Anda di halaman 1dari 10

ALAT BUKTI, BARANG BUKTI DAN TEORI PEMBUKTIAN

A. PENGERTIAN PEMBUKTIAN
Beberapapakarmemberikanpandangannyaterkaittentang arti dariistilah system
pembuktiansepertiberikut :
1. Subekti yang berpandanganbahwamembuktikanadalahupayauntukmeyakinkan hakim
tentangkebenarandalilataudalil-dalil yang dikemukakandalamsuatupersengketaan.
2. SudiknoMertokusumomemilikipendapatberbedayakni, yang disebutdalam arti
yuridisdarikontekspembuktianadalahupayauntukmemberidasar-dasar yang cukupkepada
hakim yang memeriksaperkara yang
bersangkutangunamemberikepastiantentangkebenaranperistiwa hokum yang
diajukantersebut.
Pembuktianmerupakanupayahukum yang
dilakukangunamemberikankejelasanberkaitantentangkedudukanhukumbagipihak-
pihakdengandilandasidengandalil-dalilhukum yang di utarakan oleh para pihak,
Sehinggadapatmemberikangambaranjelas pada hakim untukmembuatkesimpulan dan
keputusantentangkebenaran dan kesalahan para pihak-pihak yang berperkaratersebut.
Tujuandaripembuktianadalahuntukmemberikangambaranberkaitantentangkebenaranatassuatu
peristiwa, sehinggadariperistiwatersebutdapatdiperolehkebenaran yang dapatditerima oleh
akal. Pembuktianmengandung arti bahwabenarsuatuperistiwapidanatelahterjadi dan
terdakwalah yang bersalahmelakukannya,
sehinggaharusmempertanggungjawabkannya.Pembuktianadalahketentuan-ketentuan yang
berisipenggarisan dan pedomantentangcara-cara yangdibenarkanundang-
undangmembuktikankesalahan yang didakwakankepadaterdakwa. Pembuktian juga
merupakanketentuan yang mengaturalat-alatbukti yang dibenarkanundang-undang dan
bolehdipergunakan hakim membuktikankesalahan yang didakwakan.

B. ALAT BUKTI
Hari Sasangka dan Uly Rosita,
berpendapatbahwapentingnyakeberadaanalatbuktiitusendiritidakdapatdilepaskandenganfungs
ipembuktiandalamperkarapidanayaitu:
1. Bagipenuntutumum, pembuktianmerupakanusahauntukmeyakinkan hakim
yakniberdasarkanalatbukti yang ada, agar
menyatakanseorangterdakwabersalahsesuaidengansuratataucatatandakwaan.
2. Bagiterdakwaataupenasihathukum, pembuktianmerupakanusahasebaliknya,
untukmeyakinkan hakim yakniberdasarkanalatbukti yang ada, agar
menyatakanterdakwadibebaskanataudilepaskandarituntutanhukumataumeringankanpidan
anya. Untukituterdakwaataupenasihathukumjikamungkinharusmengajukanalat-alatbukti
yang menguntungkanataumeringankanpihaknya.
3. Bagi hakim atasdasarpembuktiantersebutyaknidenganadanyaalatalatbukti yang
adadalampersidanganbaik yang
berasaldaripenuntutumumataupenasihathukum/terdakwadibuatdasaruntukmembuatkeputu
san.

Pasal 183 KUHAP mengaturberkaitantentang hakim tidakbolehmenjatuhkanpidana pada


seorangkecualiditemukansekurang-kurangnyaterdapat 2 (dua) alatbukti yang sah dan
atasnyamemperolehkeyakinanbahwasuatutindakpidanabenar-benarterjadi dan
bahwaterdakwalah yang bersalahmelakukannya. dan jenis-jenisalatbukti yang
sahmenuruthukum, yang tertuangdalamPasal 184 ayat (1) KUHAP yaitu :
a. Keterangansaksi;
b. Keteranganahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keteranganterdakwa.

