A. Isilah
Istilah tindak pidana dipakai sebagai pengganti “ strafbaar feit “ di
Dalam perundang-undangan pidana istilah “ strafbaar feit “ diartikan bermacam-
macam, seperti : ada yang mengartikan tindak pidana, perbuatan melawan
hukum,perbuatan pidana,peristiwa pidana delik dan sebagainya
Penempatan antara norma dan sanksi pidana dalam undang-undang ada 3 (tiga)
macam yaitu:
1.Penempatan norma dan sanksi sekaligus dalam satu
pasal. 2.Penempatan terpisah.
3.Sanksi sudah dicantumkan lebih dahulu, baru normanya ditentukan kemudian.
G. Hubungan Sebab
Akibat/Causaliteit Teori-teori
causalitas.
1. Teori Ekivalensi dari Von Buri.
2. Teori Individualisasi.
3. Teori Generalisasi.
BAB XIII
Dipidananya seseorang tidaklah cukup bila orang itu telah melakukan tindak
pidana melainkan, ada syarat lain yaitu dilakukan dengan kesalahan.
Di Anglo Saxon dikenal dengan asas Actus non facit reum nisi mens sit rea/
mens rea/ evil mind/ evil will/ guilty mind, yang melekat pada si pembuat, merupakan
subyektis guilt.
Menurut Idema membicarakan kesalahan berarti membicarakan tentang
jantungnya hukum pidana. Begitu juga menurut Sauer.
Sauer mengatakan ada 3 (tiga) persoalan pokok dalam hukum pidana yaitu:
- Kesalahan
- Sifat melawan hukum
- Pidana
Mengenai hubungan antara kebebasan kehendak dengan ada atau tidak adanya
kesalahan ini, ada 3 (tiga) pendapat:
1. Pendapat yang Indeterminis
2. Pendapat Determinis
3. Pendapat yang mengatakan ada dan tidaknya kebebasan kehendak itu
untuk hukum pidana tidak menjadi soal
Pengertian kesalahan menurut beberapa sarjana:
1. Mezger
2. Simons
3. Van Hamel
4. Pompe
Kesalahan dapat dilihat dari 2(dua) sudut, yaitu:
a. Menurut akibatnya, ia adalah hal yang dapat dicelakan.
b. Menurut hakekatnya, ia adalah hal yang dapat dihindarkannya
perbuatan yang melawan hukum.
BAB XIV