NIM : 8111421266
Tugas Hukum Pidana 1 (Kesalahan dan Kemampuan Bertanggungjawab)
2. Apakah ada asas yang berlaku dalam kesalahan? Sebutkan dan jelaskan!
Ada, yaitu asas “Tiada Pidana Tanpa Kesalahan” (Keine Strafe ohne Schuld atau Geen
Straf Zonder Schuld atau Nulla Poena Sine Culpa) culpa di sini dalam arti luas, meliputi
juga kesengajaan. Asas ini tidak tercantum dalam KUHP Indonesia atau dalam peraturan
lain, namun berlakunya asas tersebut sekarang tidak diragukan. Akan bertentangan dengan
rasa keadilan, apabila ada orang yang dijatuhi pidana padahal ia sama sekali tidak bersalah.
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman (UU No. 14/1970) berbunyi
“Tiada seorang jua pun yang dapat dijatuhi pidana kecuali apabila Pengadilan, karena alat
pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat keyakinan, bahwa seorang yang
dianggap dapat bertanggungjawab, telah bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas
dirinya.
4. Untuk ada pemidanaan harus ada kesalahan, kesalahan ada hubungan dengan
kebebasan berkehendak. Ada atau tidaknya hubungan kesalahan dengan kebebasan
berkehendak ada 3 pendapat. Sebutkan dan jelaskan! KUHP menganut yang mana?
a. Kaum Indeterminis, yang pada dasarnya berpendapat, bahwa manusia mempunyai
kehendak bebas dan ini merupakan sebab dari segala keputusan kehendak. Tanpa ada
kebebasan kehendak maka tidak ada kesalahan, apabila tidak ada kesalahan maka tidak
ada pencelaan, sehingga tidak pemidanaan.
b. Kaum Determinis, mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai kehendak bebas.
Keputusan kehendak ditentukan sepenuhnya oleh watak (dalam arti nafsu-nafsu
manusia dalam hubungan kekuatan satu sama lain) dan motif-motif, ialah perangsang-
perangsang yang datang dari dalam atau dari luar yang mengaktifkan watak tersebut
ini berarti bahwa seseorang tidak dapat dicela atas perbuatannya atau dinyatakan
mempunyai kesalahan, sebab ia tidak punya kehendak bebas. Namun meskipun diakui
bahwa tidak punya kehendak bebas, itu tak berarti bahwa orang yang melakukan tindak
pidana tidak dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya. Justru karena tidak
adanya kebebasan kehendak itu maka ada pertanggungjawaban dari seseorang atas
perbuatannya. Tetapi reaksi terhadap perbuatan yang dilakukan itu berupa tindakan
(maatregel) untuk ketertiban masyarakat, dan bukannya pidana dalam arti “penderitaan
sebagai buah hasil dari kesalahan oleh si pembuat”.
c. Golongan ketiga mengatakan: ada dan tidak adanya kebebasan kehendak itu untuk
Hukum Pidana tidak menjadi soal (irrelevant). Kesalahan seseorang tidak dihubungkan
dengan ada dan tidak adanya kehendak bebas.
KUHP kita berpijak kepada indeterminisme, sesuai dengan aliran Klasik (neo-
klasik). Aliran modern (positif) berpandangan deterministis.
10. Bagaimana KUHP mengatur untuk orang yang tidak mampu bertanggungjawab?
Jelaskan!
Menurut pasal 44 ayat (2) KUHP, apabila tersangka ternyata tidak mampu
bertanggungjawab karena keadaan-keadaan yang disebut dalam ayat (1), maka Hakim
dapat memerintahkan agar ia dimasukkan dalam rumah sakit jiwa selama suatu masa
percobaan yang tidak melebihi waktu satu tahun.