KETERANGAN SAKSI
a. SyaratSaksisebagai Alat Bukti
Pasal 1 angka 26 KUHAP menyatakan: Saksiadalah orang yang
dapatmemberikanketerangangunakepentinganpenyidikan, penuntutan dan
peradilantentangsuatuperkarapidana yang iadengarsendiri, ialihatsendiri dan
iaalamisendiri. PenjelasanPasal 185 ayat (1) KUHAP:
Dalamketerangansaksitidaktermasukketerangan yang diperolehdari orang lain
atautestlmonium de auditu. Keterangansaksi yang mempunyaikekuatanalatbukti, ada 3
syaratyaitu:
1) SyaratObyektif:
a. Tidakbolehadahubungankeluarga
b. Mampu bertanggungjawab:
1) Usia 15 tahun
2) Atausudahpernahkawin
3) Tidakgila
2) SyaratSubyektif:
a. Menerangkanapa yang ialihat, dengar, alamisendiri
b. Dasar-dasarataualasanmengapasaksimelihat, mendengar dan mengalamisesuatu
yang diterangkantersebut.
3) Syarat Formal
a. Keterangansaksidiucapkandalamsidangpengadilan
b. Diucapkan di bawahsumpah
c. Tidakdikenalunus testis nullus testis,
denganperkecualiansatusaksidapatmenjadisaksimanakaladidukungalatbukti yang
lain. Misalnyaketeranganterdakwa yang mengakuiperbuatannya.
Saksi
1. Wajibhadir, apabiladipanggil;
2. Tidakhadir, diancamdenganPasal 224,522KUHP.

3 (tiga) kelompok yang tidakwaiibmeniadisaksi:


1. Mereka yang mempunyaihubungankeluargadenganterdakwa (168 KUHAP):
Merekadapatmenjadisaksi:
a. PU dan Terdakwasetuju, makaketerangannyamengikat hakim;
b. PU dan/atauterdakwatidaksetuju, makaketerangannyatidakmengikat hakim
2. Karena pekerjaan,
jabatannyadiwajibkanmenyimpanrahasiadapatdimintamengundurkandiri (Pasal 170
KUHAP), misalnya: Pastor, dokter, notaris;
3. Secaramutlak (absolut) tidakdapatmeniadisaksi (Pasal 171 KUHAP):
a. Anak berusiakurangdari 15tahun dan belumkawin;
b. Orang sakitingatan.
b. PenggolonganSaksi
1) BerdasarkanKedudukan
a) Saksi korban Saksi korban adalahmereka yang menjadi korban daritindakpidana.
b) Saksibiasa
2) BerdasarkanKeterangan yang diberikan
a. Saksibiasa (lihatsyaratsaksi)
b. KeteranganahliKeteranganahlimerupakanketerangandiberikanberdasarkankeahlian
yang dimilikiseseorangberdasarkanilmupengetahuannya.
3) BerdasarkanSiapa yang membawa
a. A ChargeSaksi a chalgemerupakansaksi yang dibawa oleh penuntutumum.
Fungsinyamemberikanketerangan yang memberatkanterdakwa.
b. A De ChargeSaksia de chargemerupakansaksi yang dibawa oleh penasihathukum.
Fungsinyamemberikanketerangan yang meringankanterdakwa.
c. SaksiMahkota dan Saksiverbalisan
Saksimahkotaadalahseorangsaksi yang sekaligusmenjaditerdakwadalamkasus yang sama.
Ada 2 yurisprudensrterkaitkeberadaansaksimahkotainiyaitu:
a. BerdasarkanYurisprudensiMahkamah Agung'. 1174/Pid/1994 dan 1592 K/Pid/1994,
saksimahkotatidakdapatdiajukan.
b. KasusAntasari, Mahkamah Agung memperbolehkankeberadaansaksimahkota.

Patutdicatat di siniberdasarkanPasal 142 KUHAP


Dalamhalpenuntutumummenerimasatuberkasperkara yang memuatbeberapatindakpidana
yang dilakukan oleh beberapa orang tersangka yang tidaktermasukdalamketentuanPasal
141, penuntutumumdapatmelakukanpenuntutanterhadap masing-masing
terdakwasecaraterpisah.

