluarkan barang-barang yang disita, atau,
3. Pasal 232 (2) yaitu dengan sengaja merusak segel dalam penyitaan, atau,
4. Pasal 187 yaitu dengan sengaja menimbulkan kebakaran.

Sedangkan Culpa dapat diartikan kealpaan, adalah seseorang dapat dipidana bila


kesalahannya itu berbentuk kealpaan, misalnya, menurut Pasal 359 KUHP yaitu dapat dipidana
seseorang yang menyebabkan matinya orang lain karena kealpaan. Contoh lain delik-delik
culpa dalam KUHP adalah:
1. Pasal 189 yaitu karena kealpaan menyebabkan kebakaran, atau
2. Pasal 360 yaitu karena kealpaan menyebabkan orang lain mendapatkan luka-luka berat, atau
3. Pasal 232 yaitu karena kealpaannya menimbulkan rusaknya segel dalam penyitaan, atau
4. Pasal 231 (4) yaitu kealpaannya menyebabkan dikeluarkannya barang-barang dari sitaan

4. Uraikan Dasar - Dasar Peniadaan Pidana & Pengertian Perbuatan Melawan Hukum !!?

Jawab:

Dasar peniadaan pidana haruslah dibedakan dengan dasar penghapusan penuntutan, yang
pertama ditetapkan oleh hakim dengan menyatakan bahwa sifat melawan hukumnya
perbuatan hapus atau kesalahan pembuat hapus, karena adanya ketentuan undang-undang dan
hukum yang membenarkan perbuatan atau yang memaafkan pembuat. Dalam hal ini hak
menuntut jaksa tetap ada, namun terdakwa tidak dijatuhkan pidana. Ia harus dibedakan dengan
dipisahkan dari dasar peniadaan penuntutan pidana menghapuskan hak menuntut jaksa, karena
adanya ketentuan undang-undang.
Dasar peniadaan pidana lazim dibagi dua, yaitu dasar pembenar dan dasar pemaaf :
1.         Dasar Pemaaf, unsur-unsur delik sudah terbukti, namun unsur kesalahan tak ada pada
pembuat. Maka terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum. Dalam hal ini misalnya :

 adanya ketidakmampuan bertanggungjawab si pembuat (Pasal 44 ayat 1)


 adanya daya paksa mutlak dan perlampuan keadaan darurat (noodtoestandexces, Pasal
48)
 adanya pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodwerexes, Pasal 49 ayat 2)
 karena menjalankan perintah jabatan yang tidak sah dengan itikad baik (Pasal 51 ayat 2)

2.      Dasar Pembenar, sifat melawan hukum perbuatan hapus atau tidak terbukti, maka perbuatan
terdakwa dianggap patut dan benar sehingga terdakwa harus dibebaskan oleh hakim. Dalam hal
ini misalnya :

 adanya daya paksa relative dan keadaan darurat (overmacht, Pasal 48)
 adanya pembelaan terpaksa (noodweer, Pasal 49 ayat 1)
 karena sebab menjalankan undang-undang (Pasal 50)
 karena melaksanakan perintah jabatan yang sah (Pasal 51 ayat 1)

Perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata), berbunyi: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”

Perbuatan melawan hukum berarti adanya perbuatan atau tindakan dari pelaku yang
melanggar/melawan hukum. Perbuatan melawan hukum itu tidak saja perbuatan yang melawan
undang-undang, tetapi juga melanggar hak subjektif orang lain, bertentangan dengan
kewajiban hukum si pelaku, bertentangan dengan kesusilaan, dan bertentangan dengan sikap
kehati-hatian yang sepatutnya dalam masyarakat.
5. Mengapa dalam ilmu hukum pidana di kenal Teori Sebab - Akibat !? Jelaskan ...............

Jawab:

 AJARAN SEBAB AKIBAT (KAUSALITAS)


Hubungan sebab akibat ( kausalitas). berasal dari kata causalitas yaitu sebab. ajaran ini banyak
berhubungan dengan delik materiil. sebab inti dari delik materiil adalah adanya akibat yang
dilarang.
contohnya : Delik formil (pasal 362, 242 KUHP)

       Delik materil (pasal 338, 351, 187 KUHP)

Tujuan pada akibat adalah sebab dari pada akibat. disini dicari banyak atau beberapa sebab yang
dinamakan  syarat dari akibat itu. adalah tiap perbuatan yang  merupakan syarat dari akibat
apabila perbuatan itu tidak dapat ditiadakan untuk menimbulkan suatu akibat.

Anda mungkin juga menyukai