Anda di halaman 1dari 3

Berbicara tentang pertanggungjawaban pidana, tidak terlepas dari konsep asas

kesalahan, sebab asas ini merupakan asas yang sangat mendasar dalam

mempertanggungjawabkan perbuatan tindak pidana’’ Tiada Pidana tanpa Kesalahan (geen

straf zonder schuld beginel). asas ini menunjukan bahwa seseorang tidak dapat dipidana

apabila ia tidak mempunyai kesalahan, baik berupa kesengajaan maupun kealpaan.

Ada beberapa ahli yang mencoba mengartikan kesalahah. Simons, tidak memberikan

definisi kesalahan, namun memberikan syarat kesalahan berupa perbuatan melawan hukum

dan adanya kehendak perbuatan tersebut. Sedangkan Van Hamel melihat kesalahan dalam

suatu delik merupakan pengertian psikologis; hubungan antara kedaan psikis pelaku dan

terwujudnya delik karena perbuatannya. Kesalahan dalam pengertian hukum adalah

pertangungjawaban hukum.1

Bertolak dari Pengertian yang dikemukakan oleh Van Hamel, maka Van Bemmelen dan

Van Hattum berksimpulan Pertama, dapat dikatakan bahwa kesalahan dalam pengetian

yang luas identik dengan pertanggungjawaban. Kedua, kesalahan tidak hanya dilihat dari

pengertian psikologis, namum dilihat juga dari pengertian hukum yang kemudian dikenal

dengan kesalahan dalam pengertian normati. 2

Pengertian kesalahan secara psikologis dilihat dari sikap batin subyektif pelaku,

sedangkan kesalahan dalam pengertian normatif terkait dengan penilaian dari luar dengan

menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat normatif yang kemudian dicelakan kepada pelaku

apakah perbuatan tersebut dapat dihindari ataukah tidak oleh pelaku.3

1
Eddy O.S. Hiariej, 2016, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma Pustaka,
Yogyakarta. Hal 157
2
Ibid. 159
3
Ibid
Dengan demikian, untuk menentukan adanya kesalahan subjek hukum harus

memenuhi beberapa unsur, antara lain : (1) Adanya kemampuan bertanggung jawab pada si

pembuat, (2) Hubungan batin antara si pembuat danperbuatannya yang berupa kesengajaan

(dolus) atau kealpaan (culpa), (3) Tidak adanya alasan penghapus kesalahan atau tidak

adanya alasan pemaaf. 4 Tiga unsur ini merupakansatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lain, dimana unsur yang satu bergantung pada unsur yang lain.

Daftar Pustaka

1. Eddy O.S. Hiariej, 2016, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma

Pustaka,

Yogyakarta.

2. Sudarto, 1983, Hukum dan Perkembangan Masyarakat, Sinar Baru, Bandung

4
Sudarto, 1983, Hukum dan Perkembangan Masyarakat, Sinar Baru, Bandung. Hal. 91

Anda mungkin juga menyukai