KETERANGAN AHLI
Beberapacatatanterkaitdenganketeranganahliyaitu:
a. Yang tepatadalahketeranganahli dan bukansaksiahli.
b. Beberapacatatanterkaitdenganketeranganahlisebagaimanadiaturdalam, Pasal 120, 132,
133, 179, 186 KUHAP.
c. Yang dimaksuddenganketeranganahliadalahketerangan yang diberikan oleh seseorang
yang memilikikeahliankhusustentanghal yang
diperlukanuntukmembuatterangsuatuperkarapidanagunakepentinganpemeriksaan (Pasal 1
angka 28 KUHAP).
d. Yang disebutahliadalahahliatauahli yang mempunyaikeahliankhusus (Pasal 120
KUHAP).
e. Yang disebutahli yang mempunyaikeahliantentangsurat dan tulisan palsu (Pasal 132
KUHAP).
f. Yang disebutahlikedokterankehakimanataudokterahlinyauntukmenentukan korban luka,
keracunanataumati (Pasal 133 KUHAP).
g. Keteranganahliialahapa yang seorangahlinyatakan di sidangpengadilan (Pasal 186
KUHAP).
h. Dalamhaldiperlukanuntukmenjernihkanduduknyapersoalan yang timbul di
sidangpengadilan, hakim ketuasidangdapatmintaketeranganahli dan dapat pula minta agar
diajukanbahanbaru oleh yang berkepentingan.
i. Dalamhaltimbulkeberatan yang
beralasandariterdakwaataupenasihathukumterhadaphasilketeranganahlisebagaimanadima
ksuddalamayat (1) hakim memerintahkan agar halitudilakukanpenelitianulang.
j. Penelitianulangsebagaimanatersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh
instansisemuladengankomposisipersonil yang berbeda dan instansi lain yang
mempunyaiwewenanguntukitu
k. Ahli memberikanketerangan yang sebaik-baiknya dan yang
sebenarnyamenurutpengetahuandalambidangkeahliannya (Pasal 179 KUHAP). Hal
inimembawakonsekuensibahwaseorangahlitidakdapatdijerattelahmemberikanketeranganp
alsusepertihalnyaseorangsaksibiasa.
l. Bagimereka yang memberikanketeranganahli,
merekamengucapkansumpahataujanjiakanmemberikanketerangan yang sebaik-baiknya
dan yang sebenarnyamenurutpengetahuandalambidangkeahliannya.
Perbedaanketerangansakslbiasadenganketeranganahli:
URAIAN SAKSI BIASA AHLI
Jenisketerang Apa yang didengar, Berdasarkanilmupengetahuan yang dimilikinya
dilihat, dialamisendiri
an
Akibathukum Memberikanketeranganp Tidakadaakibathukum
alsu
Bunyisumpah Akan Akan memberikanketerangan yang sebaik-
memberikanketerangan baiknya dan yang
yang sebenamya dan sebenarnyamenurutpengetahuandalambidangkeah
tidak lain daripada yang liannya
sebenamya

SURAT
Pasal 187 berbunyi: Surat sebagaimanatersebut pada Pasal 184 ayat (1) hurul c,
dibuatatassumpahjabatanataudikuatkandengansumpah. BerdasarkanPasal 187 KUHAB
makakategorisuratitusendiriadalah:
1. Berita acara dan surat lain dalambentukresmi yang dibuat oleh pejabatumum yang
berwenangatau yang dibuat di hadapannya, yang
memuatketerangantentangkejadianataukeadaan yang didengar, dilihatatau yang
dialaminyasendiri, disertaidenganalasan yang jelas dan tegastentangketeranganitu. PA.F.
Lamintang, dalambukuKtabUndangUndang Hukum Acara
PidanadenganPembahasansecaraYuridisMenurutYurisprudensi dan llmuPengetahuan
Hukum Pidana, membeticontohmisalnyaaktanotaris, berita acara pemeriksaansurat.
2. Surat yang dibuatmenurutketentuan UU atausurat yang dibuat oleh pejabatmengenaihal
yang termasukdalam tata laksana yang menjadltanggungjawabnya dan yang
diperuntukkanbagipembuktiansesuatuhalatausesuatukeadaan.
P.A.F. Lamintang, membericontohmisalnyaputusanpengadilan, berita acara pemeriksaan
di tempatkejadian yang dibuat oleh penyidik.
3. Surat keterangandariahli yang
memuatpendapatberdasarkankeahliannyamengenaisesuatuhalatausesuatukeadaan yang
dimintasecararesmikepadanya.
4. Surat lain yang hanyadapatberlakujikaadahubungannyadenganisidarialatpembuktian yang
lain
PETUNJUK
Pasal 188 KUHAP yang berbunyi
(1) Petunjukadalahperbuatan, kejadianataukeadaan, yang karenapersesuaiannya, baikantara
yang satudengan yang lain, maupundengantindakpidanaitusendiri,
menandakanbahwatelahterjadisuatutindakpidana dan siapapelakunya.
(2) Petunjuksebagaimanadimaksuddalamayat (1) hanyadapatdiperolehdari:
a. Keterangansaksi.
b. Surat.
c. Keteranganterdakwa.

KETERANGAN TERDAKWA.
Beberapacatatanterkaitdenganketeranganterdakwasebagaimanadiaturdalam KUHAP yaitu:
2. Terdakwaadalahseorangtersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di
sidangpengadilan (Pasal 1 angka 15 KUHAP).
3. Keteranganterdakwaialahapa yang terdakwanyatakan di sidangtentangperbuatan yang
ialakukanatau yang iaketahuisendiriataualamisendiri (Pasal 189 ayat (1) KUHAP).
4. Keteranganterdakwa yang diberikan di
luarsidangdapatdigunakanuntukmembantumenemukanbukti di sidang,
asalkanketeranganitudidukung oleh suatubukti yang sahsepanjangmengenaihal yang
didakwakankepadanya (Pasal 189 ayat (2) KUHAP).
5. Keteranganterdakwahanyadapatdipergunakanterhadapdirinyasendiri (Pasal 189 ayat (3)
KUHAP).
6. Keteranganterdakwasajatidaklahcukupuntukmembuktikanbahwaiabersalahmelakukanper
buatan yang didakwakankepadanya, melainkanharusdisertaidenganalatbukti yang lain
(Pasal 189 ayat (4) KUHAP)

ALAT BUKTI ELEKTRONIK


Keberadaanalatbuktielektronikini, tidakdapatdilepaskandenganperkembanganperundang-
undanganterkaitdenganpembuktianperkaraprdanaseiringdenganperkembanganteknologi.
Khususnya pada tanggal 21 April 2008, ditandaidengandiundangkannyaUndang-
undangNomor 11 Tahun 2008 tentanglnformasi dan TransaksiElektronik (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 11, TambahanLembaran Negara Nomor 4843; untukselanjutnyadisingkat
UU ITE). Diundangkannya UUITE inimenunjukkanbahwabangsalndonesia,
tidakinginketinggalandalamkancahperkembanganteknologiinformasi,
khususnyadalamrangkamencegahpenyalahgunaanpemanfaatanteknologiinformasi.
TidakdapatdipungkirisebagaimanadisebutkandalamPenjelasanUmum UU lTE,
bahwaTeknologilnformasisaatinimenjadipedangbermatadua, oleh
karenaselainmemberikankontribusibagipeningkatankeseiahteraan, kemaiuan dan
peradabanmanusia, sekaligusmenjadisaranaefekti, perbuatanmelawanhukum.
Pasal 5 UU ITE yang berbunyi:
1) lnformasiElektronik dan/atauDokumenElektronik
dan/atauhasilcetakannyamerupakanalatbukti yang sah.
2) lnformasiElektronik dan/atauDokumenElektronik
dan/atauhasilcetaknyasebagaimanadimaksud pada ayat (1)
merupakanperluasandarialatbukti yang sahsesuaidengan Hukum Acara yang berlaku di
lndonesia.
Perundang-undangan yang mengaturalatbuktielektronik di sini, antara lain yaitu:
1. Undang-UndangNomor 5 Tahun 1997 tentangPsikotropika.
2. Undang-UndangNomor 20 Tahun 2001 tentangPerubahan Atas Undang-undangNomor 31
Tahun 1999 tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi
3. Undang-Undang 15 Tahun 2003 tentangPenetapanPerpuNomor 1 Tahun 2002
TentangPemberantasanTindakPidanaTerorisme.
4. Undang-UndangNomor 29 Tahun 2004 TentangPraktikKedokteran
5. Undang-UndangNomor '11 Tahun 2008 tentanglnformasi dan TransaksiElektronik
6. Undang-UndangNomor 35 Tahun 2009 TentangNarkotika
7. Undang-UndangNomor 8 tahun 2010 tentangPemberantasanTindakPidanaPencucian Uang
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Perllll/2008
TentangRekamMedis
KetentuanPerundang-undangan lain yang mengaturtentangalatbuktielektronik,
intinyasamaseperti UU lTE, hanyamengaturselainalatbuktisebagaimanadiatur oleh KUHAP,
makadikenalalatbuktielektronik,
namuntidakmemberikankelelasankedudukanalalbuktielektronikinisepertiapa.
KhususuntukUndang-UndangNomor 20 Tahun 2001 tentangPerubahan Atas Undang-
undangNomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 134, TambahanLembaran Negara Nomor 4150; dalamPasal 264
dengantegaskeberadaanalatbuktielektronikinisebagaialatbuktipetunjuk

C. BARANG BUKTI
Patut di catat di sini juga bahwameskipun KUHAP
tidakmemberikanpenjelasanapaitubarangbukti, namundenganmembaca 46 ayal (2) KUHAP
yang berbunyi: Apabilaperkarasudahdiputus, makabenda yang
dikenakanpenyitaandikembalikankepada orang ataukepadamereka yang
disebutdalamputusantersebut, kecualijikamenurutputusan hakim bendaitudirampasuntuk
Negara,
untukdimusnahkanatauunlukdirusakkansampaitidakdapatdipergunakanlagiataujikabendaterse
butmasihdiperlukansebagaibarangbuktidalamperkaralain. Nampak
bahwabarangbuktiiniterkaitdenganbarangataubenda yang
sudahdilakukanataudikenakanpenyitaan oleh aparatpenyidik. ( Benda ataubarang yang
dapatdisita, dapatdibacadalammateritentangpenggeledahan dan penyitaan).

D. TEORI PEMBUKTIAN
1. TeoriPembuktianBerdasarkan UU SecaraPositif = PositiefWettelijkeBewijsTheorie
a. Teoripembuktianinididasarkanmelulukepadaalat-alatbukti yang disebut UU
b. Menurut Simons, sistematauteoriiniberusahamenyingkirkanpertimbangansubjektif
hakim dan mengikat hakim secaraketatmenurutperaturanpembuktian yang keras.
c. Kelemahanteoriini: Mengesampingkankeyakinan hakim, sehingga hakim
tidakbisabergeraksecarabebasuntukmemutustenangkebenaranperkara yang dihadapi.
d. Kelebihan: Denganalatbukti yang sudahditentukan dan mengikathaki, maka hakim
harustunduk pada peraturan UU yang mengaturmasalahpembuktian.
e. Teorisudahtidakdianut oleh negara-negara di dunia.
2. TeoriPembuktianBerdasarkanKeyakinan Hakim saia = Conviction lntime
a. Teoripembuktianinididasarkanmelulukepadakeyakinan hakim atauhatinurani hakim,
sehinggapemidanaandimungkinkantanpadidasarkankepadaalat-alatbuktidalam UU.
b. Sisteminidianut oleh Perancis.
c. Kelemahansistem/teoriini: Terlalumemberikebebasan yang besarkepada hakim,
sehinggasulitdiawasi Di sisi yang lain, terdakwa juga sulitmelakukanpembelaan.
d. Kelebihansistem/teoriini: Di tangan hakim yang jujur, berdedikasi dan bermoral,
akanbisadiharapkanputusan yang adilbagiterdakwamaupundirasakan oleh masyarakat.
3. TeoriPembuktianKeyakinan Hakim atasAlasan yang Logis = La Conviction
RaisOnnee.
Teoripembuktianinididasarkankepadakeyakinan hakim sampaibatastertentu.
Menurutteoriini hakim dapatmemutuskanseseorangbersalahberdasarkeyakinanya yang
didasarkankepadadasar-dasarpembuktiandisertaidengansuatukesimpulan.
Teoriinipecahmenjadi 2 yaitu:
a. Teoripembuktiankeyakinan hakim atasalasan yang logis;
b. TeoripembuKianberdasarundang-undangsecaranegatief

Teoripembuktiandenganalasanlogis Teoripembktianberdasarkan UU
secaranegatif
Pangkaltolak pada keyakinan hakim Pangkaltolak pada ketentuan UU
Dasarnyaadalahkonkluai yang Didasarkan pada ketentuan UU yang
tidakdidasarkan pada UU, tetapi pada menyebutkansecaralimitatif
pengalaman hakim

Anda mungkin juga menyukai